RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 10 November 2015

Kumpulan Puisi Ayit Ray - DUKA MU KOMANG SULASTRI


DUKAMU KOMANG SUlASTRI
:Ayit Ray


Di pura bersama do'a pandhita
Tubuhmu terkapar bagai mayat
Dupa, menyan, masih berserakan di setiap sudut kehampaan cinta
Kau tak lagi melihat sejuknya embun, hangatnya surya, malam berbintang.

Lihat!
Nyanyian alam tak lagi terhitung di dalam malam tanpa rasa, sedang cinta masih terus mengalir dalam tubuh, menggema di antara nada-nada keresahan.

Aku ingin menjangkaumu dalam kesederhanaan di bawah temaram bulan, lalu berdiam tanpa apa-apa, kecuali aku mencintaimu. Sesejuk lakumu seramah nirwana memancar kelembutan di dalam jiwa

Tuhan selalu menciptakan cinta dengan sempurna, kala aku memandangi bola matamu yang indah, di sana tergambar semesta yang maha sempurna untukku jamah dalam rasa, meski tubuhmu terkapar lemah tak berdaya untukku berdiam.

Aku tetap mencintaimu!
Bersama cahaya duka yang memudar di dalam tubuhmu, bahkan tak mampu menyinari gelap airmata yang kaujatuhkan bersama duka kesedihan

Aku tetap mencintaimu
Dan biarlah kesedihanmu menjadi kesedihan yang kau tanam
Di taman nirwana.

_____
Ayit Ray
Bekasi, 01 November 2015






JENONG
:ayit ray


Semusim bulan november
Aku masih sendiri tanpa cinta
Menyimpan duka lara
Di telaga waktu yang bertambah
Tapi cinta terus berkurang!

Aku berhenti mencintai
Berhenti menyapa,
Dan kusimpan duka lara dalam dada
Bersama aksara cinta kubuang sejauh waktu tenggelamkan lara, hingga tercipta rasa untuk kujamah bersama derasnya hujan bulan november.

Apakah sendiri akan terus menyakitkan? Menyimpannya rapat dalam landung aksara lima, yang terjebak dalam sepasang duka.

____
Ayit Ray
Bekasi-Serpong, 01 November 2015





DAYU
:ayit ray


Aku tak akan merayu
Jika hanya untuk menaklukan hatimu
Apa lagi jika kau datang untuk pergi
Lebih baik membakar diri, lalu membenamkan raga pada duri, segala cara yang keluar dari mulutmu terasa busuk menusuk kefanaan semu.

Aku tak sepenuhnya berharap, bahwa kau akan segera datang dengan membawah belati untuk menguliti daging dan tulang belulangku.

Sebelum menepis semua perasaan hatimu, kulabuhkan abu kremasi kedalam samudra.

Sebab aku telah gosong dan mati dalam duka cita sandiwara cinta.

___
Ayit Ray
Serpong, 31 Oktober 2015





HILANG
:ayit ray


Tubuh rentan tergelatak
Menyirami diri dengan pasrah
Tergeletak bagai resah
Tak merdu, bahkan menyayat kalbu

Barangkali wanita memang lemah
Di bawah cinta tiada
Cintanya tumpul berkalung keluh
Menjadikan tubuh musnah terjatuh

Melangkah dalam gelap sukma
Dari mimpi yang telah sirna
Jiwanya kosong lepas tak sempurna
Terbang menyusuri kehampaan rasa

Hilang terkikis, cintamu habis
Tiada guna menangis
Semua akan pergi
Terkenang dalam hati

_____
Ayit Ray




HAMPA
:sugidi prayitno

Mati rasa, tiada lagi cinta
Seperti apa kelembutan wanita
Dipeluk malam, Dikecup bulan
Yang datang hanya singgah
Pergi entah kemana

Bolehkah aku mencinta!
Pada langit bumi terpisah
Seperti cinta telah tiada
Bukan tentang rindu dan jarak
Tentang wanita teduhkan menja
Disetiap tutur sapa

Kumencinta pada bumi langit terpisah
Membentang sayap disetiap jejak
Hembuskan nafas sajak
Tak bersua memelodikan kata
Seirama sunyi, sesejuk pagi
Kuingin mencinta biar tak lagi hampa

_____
Bekasi 09 November 2015

Bekasi 09 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar