RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Rabu, 05 Agustus 2015

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - SAHABATKU


# SAHABAT KU #

Sudah lah,
Risau tak usah,
bila kau rapuh,
kita semangkin jauh,
Dan terjatuh.

Ini milik mu,
Ini rahmat mu,
Miliki yang mereka tak tau,
Sukuri musim dan Waktu,
Dan cukub beri aku dengan senyum mu.

Sudah lah misim berlalu,
Bayang kan yang kita tak mampu,
Berakit rakit ke dahulu,
Berenang2 ketepian,
Dan usah biarkan rana menyakiti mu.

Beri aku sambut mu,
Ini canda ku,
Yang larut tinggal kan bisu,
Terbuai Nada Sahdu,
Dan ku yakin ada kamu menemani ku.

Sahabat kamu adalah canda ku,
Yang hilang kan pilu,
Candai sepi bisu,
Denga apa yang kita mampu,
Tentang diri mu dia mereka dan aku.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 31:07:2015




# UNTUK MU SAHABAT #

Ini kah lagu mu,
Syair hati yang beku,
Merentang jarak dan waktu,
Menyemai malam2 kelabu,
dalam hening lara syahdu.

Ini kah dirimu,
melangkah dengan kaku,
Diam dan membisu,
Tenggelam di dalam angan semu,
Coba tinggal kan semua ukiran rindu.

Untuk apa diam di sana,
mari kita berdansa ria,
Tinggal kan semua derita,
Capai kembali impian yang hampir sirna,
Yang bersinar di antara Bintang2 kejora.

Mari bersama ku sahabat ku,
Kita ukir setiab nada2 baru,
Lupakan kesalahan2 yang lalu,
Untai kan kata2 penuh Cumbu,
Walau hidub kita masih di antara bimbang dan ragu.
Sahabat ku kamu umpama cinta,
Rindu bila jauh di mata,
Menggoda dari setiab cerita,
Yang penuh dengan asamara,
Dan menghapus setiab derai air mata
Walau kita bukan untuk selamanya bersama di dalam Cinta.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 03:08:2015





# SEANDAINYA #


Seandai nya kau dapat merasa,
Adakah kau dapat tertawa,
Atau kau merasa berduka,
Dari semua Bait2 cerita,
Tentang Cinta yang berakhir dusta.

Seandainya kau dapat merasa,
inikah derita,
yang membelai ku dalam siksa,
Melupakan semua cerita asmara,
dan terluka di dalam untaian lara.

Seandaikan kau dapat merasakan,
inikah indahnya percintaan,
atau hanya sebuah goresan,
Yang terpuruk di dalam angan2,
dan hilang di antara kejauhan.

Seandai nya aku tau,
Tak ingin ku membeku,
Mengenal semua dilema Rindu,
Yang kan tenggelam menyeberangi Lautan biru,
Dan mungkin aku hanya sebuah nama untuk mu.

Malam ku,
temani sepiku,
Jangan biar kan ku larut bersama bayangan semu,
Dan hilang tenggelam di malam kelabu,
Gelab terbuai Remang nan bisu,
Karena seandainya ku mampu kau tetab milik ku.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 02:08:2015




# MASIH ADA KAMU #


Mentari kan menemani,
Bersama embun pagi,
Terus kan langkah di hati,
Tak usah menyakiti,
Walau karena kita insan yang berani.

Teruskan,
Itu langkah mu kawan,
Masih ada terselubung senyuman,
Atau aku yang akan meneruskan,
Sebelum semua itu ku lakukan.

Mengeluh tak berguna,
Penghalang cobaan belaka,
Bukalah mata,
Masih banyak yang menderita,
Dan apakah mereka menjadi angkara.

Senyum mu,
Berilah untuk ku,
Semoga aku tau,
Kamu lah yang ku rindu,
Menjadi sahabat selamanya untuk ku,
Dan juga sahabat tanah air ku.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 07:08:2015





# KITA INDONESIA #


Maju tak gentar,
Langit menggelegar,
Bagai terdampar,
Aku sadar,
Ini kah suara hingar bingar.

Esok mentari menyambut pagi,
Mungkin ada pelangi,
Menemani burung2 yang bernyanyi,
Dan aku sadar dari semua ilusi,
Harus kemana kah langkah ini.

Kamu masih nampak bermain kawan,
Aku tak kan heran,
Entah itu siapa sang pujaan,
Kamu yang dapat menentukan,
Mungkin karena untuk mu itu lah sang pahlawan.

Gundukan tanah masih menunggu,
Entah aku tak tau,
Mungkin mimpi malam masih menemani ku,
Dan ini bukan sekedar ungkapan semu,
Karen kita belajar untuk menjadi yang nomor satu.

Mari kibarkan bendera di persada,
Kita anak negri pancasila,
Dan hanya putra putri indonesia,
Untuk menjaga pusaka yang penuh adat dan budaya,
Yang telah menjadi mimpi di mata dunia.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 06:08:2015




# TERANGI MALAM KU REMBULAN #

Aku terpandang pandang,
Menatab langit yang tak berbintang,
Sedang malam bagai kecundang,
Membias sepi di dalam bayang2,
Mencari catatan hati yang menghilang.

Malam ku terbengkalai,
Menanti mimpi yang belum pasti,
Tentang nyanyian malam yang tak memberi arti,
Dalam menagih sebuah janji,
Yang ku ratapi bersama perasaan ini.

Ku tau rindu tak kesampaian,
Ku tau harapan tak kan memberi jawaban,
Bagai pungguk menanti kan rembulan,
Bagai camar di tengah hutan,
Terpuruk di dalam sebuah impian.

Bunga layu di tangan,
Bungaku merintih di pelukan,
Bunga ku kini di alam kayangan,
Meninggal kan duka bersama kenangan,
Urai kan air mata yang mengalir perlahan,
Meratapi kenangan yang tak dapat ku lupakan.

Kian larut malam ini,
Ku ingin terbang bersama indah nya mimpi,
Menemani bunga impian hati,
Dan tak ingin terbangun lagi,
Hingga nanti tak lagi ku lihat mentari.

Terangi malam ku ini rembulan,
Biar ku hitung embun2 yang menetes perlahan,
Sampai nanti mata ini kelelahan,
Melupakan semua kenangan,
Dan terlelab di dalam kehampan.

By : LUmbang KAyung ( Kamaluddin)
Tanjung Balai 08:08:2015





# IMPIAN YANG MASIH TERTUNDA #

Mungkin masih ada waktu,
Untuk tetab mencintai mu,
Itu nyanyian jiwaku,
Untuk mu indonesia ku,
Sebelum akhir hayat ku.

Ku yakin mentari kan tetab menyinari,
Walau mananti menundung yang menyelimuti,
Namun kita tak sendiri,
Masih ada jiwa yang kan tetab menemani,
Untuk memahami arti kemerdekaan ini.

Kini laju sudah angkara,
Mulai membara kini petaka,
Masih kah ada impian yang kan datang menyapa,
Dan siapa yang sebenar nya membawa angkara,
Kenapa masih tiada jawaban nya.

Harus kah impian itu hilang,
Hilang dan tak terkenang,
Bagai nyanyian kecundang,
Menari dan tebuang,
Di setiab mata dunia yang memandang.

Kemerdekaan ini bukan perjuangan kita,
Kemerdekaan ini tumpah darah mereka,
Buwat kita anak cucu nya,
Untuk di jaga dan mempertahan kan nya,
Karena kemerdekaan adalah impian yang masih tertunda.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 14:08:2015




# IJIN KAN AKU MENJADI PENGGANTI DIRI NYA #


Jangan menyesali diri,
Semuanya itu telah terjadi,
Cobalah lah tanya di lubuk hati,
Harus kah diri mu tetab tersakiti,
Hanya karena tangisan yang tak henti.

Gelombang ombak bukan petaka,
Tiupan angin bukan bencana,
Lautan tak pernah tau untuk murka,
Biar kan diri nya di sana,
Bersemayam selama nya.

Jangan biar kan hati mu beku,
Jangan biar kan hari hari mu sendu,
Kenangan masa lalu biar lah berlalu,
Mari buka lembaran baru,
Bersama kasih sayang ku.

Ijin kan ku hapus air mata mu,
Biar kan ku belai rambut mu,
Diri nya tak mungkin lagi menemani mu,
Relakan diri nya bersemayam di laut biru,
Karena dirinya bukan lah jodoh mu,

Terimalah mawar ini,
Mawar yang di penuhi kelopak janji,
Tentang sebuah hati,
Tentang cinta suci,
Yang terus menanti mu di sini.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 13:08:2015




# KITA TETAB WASPADA #


Bangun lah kawan,
Jangan ketiduran,
Mentari telah berteman kan awan,
Bukan kah masih ada kenangan,
Seumpama asa yang belum terwujutkan.

Bangun dan berdiri lah kawan,
Masih jauh lagi perjalanan,
Tetab lah menuju ke depan,
Disana masih banyak rintangan,
Yang menanti di dalam penantian.

Ku yakin mereka merindukan kawan,
Tiada keluhan,
Tiada keonaran,
Tiada kebodohan,
Semua ingin kan kemenangan,
Dalam ke bahagiaan.

Mari kita kibar kan bendera kawan,
Teriakan kemerdekaan,
Jangan biarkan menjadi kesalah pahaman,
Oleh anutan yan menyesat kan,
Karena kita insan Indonesia yang bertuhan.

Merdeka,,,
Namun tetab waspada,
Merdeka,,
Langkah kedepan masih menanti di sana,
Medeka,,
Untuk seluruh tanah air Indonesia,
Merdeka dan tetab terus merdeka.

By : LUmbang KAyung ( Kamaluddin)
Tanjung balai 16:08:2015






# MAKNA RASA DI JIWA #

Terdampar noktah cinta,
Di remang2 tabir senja,
Dan aku terpuruk di celah karang lara,
Di bayang2 rasa kecewa,
Dari sudut makna hidub yang memang berbeda.

Tiada artinya sejuta rindu,
Jikalau hanya menatab luasnya lautan biru,
Sedang kan makna jiwa yang terbelenggu,
Bagai kan sayab angsa yang tak akan mampu,
Terbang untuk dapat bertemu,
Membawa alunan irama nada syahdu.

Malam dingin nan sepi,
Akan menjadi lamunan tersendiri,
Yang belum dapat untuk ku akhiri,
Diantara embun2 yang menyelimuti,
Dan mungkin hayal yang kan menemani,
Dalam merenungi jawaban yang belum pasti.

Senja telah lama sirna,
Malam kian gelab gulita,
Remang malam pun menjadi angkara,
Dalam menemani remang nya jiwa,
Yang kan sirna di duka kecewa,
Bila jawaban cinta tak menjadi sempurna.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 23:08:2015





# DI SANA DAN DISINI #

Terukir senyum menyambut pelangi,
Menatab indah diantara mentari,
Aku terpesona si embun pagi,
Hari ini ku di sinari warna warni,
Seindah indahnya hari,
Yang menghiasi perjalan hidub ini,
Ku coba nikmati dengan segelas kopi.

Namun di sana terdengar kebisingan,
Meresab di setiab sendi kekecewaan,
Yang jenuh di dalam penyesalan,
Meratapi setiab ke bodohan,
Dan terbuai ke egoan,
Terbius oleh asab kenikmatan,
Dalam menyambut penderitaan.

Mudi mudi pun coba untuk bercanda,
Cerita kan tentang legenda dan cinta,
Sementara bocah bocah yang menyapa,
Bertanya tentang mainan nya,
Yang hilang entah kemana,
Terbuang terbawa oleh kepolosan nya.

Indah nya pagi ini akan segera berlalu,
Seiring bersama putaran waktu,
Dan hanya malam yang setia menunggu,
Melepaskan lelah terasa mengganggu,
Sebelum burung2 membangun kan tidur ku.

By : LUmbang KAyung ( Kamaluddin)
Tanjung Balai 22:08:2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar