RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 24 April 2014

Kumpulan Puisi Lumbang Kayung - DAMAI BERSAMA MENTARI PAGI



# DAMAI BERSAMA MENTARI PAGI #


Hangat mentari pagi ini,
Memanggil ku Kembali,
Bangunkan dari Mimpi2,
Dengan segelas Kopi ku nikmati,
Menambah Damai Jiwa ini.

Terlihat Riuh Keramaian,
Diantara kicau2 burung di dahan,
Dan terdengar Canda Keceriaan,
Anak2 yang asik Bermain,
Bersama hilangnya Embun2.

Kadang terdengar Sapa,
Bersama Senyum mereka,
Yang hendak pergi berkerja,
Menuju Keramaian Kota,
Bersama Senyum Mesra Istrinya.

Damai yang kini Ku Rasa,
Menepis Luka dan lara,
Mengukir Lamunan yang kian manja,
Tentang Indahnya Nusantara,
Yang Masih terlihat di depan Mata

Seirama detak Waktu,
Hari2pun terus berlalu,
Dan aku Masih terpaku membisu,
Bertanya kepada Ruang Kalbu,
Tentang Mentari Esok yang kan menemaniku.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 21:04:2014)



# MENGECUP RINDU #


Kini aku kembali Pulang,
Lelah menempuh Ganasnya Gelombang,
Menerjang Tajamnya Karang,
Dan ku lihat kau menanti ku datang,
Bersama Camar2 yang berdendang Riang.

Senyuman mu telah Mengobati,
Membangkitkan semangat diri,
Setelah lama menanti ku kembali,
Kembali di Dermaga ini,
Dengan segumpal Asa yang kau Miliki

Ini lah aku dan Cinta mu,
Kembali Mengecup Rindu,
Yang terpisah jarak dan Waktu,
Kini Kembali Bertemu,
Setelah mempuh Laut Nan Biru.

Peluk lah diri ini,
Jiwa yang lelah Meniti,
Di antara Hari2 Dan Janji,
Janji Yang telah kita Sepakati,
Hingga ke akhir Hidup nanti.

Segenggam Harapan Menjadi Nyata,
Sebuah Rindu membalut Asamara,
Dan Gelora Cinta Bertambah Mesra,
Merangkai kembali Ukiran Cerita Lama,
Yang Lelah kita Nanti Bersama.

By : LUmbang KAyung (Tanjung BAlai 21:04:2014)





# JANGAN TUTUP HATI MU #


Senja Menapak di Mata,
Membius Duka Sang Dara,
Air Mata Tangisannya,
Menyiksa Dera Rasa,
Dalam Lamunan Cinta.

Tekupas kembali,
Kisah Cinta ku yang Suci,
Yang pernah ku Nikmati,
Yang telah lama ku Nanti,
Cinta ini Kembali Bersemi.

Ingin ku Hapus Tangisan,
Kala Senja Berteman,
Kisah Cinta mu yang Memilukan,
Yang kini Hilang tak Berkesan,
Di Tengah Luasnya Lautan.

Aku Masih Rindu,
Cumbu Rayu kita dahulu,
Walau Cinta mu telah Menyiksa ku,
Dari Waktu ke Waktu,
Namun kau masih Membisu menatap ku.

Hapus lah Cerita Duka mu,
Masih ada aku bersama mu,
Yang kan menemani Sepimu,
Dengan Sepenuh Kasih Sayang ku,
Yang pernah terucap Sebagai Janjiku padamu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 24:04:2014)





# AIR MATA BAHAGIA MU #


Lelah ku tak Sudah,
Dalam menempuh Kisah,
Yang sempat Membawa Resah,
Resah di dalam Gelisah,

Aku yang terombang Ambing,
Jiwa di tengah Gelombang,
Kadang tersandar di batuan Karang,
Di luas Lautan yang Terbentang,
Menyelimuti Hati ku yang Bimbang.

Bagai tiada Harapan,
Terhilang Pula Impian,
Yang terbayang Hanya Labayan,
Dan sebuah Manisnya Senyuman,
Di saat menuju luasnya Lautan.

Disaat itu,
Lautan begitu Mengusik ku,
Hilangkan Angan Rindu,
Seakan ingin Menelanku,
Dan melenyabkan ku bersama Bayang mu.

KIni ku Bahagia,
Aku dapat kembali ke dermaga,
Dan ku lihat Sepasang Bola Mata,
Berkaca2 dengan Senyum Mesranya,
Menyambut ku dengan Gembira.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 24:04:2014)




# HUJAN DAN LARA #


Mendung kini menyelimuti,
Menemani langkah ini,
Gontai tampa tujuan pasti,
Meniti di kebimbangan Hati,
Yang kian Rapuh kini.

Tak terdengar Lagi burung2 berkicau,
Kala Gerimis mulai membasahi ku,
Sedangkan Dendang Kalbu,
Nyanyikan lagu Sendu,
Uaraikan Getirnya Lamunanku.

Hujan kian membasahi,
Jiwa yang bagaikan Mati,
Sedangkan Air Mata tak terlihat Lagi,
Terhapus Hujan yang Menyirami Bumi,
Yang terasa Bagaikan Penuh Onak Duri.

Ku langkahkan Jua Kecewanya Rasa,
Menempuh Derita yang kian Menyiksa,
Menajuhi Angan yang Memanja,
Kala Mata menjadi Saksi Nyata,
Di Saat Engkau di Pelukannya.

Rindu yang ku Nanti Mendera,
Pertemuan Menjadi Bencana,
Sedangkan Cinta ku Puja Menyamai Lara,
Menjadikan Impian ini Sia sia,
Bersama Hujan yang Bekukan Asa.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 28:04:2014)





# HANYA DIRIMU #


aku yang terlupakan,
Menatap Sendu Senyuman,
Yang pernah ku Idamkan,
Kini hanya menjadi kenangan,
Dalam Hening kehampaan.

Ingin ku menutup Mata ini,
Namun Bayang mu kian Menjadi,
Menemani bersama Sepinya Hari,
Melukai Ruang Sanubari,
Yang dulu pernah kau Cintai.

Rasanya tak ingin Menangis Lagi,
Kala Mentari Menyinari hari,
Di saat Malam manjakan Sepi,
Di antara Kelam mimpi mimpi,
Yang kini kian Menyakiti.

Harapan kini kian Hampa,
Cinta terasa Menyiksa,
Menghujam setiab Rongga Dada,
Lumpuhkan Perjalanan Jiwa,
Walaupun tampa Air Mata.

Kan ku temani jua Lamunan ku,
Manjakan setiab Bayang mu,
Walau Dalam Ukiran Cerita Sendu,
Karna kau Selalu ku Rindu,
Kembalikan Cerita Cinta Kita yang Dahulu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 28:04:2014)





# TERENDAB DALAM LARA #

Lambaiyan Dedaunan,
Memanggilku di kesunyian,
Seakan Ingin Mengatakan,
Bahwa ku tidak sendirian,
Di Dalam Lamunan.

Ku tatap Mentari Senja,
Kian membawa luka,
Tentang kisah Cinta,
yang telah lama ku Bina,
Bersama Malam yang kian menjelma.

Memang aku yang telah tergoda,
Kata2 Mesra nya yang Berbisa,
Yang terucapkan dengan penuh Mesra,
Dalam Buaiyan Indah nya Cinta,
Hingga ku terendab di dalam Lara.

Kini tiada lagi arti Rindu,
Semua telah menjadi Bayang Semu,
Yang menemani Lamunan Sendu,
Merongrong Rongga Dada ku,
Bersama Hilangnya Bayang2 mu.

Ku Coba Tepiskan Kesenduan ini,
Bersama Rembulan yang Menerangi,
Agar tiada Air Mata yang membasahi,
Air Mata Ratapan Hati,
Yang kini kan Menemani Mimpi2.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 05:05:2014)





# SALAM BUAT MU #


Seminggu sudah telah berlalu,
Ku jalani Putaran Waktu,
Tampa ada kamu,
Yang ada hanya Rindu,
Menemani Sepi ku.

Kini ku Kembali,
Setelah lamanya pergi,
Kabarkan hangatnya Mentari,
Menggapai kan Indahnya Mimpi2,
Mimpi2 yang menemani.

Lelah ku masih terasa,
Namun Rindu ku menggoda,
Mengajak ku untuk bercanda,
Kepada semua Sahabat tercinta,
Di dalam Lantunan kata2.

Salam ku Ucapkan,
Rinduku kabarkan,
Setelah menempuh Luasnya Lautan,
Dalam menggapaikan Harapan,
Impian seorang Nelayan.

Mentari yang menemani,
Berikan kehangatan ku di sini,
Bersama Risalah Hati,
Dalam Menjalinkan Persahabatan yang Suci,
Hingga nanti ku Kebali Pergi.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 05:05:2014)




# IMPIKAN CINTA #


Onak Duri telah ku Jalani,
Luas Lautan telah ku Arungi,
Tingginya Gunug telah ku Daki,
Gelab Malam ku Menanti Mimpi,
Namun Cinta entah di mana Kini.
Bersama Burung2 ku Berdendang,
Kerimbunan Pohon ku Bertandang,
Di tingginya Bebatuan ku Memandang,
Di Kala Malam ku Berteman Bintang2,
Namun Kasih dan Sayang tak juga Datang.
Di dalam Gelab ku berteman Sepi,
Di Antara Terang Ku Menanti,
Resah Gelisah pun menjadi Teman Sejati,
Membawa Hayal Ukiran Mimpi,
Yang datang dalam lamunan ku Sendiri.
Entah kemana lagi ku Menuju,
Sedang Waktu terus berlalu,
Bertanda Bertambahnya Usia ku,
Rasa Hati pun kini Kian Membeku,
Namun Hasrat Cinta selalu ku Rindu.
Mungkin Sudah menjadi Takdirku,
Semua Impian Bagaikan Semu,
Tiada Canda Manja bersama ku,
Arungi Hari2 yang terus Berlalu,
Tamapa Cinta Yang datang Meneman ku.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:05:2014




# TAK DAPAT KU PUNGKIRI #


Tak pernah ku sadari,
semua ini terjadi,
Bagaikan Mimpi,
Yang merobet Relung Hati,
Namun tak dapat jua ku Pungkiri.

Bahagia mu kini menanti,
Di tatapan Mata ini kau bersamanya kini,
Namun ku genggam jua Hasrat Hati,
Walau Gerhan Menutupi,
Cahaya terang Sinar Mentari.

Tidur ku kini tak dapat Lena,
Bayang mu datang menyiksa,
Membawa Duka Lara,
Menjadi Bencana tampa kata,
Di kala ku mencoba Pejam kan Mata,

Tak dapat lagi ku berkata Cemburu,
Tak dapat ku Panjatkan lagi Rindu,
Semua telah menjadi Beku,
Semua menjadi Semu,
Hanya Hayal yang dapat menemaniku.
Benar lah Kata Pujangga,
Cinta memang Buta,
Yang tak dapat Di Paksa,
Tak dapat di Ramal selamanya bersama,
Dan Lara Cinta sudah menjadi hal yang biasa
.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:05:2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar