Dek,
kurangkai kata ini seiring malam yang beringsut
meninggalkan bayang hitam dijendela rumahku,
gemetar seluruh tubuh bermandikan keringat dingin,
sebab tak sedikit pun aku alfa mencatat birunya masa itu,
dari halaman sekolah hingga jalanan kota kenangan,
kita pernah bercerita tentang bahasa sukma,
padahal waktu itu kita masih belia,
meski tak ada kata cinta,
tapi semua mengisyaratkan sejenisnya,
apakah catatan itupun masih kau simpan,
dipustaka kelam masa silam,
meski berkali kali sudah kau ucap maaf,
tapi rasa bersalah tetap melekat,
disepanjang tarikan nafas sesalkan keadaan,
aku atau kau yang mestinya berkata,
aku sudah lupa siapa yang menyulut api,
hingga hangus seluruh jiwa,
sekarang, bisakah kita tetap saling menyapa,
pada irama yang serupa tapi tak sama,
setidaknya meringankan beban nurani,
menjalani sisa hidup ini
kau dijalanmu, aku dijalanku
semoga gemetarku tak berkelanjutan,
pada lelah yang tak tertahankan....
---- by Perlazank Menthaze , anak melumang-----
-----Diski Sapo Terulang, selasa 10 July 2012.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar