RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 12 Agustus 2014

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung-LARUT DALAM KELAM


# AKU MASIH MENANTI #

Biar aku di sini,
Menanti Mimpi2,
Agar engkau mengerti,
Bahwa Cinta ini Suci,
Dan Abadi hingga Nanti.
Kepada Malam ku bertanya,
Kenapa Purnama tak menjelma,
Agar menyinari Hati yang kecewa,
Yang tenggelam dalam Duka,
Kala Cinta ini di Dera Dusta.

Ku Renungi Malam Kelam,
Ingatkan ku kenanagan Silam,
Di saat Rasa ini tenggelam,
Di antara Batu2 Pualam,
Namun yang tersisa Luka yang Dalam.

Entah bagai mana kini ku rasa,
Cinta yang ku Puja telah mendusta,
Membiarkan aku tersiksa,
Dalam menanti sisa2 Cinta,
Yang kan membawa angan ku ke Sorga.

Aku di sini masih menanti,
Bersama indahnya Mimpi2,
Yang kan menemani Cinta ini,
Untuk kembali mengikat Janji,
Yang telah engkau pungkiri.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:08:2014)





# LARUT DALAM KELAM #

Aku yang tenggelam,
Larut dalam Kelam,
Di antara Bayang2 Hitam,
Dan aku terdiam,
Menatap Remang Malam.

Entah di mana cerita Mimpi,
Kala Malam kian Sepi,
Bagai Jasat yang telah Mati,
Melangkahpun tiada Arti,
Dalam Memenuhi sebuah Janji.

Kadang aku tersapa,
Kekecewaan yang Nyata,
Jadikan Hidup seakan hina,
Di anatara Luka dan Lara,
Dalam meniti kesetiaan Cinta.

Ingin ku buka lembaran baru,
Menapaki Rentangan Waktu,
Namun rasa Ragu ku mencumbu,
Membuat Hati ini Kaku,
Bagaikan Batu,
Yang tenggelam di Laut Biru.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:08:2014)




# AKU UNTUK MU #


Aku untuk mu,
Matipun ku mau,
karena kau Indonesiaku,
Tempat tumpah Darah ku,
Yang menjadi Sumpah Hidup ku.

Andai tak dapat bermimpi,
Biarlah ku menjadi Embun2 Pagi,
Menanti Cahaya Mentari,
Di Uput Timur Indonesia Ini,
Menyinari Tanah Ibu Pertiwi.

Ku Pahami Rindu,
Ku tak mau Seberkas Impian berlalu,
Dalam Merah ku,
Dalam Putih ku,
Ku kibar kan Sumpah Bakti ku.

Namun aku tak sendiri,
Tak Mungkin Sendiri,
Walau pun pasti Mati,
Di Tanah adat Budaya yang penuh Meteri ini,
Karena semua itu menjadi kehendak Illahi.

Merah Putih tetap ku kibarkan,
Pancasila kan tetap Teragungkan,
Dalam Kesetiaan,
Dalam Memenuhi Arti Kemerdekaan,
Walau di dalam Pederitaan,

Merdeka,,,
Merdeka,,,
Aku Cinta Indonesia .

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 17:08:2014)




# DI ANTRA 2 ARAH #


Di antara 2 jalan,
Aku terdiam di persimpangan,
Dalam kebimbangan,
Ingin ku temukan tujuan,
Yang memberikan kehidupan.

Namun aku sendiri,
Dalam mencari langkah pasti,
Tampa ada yang menemai,
Menghibur kejenuhan Hati,
Yang terlalu lama ku jalani.

Kadang bayang hitam terbayang,
Kadang bayang putih ku kenang,
Yang membuat ku bimbang,
Dalam menempuh perjalanan panjang,
Di atas Dunia yang luas terbentang.

Ku tanya pinta hati,
Tiada menemuka jalan pasti,
Yang kan memwa kebahagiaan nanti,
Hingga ke akhir hayat ini,
Tampa tiada yang menemani.

By. LUmbang KAyung (Tanjung Balai 21:08:2014)




# INGATLAH #

Lengking menciut si burung Dara,
Kepakan sayabnya di dusta,
Karena hiba jadi kecewa,
Beri nasehat tidak bermakna,
Di kala Senja Malam kan tiba.

Ajan Menggema menyentuh Sukma,
Memanggil Jiwa berhati Mulia,
Mengherdik Langkah yang tidak Bermakna,
Agar terhindar dari segala Dosa,
Yang kan membawa ke Lembah Nista.

Bukan sekedar Bahasa Kata,
Ke Egoan membuat Manusia Celaka,
Yang dapat tertawa layaknya Durjana,
Di atas derita Insan lain nya,
Hingga terlupa Azab Allah yang maha kuasa.

Ingat lah waktu di Ayun Ibunda,
Berdendang Syair muliakan cinta,
Kepada Allah juga sesama Manusia,
Impikan hidup yang penuh Makna,
Mecari Sorga Akhirat dan Bahagia Dunia.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 19:08:2014)




# JIKA NANTI KITA BERSAMA #

Di tengah panasnya Gurun,
Aku lelah kehausan,
Di antara Embun Embun,
Aku Resah kedinginan,
Dan di gelab Malam aku kesepian.

Kini engkau datang kembali,
Meminta kemaafan diri,
Atas Luka yang kau beri,
Kepada diriku yang begitu mencintai,
Bersama Janji Janji Suci ini,

Namun kesetiaan ku memaksa,
Keikhlasan kian meminta,
Untuk kembali merajut Cinta,
Yang lama terpendam di dalam Rasa,
Yang dahulu Sepi ini Menyiksa.

Jika nanti disaat kita bersama,
Hanya satu yang ku Pinta,
Jangn lagi kau Lukai Cinta,
Yang ingin ku Ukir menjadi Bahagia,
Untuk kita Bina bersama sama.

By LUmbang Kayung (Tanjung Balai 27:09:2014)



----------------------------


Bersedihlah diantara kebodohan,
Dan tersenyumlah dalam menjalni arti sebuah kehidupan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 27:09:2014)




# PENAWAR RINDUMU #


Berikanlah aku senyuman,
Biar ku tau arti kehidupan,
Yang dapat mengobati arti kegelisahan,
Menawar Racun Kebimbangan,
Di Malam Sepi tampa cahaya Rembulan.

Tiada Bintang,
Namun ingin ku Menantang,
Kegelisahan yang Merajang,
Mengiris seumpama Bawang,
Mengenal arti Kasih Sayang.

Lihat lah aku,
Beku di saat Bahagia mu,
Tapi aku bukanlah Rindu mu,
Terbelai dengan Hawa dan Nafsu,
Yang menanamkan Racun dalam Hidup mu.

Senyumlah untuk ku,
Jangan kau menangis dan Membisu,
Aku penawar Rindu,
Yang kan meberi Kebahagiaan untuk mu,
Dan tak kan mengenal Waktu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 26:09:2014)

-----------------------------

Bahagikah hidup mu?, Berbahagialah,
Jika kepercayaan diri masih ada pada mu.
Itu Artinya,
Kebahagiaan masih ada di sekitar kita.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 26:09:2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar