RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Minggu, 09 November 2014

Kumpulan Puisi Lumbang Kayung - KU TAK MUNGKIN YANG TERBAIK


# KU TAK MUNGKIN YANG TERBAIK #

Hanya sekejab Waktu,
Ku selalu ingat kamu,
Kadang Malu,
Aku Rindu,
Ku ingin selamanya kita menyatu.

Mimpi mu,
Bukan mimpiku,
Membuat ku ragu,
Aku bagai Merayu,
Dalam Remang Malam2 ku.

Kesalahan ku,
Kesalahan mu,
Jadi cerita baru,
Untuk mereka kamu dan aku,
Karena Insan Manusia tetab kan merayu.

Mari bersama,
Usah usik bahagia mereka,
Walau tingginya Angkasa,
Langkah di jalan yang nyata,
Ku ingin tetab masih ada Segelintir Asa,
Yang membuat Manusia layaknya Sempurna.

By : LUmbang KAyung (Asahan :08:11:2014)




# TENTANG DIRI MU #


Lepaskan kerinduan mu,
Biarkan mendung yang berlalu,
Dan jangan sesali waktu,
Aku kan dendangkan lagu,
Melepas gundah nya tangisan mu.

Senyum lah,
Biar ku lihat indah wajah mu,
Moga malam ini menjadi Cerah,
Menghiasi setiab rasa nan kelabu,
Dalam nada setiab Risalah.

Lihat lah Awan,
Walau tak berbintang,
Walau tampa Rembulan,
Masih ada senandung kan datang,
Menghibur Wajah di Jiwa mu nang Menawan.

Seberkas cahaya ku mengundang,
Walau dalam Malam Temaram,
Coba memgundang kan kasih dan sayang,
Tentang diri mu yang bagai batu Pualam,
Walau ku hanya memandang Rembulan dan Bintang2,

By : LUmbang KAyung (Asahan 08:11:2014)



# INGIN BERBAKTI #


Ku hembus kan Nafas ini,
Ku tatap terik nya mentari,
Menghitung setiab jejak2 Kaki,
Yang telah ku lalui,
Di Tanah Indonesia ini.

Merah Putih tetab kan Berkibar,
Menghiasi Awan2,
Dada ini pun Bergetar,
Menepis setiab Kebodohan,
Bersama bencana yang Hingar Bingar.

Entah apa yang dapat ku lakukan,
Tingginya Awan2 membosankan,
Saling merebut kekuasaan,
Demi harta dan kekayaan,
Tampa peduli mereka yang kekurangan.

Ingin rasanya berbakti,
Di tanah Bumi Pertiwi,
Mengisi kemerdekaan yang di beri,
Dari mereka yang Rela Mati,
Untuk kemerdekaan Indonesia ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:11:2014)




# KU SADARI DIRI INI #

Tenggelam aku dalam lamunan,
Sentuhan kata,
Kini kian melumpuh kan,
Terbuai alunan Maya,
Terpuruk di dalam kesendirian.

Entah mengapa langit berdendang,
Membelai di antara Rerumputan,
Tanah2 basah yang terbentang,
Ter iris tajam nya kehidupn,
Menanti lelah setelah Senja menghilang.

Ingin ku Sembunyi,
Di Bebatuan Karang,
Biar Mimpi tak lagi menemani,
Walau Jiwa di hempas Gelombang,
Melerai Rasa kesombongan ini.

Biarlah Langit berdendang,
Tanah basah melerai Rasa,
Asal jiwa tak terbentur bebatuan Karang,
Di kala kata2 Bergema,
Merayu Cinta Kasih dan Sayang.

By LUmbang KAyung (Asahan 09:11:2014)




# DI BAWAH TERIK MENTARI #

Di bawah terik Mentari,
Lelah ini tak mengerti,
Keringat yang membasahi,
Demi sebuah Mimpi,
Yang telah lama ingin ku miliki.

Kerasnya batu aku perduli,
Hitam nya Lumpur ku Renangi,
Ku sapu jua keringat di Dahi,
Ku ayun kan Cangkul tiada henti,
Hingga Waktu kan mengakhiri.

Kan ku bina Kesabaran,
Kerelaan demi sebuah harapan,
Semoga dapat ku memberikan,
Apa yang kamu inginkan,
Dari ku yang merindukan.

Kelak kan terikat tali Cinta,
Bila nanti ku mampu,
Memenuhi apa yang di pinta,
Oleh ke dua orang tua mu,
Untuk kita bina Bahagia bersama.

By LUmbang KAyung (Asahan 13:11:2014)





# SINARI LANGGKAH RINDU KU #


Mentari pagi,
Kenapa engkau sembunyi,
Apakah enggan menyinari,
Setelah ku terjaga dari mimpi2,
Yang menemani ku di Malam nan sepi.

Wahai Awan Mendung,
Di mana Mentari,
Apakah dia terselubung,
Menapak hari tampa Arti,
Menanti Mendung mu menghilang.

Burung2 pun tak ingin berkicau,
Tinggalkan semua senda Gurau,
Hingga tiada nada Syahdu,
Menemani Burung2 yang Barcumbu,
Hibur hati ku yang di landa Rindu.

Kini langkah ku terhenti,
Mentari enggan menyinari,
Burung2 tak lagi bernyanyi,
Mendung pun tak ingin mengerti,
Mengusik rasa di Jiwa ku ini.

By : LUmbang KAyung (Asahan 12:11:2014)


----------------


Tiada yang manusia yang sempurna,
Tiada manusia yang luput dari dosa2,
Dan tiada manusia seagung yang Esa,
Hanya Roh yang kan kembali kepadanya,
Di atas mulianya Bahagia Manusia,
Menuju Sorga yang tercipta.

By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 14:11:2014)





# ASMARA HAMPA #


Di tatapan hampa,
Ku lihat dirimu memanggil,
Tampa bahasa,
Hayal ini semangkin jahil,
Bercumbu di dalam Asamara.

Kicau burung2,
Merdu terdengar mengalun,
Sehingga Angan melambung,
Terbang bersama Daun2,
Terdampar di ujung Semenanjung.

Perlahan tiupan Bayu,
Membelai manja kelopak mata,
Hasrat ini pun merayu,
Seakan di belai manja,
Di antara angan2 ku Rindu.

Mengapa menghilang Lamunan,
Usah biarkan Mimpi2 ku pergi,
Biar kan saja senja tak berteman,
Asal Rembulan bersinar kembali,
Menemani ku di ujung Asmata ke hampaan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 17:11:2014)





# MENCARI ARTI DIRI ##

Dalam hening sepi,
Ku pejamkan Mata ini,
Perlahan Sang Angin membelai,
Di antara Burung2 bernyanyi,
Tentang arti hidup yang di lalui.

Kadang Gemersik Dedaunan,
Mengundang tanya di Ranting dan Dahan,
Akan kah terdampar di dalam kekeringan,
Tercampak diantara Rerumputan,
Yang kan basah bersama tetesan Embun2.

Entah berapa lama nya Waktu,
Dapat menemani kehidupan ini,
Dalam Menggapai Doa Harapan Kalbu,
Dintara kesilapan di diri,
Yang telah lama mencumbu kehidupan ku.

Perlahan ku buka Mata ini,
Perlahan ku sadari kebahagiaan Burung2 bernyanyi,
Di antara gugurnya Daun2 kering yang tak berarti,

Di antara Embun2 yang membasahi,
Dapat kah ku membenahi kesilapan diri ini,
Yang akan menjadi jalan ku menuju ke Surga Illahi

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 20:11:2014)




# HINGGA NANTI #


Mengapa,
Kau berburuk sangka,
Bukankah itu hal yang bisa,
Bila aku bercanda,
Tentang kecantikan Wanita.
Serba salah kini rasa nya,
Aku kecewa,
Cemburu yang tak bermakna,
Kata2 mu yang membuat Luka,
Hingga diri ini rasa terhina.

Kini engkau telah Benci,
Dari salah yang tak ku mengerti,
Hingga nanti kau menyadari,
Bahwa cinta ini Abadi,
Hingga nanti kau ku jadikan sebagai Istri.

Tapi apa boleh buat,
Taik Kambing bulat2,
Di makan menjadi Obat,
Di simpan menjadi Ajimat,
Dan semoga kesabaran ini menjadi Mukjijat.

By : LUmbang KAyung (19:11:2014)




# TANGIS MU JUGA PERIH KU #


Sekuntum Hati kini terbengkalai,
Kian Layu dalam kehampaan,
Diam menatap di Lembah sunyi,
Mencari Jalan sebuah arti kehidupan,
Menempuh Sahara ke Gersangan Hati.

Tak ingin rasanya ku menatap Rembulan,
Namun Malam berselimut kegelapan,
Sedangkan Pungguk lama tertawan,
Rembulan tertidur dalam pelukan,
Merangkul Mimpi di dalam kehidupan.

Andai kan aku Burung Khayangan,
Kan ku kabar kan ke indahan Taman,
Di antara Rimbun pepohonan,
Yang kan dapat melerai Tangisan,
Kala Simponi Cinta mu terlebur Kepedihan.

Namun langkah ku tak kesampaian,
Tangan ku tak kan dapat menggapai,
Karena tingginya Langit bukan lah sepadan,
Kuntum di Awan kan hanya menjadi Mimpi2,
Mimpi2 ku yang kian menyakitkan.

Maaf kan lah diri ku,
Aku terlalu Lelah Mencintai mu,
Dan aku memang tak pantas untuk mu.

By : LUmbang KAyung





# DUSTA DI BALIK JANJI #

Entah di mana mentari,
Tiada kecerahan menghiasi,
Hanya Awan2 mendung melintasi,
Di antara bukit2 tinggi,
Menambah gelisah rasanya Hati.

Ku tatap goresan Saksi,
Ikatan Cinta sehidub semati,
Tergores di sebatang pohon Jati,
Yang kini ku tatapi,
Dengan rasa kecewanya diri.

Aku bagai menanti Mimpi,
Mimpi2 di Siang hari,
Yang kerab menyakiti,
Mengusir keceriaan yang hilang kini,
Tenggelam di dalam Lemah sunyi.

Entah bagai mana mengobati rasa,
Yang kini penuh rasa kecewa,
Kala janji terlebur Dusta,
Dari Cinta yang pernah ku bina,
Berasa diriku dan dirinya.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 01:12:2014)




# RINDU KU #


Hujan,
Rindu ini sebatas angan,
Kadang terlupakan,
Mengganggu sebuah kehidupan,
Yang sendiri di dalam Lamunan.

Ada rasa tersimpan,
Sembunyi dalam Angan,
Milintasi Lautan,
Senandung ku menatap Awan,
Di dalam kerinduan.

Inginku usir Mimpi,
Dalam menanti pagi,
Menikmati sinar Mentari,
Dari sebuah Ilusi,
Yang tak mungkin dapat ku miliki.

Hanya ada Rindu,
Melintasi Lautan nan Biru,
Di dalam Mimpi2 semu,
Mimpi yang mencumbu ku,
Tentang engkau dan aku.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 05:12:2014)




# TERDAMPAR HAYAL KENANGAN #

Andai aku dapat terbang,
Terbanglah aku setinggi Awan,
Diantara Pelangi ku kan berdendang,
Tentang kisah satu kenangan,
Terhampar di Luasnya Lautan yang Berbintang.

Ku coba membentang kan Layar,
Tiang ku rapuh layar terkoyak,
Namun ku coba untuk bersabar,
Walau Perahu ku di permainkan ombak,
Berharab di Dermaga aku dapat bersandar.

Aku hanya dapat memandang Mentari,
Mengenang Mimpi yang hampir pergi,
Biar Embun2 kan membasahi,
Mengundang Burung2 untuk bernyanyi,
Menghibur hati di kala Sepi.

Hanya di angan ku berjalan,
Memamdang Impian yang hampir hilang,
Terdampar di kejauhan,
Termenung di hati yang Bimbang,
Mengharab Mimpi bukan sebatas kenangan.

By : LUmbang KAyung bersama Ahmed El Hasby dan Castom Siregar. (Tanjung Balai 09:12:2014)




# HASRAT SUCI #

Apa yang telah kau rasa,
Itulah kesucian Cinta,
Yang kan membuat mu bahagia,
Melerai Tangisan yang ada,
Kala Diri mu berteman kan Luka dan Lara.

Dirimu seakan tak pernah tau,
Membawa hati kemana kau mau,
Saat itu angan ku Rindu,
Kala di terpa rasa cemburu,
Menatab bayangan yang kian Kelabu.

Ingin ku menepis semua Lamunan,
Namun Bayang mu membawa ku terbang,
Jauh tinggi melintasi Awan,
Melebur Asmara di antara Bintang2,
Yang tak mampu ku lepas kan.

Ku sadari diri ini,
Bukan dirinya yang membuat mu terpesona,
Namun diri mu tak dapat memahami,
Cinta ini kan mengukirkan Indahnya Sorga,
Yang mejadi Janji di dalam Hasrat di diri ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 14:12:2014)




# SELAMAT TIDUR AUNI #

Aku tak pernah tau,
Malam kelam ku mencari,
Sunyi sepi masih membelenggu,
Ku menikmati jua Malam2 ku yang Sunyi,
Sedang kan kesetiaan ini terus menunggu,

Mungkin hanya dalam Mimpi,
Ilusi ku kian terbelenggu,
Menanti bagai tak berarti,
Melangkah aku tak Mampu,
Namun Rindu ini kian menyakiti.

Aku hanya dapat tersenyum,
Menatab Bintang2 dan Rembulan,
Sedang kan Malam yang kian Temaram,
Tergoda Syair Kata2 mu yang mengalun,
Berharab Rindu ku ini menjadi Pualam.

Malam ku yang Sunyi Sepi,
Kata kan aku Masih Menanti,
Walau hanya di dalam Mimpi,
Yang kan menjadi ke bimbangan diri,
Mencumbu Bayang yang masi dapat ku miliki.

Selamat Malam Rindu Hati,
Mimpi2 indah mu kini menanti,
Bersama hembusan Nafas2 bertasbihkan Illahi,
Dalam Menanti Mentari Pagi,
Di antara kerinduan ku yang tak pernah berhenti.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 14:12:2014)





# MUNGKIN KAH RINDU SEMU MENJADI NYATA #

Aku tak pernah tau,
Rembulan menerangi Malam ku,
Bintang2 mengiasi Malam nan bisu,
Pungguk Bersenandung lagukan Rindu,
Di saat Hasrat Hati ini ingin Bertemu.

Senandung Angin nan Menggema,
Mengalun merdu di celah Bebatuan,
Di saat itu rasa ini Bertanya,
mungkin kah Gemilau mu menemani kehidupan,
Di antara Riak Gelora dan Asmara.

Langit terlalu Tinggi,
Tanah berlumpur kan Mengotori,
Kala Langkah ini Miniti Permadani,
Yang terbentang penuh Warna Warni,
Menata kehidupan yang kini ku Jalani.

Namun entah mengapa Mentari,
Menanti ku bersama Pelangi,
Burung2 yang Riang bernyanyi,
Bangunkan Tidur ku dari Mimpi2,
Mimpi2 yang lama Menyakiti.

Cahaya mu kini Menerangi ku,
Memberi Warna yang lama Kusam,
Memberi Arti yang sebenar nya Beku,
Di kala Malam Kelam Temaram,
Menemani Rindu Yang Sebenar nya hanya Semu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:12:2014)





# TANGAN TANGAN TAULADAN KESEHATAN #


Selamat Pagi Medan,
Itu yang dapat ku ucap kan,
Karena ku datang dari kejauhan,
Ingin mendapat kan sedikit sentuhan,
Dari tangan2 Tauladan.

Baru kini dapat ku rasa,
Keharmonisan dari mereka,
Yang berjuang untuk Negara,
Coba sembuhkan siapa saja yang menderita,
Untuk nemberi jalan kehidupan di Dunia.

Senyum adalah suka,
Sapaan membuat ku Bahagia,
Dari Sakit yang ku derita,
Yang lama membuat ku Sensara,
Bagai hidup ini tiada berguna.

Hanya terima kasih yang dapat ku ucapkan,
Kini Mentari bagai menerangi hidup ini,
Yang memberikan ku satu kehangatan,
Hingga ku dapat kembali berdiri sendiri,
Semua itu karena Tangan2 Tauladan kesehatan.

By : LUmbang KAyung (Medan 17:12:2014)





# SUSTER CANTIK Dr. PIRNGADI #

Kau bagai kan Mutiara,
Lahir dari dalam nya Lautan,
Membawa rasa Gembira,
Walau tubuh ini merasa kesakitan,
Terkapar menahan derita.

Kesibu kan mu,
Kelembutan mu,
Dan wajahmu nan Ayu,
Kadang membuat ku malu,
Menunggu dirimu datang lagi pada ku.

Bagai Gemuruh Gelombang,
Kala Tangan mungilmu sentuh tubuh ini,
Hingga Jiwa ini merasa tenang,
Lupa akan diri ini setengah mati,
Mekawan Derita yang kian Menyerang.

Terima kasih Tuhan,
Kau memberi ku Ketenangan,
Dari setiab Kelembutan,
Dari setiab Keramahan,
Kau bawakan ku Semangat yang penuh Harapan.

By : LUmbang KAyung (Medan 16:12:2014)




# DENDANG SEPI MALAM #

Biar aku bernyanyi,
Tak peduli Mendung menyelimuti,
Biarpun tampa Mentari,
Ku kan tetab meniti hari hari,
Walau hari terasa sepi.

Kini hari kian senja,
Menemani Resah nya Jiwa,
Ku kan mencoba menimang Rasa,
Menemani Malam yang kian meronta,
Harab kan Rembulan memberikan cahaya.

Biar Lagu ku kian Sumbang,
Senar Gitar ku tak senada,
Karena Gema suara ku kan berdendang,
Terbawa Angin di Luasnya Angkasa,
Cerita kan tentang Kasih dan Sayang.

Namun Rembulan tak jua menjelma,
Kerlib Bintang2 tertutup Awan,
Hanya kunang2 yang memberi kan Cahaya,
Kepada jiwa yang penuh Harapan,
Menemani Resah di Malam Gelab Gulita.

By : LUmbang KAyung (Medan 17:12:2014)




# CINTA DI ANTARA KEHIDUPAN #


Embun2 kini mulai berjatuhan,
Mentari mulai tampakkan pagi,
Ku menatap tingginya Awan,
Menyambut Pagi secerah ini,
Bersama Burung2 yang Riang Bernyanyi.

Ku mulai melangkahkan Kaki ini,
Mengejar harapan puing2 kehidupan,
Dan di sana Senyum menanti,
Ingat kan Janji yang terucapkan,
Kisah semalam yang terlewati.

Itu Senyum menawan,
Menyambut ku penuh keramahan,
Menghias Bibir nan menawan,
Bara Cinta menjadi Impian,
Penyejuk Untaian Kerinduan.

Aku dapat merasakan Bahagia,
Menyambut mentari yang bersinar terang,
Dan puing2 Rejeki mulai menyapa,
Bersemai dengan Kasih dan Sayang,
Dendang kehidupan tentang Cinta ku dan dirinya.

By : LUmbang KAyung (Medan 20:12:2014)




# KU INGIN DIRI MU SALUT PADA KU #

Ada kamu,
Memandang ku,
Tersenyum pada ku,
Hilang kang Ragu,
Ku ingin terbaik untuk mu.

Ingin ku buktikan,
Diri mu satu kekuatan,
Dari semua putaran,
Hingga di akhir perlombaan,
Akulah yang menjadi unggulkan.

Semangat yang bergelora,
Untuk menjadi Juara,
Itu karna kamu ada,
Menemani debar di dalam dada,
Yang akan membuat diri mu Bangga,

Usah kau bimbang,
Bila ku terjatuh nanti,
Karena aku kan terus berjuang,
Untuk menjadi bukti,
Menjadi seorang pemenang.

By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 21:12:2014)






# KEBAHAGIAAN GUENIS #

Senyum ku menyentuh rasa,
Memangdang mereka begitu Mesra,
Diantara Derita yang melanda,
Tak peduli sesak di dalam Dada,
Melanda tubuh seoarang Jiwa,

Aku malu,
Kadang Rindu,
Memandang Insan yang bercumbu,
Menanti datang nya Waktu,
Melepas Hasrat Cumbu Rayu.

Ingin rasanya seperti diri nya,
Rasakan Hidup penuh Cinta,
Walau derita melanda Raga,
Tangan Kasih Sayang menjaga,
Dari seorang insan Wanita.

Guenis nama nya,
Terbaring dan di jaga,
Penuh Cinta yang Mesra,
Menanti kapan saat nya dapat bersama,
Membuai Asmara tinggal kan Derita,
Mencapai Indahnya Rumah Tangga.

By : LUmbang KAyung ( Medan 19:12:2014)





# BERTEMAN KAN LAMUNAN #


Wajah mu nan Rupawan,
Memberi satu ke Indahan,
Menjadi desah Lamunan,
Mengundang datang nya Kegelisahan,
Yang tak dapat ku Uraikan.
Senyum mu,
Kian mengusik ku,
Dan Rindu ku,
Kini kian terlalu,
Menyesak di Dada ku.
Engkau Wanita yang Sempurna,
Berhati Mulia dan Soleha,
Membawa untaian Bahagia,
Penghapus Duka dan Lara,
Menjadi Rahmat yang penuh Pesona.
Namun Malam2 ku Kelabu,
Hidup hanya dengan apa adanya,
Mengharab Impian ini bukan lah Semu,
Dapat bersama mu di dalam Gelora Asmara,
Arungi Cinta di Lautan nan Biru.
Semua hanya Kenangan,
Menjadi sebuah Lamunan,
Yang tak dapat ku lupakan,
Di kala Malam berteman,
Sunyi Sepi ku ke seorangan.
By : LUmbang KAyung (Medan 18:12:2014)





# KEBAHAGIAAN GUENIS #


Senyum ku menyentuh rasa,
Memangdang mereka begitu Mesra,
Diantara Derita yang melanda,
Tak peduli sesak di dalam Dada,
Melanda tubuh seoarang Jiwa,

Aku malu,
Kadang Rindu,
Memandang Insan yang bercumbu,
Menanti datang nya Waktu,
Melepas Hasrat Cumbu Rayu.

Ingin rasanya seperti diri nya,
Rasakan Hidup penuh Cinta,
Walau derita melanda Raga,
Tangan Kasih Sayang menjaga,
Dari seorang insan Wanita.

Guenis nama nya,
Terbaring dan di jaga,
Penuh Cinta yang Mesra,
Menanti kapan saat nya dapat bersama,
Membuai Asmara tinggal kan Derita,
Mencapai Indahnya Rumah Tangga.

By : LUmbang KAyung ( Medan 19:12:2014)




# IBU #


Ibu,
Kau penerang jiwaku,
Mengusir kesedihan ku,
Lindungi dari hujan yang membasahi ku,
Dan ku kan kehilangan Kasih Sayang tampa mu.

Ibu,
Aku yang Rapuh,
Kadang bersalah pada mu,
Hingga ku sering terjatuh,
Bila diri mu tak ada di samping ku.

Ibu,
Ini aku anak mu,
Yang dulu mengusik Tidur mu,
Bersama tangisan ku,
Kau beri Darah dari Air Susu mu.

Ibu,
Lihat lah kini mentari,
Kan menerangi perjuangan mu,
Hingga di usia tua mu nanti,
Aku kan selalu bersama mu Ibu.

By : LUmbang KAyung (23:12:2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar