RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Minggu, 16 November 2014

Kumpulan Sajak Cinta Tok Laut - ANJING MAJIKANKU


SAJAK SAJAK CINTA TOK LAUT

Anjing majikanku cukup patuh
Siap mengawal sampai subuh
Kencing ditilam berak diranjang
Baunya menyengit bukan kepalang
Namun majikanku cukup sayang
Karena bisa membuat monyet-monyet takut dikandang
Anjing majikanku disukai banyak orang
Sebab gonggongannya terdengar dari ujug kampung sampai pedesa'an
Yang ingin mencuri harus pamitan
Bisa aman asal diberi daging rusa jantan
Anjing majikanku memang populer
Karna majikannya juga orang teler
Anjing majikanku memang sedikit cantik
Karena hobbynya juga suka mengelitik
Anjing majikanku memang nyentrik
Karena setiap hari sering disuntik
Agar tahan dikritik

Pelantaran Gudang belacan,2014


-----------------------------

Nyonya-nyonya menor dengan dua handphone ditangan
Melenggangkan krincing gelang emas murni curian
Mencoba melirik lelaki bersorban yang istirahat diperaduan
Sttt...
jangan menatapnya dengan mata tajam
Sebab tak saatnya hijrah sekarang
Hm...
Nyonya menor memang aduhai
Punya laki dua tuwasan
Tak 'kan kau temukan dilembaran koran
Sebab artikelnya salah editan

------------------------------
Seorang bocah bertutur kepadaku disebuah pelantaran gudang belacan ;

Bapakku memang seorang penata yang kreatif
Setiap enam jam sekali beliau pasti merobah peralatan dirumah kami
Kadang tempat bawang ia tukar ketempat garasi mobil
Kadang meja ia tukar ketempat tidur
Kadang tempat celana dalam ia tukar keruang tamu

Pernah aku bertanya ;
Pak....
Laci tempat uang ini koq nggak pernah dipindah-pindah

Lalu beliau menjawab;
Itu tak boleh dipindah dan dibuka
Kecuali jika aku mangkat nanti

Aku terdiam dan berkata-kata dalam hati ;
Hm...rupanya bapakku selain penata yang baik...beliau juga punya hobby mengkoleksi semua jenis uang...dari recehan sampai ratusan....dari mantra sampai ramuan...





Wajahmu kulihat terpajang di jidat para petinggi
Menjadi langkah nyonya nyonya menor yang ber haq tinggi
Napsu para birahi memuncak menatapmu dengan arus bertegangan tinggi
Bersiul menggoda dengan sinandung sufi

Hm...
Kong...jangan begitu napsu...
Yang marah belum tentu bisu
Kemarin kulihat dia menikmati susu
Sttttt.....hm...
-------------------------

Didalam buku harianku
Kusimpan deru ombak pantai
Yang dari kemarin gelisah
Menjenguk daftar isinya

---------------

Ketika aku mampir dipadepokanmu
Ada hasrat dalam hati ingin membangunkan semadimu
Hoi hulubalang....
Kalau tamasyamu masih jauh ...
Izinkan aku melukismu sekedar bukti aku tlah berkunjung kepadepokanmu
Dan sebagai bukti nanti setelah kepulanganku
Hm....
Mungkin tafsir lukisanku keliru
Kamu semadi membangun tiang pancang dunia
Atau berzikir memuja Ilhiyat-Nya..
Hm...


Oleh : Tok Laut
Tanjungbalai,Sumatera Utara



Kugambar bulan diarus air
Tangkahan berang
Ku'ukir mentari diteriknya siang
Bianglala merajuk
Kujaring bayu figelombang
Badai topan amarah
Kudekap asa diatas dilema
Lembaran hati berguguran
Ah...puisi ini begitu menakutkan

---------------------------

Pendar renjana beringsut rasuk sukma
Erlola menyeruput manisnya nista
Jangan lambaikan amarah
Aku masih rindu tikar kumuh yang kau gelar diberanda



-------------------------------
Asa'mu kan patah tak ber'arah
Darahmu yang sentak'kan nadi
Adalah luluhlantak emosi jiwa
Yang kan mengapung bagai bahtera hilang kemudi
Jeruk telah bertabur bunga
Pias ringkih rangka sebentar lagi akan bersemayam dalam nada
Akan brrpaling wajahmu dari jagad roh bumi maya
Klinik tak sempat kau lewati
Rentak suara paduka tak'kan pernah lagi menyala
Saat itu akan kau dengar bisikku dalam senandung lagu diakhir nafasmu






cinta bak seganas ombak melulur tanah
merebah pantai kehamparan buih
menikam hati kepusar bumi
gelora haru biru menahan prahara rindu
terkesima dalam linangan air mata
menetes bak embun dikekang ranting kasih
yang serapuh hampanya jiwa

gerai rambut tak lagi diterpa angin
karna beliung tertahan di dahan kering
gerah mendekam dada
bergetar dibelantara jiwa
mengurai mimpi yang semalam
disinar fajar hati yang terhenti bersinar

--------------------------


rindu gerogoti jiwa ditiap detik
bayangi napas citaku
tak pernah ada baju cemas meski upuk senja mulai tiba
embun adalah adalah naluri air mata alam
akan terus mensajakkan lagu kasih yang kutulis
dari kejauhan kucium aroma wangimu
akan menghias semerbaknya alam maya
kutatap wajah ranting yang melukis elegy pagi firasatku
tumbuh bagaikan bunga langka dari sorga
yang akan memberi kesejukan dan damai tiada tara
kalian adalah motivasi untuk semua realitas hidup
terima kasih atas sajak juangmu membela pamflet cinta kita
Teruslah berlari putra-putra sang pajarku
nikmati jam sembilan pagimu hingga panjangnya rentang senja
akan membelai penuh warna
kasih tak terhingga bagi titisan simpul kasihku nanti
puisi inilah hartaku tuk melebihi jelang doaku untukmu




ANYALLAH BAYA


Degup jantung malam getarkan tubuh kotaku yg telanjang
Birahi bising jalanan cumbui lugunya persimpangan
Tuntaslah peraduan titi tabayang bersama napsu pantai yang gersang
Terkulai lega pada pelabuhan tikar pandan
Pada kamis malam yg malang

Duh perempuan perempuan kebaya
Yang meliuk liar diatas tenda beca pak tua
Kau memang kulihat terus bergegas
Memasuki pintu gerbang tanpa hiasan bunga kenanga
Renjis rampai tepak tembaga
Merajuk meninggalkan tangisnya
Duh perempuan perempuan setengah baya
Ribuan andung sinandung ibu ibu tua
Memang sedang koor mendendangkan tembang paduka " anyallah baya "

Dari ; SAJAK SAJAK CINTA TOK LAUT





PINTU GERBANG

Celah jendela qalbu yang terbuka pada rumah puisi
Nampakkan potretmu yang kemarin kusuguhi mimpi
Tangisi cumbu kita yang kemarin mati suri
Disini tak ada lagi liris senandung sufi menjadi dendang direntak tari
Tenggelamkah semadiku kearus api
Yang senantiasa menyulut perang suci
Aku didua gerbangmu hari ini

TOK LAUT





SOROT MATA PUISI TOK LAUT


Jelang hari jadi tanah paduka (tanjungbalai ) 27 Desember 2014

Maha karya budaya melayu yang terpahat erat adalah referensi ketajaman rohani. Spiritual dan eksistensi budaya adalah puncak estetika nenek moyang kita. Bangunan ornamen melayu adalah syimbol phylosofis yang kini hampir sirna dan yang masih tersisa;
Bale
Tepak sirih
gurindam
Pantun
dan hikayatnya adalah inspirasi yang tak pernah kering ditimba, bagaikan pemikiran universal dan bijaksana "Sultan Alaidin Syah Johan " yang bergelar " Al Qahar " ( sang penakluk) telah meniti lorong lorong penuh makna menapaki petunjuk paripurna dari kerajaan Iskandar Muda berbekal ajaran suci Islam kita.

Dari ujung tanjung kami datang
Menyusun sembah serumpun salam
Menjunjung tepak adat dan resam
Singgah juga kepekan gambang

Salam kepada yang Maha
Adalah gaung puji
Ikhtiar untukmu para tuan dan puan

Dipulau marwah ini adalah temalu negri melayu
Salam kepada datuk segala hang
Segala tuah dengan sumpahnya
Salam kepada tubuh segala ruh
Segala jimat dan petuahnya

Ribuan tuah jadi aksara
Bercerita kepada laut
Bersembang disajak
Mengatur layar mengubah sega

Kita pancang marwah kepada nurani
Melayu takkan hilang dibumi
Bersemat bersama jiwa gurindam hakiki
Berbaju hikayat dan budi
Meski kotaku seperti bulan yang terluka'
Kami para pekerja seni tetap membawa perban membalut liangnya'
Dan mengagungkanmu dijelang hari jadimu

BALAYAR SATUJUAN
BATAMBAT SATANGKAHAN

Jabatku
TOK LAUT & Community


-------------------------

Tugas "neo korteks" adalah " berpikir, berbicara, melihat dan mencipta. Otak ini merupakan tempat kecerdasan anda.

Di otak ini pulalah bersemayam kecerdasan yang lebih tinggi, intuisi....

Intuisi adalah kemampuan menerima informasi yang tidak dapat diterima oleh panca indra .

Yok berkunjung kekamar puisi metafisis ... mungkin disana ada informasi itu hehe ...

KAMAR PUISI METAFISIS

Khalil gibran pernah berkata;
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku
Pertama kali aku melihatnya lemah
Kedua kali aku melihatnya ia berjoget dihadapan orang lumpuh
Ketiga sampai ketujuh katanya kita melihat berkali kali tanpa membagi bagi...





JEJAK LANGKAH " SULTAN ALAYDIN SYAH JOHAN
PENDIRI
KOTA ANJUNGBALAI 27 Desember 1620 - 27 Desember 2014
____________________________________________________ TOK LAUT


Jelang hari jadi tanah paduka (tanjungbalai ) 27 Desember 2014
____________________________________________________

Maha karya budaya melayu yang terpahat erat adalah referensi ketajaman rohani. Spiritual dan eksistensi budaya adalah puncak estetika nenek moyang kita. Bangunan ornamen melayu adalah syimbol phylosofis yang kini hampir sirna dan yang masih tersisa;
Bale
Tepak sirih
gurindam
Pantun
dan hikayatnya adalah inspirasi yang tak pernah kering ditimba, bagaikan pemikiran universal dan bijaksana "Sultan Alaidin Syah Johan " yang bergelar " Al Qahar " ( sang penakluk) telah meniti lorong lorong penuh makna menapaki petunjuk paripurna dari kerajaan Iskandar Muda berbekal ajaran suci Islam kita.

Dari ujung tanjung kami datang
Menyusun sembah serumpun salam
Menjunjung tepak adat dan resam
Singgah juga kepekan gambang

Salam kepada yang Maha
Adalah gaung puji
Ikhtiar untukmu para tuan dan puan

Dipulau marwah ini adalah temalu negri melayu
Salam kepada datuk segala hang
Segala tuah dengan sumpahnya
Salam kepada tubuh segala ruh
Segala jimat dan petuahnya

Ribuan tuah jadi aksara
Bercerita kepada laut
Bersembang disajak
Mengatur layar mengubah sega

Kita pancang marwah kepada nurani
Melayu takkan hilang dibumi
Bersemat bersama jiwa gurindam hakiki
Berbaju hikayat dan budi

Meski kotaku seperti bulan yang terluka'
Kami para pekerja seni tetap membawa perban membalut liangnya'
Dan mengagungkanmu dijelang hari jadimu

BALAYAR SATUJUAN
BATAMBAT SATANGKAHAN

Jabatku
TOK LAUT & Community


--------------------------

Pujangga/politikus AMIR SYAKIB ARSELAN pernah bertutur 'bahwa ; Selama ada hidup maka ia merupakan arena perjuangan untuk memperebutkan kekekalan hidup itu. Dan syarat kemenangan perjuangan harus terbina diatas kebensran dan haq, sehingga terhimpun didalamnya dua kekuatan raksasa' yakni kekustan mareial ( maddyah) dan kekuatan moral ( adabyah )

Dari paparan diatas jelaslah bahwa menciptakan keseimbangan itu sebenarnya bukanlah kerja ringan' tidak pula mudah'membutuhkan waktu'memrrlukan usaha terus menerus dan memssuki proses.

Kacamata kita saat ini kita arahkan sejenak kepada komunitas " pekerja seni " khususnya di kota tanjungbalai atau ruang lingkup sumatera utara' bahkan kalau perlu skala nasional. Kita melihat bahwa keseimbangan antara kebutuhan hidup lahir dan batin para pekerja seni belum seimbang. Sebahagian besar komunitas pekerja seni masih disebut sebagai kerja batin, realitas hidup sebagai pekerja seni belum mampu menghidupkan ekonomi keluarga 'meski dari sebahagian kecil ada yg mampu menempati ruang dan waktu keseimbangan itu. Rendra dizamannya juga pernah bertutur bahwa "tidak sedikit para pekerja seni yang memilih pekerjaan untuk menutupi kehidupan sehari hari dan menjadiksn kesenian proyek kebutuhan batin saja.

Renungan ;
Berkecimpung dalam dunia seni amat membutuhkan motivasi dan tidak boleh larut oleh suasana, hanyut oleh keadaan, sebaliknya tidak berusaha mengolah keadaan.

Kita sedang dalam perjalanan, dengan demikian segala sesuatu yang menjadi tantangan tidak harus membuat kita surut kebelakang dan kecut untuk mengolah keadaan.

Tak ada panen raya bagi komunitas seniman' meski pesta akbar sekalipun akan digelar.

POLITIK ADALAH SENI MELIHAT PELUANG
TOK LAUT


--------------

Ma ..senja hampir tiba ...
Begitu muda siang kita ...
Tangan hari menggenggam mentari bak bulan dibintang fajar
Rebahlah dipangkuan kami hai gugusan bima sakti

Kami ingin menompangkan kasih diteduh simpul hatimu
Yang kan payungi senja kami nanti
Istana hati kami begitu rapuh tanpa bidadari

Ma ... tolong cabuti ubanku yang mulai memutih

Yakinlah ... sajak rambutku ini begitu putih
melebihi cahaya mimpimu

Tentang bunga langka yang jatuh dari sorgawi ini
Aku tinggal meng"amin" kan doamu

Ma ... esok masih ada pagi ...
Duhamu bergegaslah mengejar sajadah hatimu ...
Alunkan puisi hati kita diberbisik pinta kita
Ma ... aku mengurai mimpi kita dulu ya...
Diperaduan malam dan tahajjud cinta ...
Ma ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar