RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Jumat, 14 Februari 2014

PENGARUH TEATER BARAT MODERN TERHADAP PERKEMBANGAN TEATER INDONESIA


Kalau kita membahas karya Hendirk Ibsen, maka kita tidak terlepas dari unsur, bentuk serta gaya pengarang itu sendiri.Contohnya :Ibsen, dramawan Norwegia ini tidak mempergunakan gaya penulisan klasik atau konfensi penulisan Shakespeare.Ini dapat dilihat baik dalam penggunaan bahasa maupun dalam penempatan pemeran.Ibsen lebih cenderung menggunakan bahasa yang sederhana(Ordinary language), tidak berbentuk lirik atau blank verse,dan pemerannya juga tidak akan selalu berasal dari keturunan raja-raja atau orang-orang berstatus aristokrat tetapi selalu berasal dari rakyat biasa(Common people).Hal demikian dapat dilihat dalam karyanya "A Doll's House", Nora dan Helmer adalah toko yang berasal dari keluarga yang biasa saja.Sistim penempatan unsur, bahagian penting serta gaya penulisan Ibsen ini sangat mempengaruhi perkembangan penulis naskah drama Indonesia, terutama sekali dalam penalaran ide-ide atau tema cerita juga turut mempengaruhi perkembangan teater di Indonesia, seperti Teguh Karya,seorang penulis naskah drama dan aktor Indonesia yang terkenal.Beliau juga mengagumi hasil karya Hendrik Ibsen"Ghost" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian dipentaskan di Indonesia.

Pengaruh perkembangan teater di Eropah terhadap teater Indonesia bukan hanya berakar dari perkembangan teater yang dikelolah oleh Ibsen dan Strinberg tetapi juga bermula dari pengarang lainnya, seperti Samuel Beckett,Albert Caamus,Arthur Adamov, Eugene Ionesco, Luigi Pirandello,Andre Breton, Harold Pinter, dan yang paling berpengaruh diantara mereka ialah Albert Camus dan Samuel Beckett. Denag kata lain, perkembangan teater modern setelah perang dunia di Eropah menimbulkan dampak positif terhadap teater Indonesia.Penulis naskah drama di Indnesia mulai mencoba menterjemahkan beberapa karya sastra (Play) seperti"Waiting For Godot" karya Samuel Beckett oleh W.S. Rendra, dan karya Albert Camus"Gali Gula" ke dalam bahasa Indonesia yang kemudian di pentaskan di Indonesia.

Dramawan Indonesia bukan hanya saja tertarik pada unsur latar, dan bahagian penting dari aspek peran tersebut tetapi mereka tertarik pada jalannya cerita yang realitas serta peran-peran para aktor-aktor yang cukup serius menggambarkan kehidupan manusia yang kaos dan kacau, terutama sekali eksistensi manusia yang merasa bahwa kehidupan ini kosong.Manusia yang terbuang dari masyarakat dan agamanya serta manusia yang sangat individualis.Hal demikian dapat dilhat dalam"Waiting For Godot" bahwa Samuel Beckett juga setuju dikatakan bahwa kehidupan pelakunya adalah tidak bertujuan, tidak tentu arah,"(Atas tema lakon ini) Beckett mengatakan:Bukan keputusasaan, melainkan pengharapan.Godot adalah kehidupan tidak bertujuan, tetapi selalu dengan unsur pengharapan (Horizon No.5 :1984).Bertitik tolak dari apa yang dikatakan oleh Samuel Beckett di atas tadi, jelas bahwa kehidupan manusia yang modren dalam era globalisasi tidak mempunyai tujuan, artinya tidak berarti dan selalu lari dari tujuan semula sebagai akibat dari kemajuan teknologi.Pengarang Indonesia, seperti Iwan Simatupang dalam hal ini juga terpengaruh dengan pola penulisan serta pemikiran yang sedemikian rupa.Sebagian besar diuangkan kedalam karyanya "Ziarah" bagaimana salah satu unsur yang menonjol dalam karya itu, ialah soal kejatuhan pelukis dari tingkat ke-4 sebuah hotel yang tidak mati, malahan bersetubuh di jalanan dengan seorang gadis cantik (Umar Yunus,1981 :197).Ini berarti bahwa Iwan Simatupang lebih peka merekam masalah eksistensi manusia modern. Dalam pikirannya, manusia tidak mempunyai eksistensi yang logis.Salah satu kelemahan yang dia rasa di sini ialah tidak pernah memperlihatkan kenyataan sosio-budaya pada berbagai suku bangsa. Ini menunjukkan eksistensi manusia semakin kacau.

Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, jelas bahwa perkembangan teater barat modern dominan berkembang dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan sosial budaya, kemajuan manusia berpikir serta pola pikir nanusia yang cerdas seperti dalam karya Ibsen"A Doll's House" mengungkapkan emanisipasi wanita yang ingin bebas dalam kehidupan dunia yang realitas, dan yang lebih penting lagi bahwa kehidupan manusia yang tergambar di dalam beberapa karya sastra(play) serta peran dilakonkan di atas pentas mempengaruhi perkembangan teater Indonesia karena cerita atau tema lakon yang dilakonkan menggambarkan kehidupan manusia yang kaos selain dari gaya dan sistim penulisan naskah (play) yang ditulis oleh dramawan barat modern.Dengan kata lain, pengaruh perkembangan teater barat modern ini bukan hanya saja berpengaruh pada perkembangan teater dan para penulis naskah drama Indonesia bahkan pengaruhnya juga berkembang di kalangan penulis-penulis noevl Indonesia, seperti NH. Dini juga tertarik pada pola pikir ini.Sebagai buktinya, penulis novel ini telah berhasil menterjemahkan sebuah karya sastra Albert Camus berjudul "The Plague" kedalam bahasa Indonesia dengan judul"Sampar".

Daftar Pustaka :

Adhy Asmara,dr,1977.Apresiasi Drama.Jakarta: Penerbit C.V.Nurcahaya.
Adam Hall,1964.Writing Essay about Literature. New York : Random House,Inc.
Brockett,G.Oscar, 1964.The Theatre an Introduction. Reinhart&Winston,Inc.
Collis,R.G.1972.From An Ancient To A Modern Theatre.The University of Manitoba Press.
Jacob Sumaryo,Drs, 1984. Memahami Kesusasteraan. Bandung :penerbit Alumni.
Junus,Umar, 1981. Mitos dan Komunikasi.Jakrta : Penerbit Sinar Harapan.
Marulafau,siamir,1988.Introduction to Drama.Medan : Fakultas Sastra

Oleh : siamir marulafau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar