RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Jumat, 22 Juli 2016

Kumpulan Puisi Mahtaruddin - ENTAH


=entah=

meski lelah bertabur kecewa dari waktu hingga berganti waktu
aku berusaha tersenyum
menyimpan nya dalam dalam
hingga jauh tertanam dan lambat laun terlupakan
dan aku berharap penuh pada keyakinan akan perubahan di hari depan
walau sekali lagi kembali aku meratap disudut kecewaku sendiri
rasaku hanya aku yang tahu
tidak siapapun manusia
apa sebenar nya salahku
beritahu saja aku
agar aku tahu dan sadar pada diriku

aku tetap tersenyum berusaha biasa meski rasa terus saja berulang kecewa
tak mengapa
ini realita dunia
aku hanya mampu berbisik keras pada hatiku pada jiwaku
"kau harus tetap disitu"
meski kembali ku kais titik air mata pada puing jiwa ku sendiri
sebab aku percaya pada waktu yang mampu tunjukan perubahan itu
hingga kembali aku katakan "rindu"

namun,
karang juga ada lapuk nya
tebing juga ada longsor nya

bukankah telah ku katakan
"tak lagi kukatan rindu"
dan itu telah pula ku lakukan,
lalu,
apakah tidak dirasakan?

tak mengapa
namun
hingga ketika aku sudah begitu sangat lelah

maaf

aku akan diam dan pergi perlahan

‪#‎pondokteduh_olehku_pengendarabesitua‬





=muak=


tertimbun kesedihan ku sendiri
jauh tertanam
terhimpit puing puing sunyi pada kelopak jiwa sendiri
tak mampu meronta bahkan pada hampa
cuma
mengais tumpukan tumpukan sunyi hati sendiri

sendiri
yhaa
sendiri

serpihan serpihan luka terserak antara pikiran dan jiwa
hingga raga hanya ingin mati saja

malang
namun orang orang hanya mencerca enteng

bila tak mau memberi terang
kiranya ku mohon jangan aku di dorong jauh ke dasar lubang hingga semakin terpuruk pada tepi jurang

cukuplah aku bersama cerita hidup ku

jangan pula hujani aku dengan cerca tanya yang aku sendiri tidak tahu jawaban nya

bila tak mau mengerti
enyahlah dan jangan memaki

berhenti memojokkan ku
sebab aku bukan pecundang

‪#‎pondokteduh_olehku_pengendarabesitua‬





=jenuh=


sayang
adakah rindu yang masih kau simpan
tolong percikkan sedikit saja padaku
aku terlalu keruh
bergumul pada sunyi

aku malu pada pipi tirus ku bila terus saja membasahi nya dengan air mata

aku malu pada waktu yang terus saja menambah usia ku hingga tampak semakin tua

aku iba pada jiwa ku sendiri
lama aku berdiri pada pintu kelu hatiku
namun
belum ada yang mau bertamu
apa karna aku tak setampan atau pula tak sekaya yang di harapkan putri putri Hawa

entahlah

aku selalu sembunyi di balik cerita syahdu rekan rekan ku yang mengupas diari indah nya saat beradu padu
dan aku sasaran renyah di akhir cerita nya

sayang
aku tak tahu harus berjalan kemana sekarang
aku tak ingin perih ku jadi pembunuh jiwa nya sendiri

aku mulai letih dengan isi hati ku sendiri
lelah dengan rasa perih yang acap kali menyayat liar di jiwa ku

aku mulai bosan dengan cerita ku sendiri

‪#‎pondokteduh_olehku_pengendarabesitua‬





=geram=


terambang masih angan ku dalam kilasan warna
pelangi hitam

dentum cerca masih nyata bertamu pada telinga

jangan jadikan aku mati dan gila dengan ulasan berita yang kau baca berulang ulang pada batang tubuh ku

dipatahkan aku dengan tawa
diremukkan aku dengan tanya
diganyang habis jiwa ku runtuh sulit kembali utuh

lalu
seolah bak cendikia bait demi bait kata tak berdosa di hadiahkan padaku yang kumuh
sebab lalu beradu lagu keruh

padahal sebab mula suara suara itu lah yang menikam habis dinding dinding rasa ku hingga sakit teramat pekat

lalu
seolah tanpa jejak suara itu beralih menari pada genangan sisa sisa embun mencuci not not pada lagu nya yang kotor

bilah pedang yang menghujam berlagak pahlawan membalut perban
setan

‪#‎pondok_teduh_olehku_pengendarabesitua‬




=tentang rindu=


selamat malam rindu
aku masih mencarimu dalam biru waktu
ada rindu yang tetap kusimpan dan terbungkus rapi untukmu
sudahi menjadi hantu dalam hari hari kelabu ku
sebab rindu ku semakin pilu

ada rindu yang terkekang sendu hampir tak mampu bertumpu
ada rindu yang masih terbelenggu beku
hingga berkali patah helai helai rindu
ada rindu yang masih beradu ragu pada sayu waktu
ada rindu pada tempias embun di dinding dinding jiwa syahdu
ada rindu yang masih beradu pada semu juga pada bayu yang memaksa nya kaku di antara wajah wajah ayu
ada rindu yang masih lugu yang menanti rindu datang bertamu untuk beradu rindu
ada rindu untuk mu rindu

rindu ini tentang rindu ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar