RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 04 Oktober 2016

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - KHABAR MENTARI PAGI


# HANYA MAlAM INI #


Malam ini,
Aku menatap lautan.
Di hari esok mentari pagi,
Menemani bayangan,
Yang belum dapat ku mengerti,
Hingga nanti hanya sekedar itu menjadi harpan.

Entah di mana mimpi,
Ku tau itu tak pasti,
Mugkin malam ini aku asik bermimpi,
Di malam ini,
Yang kadang juga ku tak mengerti,
Mungkin juga itu menjadi impian pasti,

Biarlah malam terus berlalu,
Aku ingin terus bermimpi,
Tentang kenangan masa lalu,
Tentang sebait kata janji,
Yang selalu terus mengusik ku,
Yang selalu ingin ku miliki,

Jika malam ini ku dapat bermimpi,
Biarkan aku sekedar dapat bermimpi,
Biar aku terlelap di Malam ini,
Hingga esok mentari pagi,
Bangun kan ku kembali,
Bersama tetesan embun embun pagi.

By : LUmbang KAyun





# KABAR MENTARI PAGI #


Duhai mentari,
Kabar kan awan awan,
Burung burung menari,
Berkicau dari dahan kedahan,
Ceritaka kabar pagi,
Bersama sebuah impian.

Aku harus melangkah,
Mencari mimpi yang tersisa,
Meninggal kan gelisah,
Mencari apa yang ku dapat ku terima,
Walau harus berusaha dan pasrah,
Atas takdir yang maha kuasa.

Selamat datang mentari pagi,
Ku kan langkah kan kaki ini,
Hanya demi sepenggal rejeki,
Yang kan terus ku cari,
Untuk mereka yang ku cintai,
Untuk istri dan si buah hati.

By : LUmbang KAyung
02:10:2016




# RESAH BERSAMA BERSAMA MALAM #

Bagai di air keruh,
Aku menanti rembulan,
Ada resah,
Menemani keraguan,
Dan harus kah ku menyerah,
Tampa ada rasa penyesalan.

Langkah ini kian gontai,
Menuju istana yang telah ku bina,
Mungkin di sana sebening air menanti,
Atau segumpal keluhan bersuara,
Menyambut kedatangan ku ini,
Bersama tangisan si buah hanti yang ingin bermanja.

Tuhan,,
Harus kah aku tidur di rerumputan,
Menanti pagi dan harapan,
Biar dingin yang ku rasakan,
Menjadi derita yang ku pertahan kan,
Sampai ku kembali dengan sebuah impian.

Maaf kan aku sayang aku,
Maaf kan aku buah hati,
Biarlah malam ini berlalu,
Tampa aku menemani,
Tapi percayalah cinta dan sayang ku,
Tak akan berubah hingga di akhir hidup ini.

By : LUmbang KAyung 03:10:2016





# SEPANJAN HARI #


Aku tak tau,
Apa yang ku dapat hari,
Bersama putaran waktu,
Masih kah di sana menanti,
Yang ku mahu,
Juga ku cari.

Entah bagai mana terik nya mentari,
Mungkin kah hujan di hari ini,
Aku tak tau pasti,
Hanya pakaian dan sepatu lusuh ini,
Yang telah menjadi saksi,
Setiap langkah perjalanan ini.

Yang tuhan,
Beri aku sedikit rejeki,
Aku tak mau hidup menjadi keluhan,
Aku ingin membahagiakan yang ku cintai,
Biar selama nya ku mendapat senyuman,
Sitiap ku pulang kerumah ini.

By : LUmbang KAyung 03:10:2016





# MALAM KU KIAN RESAH #


Aku terlunta lantu,
Menjalani panjan nya malam,
Tetrap kan aku tunggu,
Walau malam masih kelam,
Hingga esok ku dapat tau,
Sebelum senja kian kelam.

Entah apa yang sebenar nya ku tunggu,
Aku hanya ingin pulang,
Menemui dirimu,
Menemui dia yang ku sayang,
Walau aku tak pernah tau,
Ku dapat tersenyum bersama dia yang dapat ku timang.

Tuhan aku ingin pulang,
Mungkinkah di sana penuh kecemasan,
Waktu ku malam yang tak terbilang,
Malam ku kehilangan kedamaian,
Bersama malam yang penuh kebimbangan,
Menanti esok aku dapat membawa kebahagiaan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 03:10:2016




# DI SUDUT REMANG MALAM #

Di sudut remang malam,
Ku coba mencari rembulan,
Hanya cahaya temaram,
Menemani seberkas impian,
Bersama bayang bayang hitam,
Yang membelenggu kegelisahan.

Bintang bintang,
Di mana kini rembulan,
Aku kian bimbang,
Resah di dalam kegelapan,
Seperti pungguk yang berdendang,
Rindu menanti kan rembulan.

Di mana kini kemesraan,
Hanya tinggal kenangan,
Di mana kini kebahagian,
Hilang di terpa kegagalan,
Yang tersisa hanya kerinduan,
Meratapi kekecewaan.

Di malam ini,
Aku ingin bermimpi,
Meninggal kan sepi,
Menemui sang bidadari,
Di dalam pejaman mata ini,
Hingga mentari pagi bersinar lagi.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 04:10:2016




# KAMU PENJAGA CINTA YANG TERSISA #


Bak sehelai kain yang di tenun,
Menyinari gelab bayang,
Menetes bagai embun embun,
Perlahan aku terbanyang,
Di sana bunga mawar begitu rimbun,
Dan di sana memori nostalgia berdendang.

Aku ingin mengulang lagi,
Mungkinkah itu dapat terjadi,
Di kala aku tersenyum sendiri,
Seperti cermin yang menertawai,
Tak sengaja aku tersenyum sendiri,
Dengan ke inginan diri ini.

Hari masih panjang,
Terlalu sebentar untuk ku miliki,
Terkadang aku bimbang,
Namun malam ini rembulan masih menemani,
Bersama bintang bintang,
Yang menemani remang malam ini.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 04:10:2016




# AKU TETAP CINTA #


Kekasih ku,
Kau jadi kan syair rindu,
Kini menjadi semu,
Kau jadi kan nada dan lagu,
Kini menjadi kelabu,
Entah apa itu dosa dan salah ku.

Namun aku tak benci,
Aku masih tetap sanyang,
Walau sakit di hati ini,
Walau angan terbang dan melayang,
Aku masih tetap ingin memiliki,
Cinta yang hampir menghilang,

Burung burung masih berkicau,
Hembusan bayu tak henti mengusik ku,
Dan ikan ikan yang berenang ke danau,
Tak pernah bosan menghibur ku,
Walau air yang ku minum terasa payau,
Dalam mengusir haus dahaga rindu ku.

By : LUmbang KAyung
( 09 : 10 : 2016 )




# WAK ABU #


Wak abu,
Jualan baju,
Tapi tak ada yang laku,
Wak abu,
Hatinya kian tak menentu,
Selalu keluar uang dari saku.

Wak abu,
Coba jual buku,
Kesana kemari dan kesitu,
Wak abu,
Jadi bingung selalu,
Buku habis di makan rayap dan kutu.

Wak abu,
Coba cari mantu,
Untuk anak nya yang hanya satu,
Wak abu,
Dapat menantu anak bungsu,
Kerja nya tidur melulu.

Wak abu,
Kini bingung selalu,
Bernyanyi lagu pun tak menentu,
Wak abu,
Coba cari selusi baru,
Rupanya wak abu tak bisa berhitung dan baca buku.

By : LUmbang KAyung
14 : 10 : 2016





# DI DALAM CURAHAN HUJAN #


Riuh bergemuruh,
Langit seakan runtuh,
Aku pun terjatuh,
Dengan pakaian lusuh,
Ku raba sakit yang tak kunjung sembuh,
Menatap impian yang kian rubuh.

Hujan telah turun,
Mebasahi dingin malam,
Dan ku coba untuk bangun,
Membelah malam yang kelam,
Namun hasrat bagai tertimbun,
Di luas lautan yang dalam.

Malam ini,
Aku tak dapat bersuara,
Dingin dan sepi,
Serasa kian menyiksa,
Dan aku tak dapat pergi,
Meninggal kan derita yang ku rasa.

Hujan tak pernah perduli,
Dingin kian menyelimuti,
Dengan tubuh yang basah ini,
Ku kenang kisah yang telah terjadi,
Kisah yang tak dapat ku pungkiri,
Setelah diri mu pergi meninggalkan aku sendiri.

By : LUmbang KAyung





# HATI YANG TERACUNI #

Pagi ini,
Ku cuba mengukir lagi,
Tentang perjalanan hati,
Yang telah tersakiti,
Juga teracuni,
Hingga keraguan terus membayangi.

Entah di mana tetesan air mata,
Itu semua bagai sirna,
Sirna di hapus dusta,
Pitnah yang meraja lela,
Hingga rasa percaya,
Menjadi rasa kecewa.

Terhempas bukan sekali,
Terjatuh sudah berkali kali,
Namun ku bangkit lagi,
Untuk bangun kan kepercayaan diri,
Yang hampir pergi,
Meninggalkan jati diri.

Bagai mentari pagi,
Aku ingin bersinar lagi,
Bagai burung bunrung bernyanyi,
Aku ingin terbang tinggi,
Dan semoga hati yang teracuni,
Hanya sekedar menjadi pengalaman diri.

By : LUmbang KAyung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar