RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 03 Maret 2015

Kumpulan Puisi Lumbang Kayung - JANGAN LAGI DIKENANG


# JANGAN LAGI DI KENANG #

Aku bagai Setetes Embun,
Menetes di setiab Helai Daun2,
Membasahi kekeringan,
Coba memberikan Harapan,
Untuk mu akan ku Janji kan.

Jangan lagi di Kenang2,
Kepedihan biar saja terbuang,
Itu bukan untuk di pajang2,
Nanti menjadi Terbayang Bayang,
Yang akan membuat Impian mu hilang,
Dalam Luka Lara yang panjang.

Relakan Cinta nya pergi,
Kini dia telah mempunyai Seorang Istri,
Yang harus dia Sayangi,
Bukan untuk kau Sesali,
Juga bukan untuk kau Tangisi.

Ijinkan aku menghapus Air Mata mu,
Aku kini kian Lelab menunggu,
Larut di dalam Penderitaan mu,
Karena Tangisan mu adalah Derita ku,
Walau aku hanya Seorang Sahabat mu,
Yang tak dapat melihat Kepedihan mu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 01:03:2015)





# MENANTI MU #


Ingin ku tulis nama mu,
Di dinding Bukit Bebatu,
Tentang Lautan yang Biru,
Tentang diri mu dan aku,
Biar diri mu tau bahwa aku Rindu.

Kisah Indah yang tak dapat ku lupakan,
Tentang suatu Pertemuan,
Perjalanan Cinta dan Kemesraan,
Namun semua hanya tinggal Kenangan,
Yang kini masih dapat ku rasakan.

Entah di mana kini Rupa,
Entah di mana kini Suara,
Yang mengundang segala rasa,
Gelora Cinta yang pernah melanda,
Bagi ku diri mu adalah belahan Jiwa.

Aku kini masih sendiri,
Bersama Jiwa yang terus menanti,
Menanti diri mu kembali dapat menemani,
Menghapus rasa Sepi ini,
Yang kini kian Lelah ku Jalani.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 02:03:2015)





# PERSADA NUSANTARA #


Belayan Surya Mentari,
Manjakan kehangatan Pagi,
Bangun kan ku dari Mimpi2,
Pertanda hari2 menagih Janji,
Demi memenuhi Hasrat dimuka Bumi.

Ku teguk Segelas Kopi,
Dengan sepotong Ubi,
Ku tatap Pacul yang sudah menanti,
Untuk membersihkan Hamparan Padi2,
Yang menjadi Harapan ku di hari esok nanti,
Dan demi sesuab Nasi.

Camar2 yang terbang,
Bernyanyi dan bermain di atas Gelombang,
Siang berlalu Senjapun Menjelang,
Pertanda Sang Nelayan segera Pulang,
Kembali dari Lautan yang Luas terbentang.

Sungguh Subur Tanah ku,
Begitu kayanya Lautan ku,
Tapi aku masih merasa Ragu,
Atas kedatangan mu bersama mereka2 itu,
Yang Bermata Coklat dan Biru,
Mungkin ingin Merampas Harta Persada Nusantara ku.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 03:03:2015)





# SALAH SIAPA #


Tersimpan satu Kenangan,
Yang hampir terlupakan,
Kini datang menjadi ingatan,
Kata2 Janji yang pernah terucapkan,
Bagaikan Pantai dan Lautan.

Kini diri nya kembali datang,
Setelah lama menghilang,
Yang membuat Hati ku senang,
Kadang kala Bimbang,
Tentang Cinta yang terlarang.

Bunga Cinta pun Mekar kembali,
Bersemi bak Mawar Berduri,
Namun mungkin kah dapat ku dekati,
Atau kah aku harus menjauh pergi,
Sebelum Cinta ini kembali menyakiti.

Ku tau ku Lelah berteman Sepi,
Ku tau ku Cinta ini takkan di Restui,
Namun telah tertanam di Hati,
Janji Suci yang tak dapat ku pungkiri,
Walau menjadi perjalanan Cinta tersembunyi.

Salah kah dirinya,
Salah kah kedua Orang tua nya yang kaya,
Salah kah aku yang Hina,
Salah kah takdir yang melahirkan Cinta,
Aku tak tau ini salah siapa.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 07:03:2015)





# NYATAKAH CINTA MU #


Mengertilah aku,
Lantunan mu,
Ungkap kan rasa Rindu,
Tapi semua itu Semu,
Dan aku terkadang Ragu,
Rindu mu itu bukan lah untuk ku.

Kau Dendang kan Cinta,
Tentang kita berdua,
Hingga aku Terpana,
Aku Terlena,
Seakan itu nyata,
Membawa Hayal ku ke Alam Nirwana.

Kau bagai Warna,
Tiada Rupa,
Namun indah di Mata,
Sedang aku yang ingin Setia.
Seakan kian tersiksa,
Karena aku juga ingin rasakan Cinta.

Marilah Angan,
Jangan biarkan aku kesepian.
Jangan biarkan aku di dalam kerinduan,
Aku ingin ke Bahagiaan,
Walau hanya di dalam Bayangan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 04:03:2015)





# CINTA #


Cinta yang pernah ku miliki,
Kini pergi dan tak pernah kembali,
Tinggal kan ku sendiri bersama Sepi,
Menyiksa Batin di Jiwa ku ini,
Dan entah kapan berakhir nya nanti.

Cinta yang pernah ku miliki,
Tiada pernah Berbunga lagi,
Tiada kata Asmara penghibur Hati,
Semua hanya menjadi sebuah Mimpi,
Menemani Lelah di dalam tidur ku nanti.

Cinta yang pernah ku miliki,
Terbakar di Bara Api,
Lebur tiada berarti,
Beku di Jiwa yang hampir Mati,
Dan terpuruk di Lembah nan Sunyi.

Cinta yang pernah ku miliki,
Kapan kah engkau kembali,
Bangun kan ku dari Lamunan ini,
Bangunka Asa yang hampir Mati,
Dan pergi menjauh dari Lembah nan Sunyi,
Bersama Cinta yang pernah ku miliki.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 08:03:2015)




# KUNANG KUNANG #

Siang ku nantikan Petang,
Malam pun tiba tak Berbintang,
Kemudian Bayangan ku ini Hilang,
Bersama Cahaya kecil terang melayang,
Itu Cahaya Seekor Kunang2,
Pelahaan melayang terbang.

Aku ingin berdiri,
Berjalan dan Berlari,
Dan melayang tinggi,
Mengikuti ke mana engkau pergi,
Hingga kita lelah sendiri.

Dan aku terhenti,
Kunang2 tak sendiri,
Namun aku dapat menyadari,
Ke Indahan kan terus menerangi,
Bayang2 ku di Malam ini,

Ku tau Kunang2 tak selamanya menemani,
Kunang2 akan segera pergi,
Hanya Dinginnya Malam yang Menyelimuti,
Namun biarlah sekedar ku Nikmati,
Walau hanya menghapus sepinya Kesetiaan ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:03:2015)





# HANYUT DI ARUS IMPIAN MU #

Hanyut terbawa Arus Deras,
Tersandung dan terhempas,
Terkandas,
Di Bebatuan Cadas,
Lemas dan terhempas.

Ku coba tuk membangun kan,
Lelah yang tak tertahan,
Di Debar ke Resahan,
Aku Terbuai menatap Awan,
Masih adakah seberkas Impian.

Memang Langit tak lagi Mendung,
Masih terdengar kicau burung2,
Begitu Merdu Bersenandung,
Sambung menyambung,
Namun di pikir yang masih Bingung,
Mungkin kah dapat ku daki tinggi nya Gunung?.

Aku harus dapat Berdiri,
Melangkah kan Kaki ini,
Walau tak dapat Berlari,
Tingginya Gunung Harus ku Daki,
Sebelum hanyut kembali,
Di Deras nya Arus Impian ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 09:03:2015)





# DI USIA SENJA #

Di Usia yang mulai Senja,
Bukan berarti ku harus meminta2,
Tetab ku kan lapang kan Dada,
Untuk dapat bekerja,
Demi kebutuhan yang memaksa.

Biar pun Senja menjelma,
Biar Malam memejam kan Mata,
Aku kan tetab Ikhlas menerima,
Apa yang akan melanda Jiwa,
Karena semua itu atas kehendak yang Maha Kuasa.

Waktu pun berlalu menemani Langkah ku,
Hembusan Nafas kadang kala tak menentu,
Di antara Musim yang terus berlalu,
Aku kan tetab terus Memacu,
Mencumbui ke Muliaan jalan Hidup ku.

Terima Kasih Tuhan,
Atas ke Sehatan yang telah kau berikan,
Dan Doa2 kan selalu ku panjat kan,
Di setiab langkah menempuh Kehidupan,
Hingga nanti Mata Lelah ini Engkau pejam kan,
Menuju Sorga yang telah Engka Janjikan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 09:03:2015)




# DI TINGGAL SENJA #

Senja telah tiba,
Gelisahpun menjelma,
Riuh yang ternoda,
Menatap datang nya Malam tiba,
Hening ku di dalam diam tampa kata.

Entah kemana Canda,
Tawa pun hilang seketika,
Tanpa teman Bicara,
Diam mencari Makna,
Ada kah hilang nya Lara?.

Ku tatap Bayangan ku,
Hitam membisu,
Namun setia menemani ku,
Tampa ada Ragu,
Juga Cemburu.

Malam kan segera Datang,
Mungkin kah bersama Bintang2,
Yang membawa KemilauTerang,
Menghibur Hati ku yang Bimbang,
Dengan penuh Kasih Sayang,

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:03:2015)





# SALAH KAH #

Impian ini kian melemah,
Kemudi ku telah patah,
Dan aku kehilangan arah,
Entah mana yang benar dan salah,
Aku hanya berserah dan Tabah.

Suara Mengiba,
Suara Murka,
Aku diam saja,
Dan tak tau berbuat apa,
Hati ku seakan Sirna.

Seakan jera kini rasanya,
Berbuat baik tiada gunanya,
Malah menambah Sensara,
Menderita dan Kecewa,
Hidup ini pun bagai Teraniyaya.

Kini tiada lagi Cinta,
Hilang sudah sebuah rasa,
Langkah Hitam pun Bermata,
Hanya Segelas Anggur menambah Pesona,
Untuk hilang Duka Nestapa.

Maaf bila aku tiada percaya,
Telah hilang sebuah tanya,
Karena di Hati telah tertanam Kecewa,
Yang tak ingin Sirna,
Di antara ramai Mata yang melihatnya.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:03:2015)




# SIRNA #

Lama sudah kita berjalan,
Di ke indahan Taman,
Di antara Bunga2 nan harum menawan,
Di dalam Kemesraan,
Kini semua tinggal kenangan.

Luasnya Lautan Samudra,
Tingginya Gunung Himalaya,
Telah membaur di dalam Cahaya Asmara,
Tentang kisah Cinta kita berdua,
Kini telah menjadi Sirna.

Aku tak dapat melepaskan,
Tak mudah untuk ku melupakan,
Walau mengundang kepedihan,
Membawa Lara yang tak dapat ku tahan,
Dan menjelma di dalam Ingatan.

Sirna kini indahnya Cahaya Cinta,
Sirna kini hangat nya Kemesraan,
Kebahagiaan yang telah ku Impikan,
Hilang hanya karena kesalah pahaman,
Yang tak pernah dapat kau maaf kan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 11:03:2015)





# BERTEMAN KAN DINGIN MALAM #

Dingin nya Malam,
Di bawah sinar Temaram,
Aku larut dan tenggelam,
Terbuai di dalam Kelam,
Di tikam bayangan masa silam.

Ingin rasanya pergi,
Meninggal kan Sepi,
Dan tak ingin kembali,
Untuk mengobati Perih nya Hati,
Dalam menelusuri dingin Malam ini.

Tak dapat ku tinggal kan,
Kisah yang pernah ku rasakan,
Dalam Kemesraan,
Penuh Gejolak Percintaan,
Yang kini masih ku Rindukan.

Mungkin sudah Takdirnya diri,
Berselimutkan Embun di Malam ini,
Dan tiada siapa pun yang peduli,
Tentang Resah yang ku alami,
Sebelum lelah memejam kan Mata ku ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 14:03:2015)





# BOCAH BOCAH DAN MENTARI PAGI#


Sinar Surya Mentari Pagi,
Kicau Burung2 bernyanyi,
Bangun kan ku dari Mimpi2,
Setelah Lelah menjejaki Hari,
Dalam mencari kebutuhan hidup ini.

Embun menetes di setiab Helai Daun2,
Mengalir perlahan di celah Bebatuan,
Bagaikan irama dendang Kenangan,
Yang tak pernah hilang dalam ingatan,
Di sepanjang Langkah kehidupan.

Bocah2 yang bermain Riang,
Di tengah Padang Rerumputan dan Ilalang,
Ia menatap Awan sambil berdendang,
Layang2an nya pun terbang melayang,
Di terpa Angin yang datang.

Oh indahnya Pagi ini,
Burung2 pun Riang bernyanyi,
Bocah2 yang bermain dan Berlari,
Layang2an yang terbang tinggi,
Memberi arti Semangat di dalam Jiwa ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 15:03:2015)





# HARUS BAGAI MANA #


Tersirat satu makna,
Terucap sebuah kata,
Menglun kan irama Cinta,
Dalam menggapai Hangatnya Asmara,
Lalu tercampak kan tiada berguna.

Di saat aku terkenang,
Lamunan ini di penuhi Bayang2,
Terbang tinggi melayang,
Jatuh di terpa Angin yang datang,
Dan tenggelam di Air tenang.

Haus dan Dahaga tak kunjung sudah,
Air di Gelas jatuh tertumpah,
Jiwa kecewa pun semangkin lelah,
Menanti Mendung yang tak kunjung singgah,
Basahi Asa yang kian melemah.

Ingin rasa nya berlalu pergi,
Namun ku masih di sini,
Ingin rasa nya ku tetab di sini,
Tapi ku takut di Lumuti sepi,
Dan aku pun tak tau harus bagai mana lagi,
Bayang2 itu selalu menemami,
Menyelimuti Lamunan kekecewaan ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 20:03:2015)





# SUBUH MENJELANG PAGI #

Ku ayun kan Langkah ku,
Tinggal kan desa tempat ku,
Di Pagi Buta ku berlalu,
Tampa tiada yang tau,
Karena ini Perjalan hidup ku.

Rerumputan yang masih terasa basah,
Tak membatasi setiab langkah,
Aku harus dapat Tabah,
Hingga nanti Kaki ini Lelah,
Terhenti dan untuk kembali melangkah.

Tak henti ku sapu Keringat di Dahi,
Tak henti Mata ku ini mencari,
Apa yang dapat ku kerjakan Hari ini,
Dalam mengais Rezeki,
Dan untuk sesuab Nasi.

Ku tunggu putaran roda hidup ku,
Ku tempuh langkah perjalnan ku,
Walau tajam nya kata selalu menghinaku,
Aku tak kan mau tau,
Asalkan nasi yang ku makan Rejeki Halal mu.

Terima Kasih Tuhan,
Ku tau hidup ini adalah perjuangan,
Perjuangan semua ingsan,
Insan yang telah engkau Ciptakan,
Untuk memenuhi Asa di dalam kehidupan.

By : LUmbang KAyung (Asahan 17:03:2015)





# TELAGA DAN ANGSA #


Ku menatap telaga,
Indah mempesona,
Kebeningan Air nya,
Memberi Bayangan nyata,
Kepada sepasang Angsa.

Ku Basahi Wajah ini,
Ku renungi Angsa yang kesana kemari,
Tak peduli aku yang mengamati,
Kemesraan yang begitu berarti,
Dan sepasang Angsa itu tak ingin pergi.

Ingin rasa ku ikut bersama,
Berenang dengan mesranya,
Tinggaal kan Lara yang ada,
Tinggal kan sepi yang melanda,
Di jiwa yang kehilangan Cinta.

Ku hembus kan Nafas kecewa,
Dalam menanti cerita cinta,
Supaya sepi tak lagi melanda,
Bagaikan sepasang Angsa,
Yang berenang dengan Mesra.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 29:03:2015)





# NGANTUK DAN NYAMUK #


Ngantuk,
Kepala pun mangguk2,
Rasa ini pun mengamuk,
Bak Gajah yang kian Gemuk,
Lagi di keroyoki Nyamuk.

Aku ingin terlelab,
Dalam tidur yang tak hanya sekejab,
Jangan ada lagi semut2 yang merayab,
Bersama Nyamuk2 yang terus menghisab,
Yang datang dari Tanah yang Lembab.

Mimpi2,
Mimpi itu lagi,
Tidak menyenangi,
Tidak menakuti,
Aku bingun kenapa masih di sini lagi.

Esok hari masih lama,
Nyamuk2 kian menggila,
Mengigit Tubuh ku yang terbuka,
Tak perduli esok ku harus bekerja,
Iringi perjalanan ini hingga datang nya Senja.

Semut2 yang merayapi,
Nyamuk2 yang menggigiti,
Dan Mimpi2 yang itu lagi,
Tak pernah menghibur diri ini,
Sehingga ku tak sanggub memejam kan Mata lagi,
Di Malam ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 28:03:2015)





# MERENUNGI DIRI #


Bukan ku enggan menuliskan kata,
Bukan pula ku asik bermanja,
Hanya ada gelisah di Dada,
Yang selalu melanda renungan Jiwa,
Bila nanti Harapan ini berubah makna.

Bak Rembulan menyinari Malam,
Bersama Sinar temaram,
Mengukir Bayangan di Batu Pualam,
Tersenyum di Hati yang dalam,
Dan nantinya akan tenggelam di dalam Kelam.

Mata Hati telah pun terbuka,
Namun ku masih meraba,
Endah di mana Suara menyapa,
Entah siapa yang mengundang Cinta,
Sedang aku coba bertanya pada kesetiaan yang ada.

Aku hanya ingin Cinta ini nyata,
Tertawa bercanda bersama,
Mengukir indah nya Asmara,
Di dalam cerita Dilema Romantika,
Yang menjadi ke inginan setiab Insan Manusia.

Biar lah aku tetab di sini,
Diam merenungi diri,
Menanti Cahaya Abadi,
Yang akan menerangi Gelab nya kekecewaan Hati,
Hingga nanti sepi tak menyiksa Batin ini lagi.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 27:03:2015)





# DERITA JIWA #

Hembusan Angin berlalu,
Mengusik lembut tubuh ku,
Burung2 yang berkicau merdu,
Menghibur sepi nya Hati ku,
Di antara Rimbunan Pohon yang menjadi saksi bisu.

Ku sandar kan Tubuh ini,
Menatap Mentari yang meninggal kan Pagi,
Dan ku renungi kesendirian ini,
Sepi hampa tiada berarti,
Seakan Jiwa ini telah pergi.

Teringat Asa yang hilang,
Hati ini pun menjadi terkenang,
Tentang hilang nya Kasih Sayang,
Yang pernah membawa ku terbang melayang,
Namun kini menjadi kepedihan yang tak terbilang.

Lamunan ku tak juga sirna,
Kebahagiaan tak lagi ku rasa,
Hanya kecewa yang mendera Jiwa,
Membawa Duka dan Lara nya Cinta,
Di antara tetesan Air Mata.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 24:03:2015)





# CERMIN KU RETAK DAN BERDEBU #

Seberkas Cahaya kini menyapa,
Bias kan Bayang yang selalu Setia,
Hingga kini aku terpana,
Rasa Gembira pun datang bersama,
Menjelma di dalam Relung Sukma.

Namun Cermin ku Retak Berdebu,
Baju ku lusuh dan berbau,
Kata2 kerab menghina ku,
Dan Mata mereka tajam melirik ku,
Seakan ingin kuliti Tubuh ku.

Andai kelak Bahasa ku Sirna,
Itu bukan salah siapa2,
Itu karena hidub ku yang Sensara,
Walau Cahaya mu telah menyapa,
Yang membawa angan ku ke Alam Nirwana.

Terbang lah engkau tinggi melintasi Awan,
Kata kan pesan ku kepada Tuhan,
Aku bukan lah pantas untuk di samakan,
Kepada diri mu yang telah memberi Harapan,
Harapan yang tak mungkin dapat ku wujut kan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 22:03:2015)





# MUNGKIN KAH MENJADI NYATA #

Indah nya Bintang2,
Rembulan yang bersinar terang,
Yang membuat Angan ku melayang,
Dan Impian ku menghilang,
Larut bersama bimbang.

Namun aku bukan lah lemah,
Aku tak mudah menyerah,
Walau Sayab ku telah patah,
Walau Nafas ku ter engah engah,
Di dalam langkah yang kian lemah.

Kini mulai ku dengar kata Cinta,
Mengusik di Relung Sukma,
Membuka kan Mata yang hampir Buta,
Seakan Lelah ini semangkin Sirna,
Dalam menanti cerita Asmara.

Tapi mungkin kah ini nyata,
Atau hanya Maya belaka,
Yang kelak menambah Sensara,
Menambah beban Derita,
Yang telah lama ku rasa.

Terima kasih Bunga yang kau beri,
Terima kasih Cinta yang kau Saji,
Aku hanya dapat berharab ini bukan lah Mimpi,
Yang kelak melahir kan sebuah Janji,
Dan menjadi penghibur Sepinya rasa Hati ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 22:03:2015)




# MENANTI HUJAN REDA #

Kini Hujan membasahi bumi,
Mentari pun tak terlihat lagi,
Burung2 tak lagi bernyanyi,
Bocah2 tertidur bersama Mimpi,
Sedang aku merenungi hari ini.

Ku usap keringat di Tubuh ini,
Ku usap tetesan Hujan yang membasahi,
Masih ada setumpuk harapan yang menanti,
Pekerjaan yang harus ku selesaikan di hari ini,
Demi memenuhi hasrat di Hati.

Hujan tak jua kunjung reda,
Resah kian membara di Dada,
Dan sebentar lagi Langit Senja,
Setumpuk harapan kan segera sirna,
Yang tersisa hanya Bait Doa2.

Terima kasih ya Illahi,
Hujan ini Rahmat yang kau beri,
Sedang kesabaran telah tertanam di Hati,
Hujan tak kan menjadi penyesalan diri,
Walau serpihan Rejeki tak dapat ku miliki di hari ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 21:03:2015)





# SELAMAT PAGI MENTARI #


Mentari telah buka kan Mata ini,
Aku terjaga dari Mimpi2,
Di sambut Embun2 Pagi,
Bersama Kicau Burung2 bernyanyi,
Bangun kan ku bersama Sang Mentari.

Ku coba sekedar untuk memejam kan mata,
Hayal ku hadir seketika,
Menyapa Asa yang datang menggoda,
Sehingga Gairah bersemangat di Dada,
Mengudang Cerita yang menanti ku di Sana.

Ku basahi Tubuh ini,
Ku tatap Cermin yang setia menanti,
Wajah lesu pun Ceria kembali,
Secerah Mentari Pagi,
Yang membangun kan ku dari Mimpi2.

Selamat Pagi Mentari,
Hari ini Perjalan hidup kembali bersemi,
Se indah Warna2 Pelangi,
Seceria Burung2 bernyanyi,
Yang mengiringi langkah Kaki ku ini.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 31:03:2015)





# BAGAI NYAWA KEMBALI KE BADAN #


Lama sudah ku pendam kegelisahan,
Merajut sebuah Harapan,
Di dalam penantian,
Yang penuh Gejolak Kerinduan,
Air Mata bagai mengering dalam Tangisan.

Siang bagaikan Malam,
Malam Membias Kelam,
Aku larut dan tenggelam,
Karam di Lautan dalam,
Yang Melukis Catatan Kusam.

Mimpi pun ku nannti,
Berharab Bayang mu datang menemani,
Membawa Asa ini kembali,
Bersama Cinta yang Abadi,
Di dalam Janji yang tersepakati.

Kini diri mu kembali ku temukan,
Membawa Rindu yang lama ku Nantikan,
Dan Hilang sudah Perih nya Penderitaan,
Luka Lara yang sangat menyakitkan,
Bagaikan Nyawa kembali ke Badan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 02:04:2015)





# TINGGAL KAN DERITA MU #


Kian lemah Langkah ku,
Kian Pupus harapan ku,
Mendung yang Kelabu,
Seperti hentikan perjalanan ku,
Dalam Melebur Hati mu yang Beku.

Ke mana canda mu yang dulu,
Ke mana lagu mu yang merdu,
Adakah Gerimis mengurai Tangis mu,
Adakah kekecewaan itu menghukum mu,
Itu bukan salah mu
.
Kembalilah kepada Asa,
Tinggal kan semua Derita,
Hidub ini hanya sementara,
Bukan menjadi cerita Air Mata Duka,
Duka mu yang kini melanda.

Lihat lah Sahabat ku,
Malam kan berlalu,
Mentari Pagi pasti kan menunggu,
Menerangi kepedihan mu,
Bersama Canda Tawa Cinta ku.

Singkirkan pederitaan,
Hapus Air Mata yang tak berkesudahan,
Di sini masih ada Jalan,
Jalan menuju Kebahagiaan,
Yang pernah engkau rasakan.

By : LUmbang KAyung bersama Yuen wijaya (Tanjung Balai 31:03:2015)






# BAGAI NYAWA KEMBALI KE BADAN #


Lama sudah ku pendam kegelisahan,
Merajut sebuah Harapan,
Di dalam penantian,
Yang penuh Gejolak Kerinduan,
Air Mata bagai mengering dalam Tangisan.

Siang bagaikan Malam,
Malam Membias Kelam,
Aku larut dan tenggelam,
Karam di Lautan dalam,
Yang Melukis Catatan Kusam.

Mimpi pun ku nannti,
Berharab Bayang mu datang menemani,
Membawa Asa ini kembali,
Bersama Cinta yang Abadi,
Di dalam Janji yang tersepakati.

Kini diri mu kembali ku temukan,
Membawa Rindu yang lama ku Nantikan,
Dan Hilang sudah Perih nya Penderitaan,
Luka Lara yang sangat menyakitkan,
Bagaikan Nyawa kembali ke Badan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 02:04:2015)




# WARNA WARNI SAHABAT #

Ketika menggelegar kata Murka,
Mendengar kabar Dunia,
Tentang Duka sebuah Negara,
Di antara bising nya suara Senjata,
Dan si kecil pun menangis di sisi Jasat Ibunya.

Ketika terdengar suara tawa,
Terlintas kabar Gembira,
Yang penuh Pesona,
Mengecap indah nya Asmara,
Di dalam membina Rumah Tangga Bahagia.

Ketika kesedihan menemani,
Duka Cinta yang menyakiti,
Tentang Lara kerinduan Hati,
Di jiwa yang hampir Mati,
Dan merenungi di dalam sunyi.

Ketika terlintasa ke indahan,
Tentang Bunga2 di Taman,
Tentang Pelangi dan Awan2,
Yang menghiasi Lereng2 Pegunungan,
Di dalam sebuah Kekaguman.

Ketika teringat akan ke Imanan,
Menjadi sebuah kesabaran,
Menyesali semua kesalahan,
Datang dari sebuah kesilapan,
Yang akan di pertanggung jawabkan kepada Tuhan.

Inilah Cerita kita Kawan,
Warna Warni dari setiab Goresan,
Dalam menjalani Dilema seorang Insan,
Yang menjadi Rangkaian kebersamaan,
Dalam Syair dan Pantun Kehidupan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 08:04:2015)





# KEKECEWAAN #


Di saat ku melihat Angkasa,
Ku ingin buktikan dengan nyata,
Adakah ke kehidupan di sana,
Atau hanya Cerita saja,
Tentang Langik dan MahluK Nya.

Di saat ku tatap Mega,
Entah mengapa ku tak pernah merasa,
Untuk dapat terbang bersama,
Karena Mega kan Sirna juga,
Tinggal kan ku bersama Gelab Gulita.

Namun di saat ku menatap Lautan,
Ku melihat sebuah Impian,
Yang dapat ku rasa kan,
Walau di dalam keheningan,
Bersama Sinar Rembulan.

Dan kini ku merasa ragu,
Ke cewa diri yang tak menentu,
Bagai berjalan di Alam semu,
Mengulangi semua yang telah berlalu,
Yang cukub menjadi penderitaan ku.

Langit ku masih Biru,
awan2 pasti berlalu,
Hanya Lamunanb yang membawa Rindu,
Di dalam segores Syair Kelabu,
Penderitaan dahulu yang kini Masih ku Cumbu.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:04:2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar