RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Senin, 01 Januari 2018

Kumpulan Puisi Idrus - SETERU JIWA



Seloka Jakarta
Karya : Idrus ( Tok Dalang )


Dari Medan ke Tanjungbalai
Bukit hijau jernihkan sungai
Seloka di pojok kedai
Kisah negeri yang Indah permai
Sanubari semoga damai
Duhai Gadis tak semampai

Sekejap kita bersua
Tunduk seribu purnama
Bibir mencibir manja
Kau sebut dirimu dinda
Gemulai kau menyapa
Kau sederhana
Namun mempesona.

Dari Medan ke Tanjungbalai.
Jakarta kita berjumpa

Peraduan 4 Desember 2017





Penibung
karya: Idrus ( Tok Dalang )


Riuh ombakmu tenangkan jiwa.
Hembusan anginmu hilangkan gundah.
Mangrovemu pagar hidup penyejuk mata.
Lambaian nyiurmu menyapa ramah.

Untukmu karunia tak terhingga

Lautmu surga para nelayan.
Tanahmu taman segala tumbuhan.
Pendudukmu pemberi senyuman.
Makananmu nikmat tiada lawan.

Sungguh indah karunia Tuhan

Inginku berlama lama
Bercengkrama denganmu.

Penibung!.
Dipantaimu kita bersenggama

19 12 2017





Seteru jiwa
karya : Idrus


Janah!.
Ingin kusunting dirimu
Lamarmu bersimpuh
Persembahkan setitik rindu
Beralas sajadah lusuh
Seucap puji dimalam syahdu
Sebait do'a menjelang subuh

Nara!.
Tidak benci meramu halang
Bukan tengkar mengolah dendam
Izinkan ku simpan sayang
Biarkan cinta ku pendam

Tak kuat kujunjung dinda
Susunan angka di kepala

Janah!.
Ingin ku selalu bernyanyi
Berdua ditaman mekar
Namun sungguh tak layak diri
Bersamamu walau sebentar

Nara!.
Cinta tak pernah sirna
Sayang tetaplah ada
Diri tak kuasa
Takut pada murka

Terminal 21 12 17
Tok Dalang





3 J
Karya : Idrus ( tok dalang )


Mawar
Aromamu menusuk kalbu
Kelopakmu indah
Tangkaimu tak patah
Batangmu kokoh
Akarmu menghujam bumi
Dahlia bertiup kencang
Kau tak goyang
Nantikan kumbang bercanda
di benang sarimu
Yang menjulang

Jungkat 12/12/2017





Pena Tuhan
Karya : Idrus

Dimana kau penyair
Tuhan mencarimu
Dia membutuhkan penamu untuk menuliskan firmanNya
Kenapa kau menghilang.

Malukah?..
Atau kau benci?..
Jika malu, pada siapa kau malu.
Andai kau benci, untuk siapa bencimu

Tumpahkan tintamu.
Ukir hatimu di bungkusan nasi
Rangkai ayat-ayatNya dalam bentuk kaligrafi
Agar selalu terlihat indah walau tak dibaca

Buang jauh malumu.
Ketika teriakmu hanya didengar secuil manusia.
Terus rangkai syairmu
Agar mereka tau
Bahwa Tuhan ada dipenamu

Jungkat 15/12/2017
Tok dalang





Pesta dibalik derita
Karya : Idrus

Euforia
Pesta tahunan kalangan bawah
Rayaraya orang desa
Hilir mudik riang gembira
Pada beban sedikit lupa
Anak isteri tertawa renyah

Pesta rakyat adat budaya
Robo robo empunya nama
Kenang sejarah dahulu kala
Dg Manambon punya cerita
Pertama datang kota Mempawah

Pesta meriah rakyat jelata
Para petinggi ikut berbangga
Di atas panggung tuan bertitah
Senyum angkuh berucap sabda
Paling benar seolah olah

Sabdamu buat kumuntah
Tidakkah tuan membuka mata
Ribuan cela di alam desa
Gubuk reyot si miskin papah
Tak hirau tuan pada mereka.

Terminal 16 November 2017





Maut
Karya : Idrus


Wahai
Ketika sangkakala ditiupkan
Terpejam diam membeku badan
Terbaring menunggu harapan
Nyata ataukah khayalan
Upah yang dijanjikan

Duhai
Ketika sangkakala ditiupkan
Tanya perlu jawaban
Bangkai gentayangan
Apa yang kau lakukan
Kenalkah kau akan Tuhan

Duhai
Ketika sangkakala ditiupkan
Tiada sanak tiada teman
Selain amal perbuatan
Hukum ditegakkan
Tak kenal pangkat jabatan

Wahai
Ketika sangkakala ditiupkan
Sorga bukan tuntutan
Neraka bukan pilihan
Bagkit kau dari buaian
Ikuti kemana Tuhan

Pemangkat ,5 November 2017





Do'a amarah
Karya: Idrus


Kau boleh hancurkan raga
Tapi tidak hati dan jiwa
Walau lautan tinta mengering
Kami tak bergeming
Cepat atau lambat itu urusan Mu

Karena kami tau
Semua harus berpisah
Hanya cara dan waktu pembeda
Kalau ku boleh mengemis
Jangan buat ku menangis

Kalau ku boleh mengharap
Jangan beriku ratap
Agar ku dapat mengukir
Sebuah patung tak kikir
Yang mulutnya dipenuhi zikir
Patung yang selalu dijaga oleh Mu

Kalau ku boleh meminta
Dahulukan diriku
Agar ku dengar do'anya
Mengharap pengampunan Mu
Dahulukan diriku
Agar ku dengar ayat ayat Mu
Dari bibirnya syahdu

Kau tak kan pernah bisa hancurkan jiwa kami
Karena kami telah memahat batu karang
Dengan ketabahan dan kepasrahan

Jungkat 7 November 2017
Untuk anakku DIGJAYA NATAKUSUMA yang terbaring sakit





Kunti
Karya : Idrus


Dulu.. Sekali lagi dulu.!
Aku dapat melihat tingkahmu dengan aneka warna gaun panjang yang menyilaukan,

melihat rambutmu yang kribo, acak-acakan atau panjang melebihi pinggang,

melihat wajahmu yang tirus dengan tatapan kosong menyeramkan,

Sediktpun aku tak takut padamu, bahkan aku suka mengajakmu berbincang.

Sampai suatu ketika aku melanggar janji karena menuruti syaitan, kau menghilang dari tatapan.

Kini... Iya kini, dimalam itu

Kau hadir kembali walau samar,

namun, mengapa kau hadirkan juga bau mayat busuk menusuk hidung yang dulu tak kau sajikan?. Hingga membuatku marah dan memakimu dalam ketakutan.

Ingin ku bertanya pada diri

Adakah sejenismu bergantung di jiwa?

Atau ini merupakan hidayah?.

Jika engkau ingin lagi berbincang seperti dulu,
Jangan kau bawa daku dalam kegelapan.





JENGAH
karya : Idrus


Angkot jalanan Jakarta
Hasil import dari tetangga
Berlari kencang ala kuda
Betina putih tak berponi
Surai pekat bercahaya

Ku tahu kau lelah
Ku tahu kau resah
Namun kau terus melaju
Melibas aspal ibu kota
Senyuman ikhlas tersungging manja

Sesalku
Kanapa kau tumpangi aku
Kenapa justru kau yang bersedia
Mengantar penumpang itu
Penumpang lusuh
Dari desa nan jauh

Sementara
Mobil mewah metropolitan
Tak sudi memberi tumpangan.
Selain suara klakson
Melengking nyaring
Dari mulutnya yang bunting

Buat Bhunda Devi, yang peduli TIARAWATI
Kota bambu Jakarta 24 november 2017





Benalu
Karya : Idrus ( tok dalang )


Berisik dia berbisik
Lebihi gelombang Tasik
Amarah terusik
Menggelitik asyik
Mainkan irama klasik

Bung!
Coba kau telisik
Ini perkara unik
Rampok dikawal puluhan mobil antik
Ceritanya penuh intrik

Bung!
Coba lihat maling itik
Desahnya berbisik
Dipukuli hingga kepala menukik
Gigi rontok darah memercik
Sementara siRampok tetap nyentrik
Adilkah?..

Ah! Urus saja tunggakan listrikmu
Jawabku mencibir.

Terminal 20 November 2017





Nyanyian rindu
oleh: Idrus


Dimana dirimu Dinda?.
Kurindu bermanja di taman surgamu.
Menari di bukit yang indah.
Alunkan nada di kolam asmara, dan berteduh di bawah pohonnya yang rindang.

Dinda!.
Tidakkah kau rasa
Jiwaku meronta
Atau kau lupa pada sumpah
Jiwamu jiwaku
Ragamu, ragaku jua.

Dinda!.
Dalam ratap kupanjatkan harap
Semoga nisanmu belum terpahat
Agar kembali ku nikmati
Desah nafasmu di peraduan sunyi

Tok dalang
19 / 12 / 2017





Tiang listrik celaka
Karya : Idrus


Cuih!..
Umpat ku
Melongo tak tau
Bagai gorila tak bernyawa
Kaku kuku ter Paku
Waktu padam lampu

Yes!..
Umpat ku
Mengepal tinju
Berjingkrak teriak Hore..
Ketika tiangmu ditabrak
Orang nomor 1 DPR RI

Nyaman!..
Umpat ku berbahasa Melayu
Rasakan!..
Rasakan do'a juta anak bangsa yang dikabulkan .
Di Dunia kau ditabrak mobil
Di Akhirat?..
Semoga kau tak disambar petir.

Pontianak 17 November 2017





Bukan nasihat
Karya : Idrus

Pilkada hampir tiba
Pil KB jadi masalah
Andaikan tak ada KB
Pasti banyak mendulang suara
Sedikitnya 5 satu keluarga

Persaingan semakin panas
Bola api berguling keras
Menggelinding di batu cadas
Hangus tak bersisa seperti kertas
Ada jujur ada culas
Ah!.. Malas ku kepingin lekas
Agar ketahuan siapa yang pantas

Lomba lari atur strategi
Jadi pemenang itu dicari
Tipu daya semua lini
Tempat ibadah tidak peduli
Jual kecap jual terasi
Asal jadi pemimpin negeri

Sana sini saling menghujat
Yang didukung seakan hebat
Lawan jadi penjahat
Uang kertas itu didapat
Menang judi berlipat lipat
Walau sedikit tercampur bangsat

Kawan jadi lawan
Lawan jadi kawan
Kadang seperti hewan
Bisa juga jadi biarawan
Seperti bunglon diatas awan
Warna ikut keadaan
Kadang Malaikat terkadang setan

Pemilih pada bingung
Yang mana musti didukung
Semua calon siap menikung
Iming iming memberi untung
Satelah itu jadi patung
Terkadang berpura linglung

Pandai pandai saat mencoblos
Jangan mau dijadikan jongos
Jongos elit situkang gembos
Hati nurani yang lebih maknyos
Serasa susu campur extra joss





Idrus dalam karya:
BRENGSEK.
buat sahabatku Pradono Singkawang


Awal waktu aku ragu
Letih ku yakinkan diri
Benarkah atau hanya akun palsu
Sebab tampilanmu itu
Mendidihkan darah untuk sekadar tau

Lewat media kau kukenal
Bukan Televisi atau Surat kabar
Komentar mu terkadang nakal
Cacing perut terpingkal
Ulu hati semakin terbakar
Siapa brengsek pembuat onar

Tapi kini..
Bang!. Kau adalah saudara
Ya!. Saudara kandung tak sedarah
Konsistensi mu buatku pasrah
Untuk terus ingin menoreh sejarah

Kau inspirasi
Hidup bukan materi
Tapi apa yang diberi
Pada ibu Pertiwi

Terima kasih Bang!
Kita tak kan pernah mau jadi pecundang
Terus berjuang hingga Izrail datang
Literasi di tanah gersang
Harus tajam seperti pedang.

Jungkat 13 November 2017





Dilema Panglima sinting
Idrus ( tok dalang )


Panglima!
"Arahkan kudamu ke timur"
Teriak Pangeran yang terus memainkan Kecapi diatas kudanya, "agar kau terhindar dari kejaran pasukan kerajaan Ayahanda"

"Daulat tuanku" jawab Panglima tak kalah lantang.
Akan tetapi.., sepertinya kudaku tak mau ke arah timur.
Lagipula, ada apakah gerangan?..
Pangeran pertaruhkan nyawa membelaku, sementara Baginda Raja akan menangkapku?..

Jangan banyak tanya dan berpura pura Panglima!
Kita semua dalam bahaya, cepatlah kau pacu kudamu !.
Tetapi jangan lupa,
Di timur , berkuasa Pendekar Listrik bertiang besi yang sangat ganas.
Segera kau temui ,karena dialah satu satunya yang dapat menyelamatkan kita.
Walau nyawamu taruhannya





Takut
karya: Idrus


Bulan purnama tertutup awan
Tutupi satu kerlingan
Derita tiada tertahan
Tanya dalam dekapan
Adakah dikau rupawan?

Awan menghilang
Ragamu jelas mengambang
Putih aroma menyan
Gairah rasa tak nyaman
Buka kitab satu laman
Dikau tiada menghilang
Mata hitam punggung berlubang
Terurai rambut nan panjang
Menyeringai serupa lolong
Ternyata dikau si sundel bolong





Tuhan
Karya : Idrus


Di Gereja kucari
namun dikau tak kutemukan
Kutelusuri Pure
Kau tetap tak kutemui
Kulacak di vihara
Entah engkau dimana
Di Masjid
Pun aku tak jumpa

Hari ini
Setelah kita saling berbagi
Aku fahami
Bahwa Tuhan ada disini
Dihati kita ikut bernyanyi





NEGERIKU CARUT MARUT
Karya : Idrus


Ibu Kota carut marut
Media massa mengolah kalut
Satu Negeri pada ribut
Pemerintahan manggut manggut

Otak miring itu si calon
Calon pemimpin agak blo on
Bertingkah seperti Bunglon
Bertutur laksana balon

Ingat aku pepatah lama
Tong kosong nyaring bunyinya
Dengan angkuh calon menista
Tanpa sedikit rasa berdosa

Ibu kota carut marut
Negeriku carut marut
Bangsaku carut marut
Semakin ramai si tukang carut

Penyakit lama kambuh kembali
Kebenaran dikebiri
Sang penista bebas berlari
Sahabat karib pimpinan tinggi

Tong kosong nyaring bunyinya
Koar koar media massa
Tangkap sini tangkap sana
Demi Piala bernama Citra

Yang salah dianggap benar
Yang benar disulap jadi salah
Ketika sulap salah mantra
Bujuk rayu jadi senjata.

Memohon bagai pengemis
Pada yang tua sahabat menangis
Air mata di balik senyuman sinis
Angkuh sombong merasa optimis

Ibu kota carut marut
Adu domba si tikus curut
Anak bangsa saling sikut
Menyeringai pembuat kalut

Berfikir aku dalam diam
Emosi tiada arti
Bersabar tak kuat lagi
Bincang bincang acara tivi
Harus kah ku anggap sapi ???
Atau seekor babi ??"!!

Ibu kota carut marut
Satu bangsat pembuat kalut
Sahabat karib juga ikut
Negeri semakin semraut

Apakah ini takdir ??
Bertanya aku pada si pandir
Semua pasti berakhir
Saat peluru menerjang pelir

Ibu kota carut marut
Penguasa tambah semaput
Yang di nista berbaris bak semut
Sahabat calon sangat takut

Loby sana loby sini
Jangan kalut ini Negeri
Satu sahabat membuat sensasi
Sahabat lain bersibuk diri

Ku bilang bodoh ku takut salah
Ku bilang goblok salah juga
Ku bilang gila mungkin gila
Atau aku yang sudah gila??

Dahiku mengkerut
Ibu kota carut marut
Negeriku juga ikut
Sahabat kalang kabut
Membela pembuat kalut

Terkutuk lah kau wahai tikus curut.
Karena kau NEGERI INI CARUT MARUT

JUNGKAT 5 FEBRUARI 2017
PENUNGGU WC TERMINAL JUNGKAT





Cukong
karya : Idrus


Kuasamu melebihi kodratmu
Lagakmu melebihi mampumu
Sehingga kau lupa
Lupa pada bumi
Lupa siapa diri
Lupa karena serakah

Pohon kau tebangi
Ba'da nya kau tanami
Kapan membesar ?
Tak mungkin
Karena tipu dayamu
Sebusuk bangkai tak bernyali

Curi curi dan curi
Rampok rampok dan rampok
Kerakusan tampak nyata
Walau kau terus berkilah
S'moga sang pohon menimpa
Kepalamu





Banteng kedaton
karya : Idrus


Banteng kedaton
Gatot koco zaman moderen
Otot kawat tulang besi
Keras tiada letih
Ayam jago negeri pertiwi

Kurus kerempeng si gepeng
Tokoh wayang zaman rombeng
Panglima tinggi pasukan loreng

Banteng kedaton
Gatot koco zaman moderen
Pantang mundur benahi koreng
Sumpah serapah anak negeri
Liur basi tiada arti
Tujuan harus jadi
Maju
Menerjang penghalang
Walau radang meradang

Banteng kedaton
Gatot koco zaman moderen
Puja puji anak negeri
Kibarkan panji tinggi tinggi
Melambai
Panggil kanan kiri
Strategi bela pertiwi
Atau kah pembela diri

Banteng kadaton
Gatot koco zaman moderen
Penguasa burung garuda
Terbang di mana suka
Benahi nusantara
Meski tak henti
Caci dan cela

Banteng kedaton
Gatot koco zaman moderen
Benci ku pada mu
Iri kawan ku
Walau hati kecil berkata
Kami menghormati mu

Jungkat, 17 Maret 2017
21.00 WIB
Menjelang kedatangan Presiden RI
JOKO WIDODO





Nak..
karya : Idrus


Semakin kurus dirimu Nak.
Hitam terbakar Matahari
Tiada letih kau berlari
Tak lelah kayuh sepeda
Tenggorokan kering bukan masalah.

Terlalu kuat dirimu Nak.
Dihadapmu godaan menerpa
Kue jajan teman sebaya
Tak hirau, kau terus berlari
Tertawa riang, menari bahagia

Terlalu sabar dirimu Nak.
Menunggu, meski kadang bertanya
Pak. Sekarang pukul berapa?
Azan magrib berapa lama lagi?
Jawaban bohongku selalu kau percaya
Kau kayuh lagi sepeda
Hingga ku teriak, Naak mandi..

Mandi... Isyarat menjelang senja
Saatnya mengganti busana
Lalu bersila engkau cerita tanpa sensor
Editing apa lagi
Mimikmu tak palsu
Gayamu?..Bukan akting pemain sinetron

Suara menggema dimana-mana
Alunkan lagu karya Bilal bin Rabah
Spontan kau teriak Alhamdulillah
Saatnya berbuka puasa

Nak..Kurusmu, hitammu
Smoga tak kurus dan hitam masa depanmu.

Kontrakan13 Juni 2017
Buat anakku Digjaya Natakusuma





Liur di busa kopi
Karya: Idrus


Cengkerama habiskan liur
Muncrat berserak membentuk awan berarak
Ceritra dagelan politik yang tak pernah usai
Letih bibir komat kamit mengalahkan mantra
Jampi dengan tiupan digelas kopi
Habis, tambah lagi

Ada bela dan cela
Adu mulut soal biasa
Merah, mata cerminkan emosi tertahan
Satu pencetus angkara
Rusak tatanan sebelanga
Sahabat jadi benci
Lawan jadi kawan
Liur muncrat ke mana mana
Membentuk awan berarak di atas meja.

Busa liur lebihi busa kopi
Gemericik gelas sendok beradu
Tak sekeras adu mulut yang berliur
Kapan kan berakhir
Teringat ku kopi bersianida

Terminal 8 februari 2017





Merah Biru
Karya : Idrus


Merah, semerah bibir menggoda
Merah, seranum wajah pesona
Merah, bukan api amarah
Merah, berani pertanda
Merah, membalut tubuh nan indah

Hawa ,, merahmu bangkitkan gairah
Jantung berdetak berkata
Begitu anggun dikau adinda
Merah menyala penuh pesona

Walau terkadang
Merah, berubah biru
Sebiru langit di angkasa
Tenang jiwa yang lara
Sebiru air di samudra
Menggelora jiwa terasa

Ingin ku dekap
Tapi tak kuat
Biru mu terlalu angkuh
Ciutkan nyali yang berani
Merah mu gemerlap
Kerdilkan tuan yang hebat

Ku gapai merah mu
Terlepas biru mu
Ku raih biru mu
Menjauh merahmu
Keduanya ??
Tak mungkin ku bisa
Biru dan merah mu
Ciutkan gelora jiwa

Warung kopi
22 02 2017
Untuk sahabat
Anna Alqadrie OI





Setia
Karya: Idrus


Janjimu padu
Dalam sanubari membatu
Tegar
Setegar karang di laut biru
Yakin mu, keraskan yakin ku
Tak tampak sedikit keluh

Dalam diam ku bermimpi
Dalam khayal ku berharap
Abadi
Seabadi janji padumu

Melangkah bersama
Dalam sanubari membatu
Setegar karang di laut biru
Tanpa keluh
Yakin ku, tak sekeras yakin mu

Dinda
Dampingi daku selamanya

Peraduan 16 februri 2017
Penunggu wc terminal Jungkat





Di balik pintu
Karya: Idrus

Sedih ku tanpa mu
Sepuluh detik lalu
Lama ku rasa itu
Terus menunggu mu
Menatap langit di balik pintu

Mentari di ufuk timur
Merah di ufuk barat
Sabit jadi purnama
Gonta ganti tiada henti
Terus menunggu mu
Menatap langit di balik pintu

Rindu semakin rindu
Entah , Aku tak tau
Khilaf
Beradu dalam buai nafsu
Sesal memburu bak peluru
menerjang jantung menanggung rindu

Sepuluh detik lalu
Cinta berubah rindu
Kau !
Berlari jauh bersama semu
Sementara aku ?
Sedih
Rindu
Terus menunggu di balik pintu

Terminal jungkat 10 pebruari 2017





Ambisi
Karya: Idrus


Penopang raga hanya belulang
Ambisi terus berkecamuk
Raih asa, lalaikan raga
Demi satu cita untuk cinta

Bertarung di arena laga
Satu sahabat musuh sejuta
Jadi pemenang atau pecundang
Hayalan tiada jawaban

Laga terus berlaga
Bela tetesan darah
Lelah slogan belaka
Kuatkan raga karena jiwa
Walau akhirnya meregang nyawa

Batu putih berukir nama
Usik nurani yang berontak
Ingatkan ambisi
Ungkit sejarah tak tertulis
Pertarungan, pengorbanan
Kini nyata di hadapan tetesan darahmu

Ayah, ku tak sanggup mengenang mu
Ku pinta izin bahagiakan mantan mu
Walau tak sebanding harapan
Tak sekeras laga
Tak sekuat raga
Darah mu kan terus menetes
Hingga tertiup sangkakala

Jungkat 6 maret 2017





Musik dan suara
Karya: Idrus


Ketika musik mengalahkan suara
Hanya gerutu yang ku bisa
Apa daya terlanjur cinta
Kita nikmati saja
Senikmat telinga yang agak rusing
Mendengar musik teramat bising
Suara indah jadi hening

Pesan teman jadi hidayah
Musik mengecil mau mengalah
Kembali nikmat yang kita rasa
Jelas terdengar suara indah
Menggetarkan jiwa terlena
Puisi penuh makna

Depan radio
21 02 2017





Tik
Karya : Idrus


Tik tik tik
Genteng berdetik
Terhempas gerimis rintik
Tenang jiwa se detik
Serasa menggelitik
Angan bak barisan itik
Terus tiada tanda titik

Tik tik tik
Second jam berdetik
Sukma ter utak atik
Sunyi di peraduan antik
Berteman rokok dan pemantik
Kopi di gelas cantik
Angan bak barisan itik
Terus tiada tanda titik

Tik tik tik
Key board hp berdetik
Google bicara politik
FB postingan menggelitik
Perut dikitik kitik
BBM sebar butik
WA jualan metik
Angan bak barisan itik
Terus tiada tanda titik..

Warung Joke
25 Februari 2017
Penunggu WC terminal jungkat





GALAU
Karya : Idrus


MENATAP SAMUDRA
BANGKU RAPUH NAN USANG
BERNAUNG MENATAP DIRI
TANPA ARAH PASTI

MENGGAPAI ANGIN TAK MUNGKIN
MENERJANG OMBAK TAK KUAT
MENYERAH TAK KUASA
ENTAH APA YANG BISA

LANGKAH KAKI TAK PASTI
GONTAI, SESAT DI RUANGAN YANG HINGAR
GEMERLAP, LEBIHI CAHAYA PETIR DI ANGKASA
LUNGLAI, LEMAH DIRI TAK BERDAYA

SEEKOR MONYET MENATAP PENUH TANYA
MERAH, MENYALA MUKA BAK NAKULA YANG MURKA
BERTANYA TAK KUASA
MENYAPA TAK BISA
MENERJANG TAK SANGGUP
TERUS MENATAP PENUH AMARAH

TAKUT MEMENUHI RONGGA DADA
JUTA CEMAS DI KEPALA
BERPUTAR BAGAI GASING SANG PAWANG

DI MANA KE MANA DIRI BERADA
MERANGKAK BAYI TAK BERNYALI
RATAP LIRIH INGIN BERLARI
MENGEJAR BUIH YANG INDAH
INDAH TAK BERMAKNA
KUAT NAMUN TAK MUNGKIN
BISA TAK KUASA
MENYERAH TAK RELA

Singkawang 12 02 2017





Tertawa malu
Karya: Idrus


He he he tertawa renyah sebar derita
Ha ha ha terbahak bahak nikmati dosa
Hi hi hi malu malu tutupi malu
Selalu begitu mengulang waktu

Hehehe hahaha hihihi
Silih berganti tiada henti
Tiada derita nikmati dosa
Malu malu tiada malu

Haha hehe hihi
Sebar derita tertawa malu
Mengulang dosa terbahak bahak
Malu berbuat malu malu
Aku malu mengulang waktu.

Terminal jungkat 30 januari 2017.





Tangisan gila
Karya : Idrus


Gila?
Gila karena dosa?
Gila karena amal?
Gila karena gila?
Terenyuh aku menyimak celotehmu
Berjatuhan air bening di kelopak mataku
Nasihatmu bagai buih
Celotehmu lucu
Lucu mencipta gila

Televisi tempatmu berguru
Sosial media pakumu berilmu

Bagi ceritera karya bermutu?

Makna dalam dirimu
Tidak untuk diriku
Faham buatku
Tidak untukmu

Kehendak kau paksa
Todong senjata
Kau benar aku salah
Kau hebat aku durjana
Berhambur air mata tertawa bahak

Gila tingkah
Hati entah
Gila mata
Nurani entah
Gila agama
Laku entah
Gila?
Aku memang gila

Takdirku aku jalani
Tidak Jahanam pembuat gentar
Bukan Firdaus penegak amal
Lakuku gila
Memang aku gila

Hendakmu tiada arti
Tilaimu tiada isi
Hina mu?
Puji mu?
Melinangkan air yang tak pernah kering

Sungguh
Di rumah tak ada televisi





Harapan hati
karya: Idrus


Bahtera tanpa dayung
Tegap dihempas ombak
Lurus ikut arus
Belok oleh angin
Oleng diterjang badai
Melaju tantang samudera biru
Lambung terpahat 29
Identitas usia bermakna

Terpaku daku menatapmu
Tinggalkan pantai sepi
Buritan mengecil dan menghilang
Pergi !
Pergilah duhai bahtera
Arungi laut mu

Duhai
Ku ingin melihatmu
Seribu tahun lagi
Di pantai indah bestari

Senja di Jungkat beach, 10 April 2017.





Aku bukan penghianat
karya: Idrus


Ringan namun berat
Pikul harus kuat
Jinjing apa lagi
Melawan kodrat
Sebab amanat
Batin mengumpat
Kalahkan diri
Aku bukan penghianat

Inginkan tata
Kaca benggala
Retak oleh benturan
Cetakan tinta jadi aturan
Merantai hati yang pasrah
Argumen jadi senjata

Pundak kuning
Badan meng abu
Kaki membiru
Sumpah setia telah terucap
Firman ilahi di atas kepala
Tak kan ternoda oleh iba
Karena sudah tersurat

Kamu kamu dan kamu
Sama di mataku
Walau adil ku tak tau
Itu aku bukan kamu

Permata bukan citaku
Puji bukan inginku
Hina bukan karenamu
Sumpah bakti membelenggu

Gertak kasarmu
Ancam kerasmu
Lelucon basi purbakala
Percuma !
Karena aku bukan penghianat

Terminal 14 April 2017





TOK DALANG
karya: Idrus


BODOHNYA DIRIMU TOK DALAAANG..!!

KAU KORBANKAN KESEHATANMU DEMI UANG.
SESUDAH ITU, KAU KORBANKAN UANGMU DEMI KESEHATAN..

PADAHAL KAU LAHIR BERTANGAN KOSONG..
MATI PUN BERTANGAN KOSONG..

SELALU INGAT MASA LALU, MENGHAYALKAN MASA DEPAN. SEMENTARA SAAT YANG PASTI TIDAK KAU NKMATI..

BERIBADAH KARENA KEWAJIBAN.
TANPA TAHU ARAH TUJUAN.
MULUT PENUH DENGAN UCAPAN.
JANJI PALSU KEPADA TUHAN.

HATI TERISI IRI DAN DENGKI.
NAFSU SERAKAH TIADA HENTI.
LALAI LUPA TERHDAP DIRI
ALAM LAIN SUDAH MENANTI.

TIDAK PERNAH MAU BERSYUKUR.
WALAU UBAN SUDAH BERTABUR.
ATAS NIKMAT SELALU KUFUR.
MEMBAWA SIFAT IBLIS TAKABUR..

RIZKI SEDIKIT ENGKAU MENGELUH..
DIBERI LEBIH MASIH MELENGUH.
APA LAGI YANG ENGKAU MAHU
WAHAI PENDUSTA ZAT YANG SATU..

PANGKAT TINGGI ENGKAU BELAGAK
SEOLAH ITU YANG ENGKAU BAWAK
BACA SHALAWAT ENGKAU DAH LUPAK
PEMBELA DIRI DI HARI KELAK..
BODOHNYA DIRIMU TOK DALAAANG!!

ENGKAU BANGGAKAN ILMU TAREKAT
SEOLAH ENGKAU YANG PALING HEBAT
ENGKAU TINGGALKAN ILMU SYARIAT
IBADAH HANYA DENGAN MENGINGAT

MALAIKAT AHLI IBADAH
IBLIS JUGA AHLI IBADAH
HANYA SATU JADI PEMBEDA
SIFAT SOMBONG NAFSU AMARAH..

LAKNATULLAH API MEMBARA
DIUSIR DARI ALAM YANG INDAH
MENOLAK SUJUD KEPADA HAMBA
DIANGGAP HINA KARNA ASALNYA..

SEMUA ITU YANG KAU IKUTI
SIFAT SOMBONG MENJAJAH DIRI
TIDAK BERSUJUD PADA ILAHI
SEOLAH DIRI BERILMU TINGGI..

BODOHNYA DIRIMU TOK DALAANG
Terminal jungkat..desember 2016





Nafsu
Karya : Idrus


Seteru abadi
Tak lari meski rajam mendera
Jilatan nyala, hitam belulang berserak
Tak takut, kutukan pun tak buat surut
Terus jadi seteru

Goda
Gada menghantam bukan penghalang
Buaian lembut nan indah tutupi angkara murka.
Tak ngeri laknat
Buta nikmat sesaat

Durja
Sampai bertemu di Neraka





REMOTE CONTROL-2
karya: Tok Dalang


Kunyalakan televisi yang baru kubeli
Klik..kilometer lampu terbalik
Keluar merayap di suasana yang gelap
Kembali terang senang karena girang

Kuambil remote control kuteliti tombol satu satu
Terlihat angka 0 sampai 9
Mengingatkan pada pelajaran matematika
Kurang tambah kali bagi

Kuperiksa dengan saksama seolah teks proklamasi
Benak berpikir tentang sesuatu yang tak bisa dipikir
Mungkin adanya dunia karena matematika
Berisi angka 0 hingga 9
Tambah kurang kali bagi hasilnya berbeda walaupun sama
Terdiri dari angka yang itu itu saja

Kuarahkan remote control kearah televisi
On. televisi menyala terlihat gerakan manusia
Berbicara seolah hebat tiada banding
Merasa tiada satu lawan tanding
Tekan 1 itu juga. 2 hingga 9 itu itu juga
Kugabungkan angka itu lagi
Walau berbeda cara tapi tetap satu makna..

Off. Televisi gelap hitam pekat tiada gerak.
Klik sakelar lampu kuarahkan ke bawah
Ruangan gelap hitam pekat tiada tampak

Ada wujud tidak terlihat
Hanya rasa berani berkata
Kalau wujud itu ada
Bukan 0 Matematika

TOK DALANG
PENUNGGU WC TERMINAL JUNGKAT




Judulnya apa
Karya: Idrus


Sengal nafas tersungkur serahkan jiwa
Hening
Hanya gumam bibir gemetar mengeja
Aturan berirama lebur dalam nada
Symponi musik klasik robohkan dada
Sesak, detak secepat kereta.

Tangis pilu pejuang tua
Lunglai
Remuk di medan laga
Menyerah
Hina menerpa
Maju
Pundak bertengger ribuan iblis celaka

Sajadah lusuh 20 maret 2017





TERHENTAK
karya: Tok Dalang


Terhentak mendengar suara letusan.
Beredar ke barat dan ke timur
Pandangan terarah satu arah walau berbeda arah..
Senang
Tenang
Risau
Galau
Bersenggama dalam nuansa sukma bahagia
Yang terhentak mendengar suara letusan.
Bersenda dalam satu meja
Walau bicara tiada suara
Terus bersenggama
Di bawah hentakan suara letusan..
Secangkir kopi pahit
Terhidang meski pahit
Membasahi kerongkongan yang pahit
Menyaksikan letusan yang menghentak
Menghasilkan kembang nan indah lalu menghilang..

Jungkat, Mempawah, 27 Januari 2017





MELAWAN TAKDIR
karya: Idrus


Bergerak berontak melawan sesak.
Nafsu amarah bersaksi seolah mati.
Perjalanan negeri seolah porak poranda
Menangis dalam tawa renyah di tengah gejolak amarah.
Menoleh ke kiri kulihat canda
Ke kanan kulihat senda
Saling caci menyebar benci
Mengadu dendam laksana domba.
Aku yang benar engkau yang alpa.
Engkau yang lupa aku yang jaya.
Saling tuding dengan cibir di bibir.
Peduli kapan berakhir.
Sesakku berontak menyatakan takdir.





Khayal
karya : Idrus


Sudut ruang saksi bisu
Lamunan terbuai rindu
Ingin ku raih rembulan
Sabit atau gerhana

Lukisan abstrak kanfas gelas
Retak, leleh tinta warna
Cipta pola tak nyata

Sudut lain ruang bisu
Purnama menari
Gemulai meliuk manja
Goda jiwa ikut irama
Angkuhmu luluhkan hati
Tuk terus terbang tinggi

Purnama, sabit, atau gerhana
Buai lamunan rinduku
Lelap ku dalam mimpi
Entah kapan terhenti

Terminal Jungkat
22 Maret 2017
22.03 WIB





Rung
Karya: Idrus


Panas dingin bertarung
Beras ketan sekarung
Serasa terkurung
Lunglai si burung
Rung rung rung
Motor menderung
Lanjut ataukah urung

Panas dingin bertarung
Sahabat nimbrung
Berbaju kurung
Di pinggir parung
Aku melarung..





OPLET
karya : Idrus


GERIMIS SORE BASAHI TERMINAL
TERMINAL KU SAYANG
TERMINALKU MALANG
SATU DUA OPLET DATANG DAN PERGI
SEPI PENUMPANG AKIBAT INDUSTRI

KUDA BESI DIMANA MANA
CIPTAAN TUAN PENJAJAH
MESIN PEMBUNUH GANTI SENJATA

OPLET TUA PILOT TUA
BEKERJA DENGAN SISA TENAGA
SATU SATU NAFAS KAU HELA
SUNYI DARI KELUH DAN KESAH

TOPI LUSUH TUTUP KEPALA
CELANA PENDEK PELINDUNG PAHA
SANDAL JEPIT MENJAGA LANGKAH

OPLET SATU DUA
TAK PERNAH KAU KHIANAT
WALAU DIKAU SASARAN UMPAT
GERIMIS SORE TERMINAL
TEMPAT BERCANDA MELEPAS PENAT.





LEBAY
karya : Idrus


inginku dekatmu
melepas waktu
dua ribu satu tujuh
sebulan lebih dua
canda bersama malam
ku tak faham
kemana langkah terbawa
sahabat setia
teman tapi mesra
ataukah apa

berharap sesuatu
bertanya pada waktu
sampai kapan
sanggup menunggu
bahagia bersamamu
ku terbakar cemburu

bertahan ku tak kuat
memburu ku tak dapat
sekat birahi
jernihkan nurani
harap ku meratap
semoga tiada khianat
yakinku pada mukjizat

Tok Dalang
00:00 2017/2018





Terjumpa Ilmu
karya : Idrus
( untuk Suhaili abu Bakar, sastrawan negeri jiran Malaysia )


Astaghfirullah..
ucapmu disela canda
kelakar ringan pembuat tawa
sempit
muat
longgar
xangat longgar menggantung pula
besar panjang yang bagus rupa
besar pendek tak bagus juga
sayang dicari semua hampa

seloka selepas jum'at
tangan tuan ikut melipat
kaos oblong berwarna coklat
buah tangan untuk sahabat
besar panjang susah didapat
pada akhirnya beranjak minggat

Tegap tuan melangkah
tak sedikit kulihat lelah
atau mungkin sembunyi saja?..
ah!. sudahlah
tak perlu bertanya
nampak di depan mata
suri tauladan dari paduka

Tuan..
rinduku tak kan padam
nasihat kan kugenggam
jika terlupa
kan kuucap
Astghfirullah

tok dalang
31 desember 2017





isteri ; Kanda
Suami : KENAPA DINDA ?...


sekarang kanda sungguh jauh berbeda .
semenjak kita kawin, kanda tak mau lagi mengajak dinda jalan jalan menyambut tahun baru..

DINDA !. KITA KAWIN NI KARENA APA ?

karena jodohlah kanda

BETUL DINDA
DAN PEPATAH MENGATAKAN..
"KALAU JODOH TAK KEMANA MANA





2017
Karya: Idrus


Terbang!..
duhai kenangan sunyi
ajak belatimu turut
hingga datangnya maut

Terus meninggi
menemani kembang api
meledak dengannya
jadi buih tertiup badai
enyah!. aku muak

puisi indah
syair manja
nyanyian rindumu?..
kubakar jadi abu
telan cacimakiku
ludah busuk itu
terus bersemayam dihatimu

Tok dalang
31 Desember 2017




Asa
karya: Idrus


Teduh matamu
tanpa kedip menyapa rinduku
bibirmu merekah
tuliskan bait aksara
penyejuk kalbu
betahku tak beranjak
02:57 diperaduan berlabuh

mimpilah dinda
semai bunga sorga
untuk kau petik dikala senja
ajak aku bersama
lewati malam syahdu
di taman firdaus
mimpi kita menyatu

sapa aku di pagi cerah
bawa mimpimu serta
untuk dapat kuberbagi

Tok dalang
02 Januari 2018




Tiang listrik celaka
Karya : Idrus


Cih!..
Umpatku
Melongo tak tau
Bagai gorila tak bernyawa
Kaku-kuku terpaku
Waktu padam lampu

Yes!..
Teriakku mengepal tinju
Hore !..
Tangmu ditabrak orang nomor 1 DPR RI

Rasakan!..
Rasakan do'a juta anak bangsa yang dikabulkan .
Di Dunia kau ditabrak mobil
Di Akhirat?..
Semoga kau tak disambar petir.

( Pontianak 17 November 2017)





SELAMAT DATANG
" Idrus Jungkat "


Selamat datang Pedagang janji
Semoga jualanmu
Bukan Kecap basi
Seperti 5 tahun yang lewat dan lewat

Selamat datang Pedagang ramah
Semoga senyummu
Bukan senyum palsu
Seperti 5 tahun lalu dan lalu

Kami ingin!..
Kecap bermutu
Kecap sehat
Kecap sejahtera
Kecap halal dan berkah
Buatan Indonesia

Kami ingin!..
Ada senyum di sekolah
Senyum di jalan Aspal
Senyum di sawah
Senyum di laut
Senyum di pabrik
Senyum di mana-mana
Senyum ikhlas bahagia
Senyum Balita Indonesia

( 9 Januari 2018 )

1 komentar: