RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 05 September 2015

Kumpulan Puisi Sugidi Prayitno - PEREMPUAN JILBAB DIKAKI SIKUNIR


UNTUK RINDU, AKU SUDAH SIAP JATUH CINTA KEMBALI


Telah kubungkus..
Sekuntum kata untukmu
Rasa dan cinta
Meski terlihat semu,
Setidaknya telah kurapal
Rindu di setiap lima waktu

Mengagumi
Mencintai
Dan memiliki

Percayalah..
Semoga rinduku tak kemana

__
Ayit Ray, 16 Agustus 2014
Jam 21:35 malam





PEREMPUAN JILBAB DIKAKI SIKUNIR
:sugidi prayitno


Golden Sunrise tenggelam dikaki bukit Sikunir bulan februari, tanpa kuning dan harum melati, tanpa sepuh dan imaji bagai hias fatamorgana yang membusuk.

Perempuan jilbab dikaki sikunir mulai dipadu dengan gincu belati, merobek lekuk tubuh tanpa kain menyertai. Hilang arti, hilang makna, hilang agama, ketelanjangan adalah pemandangan bias hingga muak ingin mencaci.

Gelegar bagaikan dosa tiada henti mengundang nafsu duniawi. Jilbab mulai mati, di tanah para perempuan mengaji, tanah gerasang, perempuan adalah pahlawan bagi dirinya sendiri.

Jilbab mulai mati
Disalah arti
Disalah mengerti
Dipakai sesuka hati

____
Tj. Priuk 06:34 Pagi
25 Agustus 2015




PARADOKS PEMBANGUNAN
:sugidi prayitno


Masih ingat dik!
Tempat kita bermain
Jalan kosong tanah lapang
Kini sudah tak ada bentuk
Usang sudah dik..

Sebab...
Kemarin ada pengusaha yang kencing dipojok tanah lapang, setelah enam bulan sudah berdiri hotel.

Sedangkan aku berkali-kali kencing dipojok yang sama, malah rumput yang mati.

Besok pengusaha akan berak bersama kencing ditengah pohon asem dan beringin,

Aku tunggu sampai sebulan belum juga ada kehidupan, setelah aku pergi beberapa hari ke maskumba, ibu sudah kasih kabar, sekarang pohon asem dan beringin telah diganti beton menjulang tinggi.

Jalan kosong tanah lapang tak tersisa, kecuali kenangan didalamnya.

Dik, besok pengusaha mau berbondong-bondong kencing disetiap sudut kampung!

_______
Pulogadung
10 September 2015 jam 17:00





PENGAGUM RINDU
:sugidi prayitno


Ku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti kamar kost yang sempit seperti rindu yang mengalir deras disetiap inci nadi.

(Sendiri) tubuh tak terasa terhimpit bayangmu yang terlalu lama mendiami tubuh rentanku.

(Di jiran) tak terasa perjumpaan hanyalah jarak yang terlampau disetiap kengerian rindu.

Aku hanya ingin..
Mencintaimu dengan sederhana
(cukup) bagimu mengagumiku dalam setiap sajak patahku.
_____
Pulogadung 11 September 2015
Jam 17:00




Ku
: sugidi prayitno


Ku hanya
Biar terlihat nyata
Tangan ku bunga
Tak lagi menjamah metamorfosa
Ku jaki diangan, ku cup bibir binal
Rindu di pangkuan ku cup bibir mu
Sampailah diujung ku raba ku cup lagi
Bunga masih segar perawan
Terasa segar mempesona
Ku bang tanpa sayap
Terperangkap di ku cup lagi
Tak terkira ku apakan kau
Hanya diam..
Ku cintaimu sampai kau bosan dengan takdir dunia cinta
Bila harus ku lepas cup bibirmu.
Tak apalah..
Asal ku masih bisa mencintaimu.

____
Bekasi, Tambun
14 September 2015





Tanah duka
:ayit ray


Panglima tentara
Merayap dilumpur kekuasaan
Terdiam ditanah duka
Menatap hari panjang
Menanti perang ditanah duka

_____
Bekasi, Tambun
14 September 2015





Dijendela
:sugidi prayitno

Pergi tak pernah kembali
Pada pagi yang sunyi
Rindu kukalung dihati
Terperangkap pada kepal jemari
Daun serta ranting maoni

Tak pernah beri salam
Tak pernah lagi hadir dimimpi malam
Oh....sunyi
Sukma menusuk disetiap jengkal nadi
Kaku!
Ngilu!

Betapa sakit langkah kaki melintas batas imaji, terperangkap dijendela.
Tak lagi kubukan saat mentari menyapa lelap rinduku.

Biarkan aku tertidur dan bercumbu pada langit-langit kamar.
Tak lagi ingin
Kubuka jendela.

Yang pergi tak lagi kembali
Lebih baik aku mendiami mimpi.

____
Bekasi, Tambun
13 September 2015





TERIMAKASIH TUHAN
:sugidi prayitno


Terimakasih Tuhan
Telah anugrahi
Negeri ini
Dengan limbah dan asap

Biar tahu
Bukan hanya
Kekayaan alam
Yang habis dicuri

Bukan tentang
Tanah yang sejengkal dimanipulasi
Bukan tentang aku yang telanjang
Disisi kengerian negeri bencana

Terimakasih Tuhan
Untuk semua ini
Agar kami lekas bangkit
Dari mimpi
Biar kami mengerti
Bukan hanya materi
Yang memperbudak kami
Pada akhirnya kami terus berlari
Mengejar dan memperbaiki

Bukan saling menyalahkan
Mengkambinghitamkan situasi
Tapi tentang kebersamaan yang terus kami jaga, demi bangsa.

Terimakasih Tuhan
Telah hadirkan bermacam cerita
Bagi bangsa Indonesia
Agar kami mengerti dan memahami
Bahwa tak ada satu pun bangsa didunia yang sama seperti Indonesia
Dengan berbagai macam cerita.

____
Bekasi, Tambun
18 September 2015





SATU CERITA SAMIDI
:sugidi prayitno


Ocehan, sanjungan adalah cerita
Tubuh rentan terisi ludah
Semangatmu terhina tiada jeda
Diujung segala amarah
Sampai nafas terhenti Sempurna
Hanya bahasa cinta madinah
Yang kan memeluk ragamu disurga

Tiada tempat
Terhina sampai bangsat
Sesak mengisi rongga tersayat
Semua adalah puisi tak berabdjad
Biarkan tubuhmu tergeletak diantara janji palsu atas nama rakyat

Tapi kau dimana!
Kucari diujung malam
Kau tiada, matikah inspirasi kata
Padahal musim telah berganti
Dan kutahan rindu yang menggebu
Untukmu, tak kan kulepas.
Kugenggam ceritamu
Sebagai satu cinta.

______
Bekasi, Tambun
19 September 2015




HANYA TEMAN
:sugidi prayitno

Atas dasar apa kita mengucap Cinta!
Cinta yang terus membentang disetiap ocehan dan sanjungan, tetap terjaga sampai kebisingan hilang, omongan kosong mengais kemunafikan atas nama bajingan berwujud teman.

Maaf teman..
Beribu maaf kusebut bajingan, jika bukan karena ketelanjangan seolah dirimu tuhan, padahal tuhan sudah tua dan rentan? Baru kehidupan ini kita melihat tuhan berjalan menyusuri jalan, lihat saja derita tuhan yang membisu karena aturan yang membelenggu, tuhan pun tak mau! Atas dasar ketidak patuhan. Yang akhirnya menyerah pada keadaan.

Maaf teman..
Kuucap detiap sujud do'a pada Allah Sang Pemberi Rahmat. Agar kita disatukan dalam kesabaran arungi dunia yang fana.

Maaf teman..
Saat langkah kita hilang arah! Jika bukan karena Allah yang Maha Menenangkan, Jika bukan karena Allah yang senantiasa memberi kesejukan. Apalah arti kita berjalan dibumiNya.

Ya Allah, hanya padaMu lah segala resah kutumpahkan disetiap sujud do'aku, agar senantiasa terjaga dari siksa api neraka.

Karena sesungguhnya kita hanyalah hambah yang lemah.
______
Bekasi, Tambun
22 September 2015 20: 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar