RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Jumat, 15 Juni 2012

SEPENGGAL NYANYIAN HATI UNTUK DIA


Berjalan Ku Di Hutan Cemara
Langkahku Terasa Kecil Dan Lelah
Makin Dalam Lagi
Ku Ditelan Fatamorgana

Tebing Tanah Basah Di Pinggir Jalan Setapak
Seperti Garis Wajahmu
Teduh Dan Kasih
Tapi Makin Dalam Lagi
Ku Mulai Dicengkram Kerinduan

Pokok Pinus Di Tengah Hutan
Terduduk Ia Sendiri
Menjerit Tak Bersuara
Angin Gunung Basa-Basi
Menyapa Dan Terbang Entah Ke Mana

Jalan Setapak Terbungkus Kabut
Darahku Dan Jiwaku Menyatu Ditelan Bumi
Kerlap-Kerlip Kunang-Kunang
Memancarkan Kebisuan

Kabut Putih Melintas Di Jalanku
Jarak Pandangku Dua Langkah Ke Depan
Ada Seberkas Cahaya Menembus Rimbun Dedaunan
Sanggupkah Menerangi Jalanku..?

Coba Diam Sejenak, Amati Suara Angin
Barangkali Di Sana Ada Yang Ku Cari
Coba Dekapkan Di Bawah Sinar
Sudah Kutumpahkan Lewat Nyanyian
Salah Satu Cara Untuk Menyiasati Rindu
Kadang-Kadang Tanpa Terasa
Tetes Air Mata Membasahi Pipi

Apakah Mungkin Engkau Merasakan
Rindu Seperti Yang Aku Derita?
Jauh Terbentang Bukit Dan Lautan
Waktu Pun Seperti Berhenti Berdetak

Apakah Mungkin Gelora Cintaku
Dapat Kau Tangkap? Ku Kirim Lewat Angin
Aku Khawatir Kalimat Yang Kutulis,
Kurangkai Berhari-Hari Tetap Tak Berbalas

Kadang-Kadang Bumi Kucurigai
Menyembunyikan Jawabanmu
Kupelihara Kegelisahan Untuk Mengasah
Ketajaman Rasa, Kepekaan Jiwa

Pernahkah Engkau Coba Menerka
Apa Yang Tersembunyi Di Sudut Hati?
Derita Di Mata, Derita Dalam Jiwa
Kenapa Tak Engkau Pedulikan?

Pernahkah Engkau Coba Membaca
Sorot Mata Dalam Menyimpan Rindu?
Sejuta Impian, Sejuta Harapan
Kenapakah Mesti Engkau Abaikan?

Haruskah Aku Menyerah Melawan Kebisingan?
Suara Hatiku, Jeritan Jiwaku
Menggumpal Dalam Tanda Tanya

Haruskah Aku Mencari Suara-Suara Burung
Di Tengah Lautan, Di Atas Matahari?
Untuk Kuubah Jadi Nyanyian.

Mengapa Kau Tak Melihat Apa Yang Aku Fikirkan?
Semuanya Terbuka Terbaca Di Mataku
Mengapa Kau Tak Peduli Isyarat Yang Kukirimkan
Lewat Sejuta Puisi, Lewat Selaksa Bunga

Engkau Tetap Diam Membeku
Kau Tepiskan Mimpi-Mimpiku
Kuhunus Pedang Cinta Kupekikkan Asmara
Semula Kau Tetap Diam
Kemudian Kau Tersenyum
Ingin Kupetik Bintang Kejora
Untuk Kusematkan Di Dadamu,
Di Jantungmu

Mengapa Hanya Namamu Terpatri Dalam Jiwaku?
Haruskah Aku Menyerah Sebelum Aku Coba?

Coba Kau Tinggalkan Aku Sendiri
Untuk Belajar Menahan Kerinduan
Dan Untuk Menimbang Sampai Seberapa
Kadar Cinta Kasihku Kepadamu,
Sampai Seberapa Kesetiaanku Padamu

Coba Kau Biarkan Aku Berfikir
Apa Yang Mesti Kukatakan Padamu
Setiap Orang Selalu Saja Bicara
Tentang Masa Depan Dan Masa Silam
Aku Akan Jujur Saja Dan Kukatakan, “Aku Cinta Padamu.”

Kulihat Kaki-Kaki Burung Berdansa
Kudengar Putik-Putik Kembang Berdendang
Itukah Pertanda Aku Jatuh Cinta?
Itukah Pertanda Hatiku Kembali Tergugah?

Coba Kau Renungkan Sekali Lagi
Di Sisi Manakah ‘Ku Harus Berdiri
Sebab Ini Semua Tergantung Padamu
Sedang Di Sini Telah Kubuka Tanganku
Sekarang Tinggal Bagaimanakah Kau Bersikap Padaku

Kau Dengarkan Dan Coba Renungkan
Gelombang Di Laut Nyanyikan Rindu
Menikam Kalbu

Benarkah Telah Kering Kasih Sayang Di Jantungmu
Layaknya Musim Ini Berkaca Pada Sikapmu?
Ranting-Ranting Patah Gemeretak
Belalang Pun Terbang Mencari Hijau

Pernahkah Engkau Dengar Nyanyian Burung Murai
Ketika Gerimis Turun Langit Tertutup Kabut?
Bersiul Memilukan, Berderai Menikam Mendung
Suara Laut Pun Sirna, Terbang Entah Ke Mana

*****
Jembatan Batu Di Sebelahku Diam
Pancuran Bambu Kecil Memercikkan Air
Menghempas Di Atas Batu Hitam
Merintih Menikam Sepi Pagi

Pucuk-Pucuk Cemara Bergoyang-Goyang
Diterpa Angin Dingin Bukit Ini
Seperti Mengisyaratkan Doa
Rahasia Alam Diam Di Sekitarnya

Mengapa Jiwaku Mesti Bergetar
Sedang Musikpun Manis Kudengar
Mungkin Karena Kulihat Lagi
Lentik Bulu Matamu
Bibirmu Dan Rambutmu Yang Kau Biarkan
Jatuh Berderai Di Keningmu
Makin Mengajakku Terpana
Kau Goreskan Gita Cinta

Mengapa Aku Mesti Duduk Disini
Sedang Kau Tepat Didepanku
Mestinya Ku Berdiri Berjalan Kedepanmu
Kusapa Dan Kunikmati Wajahmu
Atau Kuisyaratkan Cinta
Tapi Semua Tak Kulakukan
Kata Orang Cinta Mesti Berkorban

Mengapa Dadaku Mesti Bergoncang
Bila Kusebutkan Namamu
Sedang Kau Diciptakan Bukanlah Untukku
Itu Pasti Tapi Aku Tak Mau Perduli
Sebab Cinta Bukan Mesti Bersatu

Izinkanlah Kukecup Kenigmu
Bukan Hanya Ada Didalam Angan
Esok Pagi Kau Buka Jendela
Kan Kau Dapati Seikat Kembang Merah
Bantulah Aku Temukan Diri
Manyambut Pagi Membuang Sepi
Izinkanlah Aku Kenang Sejenak Perjalanan
Dan Biarkan Kumengerti
Apa Yang Tersimpan Dimatamu

Barangkali Di Tengah Telaga
Ada Tersisa Butiran Cinta
Dan Semoga Kerinduan Ini
Bukan Jadi Mimpi Di Atas Mimpi
Izinkanlah Aku Rindu Pada Hitam Rambutmu
Dan Biarkan Ku Bernyanyi
Demi Hati Yang Risau Ini

Kata Demi Kata Ku Rangkai Untukmu
Nampaknya Tak Sepenuhnya Kau Mengerti
Memang Yang Ku Tulis Kalimat Bersayap
Karena Begitulah Puisi

Namun Sesungguhnya
Aku Hanya Ingin Mengatakan
Aku Cinta Kamu
Cinta Seperti Kupu-Kupu Yang Terbang Melayang
Sayapnya Warna-Warni Memabukkan
Bila Kau Kejar Ia Terbang Semakin Jauh
Bayangnya Pun Tak Mampu Kau Raih
Bila Engkau Diam Ia Akan Datang Menghampiri
Hinggap Di Hatimu..

Senja Hitam Ditengah Ladang
Di Hujung Permatang Engkau Berdiri
Putih Diantara Ribuan Kembang
Langit Diatas Rambutmu
Merah Tembaga
Engkau Memandangku

Inginku Berlari
Mengejar Seribu Bayangmu
Tak Peduli Kau Kuterjang
Biar Pun Harusku Tembus Padang Ilalang

Di Sinilah, Di Dalam Dada
Menetes Temurun Cintaku Bara Hidup
Di Sinilah Di Dalam Jiwa
Kan Kau Temui Kata Cinta…..

By : Ebiet G. Ade
Dari : Qie Qoek
Tanjungbalai,Sumatera Utara

1 komentar: