RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 05 September 2015

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - JANJI DI HATI INI


# JANJI DI HATI INI #


Hening ku tampa rembulan,
Bercahayakan bintang2,
Bersama kemilau cahaya kunang2,
Keresahan ku pun berdendang,
Mungkin kah Hari esok dapat memberi harapan,
Tentang apa yang ku impikan.

Esok mentari kan bersinar lagi,
Namun ku masih menanti,
Dan coba mensukuri malam ini,
Malam yang memberi ku arti,
Tentang hari2 yang telah ku lalui,
Tentang lelah ku yang ku jalani.

Tidur lah sayang ku,
Lelab lah buah hati ku,
Aku merasa bahagia bersama mu,
Walau kamu tak pernah tau,
Derita ku adalah hidub mu juwita ku,
Dan untuk buah hati ku.

Tidur lah juwita,
Aku tak ingin kau dapat merasa,
Lapar ku yang menyiksa,
Haus yang membakar dahaga,
Bila hari2 memaksa ku bekerja,
Untuk kamu dapat merasa kan bahagia,
Bersama buah hati ku yang tercinta.

Esok hari2 ku menagih janji,
Dan entah apa yang dapat ku beri,
Untuk dapat kau nikmati,
Juga buat si buah hati,
Yang menjadi tanggung jawab ku sebelum ku mati.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 04:09:2015




# MENATAB KENANGAN #


Sayub2 ku mendengar suara mu,
Seakan memanggil2 nama ku,
Di balik balik bukit yang berbatu,
Walaupun aku tau,
Itu suara sang bayu,
Yang mengisi lamunan ku.

Merdu terdenagar nyanyian burung2,
Membawa angan ku berdendang,
Namun sebuah impian telah hilang,
Terbawa oleh angin yang mendatang,
Dan tak mungkin lagi kembali pulang,
Membawa beribu kasih dan sayang.

Mungkin kah kisah itu terulang kembali,
Gelora asmara yang tumbuh bersemi,
Diantara bunga2 harum mewangi,
Bersama indahnya warna warni pelangi,
Dan bukan hanya menjadi sebuah mimpi,
Oleh karena cinta mu yang tak sepenuh hati.

Mengapa aku masih juga mengharabkan,
Mengapa aku masih juga menantikan,
Diri mu kembali membawa semua impian,
Yang kini masih ku rindukan,
Yang tak pernah dapat ku lupakan.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 07:09:2015




# SIAPALAH DIRI INI #


Di saat aku mengenang,
Kau bak rembulan di antara bintang2,
Sedangkan aku yang hanya mampu memandang,
Bagai pungguk meratab di padang ilalang,
Tertuntuk menatab sayab yang tak dapat jauh terbang,
Untuk dapat bercanda bersama rembulan di atas awang2.

Rasa nya ingin ku pergi,
menjauhi kenangan ini,
Namun ku tak dapat memungkiri hati,
Tentang rindu tak dapat ku akhiri,
Walau ku tau lautan biru tak dapat ku seberangi,
Dan hanya Doa2 ku yang masih menanti sebuah keajaiban Illahi.

Aku kian terpuruk Kecewa,
Di lembah yang di penuhi duri lara,
Yang menusuk di tubuh derita,
dalam mengenang makna Cinta,
Dan aku terbuai lantunan syair pujangga,
Yang kini kian menyiksa di dalam dada.

Malam ku tak hanya sehari,
Siang ku tak selamanya bermentari,
Namun ku masih dapat bermimpi,
Bersama rembulan di taman mewangi,
Menari dan bernyanyi,
Melebur Rindu yang tak dapat ku akhiri.

Aku memang tak dapat terbang tinggi,
Luasnya lautan tak kan dapat ku seberangi,
Namun ijikan dirimu selalu menemani ku di hati ini,
Hati yang selamanya berharab datangnya cinta suci,
Untuk menghiasi indah nya taman sanubari,
Bersama cinta yang di penuhi anuggrah rahmat Illahi Robbi.

By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 11 : 09 : 2015





# RINDU DAN BARA YANG MENYALA #


Hari2 telah berganti,
Waktu kian mendekati,
Pernikahan ini mungkin hanya tinggal janji,
Yang tak dapat ku jalani,
Untuk menjadi kan diri mu seorang istri.

Tersenyum lah di sana sayang,
Usah membuat ku bimbang,
Aku tak mungkin pulang,
Aku juga tak ingin cinta kita terlarang,
Karena aku juga rasanya ingin segara pulang.

Beri aku doa restu mu,
Biar ku hapus sesak di dadamu,
Yang telah menyiksa di dada mu,
Menyiksa rasa kita yang di balut rindu,
Bara dan rindu yang membakar jiwa ku.

Mentari sudah tak terlihat lagi,
Kabut asab masih menyelimuti,
Namun langkah ini masih di sini,
Di antara bara dan api,
Yang seakan tak ingin berhenti menari,
Membakar hutan2 di tanah Indonesia ini.

By LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 20:09:2015





# KATA HATI INI #


Andai kata terulang,
Tiada syair berpantang,
Yang jauh tinggi menjulang,
Meresab ke alam bimbang,
Dan mungkin kah sapa membayang,
Melebur akan indah nya kasih dan sayang.


Gelisah ku tak henti,
Mungkinkah mimpi indah akan menemani,
Menemani lelah ku di malam ini,
Dalam menanti datang nya mentari pagi,
Yang akan menerangi rasa hati yang tak ingin pergi.

Aku merasa dayung ku kan patah,
Menuju dermaga tempat perahu bersinggah,
Yang akam menjadi kan impian ini musnah,
Tenggelam di dalam sebuah kisah,
Dan hanyut dalam kekecewaan yang tak kunjung sudah.

Walau kadang rasa ini memaksa,
Memaksa jiwa yang ingin dapat bersama,
Namun ku sadari itu semua,
Semua hanya akan menjadi hampa,
Dan menjadi syair gundah gulana,
Di dalam kerinduan yang tak akan pernah sirna.

Selamat malam pujaan,
Mimpi indah lah diri mu idaman,
Diri mu hanya menjadi sebuah lamunan,
Yang indah bagai kan rembulan,
Menerangi cinta ku yang hampir hilang dalam kesunyian.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 21:09:2015





# MERAJUT KENANGAN INDAH #

Merayu kata hati ini,
Menatab indahnya warna pelangi,
Dan seakan sepi tak lagi berarti,
Terlebur kicau burung2 yang riang bernyanyi,
Mendendangkan harum bunga2 nan mewangi,
Di tiub angin yang membelai lembut tubuh ini.

Gemersik dedaunan,
Deru air di bebatuan,
Mengundang hadirnya kenangan,
Yang tak pernah dapat ku lupakan,
Tentang bintang2 dan rembulan,
Tentang kerinduan dan pertemuan.

Ku coba kembali meraih kata hati,
Di dalam setiab pejaman mata ini,
Supaya bait2 kesetian yang ku miliki,
Menyemai kenangan yang perna terjadi,
Meniti hari2 yang ku rasakan bagaikan mimpi.

Aku masih di sini,
Menanti senja yang membuyar kan warna pelangi,
Dan memudar kan kebahagian hati,
Di tengah gemuruh kerinduan ini,
Yang akan menjadi kebahagian di sepanjang hari.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:09:2015





# AKU YANG TERLELAB #


Andai mendung malam ini,
Menutupi bintang2 berseri,
Aku tak peduli embun2 menyelimuti,
Aku tak peduli walau hujan membasi,
Diri ku yang di relung lamunan ini,
Sendiri di sudut ruang sepi,
Mencoba mencari arti setiab mimpi.

Kata mungkin menjadi nyata,
Kata mungkin mengundang derita,
Dan ku coba juga menjawab semua,
Namun aku merasa tak berdaya,
Memberi jawaban yang kini kian menyiksa.

Bagai laut dan pantai,
Aku juga ingin di belai,
Namun semua tak dapat ku gapai,
Semua tak juga dapat ku semai,
Hingga nanti kau menyadari,
Aku bagai menanti rembulan di siang hari.

Andai kau tahu,
Aku ingin menemani mu,
Aku ingin menjaga mu selalu,
Dan aku kini terlelab di dalam ruang rindu,
Terdiam di jalan yang berliku,
Karena hanya diri mu yang membangunkan cinta ku,
Cinta ku yang telah lama membeku.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:09:2015




# STASIUN KERETA SENJA #


Seketika saja lelah memudar,
Menyambut lambaian sapu tangan jingga,
Di saat itu jantung ku berdebar,
Tak terasa sebening air menetes di mata,
Mengiringi hasrat yang kian membakar.

Terima kasih ya Allah,
Penatian ini tak sia sia,
Hingga tiada lagi kini rasa resah,
Di saat rindu ini menggoda,
Yang pernah menjadi kan hati ini gelisah.

Kini taman hati ku berhias kan bunga2,
Bersama kupu2 yang menari manja,
Warnai telaga yang berkilau bagaikan kaca,
Hingga rasa ini tak dapat meninggal kan nya,
Walau hanya sekejab saja.

Usai sudah kerinduan yang lama tertunda,
Usai sudah cemburu yang pernah menggoda,
Malam dingin nan sunyi dan sepi pun sirna
Menyambut kebahagiaan yang kini mulai terasa,
Bersama tiba nya diri mu di stasiun kereta.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai. 24:09:2015





# GELAB MALAM #


Dapat kah malam memberi arti,
Menjawab tentang kesendirian ini,
Sedangkan larut kian sepi,
Bersama mendung yang kian menutubi,
Hingga rembulan tak dapat lagi menerangi.

Entah di mana lagi seberkas cahaya,
Lelah ku cari di setiab pandangan,
Sepaya langkah tak lagi meraba,
Diantara embun2 dan rerumputan.

Tak kala diri bertanya hati,
Mungkin di sana onak duri menanti,
Yang kan menusuk tubuh ini,
Di sepang perjalanan langkah ku ini.

Bagai kenangan yang selalu menggoda,
Bagai mimpi yang ku nanti menjadi nyata,
Menanti rindu yang tak kan menjelma,
Yang kan menjadi derita duka di dalam dada.

Namun takdir ku sadari,
Ku langkah kan jua kaki,
Bersama iringan doa yang tak henti mengikuti
Setiab langkah di gelab nya malam ku ini,
Karena cahaya tak mungkin datang untuk menerangi.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 24:09:2015





# MUSAPIR DI PINGGIR JALAN. #


Ku kumandang alunan takbir,
Walau dengan hati yang getir,
Dan rayuan hati ini tersisir,
Kala memandang seorang musapir,
Yang tertidur kelaparan di halaman paktir,

Dia tak pernah berharab berpakaian mewah,
Dia tak pernah bermimpi tentang rumah megah,
Dia hanya menanti tangan2 yang ikhlas bersedekah,
Menghidupi tubuh yang kian melemah,
Bersama kulit wajah yang nampak begitu lelah.

Masih kah ada insan yang bertangan ringan,
Yang dapat memberi penuh keikhlasan,
Memberikan sebuah harapan,
Impian yang tak pernah tebayang kan,
Buat mereka yang terpuruk di pinggiran jalan.

Takbir tetab berkumandang,
Yang kaya nampak bersenang2,
Berpoya poya menghamburkan uang,
Di depan mata musapir yang tak dapat pulang,
Untuk berkumpul bersama keluarga tersayang.

IKHLASKAN HATI DALAM BERKURBAN,
ULURKAN TANGAN MEMBERI BANTUAN,
UNTUK MEREKA YANG SANGAT MEMBUTUH KAN.
SELAMAT HARI RAYA AIDIL ADHA.

BY : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:09:2015

1 komentar:

  1. meninggalkan jejak dulu di sini,

    kunjungi juga blogku http://naurahkida.blogspot.com/

    BalasHapus