RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 09 Januari 2016

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - TERPURUK OLEH KENYATAAN


# TERPURUK OLEH KENYATAAN #


Benang di pintal menjadi tali,
Teli bersambung di bawa mendaki,
Dapatkah mencapai puncak yang tinggi,
Atau terhempas terjatuh lagi,
Bawa derita yang tak dapat di sesali,
Menanti mimpi2 tak dapat lagi menemani.

Lama ku hiba memohon diri,
Tak sanggub menahan caci maki,
Tak mungkin tercapai awan yang tinggi,
Sayab ku kibas tak juga berarti,
Layak nya pungguk menanti di malam hari,
Menatab rembulan ke lauatan tak bertepi.

Kumohon janga duka merana,
Menyiksa diri tiada berdaya,
Sukuri alam akan indah nya,
Tangisan lara tiada berguna,
Berharab tuhan kabul kan doa,
Terobat luka di dalam dada.

Wahai malam hadirkan lah rembulan,
Biar langgkah ku tak di kegelapan,
Meninggal kan angan dan juga harapan,
Berselubung rindu yang tak kan dapat ku lupakan,
Hanya karena adat dan perbedaan,
Cinta ku yang suci tak akan menjadi kenyataan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 07:01:2015





# AKU PERGI BERSAMA CINTA MU #


Semusim ku ingin bersama,
Putik tak jadi gugurlah bunga,
Mengharab kan rasa tak juga berguna,
Menanti juga kan menjadi sia sia,
Mungkin karena kemarau lama melanda,
Namun hujan tak kunjung jua menjelma.

Leburnya besi karena api,
Mentari bersinar di waktu pagi,
Kalau lah sudah menjadi takdirnya diri,
Rumpun berduri kan tetab di jalani,
Walau pun hati rasa nya tak ingin tersakiti,
Apalah daya jikala memag harus terjadi.

Kapal berlayar tinggal kan dermaga,
Karang dan topan menanti ku di sana,
Walau hujan dan panas terus menyiksa,
Biar kemudi ku patah arah nya,
Jikalau sudah menjadi kehendak yang kuasa,
Ku bawa juga hati yang gundah gulana.

Usah kau ingat masa dahulu,
Nanti merusak jiwa dan kalbu,
Kalau lah sudah menjadi perjalanan hidub ku,
Tak usah kau ratapi musim yang akan berlalu,
karena di sana penuh dengan impian baru,
Bersama dirinya yang telah menjadi pilihan orang tua mu.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 09:01:2016




# TAK SABAR #

Kupacu dan terus ku pacu,
Kereta ku melaju,
Dengan tampa rasa ragu,
Ku lalui jalan yang penuh liku liku,
Karena di sana ada kamu,
Di halte bus sedang menunggu.

Tak sabar hati tak sabar,
Detak jantung ku kian gemetar,
Dengan tampa sadar,
Rambu lalu lintas pun ku langgar,
Namun perjalanan ku masih lancar,
Karena sang polantas duduk tertidur bersandar.

Waktu janganlah cepat berlalu,
Aku ingin melepas kan rasa rindu,
Rindu yang bergelora di kalbu,
Rindu yang telah menyiksa ku,
Semenjak perpisahan itu,
Setengah tahun yang lalu.

Aku ingin segera tiba,
Menjemput mu di sana,
Memeluk tubuh yang begitu manja,
Yang telah melahirkan sejuta pesona,
Dan ku kisah kan sebuah cerita,
Kenangan di saat saat kita berdua.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 10:01:2016






# MERANGKUL NUSANTARA #

Entah apa yang terjadi kini,
Kebodohan kian menjadi jadi,
Bunuh diri,
Membunuh insan insan yang di benci,
Dengan penuh iri dan dengki,
Juga ambisi yang tiada arti.

Jalan masih panjang,
Jangan jadi kan ia gersang,
Biar ia terang benderang,
Menyinari hati yang bimdang,
Merangkai kasih sayang,
Mencari ke imanan yang hampir menghilang.

Usah dengar kan,
Dongeng yang membakar kemarahan,
Itu menyesat kan,
Melahirkan kejoliman,
Karena hidub mempunyai aturan,
Dengan penuh alasan di dalam kehidupan.

Kita punya agama,
Kita penuh adat dan budaya,
Beragam pesona,
Erat di cengkraman Sang Garuda,
Dan bersama merah putih tercinta,
Mari kita merangkul Nusantara indonesia.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 15:01:2015




# MENEMPUH GELOMBANG IMPIAN #

Ku kayuh biduk tinggal kan muara,
Tebarkan jala di air tenang,
Namun apa hendak di kata,
Jala ku koyak karena karang,
Kalu lah sudah rindu tak dapat bersua,
Jangan salah kan camar bernyanyi riang.

Biduk oleng karena gelombang,
Dayung patah karena rapuh,
Walau badai dan hujan datang menerjang,
Manakan dapat berlindung dan berteduh,
Hanya berharab impian kan pulang,
Mengharabkan kegelisahan usailah sudah

Lihat mencari si dermaga,
Mengharab kan ombak menuju pantai,
Jikala memang cobaan tak kunjun reda,
Jangan biar kan benci mencaci maki,
Supaya tuhan selalu bersama,
Memberi jalan yang ia restui.

Biar lah rasa tak sempurna,
Biar kecewa jadi kenangan,
Mungkin karena takdir belum bersama,
Bina impian yang telah di rindukan,
Iringi langkah di perjalanan cinta,
Menuju dermaga yang penuh kebahagiaan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 17:01:2016





# TERKENANG AKAN HADIR MU #

Ku tulis kan syair ini,
Buat kekasih hati,
Agar tiada mendung menyelimuti,
Mentari pun dapat tersenyum kembali,
Dalam menghitung hari,
Bersama perjalanan cinta ini.

Ingin kutitip kan sekuntum bunga,
Biar terdengar kabar asmara,
Dan burung2 berkicau riang gembira,
Mencumbu bayang2 yang menggoda,
Nyanyikan tentang pesona,
Sejuta cerita dilema cinta.

Aku tersipu malu,
Kepada sepasang kupu2,
Bercumbu menanti sang waktu,
Seakan ia bertanya kepada ku,
Kenapa kau membisu,
Menatab langit yang bukan kelabu.

Syair ku menunggu,
Datang nya cinta memeluk ku,
Bersama hadir nya diri mu,
Menemaniku yang dilanda rindu,
Di dalam asmara cumbu rayu,
Mengecab gelora sepanjang wakru.

Bunga ku titip hanya kehampaan,
Bayangan ku cumbu hanyalah kenangan,
Sedang kan impian adalah kerinduan,
Menanti mentari bersinar di balik awan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 17:01:2016




# MENANTI KENARI DAN MENTARI #


Ku nantikan pagi,
Di malam sepi,
Dingin menusuki,
Embun2 yang menyelimuti,
Dan masih kah esok kenari menemani,
Bersama sinar mentari,

Ingin ku kabar kan bimbang,
Bersama kunang2,
Di malam yang berbintang,
Juga rembulan yang bersinar terang,
Mebias kan remang bayang2,
Menemani rasa kecundang.

Aku tak ingin rasa nya sendiri,
Walau malam coba ku nikmati,
Mungkin tampa ada kamu di sini,
Tiada yang menemani,
Dan kunang2 kini entah kemana pergi,
Meninggal kan ku di sini.

Aku menanti pagi dan kenari,
Riang bernyanyi dan menari,
Menghiasi hari esok nanti,
Membuai canda di diri ini,
Dalam menikmati hari2,
Namun malam ini masih terasa sunyi dan sepi.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 18:01:2016





# JANGAN MUDAH UNTUK MEMAAFKAN #

MEMAAFKAN JANGAN BERAKHIR PENYESALAN,
MEMAAFKAN ADALAH SUATU KEMENANGAN,
KEMAAFAN HANYA UNTUK INSAN YANG MENYESALI KESALAHAN,
KEMAAFAN BUKAN UNTUK INSAN YANG MENGULANG ULANGI PENYESALAN,
KARENA YANG MENGULANG ULANGI KESALAHAN BUKAN UNTUK DI MAAFKAN,
TETAPI DI BERI HUKUMAN SEBELUM MENJADI MUSUH DI SEPANJANG KEHIDUPAN.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 18:01:2016





# INGIN KU MERASA #

Sekali lagi,
Aku tak ingin sendiri,
Di malam ini,
Ku nanti kan mimpi2,
Dan tak ingin ku berselubung embun2 yang menanti,
Di pagi hari nanti ingin ku akhiri mimpi2 ku di malam hari,

Esok hari burung2 bernyanyi,
Nyanyikan pagi,
Menyambut bangunya mimpi2,
Dan nanti di esok hari,
Kehidupan ku masih menagih janji2,
Seperti keinginan mimpi ku ini.

Aku hanya menanti,
Aku tak dapat sembunyi,
Aku tetab mencari,
Tentang pelangi dan bidadari,
Menemani sepi ku ini,
Menemani mimpi2 indah ku di malam ini.

Kamu lah yang terbaik untuk ku,
Kamu ku yakin tau siapa aku,
Kesilapan ku salah yang menjadi kebiasaan hidup ku,
Layak nya aku nmenanti bahagia mu,
Seperti aku yang menanti bahagia ku untuk mu,
Dan mungkin semua itu bukti cinta ku pada mu.

By : LUmbang KAyung
Air Joman Baru 19:01:2016





# AKU INSAN BIASA #


Sabar kah aku,
Bila selalu tertipu,
Sabar kah aku,
Bila selalu di ganggu,
Sabar kah aku,
Sebagai insan yang baharu.

Dapat kah aku bersukur,
Bila ramai yang inginkan aku jatuh tersungkur,
Dapat kah aku bersukur,
Bila ramai yang inginka aku hacur,
Aku takkan dapat bersukur,
Karena impian hidub bukan di bawa keliang kubur.

Harus kah aku membenci,
Jika selau tersakiti,
Harus kah aku membenci,
Jika selalu di hianati,
Mungkin aku kan membenci,
Bila semuanya terasa meracuni kehidupan ini.

Aku manusia biasa,
Bukan dewa,
Bukan utusan yang Esa,
Karena itu aku manusia biasa,
Punya rasa kecewa,
Juga punya rasa sakit di dalam dada.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 19:01:2016




# HANYA DI DALAM DOA #

Jika resah menuju arah,
Dapat kah kaki hendak melangkah,
Sedang kan bimbang rasa bersalah,
Ada kah sabar menjadi amarah.

Jalan berduri di lalui,
Jalan berbatu terlewati,
Namun impian entah kemana pergi,
Tinggalkan juwa sendiri merenungi,

Tak lagi indah mata memandang,
Tak lagi merdu syair berdendang,
Bunga indah bagai kan ilalang,
Menanti harapan kembali pulang,
Bawa cerita kasih dan sayang,
Membuat hayalan kembali terbang melayang.

Tak dapat di tunggu sepanjang waktu,
Musim musim terus berlalu,
Rasa tiada guna arti nya rindu,
Hanya membuat hasrat kelabu,
Bagai air yang membeku,
Layak nya hujan menjadi salju.

Tak lagi mata berkaca kaca,
Lelah menanggung rasa kecewa,
Hanya doa kepada yang kuasa,
Bunga di puja mekar semula.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 21:01:2016





# LAYANG LAYANG #

Bagai layang layang putus benang,
Melambung hinggap di rumpun bambu,
Tiada terbilang,
Ragu mencumbu,
Tak mungkin terbuang dan hilang,
Namun hasrat ini meminta ku.

Tangan ku hanya sejengkal,
Tak mungkin pengait terlewati,
Bak arus yang dangkal,
Manalah semua kehendak hati,
Berderu riak mencekal,
Berniat tak juga menjadi.

Biarlah terabaikan,
Tak mungkin lagi ku miliki,
Walau hilang di renungan,
Hujan ku harab tak kan merusaki,
Layang layang ku terbiar kan,
Tak dapat lagi terbang tinggi.

Biar lah semua meresab di hati,
Sang angin masih menanti,
Layang layang ku dapat terbang lagi,
Menghibur sesal yang masih menemani.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:01:2016





# MENCARI IMPIAN #


Aku tak tau,
Tuhan yang mentukan jalan hidub ku,
Bukan karena adanya kamu,
Juga bukan langkah bagi ku,
Mungkin malam ini mimpi ku semu,
Tampa kasih ku tampa kamu.

Selamat malam sayang,
Hidub bukan kecudang,
Masih ada rintangan menghadang,
Walau pun aku kan tetrbuang,
Namum impian menanti kasih sayang,
Demi ku dan kamu bercanda di antara bintang bintang.

Aku menanti impian,
Perjalanan tak dapat ku ukirkan,
Hanya menjadi renungan,
Lamuman ku yang terbuang dan terkupakan,
Dan tiada harapan,
Demi mencari kasih dan sayang dan impian.

Bagai malam menemani hti,
Mimpi mimpi ku menyakiti,
Ada rintangan yang menghalangi,
Dalam mencari cinta suci,
Penuh keinginan dan janji hati,
Yang kunanti sepenuh hati.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 22:01:2016




# DERITA HINGGA KE AKHIR NYA #


Lihat air mata itu,
Tangis yang tak berkesudahan,
Langkah kakinya tak dapat menuju,
Kedamaian yang ia rindukan,
Dan dia bagai menanti tubuh nya terbujur kaku,
Menanti tampa adanya ke adilan.

Di matanya hanya ada derita,
Yang nampak begitu nyata,
Namun entah kemana dapat bertanya,
Tentang siksa yang dia rasa,
Dia hanya merasa dirinya teraniyaya,
Yang tak pernah ada henti henti nya.

Dia lelah berusaha mencari kebenaran,
Yang merasa terkubur oleh ke joliman,
Di antara darah yang berceceran,
Bersama mayat mayat yang berserakan,
Hingga langkah kakinya pun terabaikan,
Kala serdadu Dazzal menghentikan langkah kehidupan.

Dan dia pun tak dapat lagi bertanya,
Tak dapat lagi meminta di dalam doa,
Hanya sisa sisa nafas yang masih tersisa,
Di dalam tatapan mata yang tiada arti nya,
Hingga akhirnya ia pun kehilangan nyawa,
Terkapar bersama sanak saudara dan juga sahabat sahabatnya.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 27:01:2016





# KAMU TAK UBAH PEMIMPIN YANG PENUH DUSTA. #

Di saat durjana meraja lela,
Kebodohan itu sudah biasa,
Jalan jalan kehilangan aspal nya,
Dan yang lupa tersenyum juga tertawa,
Mereka ter jatuh karena kebodohan nya,
Dan cahaya penerang adalah petaka bagi kamu dan mereka.

Dunia ini nyata,
Banyak yang akan terpenjara,
Tapi ini cerita di kota,
Bukan di desa,
Yang kekolotan menjadi angkara,
Hingga mereka tak sadar telah menderita.

Indobesia menggenggam kehidupan,
Pancasila merangkul semua adat dan kebudayaan,
Tertawa bukan kesalahan,
Tertipu adalah penindasan,
Karena masih banyak yang akan di perjuang kan,
Dalam mencapai kemajuan.

Entah siapa yang bodoh itu,
Kehidupan di kota masih ragu,
Di dusun dusun yang tak pernah merasa malu,
Hingga akhirnya mereka terbelenggu,
Bersama pemimpin yang terus menipu,
Sebelum mereka tau dapat menanti pemimpin yang baru.

Ingat jalan yang ada kini sirna,
Aspal yang ada entah kemana hilang nya,
Masih kah kamu dapat percaya,
Jangan kamu berulang kali menjadi pendusta,
Karen kamu bukan petaka bersama pemimpin yang durjanya,
Yang berselubung di balik kebodohan dan juga dusta nyata.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 27:01:2016




# TANGIS BAYI DI TEPI JALAN #

Dengarkan tangisan itu,
Apakah kita dapat tau,
Apa yang dia mau,
Kenapa ibu nya sekejam itu,
Si ayah tak mau tau,
Lalu pergi dan berlalu.

Ia baru lahir ke dunia,
Terabaikan begitu saja,
Meminta tak tau apa yang dia pinta,
Menderita ia pun tak tau apa itu derita,
Hanya tangisan nya yang tiada reda,
Di dalam tatapan yang tiada berdaya.

Di remang malam ia tercampak kan,
Di antara sampah yang berserakan,
Hanya tangisan nya yang mengundang keramaian,
Yang memandang dengan rasa kasihan,
Sedang di hati nya penuh kebencian,
Kepada orang tua si bayi yang masih bersama tangisan.

Seandai nya dia dapat meminta,
Tak ingin dia lahir di dunia,
Dari rahim ibu yang hidub nya berpoya poya,
Yang seakan tak pernah tau dosa dan karma,
Hingga nanti datang nya laknat yang maha kuasa,
Menjadikan ibu nya hidub bagai tiada artinya.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 29:01:2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar