Kutitipkan lelahku
pada sebatang harap yang hanyut dialur kehidupan
meliukkan ritme tarian ombak pinggiran sungai,
berbenturan sana sini ditikungan malam gulitanya kota
menggigil kedinginan dihamparan sunyi senyap
disaksikan cadas beku ketakutan pada teriakan merintih
kita sudah diujung jalan
tengoklah kekalutan diwajah sang penjual es lilin
adalah fakta hidup yang sama sekali tak bersahabat
cuma akrab dengan para pecundang dari negeri kegelapan,
bagaimana lagi harus kutuliskan permohonan diri,
agar titian lelahku mencapai langit
sementara nyanyian senja tak lagi bisa kumandang
sebab pecah tenggorokan dibenturkan kekejaman,
nasib yang tak memihak
atau tuan yang tak berpihak
yang manapun sama tak bergunanya
bagi priuk nasi yang kosong
hari ini---
----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar.----
----Makassar sapo terulang, Sabtu malam 21 July 2012. 22:02.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar