Mari kita sepakati rasa,
sebelum udara kental dengan jelaga,
sebab dimana-mana terbaca,
jejak berdarah goresan sikapmu,
segampang membalik telapak tangan kau kira,
menata hati
jika sudah luka,
bahkan lebih mudah dari itu,
menyatakan rasa,
tak cuma disatu beranda,
kau tawarkan madu dibibir bergincu,
lalu dengan mudah kau pasang harga,
kenikmatan sesaat tumbalnya,
semula aku tak percaya,
jika separah ini kelamnya jiwa,
malah jauh lebih hitam dari hitam yang kutau
tak sedikitpun mencerminkan hati manusia.
lebih bringas dari srigala,
merobek dua dunia tak bersisa,
melukiskan keringnya rasa,
siapapun takkan percaya,
tapi inilah kenyataannya.....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.-----------------------------------------------------
-----Makassar Sapo Terulang, Sabtu malam 09 Juni 2012. Cttn harian putra Fajar.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar