RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Senin, 23 Desember 2013

Kumpulan Puisi Mauja Naurra-PUISI PALSU


PADAMU MAMA

~ padamu mama........... ~ ma................ tiap kali aku ingin kembali menjadi bayimu berada dirangkulanmu, menangis dalam dekapmu telungkup diatas dadamu seraya mengadukan isakku mama.................. ternyata anakmu belum lagi menjadi dewasa belum lagi dapat setegar dan sekuat mama mampu berjalan dalam segala musim dengan senyuman meski dalam belasan tahun dengan kesendirian teringat kilas kerdilnya sebuah hati betapa lemah dan kecilnya jemari ini.... begitu rentan tanpa sentuhan lembut kasihmu berapa kali harus terlupakan karna ke egoan ku dengan segenap kelembutan kasih sayangmu mama diantara sekian banyaknya kesalahan dan kelalaian anakmu jika aku belum mampu membuatmu tersenyum didunia izinkanlah dengan keridhaanmu............... menyisakan sedikit senyuman dihatimu mama kemudahan menutup mata menuju ke ridhaan Illahi Rabbi

Oleh: Mauja Naurra

----------------------------

PUISI PALSU

with: @[100001852869276:2048:Pujangga Sintink], @[100004552844079:2048:Ryan Abel] Rupa rupawan khalil... Dari opsi tangan gibran pencuri kata kitab sangsekerta... Manipulasi suku ejaan tantular Telak kata jeplakan jubah membungkus warna sinis penyair, mengumpat pura mirip secarik bait tersirip akbar karya pati neruda adalah luka... dunia kala penepis, peradaban kesan, pesan miniatur pelantun. Bising.... luah obor picu pemuja emosi buku Pena chairul berdalih... Mengayun setinta cinap para cendikiawan yunani mengakal paragraf mesir wajah cleopatra pada telapak gajahyana Sandi simbol menyingkap prahara santun candu rupa usung pemikat aroma. Jiwa mengepul roman asap dibalik layar... Tabir,gerai lesung jeda spasi penguasa... Kilah darma rengkut nalar pujangga Terangkum di lapak alfabet transparan tebak ketiak epilog. Ketikan kutub teriklim himpun mata, berkacalah makna koma angka.. Khidmah lentik ruas jemari cerminan hasta, sepuluh ruas dalam masa penyandang 26 beban keaslian abjad... Tunas batu mulai hamili lontar diatas kertas warna peradaban... Dewan mengkais tatanan kuno, pada panji sampul itu prasasti wantoro sebelum penjiplak memenorkan rahim pribahasa. Antara melayu segian kamuflase jawa kawi mengklaim setidaknya ini PUISI PALSU... tangan tangan memungut kata dari kotak perhiasan abjad, Belukar kerumitan latin memakna, bahasa prasangka tertukar kilah pesona.. bertuturnya jeda, aksen tirani petarung sajak Dalam gelar sastra penjejal.. Tiap jengkal pena tertawa... tajam penyungging sinis... kebesaran makar... Jiwa tertindas ikat mengebat mati lipatan penjuru abstrak.. Labil sinonim hati... Pekik sorai tampar aduan rasa sambung jeda taji genggam penghapus waktu. Mengkaji pilahan bab terbelah empedu wiyata buncah,,, tebar kemurnian pahit pergelang ganesha Kalimat kalimat berkaki memanas mata berjejal menuang palsu kolosal perjamu.. Mauja lemparan lemparan kalimat sintink, Naurra pada bilahan tangan fikri... Sang anak satam dalam rengkarnasi zaman...

Oleh: Mauja Naurra

-----------------------------

JIWA

jiwa yang terperangkap kepulan ilusi
telah merobek setahap demi setahap
dari sebuah hasutan kerap berbisik

sindrom sebuah kegagalan mengusik
menjelma satu reinkarnasi sosok yang terpasung
ilustrasi merubah skema tiap alineanya

kiprah kembara langitpun tercela
didalam kejayaan juru selamat pun terkikis sudah
tutur darma tersingkap karma pelakonnya

jiwa yang mati ........
berjalan tanpa bekal melewati lorong fana
mengusap sesal sejengkal nafas meregang nyawa

~jiwa yang mati........~



Oleh : Mauja Naurra
Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar