RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 10 Februari 2018

Kumpulan Puisi Irfan Ramadhan - ULANG TAHUN



Kulihat tanpa kau tahu dirimu.
Setiap lembar demi lembar ku helai nafas mengenang apa yang tlah kau berikan. Ku akan jadi pecinta yang ulung dengan harapan,ujian,tawa,air mata,memulai,dan meng akhiri,merajuk,dan menebar pesona tentu itu membuat aku sebagai narasumber dari setiap insan yang senang akan bertanya dengan cinta. Duka dan bahagia jelas ada masih melekat di dinding hatiku.

Kutulis apa yang kutahu dalam ingatku.
" maaf istriku "
Bukan aku katakan aku pria tak baik untukmu. Aku lah yang paling mendekap cintamu kepadaku. Ku akui juga aku tak kuasa menahan diri untuk menulis larik demi larik dari perasaanku tentang rasa cinta. Pujangga lihai untuk menusuk hati dengan jari jemarinya dan perkataan jujur dari pribadinya,dan naluri adalah tolak ukur pencapaiannya.

Melemah raga ini tak berdaya di buai gelombang pasang dan surutnya cinta dan asmara d bayang bayang langit asa. Bukanlah seperti istilah kembang tak jadi,namun lebih tapat seperti menulis diatas batu kini.

Jangan lepaskan semua yang datang dalam hidupmu. Wahai pemuda yang pantang bertunduk wajahmu menatap tanah di kakimu, banggakan dirimu karena aku pemuda yang di inginkan oleh Sang proklamator itu.

Entah sampai kapanpun degup jantung ini akan ad namamu di merahnya warna jantungku,di putihnya tulang tulangku. Kau yang terindah dan terbaik yang slalu aku sayangi sepanjang aku mengingat kau sampai masanya tiba mendatang.


------------------------------------


Bertambah hari harimu
Bertambah jua umurmu
Kau nak kau rajaku
Kau harapan kami berdua
Ayah dan ibumu.

Muhammad Arkananta
Nama itu kami pilihkan untukmu
di saat kau terlahir mendampingi kami meng arungi bahtera hidup di kehidupan kita.
Doa doa kami munajatkan untuk kebaikanmu.
Bahkan firman firman alquran surah luqman dan yunus di pilihkan ibumu untuk kecantikan akhlaknu nanti.
Enam tahun sudah usiamu hari ini genap. Ayah sukuri karunia cinta ini antara aku kau dan ibumu. Semua hampa rasa bila tiada salsah satu dari kita. Itulah arti kenyamanan karunia Illahi yang diamanatkan di sisi kami.
Anakku ya anakku
Rajaku ya rajaku
Matahari ya matahariku
Ungkapan itu tak cukup untuk menandai lambang lambang hatiku yang kau kuasai.
Terimalah doa doa ayah dan ibumu kau yang ber ulang tahun hari ini

Kumpulan Puisi Alex Wahyu - RINDU ALLAH, RINDU RASULULLAH



"Rindu Allah, rindu Rasulullah"

Ya Rasulullah
Namamu selalu teringat
Bersholawat serta mengucapkan salam
Hangatnya cintamu
Dalamnya rindumu
Tak mampu membendung air mata kesedihan
Yang ingin berjumpa serta mencium keningmu
Menggenggam tanganmu dan memeluk tubuhmu

Ya Rasulullah
Berdampingan denganmu
Berjalan bersamamu
Teriknya mentari terselimuti awan
Indahnya rembulan di temani bintang-bintang
Cahaya nun terang dari matamu
Berbias akan senja mendengar suaramu

Ya Rasulullah
Pilu jika tak berjumpa denganmu
Tak bercakap denganmu
Serta tak melihat punggungmu
Dalam Sholat bacaan lembut darimu
Kekhusyukkan ibadah guna Ruku dan Sujud di hadapan Allah Tabaraka wa Ta'ala
Kekasih Rabbul'alamin
Panutan sekalian umat

Ya Rasulullah
Pengorbanan serta perjuangan
Barisan pertama dengan sebilah pedang
Beberapa busur panah
Baju besi dan ikatan kepala
Benteng untukmu yang memerangi kebhatilan

Ya Rasulullah
Engkau yang berlari
Sujud di hadapan Rabbul'alamin
Syafaatmu teruntuk umatmu
Di telaga engkau menanti
Berlinang air mata berupaya menyelamatkan

Ya Rasulullah
Pintu surga terbuka
Memasukinya, puncak dari segala kenikmatan
Bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin
Menatap keindahan yang tiada tara
Tatkala hijab perlahan mulai tersingkap
Di waktu pagi dan petang
menatap wajah Rabbul'alamin
Allah 'Azza wa Jalla
Allah Tabaraka wa Ta'ala.

~Alek Wahyu Nurbista Lukmana~





"Kota tua di balik lorong nun gelap"
"Catatan kecil si penyair"


Dinginnya sakura tak berbias dengan indahnya senja
Tenggelam di seberang ufuk yang raganya telah menghilang
Aku yang hanya sebatas rupa, tak menawan dan tak pula rupawan
Tiada kekayaan yang aku miliki
Melainkan beberapa kurma dengan segelas susu
Yang berjalan di antara keramaian
Berlumuran keringat bercucuran dahaga
Seteguk air di tengah kota
Perbatasan antara desa dengan kampung halaman
Ramainya para pejalan kaki
Riaknya suara para musafir
Yang luluh termakan usia
Yang lantang mengulurkan kebaikan
Aku yang terdiam di seberang jalan
Sejenak lupa perihal cinta
Pilu di masa lalu yang meruntuhkan suara
Saat malam, penjuru langit berucap hal yang sama

"Demikianlah jalan yang engkau hadapi dalam pahitnya dunia"

Aku terdiam,
Memandangi sebuah lorong di seberang jalan
Langkah pelan dengan berbagai pertanyaan
Menyusuri setiap rambu lalu lintas yang ada
Melewati barisan toko penyedia makanan
Discotic hingga club malam
Para wanita yang berdiri dengan bedak dan bibir kemerahan
Mencari pelanggan si pria hidung belang
Melirik dengan nafsu menjual keperawanan
Uforia sosialita, yang katanya menjamin kehidupan

Aku mendengar, tak sengaja percakapan antara si pria hidung belang dengan wanita muda yang bibirnya kemerahan
"Satu juta semalam om" katanya
Menggoyangkan pinggul dengan rok mini yang mengkilap
Membuka pintu mobil, menjulurkan paha
Bergegas pergi, melayani tamu demi seikat kertas bergambar
Jam satu malam, di pinggiran kota tua

Dalam benakku timbul pertanyaan
"Apakah dengan satu juta mampu membeli dunia?" sedangkan Akhirat jauh lebih mulia
Aku tak mengerti dan melanjutkan langkah pelan dengan rasa penasaran yang teramat besar
Sedikit demi sedikit tampak sebuah lorong nun gelap
Sedikit cahaya untuk keberadaan
Papan pengumuman dengan bunga yang bermekaran
Aroma wangi semerbak mengacaukan ingatan

"Apa ini? tempat apakah ini?"
Begitu banyak orang tua yang membawa anak-anaknya berkunjung kemari
Tak ketinggalan pula sepasang kekasih yang telah berusia renta
"Tempat apa ini? apa yang menarik dari ujung lorong yang gelap ini?

Aku tak ingin bertanya
Tak ingin pula membuat keributan
Lorong ini akan aku telusuri hingga batas persinggahan
Jangan berfikir dan tatap kedepan
Semoga saja ada kebaikan disana
Tempat dimana tiada kejahatan
Senyum sapa dan hangatnya malam
Udara segar tanpa asap kendaraan
Tanpa musik yang mengalun
Tanpa iringan alkohol
Tanpa pelacur dan tanpa mata liar para pecandu maksiat

Yah, mungkin sedikit lagi
Jalan setapak dengan jembatang kecil
Sedikit mendaki dengan Bertakbir "Allahu Akbar"
Sedikit menurun dengan Bertasbih "Subhanallah"
Dzikir selalu terucap, membasahi bibir menenangkan hati
Mengulang hafalan Ar-Rahman dan Al-Waqi'ah
Senantiasa berharap keridhoan Sang Pencipta
Yang telah menyediakan segala kebutuhan hamba-hambaNya
Tanpa kekurangan dan tanpa kesusahan
Malam ini di kota tua, menuju sebuah tempat di balik lorong nun gelap

Tak terasa lima belas menit aku melangkah
Bersama orang tua serta sepasang kekasih berusia renta
"Dimanakah ujungnya?"
Aku bertanya dengan tetap memandang kedapan
Namun, tiada kecemasan, bahkan pertanyaan dari mereka yang juga ingin menuju tempat di balik lorong nun gelap ini
Mereka hanya tersenyum riang dan bergembira
Ketenangan yang begitu bersahaja
Dan kesabaran yang tiada batas

Semakin lama aku melangkah
Aku menemukan setitik cahaya
Terang namun tak menyilaukan
Aku mendekatinya, mendatanginya dengan tergesa-gesa
Nafas yang terengah-engah
Kudapati suara yang penuh kebahagian
Hingga di ujung lorong yang awalnya gelap
Seketika berubah menjadi sebuah taman yang begitu indah
Berkebun bunga dengan lampu petunjuk arah
Pepohonan nun rimbun dengan tempat peristirahatan
Udara yang segar, hembusan angin yang begitu tenang
Aku terjatuh dan memejamkan mataku rapat-rapat
Aku merasakan kedamaian tanpa adanya pertentangan
Rumput jepang yang khas memanjakan tubuhku
Aroma kopi torabika menjamuku untuk kesekian kalinya

Subhanallah
Tiada kata yang mampu aku ucapkan
Aku tenggelam di balik indahnya dunia
Tempat yang di penuhi dengan senyuman
Mengucap salam dan saling berjabat tangan
Saling memberi dan menebar kebaikan
Lantunan Ar-Rahman dan Al-Waqi'ah
Al-Ikhlas hingga berkumandangnya Adzan
Bertakbir, mengerjakan Sholat,
Kewajiban seorang hamba akan Penciptanya.

Padang 26 Januari 2018
~Alek Wahyu Nurbista Lukmana~
"Catatan kecil si penyair"
"Kota tua di balik lorong nun gelap."




"Surat kecil darimu, pesan untukku yang menantikan hadirmu"


Aku pernah membaca surat darimu, tatkala engkau ingin menyampaikan niat sederhanamu, aku memperhatikannya dan sedikit risih karenanya, pada waktu itu yang ada di dalam benakku ialah engkau seorang penyair yang hanya mempermainkan sebuah rasa dan aku tak begitu mempercayainya, awal pembuka surat yang penuh santun, namun aku sedikit risih tatkala sampai pada kalimat.

"ILOVEYOU"

Aku bertanya-tanya, apa maksudnya ini, engkau begitu mudahnya menuliskan kata cinta tersebut, keraguanku memuncak, sesaat aku melempar suratmu dan tak memperdulikannya hingga engkaupun menghilang tanpa jejak tanpa memberi salam.

"Inilah yang terbaik, dan benar ia hanya sekedar mempermainkan hati"

Aku tak perduli hingga tak sengaja statusmu terpampang di jendela Facebookku.

"Pahamilah kata-kataku, sebab aku tak ingin yang engkau pun diriku hanyalah sebatas ilusi, angan yang tanpa kebaikan serta keinginan yang tanpa kemuliaan"

Aku teediam, memandanginya lagi dan lagi, membacanya setiap kali, menyimpannya pada catatan kecil di layar ponselku.

"Kepada siapa? untuk apa ia menuliskan itu? untuk wanita lain yang hanya akan ia permainkan lagi? ataukah pesan yang ia tujukan untukku?"

Aku mencari bekas surat yang ia kirimkan dahulu, jujur, suratnya tak aku baca hingga selesai, karena keganjilan kata di pertengahan aku pun menjdi jijik, namun aku telusuri lagi lebih dalam hingga akhir surat, kata penutup, sebuah puisi yang membuat aku tersentuh, ia menyelipkan pesan keindahan pada akhir penutup, sebuah puisi yang menjadi haru bagiku, hingga bersabar akan kedatangannya.

"Izinkan aku menjagamu dalam doa, bersamamu menuju Surga"

Aku menyukaimu tatkala engkau tiada menyadarinya
Aku menyukaimu tatkala engkau tiada mengetahuinya
Dalam diam yang membekas
Pada diam yang memelas
Rukukku dengan mereka yang Ruku'
Sujudku bersama mereka yang Sujud
Kedalaman rasa nun menumpuk
Tenggelamnya cinta yang terpupuk
Keindahan di balik hijabmu
Kemualian di balik senyummu
Aku ingin memeluk dan bersandar pada bahumu
Melepas penat dari riangnya dunia
Menyelam hingga ke dasar guna menjemputmu
Perhiasan dunia, pemimpin para bidadari di surga.

"Izinkan aku menjagamu di dalam Do'a, atas Ridho Allah 'Azza wa Jalla"

Aku tak ingin melukis perihal dirimu tak jua membentuk rupa hingga engkau dapat kulihat, tak ingin sebagai pemandangan semu yang hanya tertuang di atas kanfas hingga di nikmati oleh ribuan mata yang mengagumi

Aku tak ingin, cukuplah keindahan itu tersimpan rapi di balik hijab yang menutupi seluruh tubuhmu, biarlah terpancar akan keindahan penghuni surga, membasahi wajah yang terang akan wudhu, bersinar disaat sujud, yang mulia dengan keinginan, dariku yang menyelam hingga ke dasar lautan, menyentuh karang guna membelai permata, saat teduh menyapa, udara sejuk berbicara. Untukmu hingga akhir perjuanganku, dan untukmu penyempurna separuh dari agamaku.

Engkau yang tersimpan rapi, meski gelap, cahayamu tak pernah redup, berkilau yang jika di lihat dapat meredam kebaikan, yang jika di sentuh dapat menikam keburukan, pada akhirnya larut dalam imajinasi yang terpenjara oleh hasrat serta keinginan. Tetaplah disana, sendiri pada kemuliaan, hingga seorang penyelam datang guna mengikatmu dalam peluknya, tujuan hidup akan bekal menuju kampung Akhirat.

Engkau tak perlu mengeluh, janganlah menangis dan tak jua berkecil hati, aku tidak kemana-kemana, tak pergi ataupun menghilang, hanya saja yang aku lakukan hayalah sedikit beranjak guna ingin memuliakan, sabarlah, karena cinta dengan diam itu sangat mengasyikan, yang saling menjaga di dalam doa.

Aku ingin ke surga bersamamu
Berjalan dan menikmati pemandangan yang sama sekali belum pernah di nikmati
Sungai-sungai nun mengalir deras
Istana-istana megah belapis emas dan mutiara
Mengunjungi tetangga yang akhlaknya begitu mulia
Tanpa tertidur dan tanpa mengalami kematian

Aku ingin ke surga bersamamu
Menggenggam tanganmu, bercengkrama dan saling bertatapan
Melepas rindu, mencurahkan seluruh cinta serta kasih sayang
Dari pagi hingga petang
Hijab yang tersingkap
Cahaya yang teramat indah
Memandang wajah Sang Pencipta

Aku ingin ke surga bersamamu
Beramal shaleh, bekal untuk pulang
Aku ingin ke surga bersamamu
Membimbing engkau serta para bocah yang di titipkan kepada kita
Aku ingin ke surga bersamamu
Yang menjadi penyempurna dari separuh agamaku
Aku ingin ke surga bersamamu
Duhai engkau kemuliaan dunia
Dan aku ingin ke surga bersamamu
Duhai engkau pemimpin para bidadari surga.

~Alek Wahyu~

Sekarang, berikan aku jawaban atas pertanyaanku, kenapa engkau menulisnya tanpa menggunakn spasi?

"Kekasih, aku akan menjawabnya, namun sebelum itu, izinkan aku untuk untuk membacakan satu puisi singkat i
untukmu"

Apa itu? aku menantikannya kekasih.

"Dengarkanlah ini"

"Perihal rindu, cinta serta kasih sayang"

Engkau tak perlu merasa takut, perihal rindu yang senantiasa mengambang di udara, cukup diam dan ucapkanlah, karena langit akan mendengarmu, keluh kesah hingga kebahagiaan, libatkanlah hal yang baik dalam hidupmu, hapuslah seluruh keburukan yang tampak di depan matamu, karena aku menantimu bersama doa, di kedalaman jiwa, muara hati nun terjaga.

Perihal cinta, tak perlu engkau merasa risau karenanya. Peecayalah, kecewa tak akan berbuntut pada kesakitan, hingga engkau mengetahui bahwasanya akan ada masa dimana jarak tak lagi mampu untuk memisahkan dua hati yang telah di satukan. Pada takdir, di balik hijab yang melindungi engkau pun diriku dari angan perihal dunia yang penuh dengan tipu daya perhiasan nun menyilaukan.

Sedangkan kasih sayang, resapilah ia bersama angan yang menghantarkanmu pada titik sebelah kanan, sebuah gerbang dengan kunci yang bergelantungan. Ambilah, sirami dengan sedikit lambaian, pertanda darimu untukku, kemudian masuklah secara perlahan, ikuti petunjuk yang telah engkau dapatkan, jawaban atas permintaanmu untuk melangkah, menuju batas pengabdian dimana rasa akan di persatukan, membentuk ikatan, jalan indah menuju Surga."

Aku tak merasakan takut, tak pula merasakan risau, karena engkau telah menjadi milikku, memimpinku serta menjadi imamku untuk bersama menuju ke kampung halam surga. Sekarang kekasih jawablah pertanyaanku. Kenapa engkau menulis tanpa menggunakan spasi?

"ILOVEYOU"

Pernyataan yang sempat membuatmu jijik padaku, aku akan menjawabnya,

"Kenapa aku menulis tanpa ada spasi?. Karena aku tak ingin ada orang lain yang mendambakan rasa itu terhadapmu, dengan adanya spasi berarti adanya sedikit jarak, adanya sedikit jarak tentu adanya sedikit ruang dan aku tak ingin memberi jarak ataupun ruang untuk orang lain masuk dan mendambakan rasa itu terhadapmu"

Memang itu merupakan kesalahanku dimana aku mendahulukan egoku, tapi kasih, inginku itulah yang membuatku menghilang untuk sesaat, karena aku ingin memuliakanmu untuk menjadi pendampingku, aku menghilang guna menyerahkan keputusan kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala dalam diam yang beribadah untuk mencari Ridho Allah 'Azza wa Jalla, untuk aku kembali mengetuk pintu rumahmu, menyampaikan niat untukku memuliakanmu, untukku yang ingin kembali ke kampung halaman Surga bersama dirimu kekasih.

Suasana sedikit hening, dengan senyum cerah dalam pelukan, ia berucap.

"Kekasih, sekarang aku wanitamu, bimbinglah aku untuk selalu mentauhidkan Allah Tabaraka wa Ta'ala, bantulah aku untuk senantiasa tergar diatas Sunnah Rasulullah, karena engkau imamku, jalanku untuk kembali ke kampung halaman Surga, yang bersamamu di dalamnya dengan kenikmatan tiada tara, setiap pagi dan petang, di saat hijab tersingkap, pemandangan indah yang belum pernah di lihat, kenikmatan terbesar para penduduk Surga, bersamamu yang di sampingku.

"Memandangi wajah Allah 'Azza wa Jalla"

~Alek Wahyu Nurbista Lukmana~

Kumpulan Puisi Gagah Rianto - YANG KAU BENCI



Telah sejelas bintang diangkasa rasa ini
Lagi dan lagi kau acuh tak acuh

Telah ada hati yang dengan tulus menerima kehadiranmu
Namun kau tetap saja malu malu tak ingin maju

Dan aku sampai di batas sabarku
Menunggumu bukan lagi inginku

Dan kiranya kau ingin pergi
Pergilah
Jika kau ingin benci
Bencilah
Jika kau ingin memaki
Makilah aku
Apapun itu
Aku sudah tak peduli

Teruntuk wanita penuh seleksa mimpi
Aku bukan menyerah
Aku hanya lelah
Sungguh melelahkan
Maaf atas ketidak berdayaanku ini
Maaf atas kelemahanku ini

Aku hanya ingin kau tahu
Aku tak sejahat seperti apa yang ada dalam mimpi-mimpimu

Yang kau benci
Karya Gagah Rianto



---------------------


Aku tak tau apa yang aku rasa
Perasaan seperti apa itu
Aku pun tak mengerti
Seperti tak memiliki namun tak ingin kehilangan
Entahlah
Mungkin ini yang namanya jatuh dan cinta

Namun sepertinya terlalu awal untukku mendefenisikan semua ini adalah cinta
Sedangkan temu belum terjamah
Kita hanya berada di dalam maya
Aku selalu berharap kita bisa bertemu
Bertatap muka dalam dunia yang nyata
Berjalan berdua
Makan dan minum diatas meja yang sama
Lalu menatap kedua mata sayumu itu
Memandangi indahnya senyum tipismu itu
Tak ada yang lebih kuinginkan saat ini selain itu semua

Begitu besarnya rasa ini
Hingga aku berharap bisa memilikimu
Namun aku sadar
Aku bukan siapa-siapa
Aku hanya hamba
Kau pun hamba
Aku takut harapan ini membuatku kecewa
Aku takut jika cinta ini karena nafsu
Rindu ini semu

Aku harus bagaimana?
Aku sudah terlanjur jatuh hati padamu
Mengagumimu terlalu dalam
Hingga tanpa kusadari
Aku telah tenggelam kedasar harapan hatiku sendiri
Jauh
Teramat jauh
Hingga aku kehilangan separuh warasku karena sering memikirkanmu

Andai kau tau
Namamu selalu saja ku sebut disetiap sujudku
Didalam doaku
Kau menjadi perbincangan diriku dengan rabbku
Begitulah aku sangat menginginkanmu

Tapi aku tau diri
Usaha dan doa telah aku lakukan
Namun tetap tak mampu meluluhkan hatimu
Aku lelah dan memilih pasrah
Berserah pada yang Esa
Kuserahkan segala perasaan ini kepadaNya
Aku yakin dan aku percaya
Jika memang kau ditakdirkan untukku
Dan jika memang kaulah tulang rusukku
yang bengkok itu
Seberapa jauh pun jarak memisahkan
Berapa lamapun waktu tak mempertemukan kita
Kau akan kembali padaku

Allah dengan segala kuasa dan keagungannya pasti akan menyatukan kita
Itulah yang selama ini kutanam dalam hatiku
Hingga apapun yang kau lakukan
Dan dimanapun kau berada
Aku tetap tenang
Dan sesekali juga memperhatikanmu
Hanya doa yang tak putus yang selalu kupanjatkan dikala rindu datang menghampiri

Kuala Lumpur,2018

Kumpulan Puisi Tok Dalang - GERAM



SENGGAMA
" Idrus jungkat ''


Jantungku berdetak kencang
Saat kau ajak berperang
Bertarung di ranjang
Dari malam menuju siang

.
Panahku tepat tancapnya kuat
Otakmu muncrat rasakan nikmat
Busurmu hebat melekat erat
.

Air matamu berurai saat ku terkulai
Jutaan benih kusemai di ladangmu " Bohay "
Rawatlah jangan lunglai, sampai kita tuai
Sebagai saksi bahwa nikmat ini tak akan usai.

( Wajok hilir 20 Januari 2018 )
#Tok_dalang





GERAM
" Idrus Jungkat "


Ingin kupecahkan Kepalamu
dengan ribuan anak bedil,
untuk kau tau betapa benciku
melebihi Kucing hutan pada Tikus lapar di lubang tanah

Kurebahkan jasadmu di pembaringan kaca
Kubaluri tubuh indahmu dengan formalin, untuk kumaki setiap pagi, kuludahi dimalam hari
Agar selalu ku ingat saat kau merampok hatiku.

( Jungkat 18 Januari 2018 )
#Tok_dalang

Kumpulan Puisi Layla Dct - ORANG~ORANG YANG DIBAWA ANGIN



Orang~orang yang dibawa angin
Oleh: Layla Dct


Badai yang kuingatkan
Sepertinya telah membawamu pergi
Jauh dari semesta di mana langkah merekatkan semua bahasa jiwa.

Jejak~jejak yang tertinggal
Masih menyisakan aroma dari tetesan ceritamu

Ini seperti sebuah keterlambatan
Yang tak dapat kuhindari.
Mengejarmu dalam doa~doa.
Hanya itu yang ku punya.

Seluma, 28 januari 2018





SELAMAT MALAM REN..

Lentera itu padam.
Selamanya.

Semua janji manis
Laksana buih

Mengering tanpa bekas
Sisakan kehampaan memucat

Peredaran bahagia
Berhenti:
Tepat di dirimu.

Termakan kesombongan yang menelan segala impian.
Bersama dengan namaku yang tenggelam-tak kan muncul kembali.

:NPB,26jan18






LENTERA KECIL


Kau lentera
Yang pulang setelah badai semalam.
Melarikan jiwaku dari runtuh dan gemuruh

Langkahmu yang tipis
Tak perlu bangunkan singa terluka dalam kalbu
Hanya di sini
Temani hingga badai reda

Mentari tiba
Lalu engkau pulang.
Menjemput rindu
Yang dibalut lapisan kesederhanaan

Kau tahu
Aku takkan mati
Setelah badai ini

Seluma, 18 feb 2018

Kumpulan Puisi Reni Kusumaningrum - SAYANGKU TANPA SYARAT



# SAYANGKU TANPA SYARAT #
Karya: Renny Kusuma


Aku ingin jauh darimu
Agar rindu menyapaku
Namun aku tak mampu lakukan itu
Karna hadirmu menyelimuti hatiku

Dan aku jatuh diantara dekapmu
Menatap dan bermanja diantara candamu
Aku..... terlena disisimu

Aku menyayangimu tanpa syarat
Ingin ku genggam hatimu agar tak berkarat
Kau sentuh aku dengan kasih yang memikat
Bagiku.... kau adalah malaikat

01022018






# PENANTIAN RINDU #
Karya: Renny Kusuma

Di antara rinainya gerimis pagi...
Dan gemericiknya air yang membasuh bumi...
Aku tertegun...
Sang bayu hembuskan wangimu...
Akupun terpana...
Ada degup jantung suarakan rindu...

Disini....
Aku menanti hadirnya ragamu...

25012018





MENYUDAHI KENANGAN
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Sudahi ingatan lampau tersisa
merajut pilu menggulung sedih duka lara

Biarkan kenangan itu lenyap semestinya
lesap di kedalaman jurang tanpa sisa
hingga yang tertata
hanya nostalgia jingga penuh kenangan bahagia

Tak guna meratapi hati luka
membuat keruh nurani tak bisa bersahaja

Selamat tinggal kenangan lupakan nestapa
lembaran baru tanpa syakwasangka

#Belantaraibukota, Sabtulegi, Feb 10-2017 = 15:45 wib





HENTI DI HALTE KALBU
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham

Jangan biarkan nurani meragu
penantian kan selalu memakan waktu
namun yakinkan raga tak membisu
agar dapat menyambut datangnya yang di rindu

Hidup dan kehidupan mengajarkan ambigu
namun waktu membatasi jalan di tuju
berhenti atau terus melawan nafsu

Kupilih henti di halte kalbu
agar penyesalan tak lagi memburu
mari melanjutkan hidup tanpa ragu

#Belantaribukota, Jumatkliwon, Feb 09-2018 = 21:51 wib





LULUH LANTAK KALBU
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Merah jingga nostalgia menjadi kenangan masa lalu
jarak, waktu dan ruang tlah mengikat rindu
namun mampu meluluh lantakkan kalbu
kelak di ujung malam dia kan menunggu

Telah pupus harapan di tuju
nurani pun telah beku
hancur luluh tertinggal ragu

Penantian telah berujung di halte rindu
segalanya telah hilang berlalu
kini tinggal raga membisu

#Belantaraibukota, Jumatkliwon, Feb 09-2018 = 21:31 wib





BEBASKAN DIRI MERAJUT MIMPI
Karya bersama Astura Putri Ap + Reni Kusumaningrum
+ Boy Satria Satriar dan MS Sang Muham


Arah angin mungkin tak terbaca
tapi arah hati menyembunyikan misteri
tak seorang pun mampu membaca
tetaplah dengan satu keyakinan
penantian pasti berujung

Jangan patahkan harap di pintu penantian
jangan biarkan raga terbelunggu sepi
bebaskan diri untuk merajut mimpi
bersabarlah janji itu kan menghampiri
yakin kan diri merengkuh bahagia suatu hari nanti

Kearah tiupan angin membawa sukma
melayang menyapa rasa berkecamuk
di bilik hati tersimpan rindu yang serindu rindunya

Berlayarlah terus bahtera diri
agar terbayar segala mimpi
hayal jadi nyata terlepas segala nista

#Belantaraibukota, Selasapahing, Jan 06-2018 = 21:31 wib





TERBELENGGU SEPI
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Semoga asa masih tersisa tuk merajut mimpi
berharap rindu masih ada tuk menghampiri
hingga raga tak lagi hanyut terbelenggu sepi

Mimpi telah lesap
sepi makin senyap
rindu pun lenyap

Kepada-Mu jua duh Gusti Pangeran
doa dan mantera ku panjatkan
hidup dan kehidupan di mampukan

#Belantaraibukota, Kamiswage, 08-2018 = 15:55 wib





KALBU TELAH BEKU
Karya Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Bahasa kalbu takkan lagi membelenggu
pada pekatnya hujan tertitipkan rindu
dan melalui hembusan bayu
dapat kubisikkan sejuta i love you
berharap dia mendengar bisikan itu

Segalanya telah percuma sudah berlalu
kalbu telah beku
hujan pun kini membisu
sedang bayu tersipu malu
kalimatku ngambang tersangkut di kayu

Kupunguti satu persatu butir lara hatiku
biar kusimpan rapi di nurani terdalam jiwaku

#Belantaraibukota, Kamiswage, Feb 08-2018 = 15:05 wib





UNGKAPKAN RASA
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Menyerah
mungkin kata yang salah
tuk ungkapkan rasa tertera pada sukma
jika masih ada asa lanjutkan saja

Kadangkala
perlu perjuangan dan doa
ada uji coba bahkan tarik ulur semacamnya
tunggu saat tepat katakan cinta

Segala sesuatu ada batasnya
jangan memaksa apalagi menghiba
jika gayung tak bersambut, untuk apa
kayuhlah bahtera sebab kita bebas merdeka

#Belantaraibukota, Kamiswage, Feb 08-2018 = 05:55 wib





LEPASKAN BELENGGU
Karya bersama Reni Kusumaningrum
dan MS Sang Muham


Kenangan takkan hilang meski ingin dilupakan
dan secercah kesadaran kan menambatnya jauh di kedalaman
lepaskan belenggu dan luruhkan pada hati
maka niat suci kan melingkari nurani

Putihkan hati serupa embun pagi
jaga rohani tetap terkendali
supaya seirama kata dan tingkah diri

Menata laku serupa memagari jiwa
tak segampang melukis sekuntum bunga
riwayat hidup simpan di pustaka rasa

#Belantaraibukota, Jumatlegi, Jan 26-2018 = 06:36 wib




# SEWAJAH #
Karya: Renny Kusuma


Di sepertiga malam
Terpapar sewajah di keheningan
Memperjumpakan rindu pada ingatan
Sebuah canda pelangi pada rembulan

Terpahat ukiran pada dinding tak bertuan
Mengecat malam tuk menebas segores lukisan
Menjejakannya pada kidung simpony di kesunyian
Menyisa senyum guratkan gelintir kebisuan

Tersaji di cawan berbisa sejumput kenangan
Sewajah yang terindukan

24.02.18

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - KU INGKARI RASA HATI



# KU INGKARI RASA HATI #


Ingin ku robek ketulusan hati,
Mampu kah diriku,
Melupakan dan tinggalkan mu sendiri.

Ingin ku akhiri cinta ku yang suci,
Sudikah hati ku,
Yang kini masih sayang padamu.

Namun kan ku coba untuk juga pungkiri,
Impian yang masih tertanam dalam jiwa,
Semoga kau tau aku akan coba menjauh,
Menjauhi dirimu dari setiap asa cintaku.

Aku sadar kau bukan cintakan ku,
Aku sadari kini semua itu,
Namun Mf kan rasa sayangku yang dulu,
Rasa sayang yang pernah mengganggu mu.

Terima kasih rasa cintaku yang pernah singgah,
Karena jiwaku bahagia di saat saat itu,
Akan ku arungi kerapuhan jiwa ini tampa cinta,
Melangkah kan kesendirian sepiku ini,
Walau ku tau diriku menjerit tampa ada dirimu.

By : LUmbang KAyung
Asahan 03:02:2018





# PENANTIAN MAWAR PUTIH #


Nada ku iramakan pagi,
Tetantang embun yang menyelimuti,
Tentang sekutum mawar putih,
Yang menanti datangnya sang kupu kupu,
Setelah hilang tetesan embun yang membasahi,
Bersama cerah nya sang mentari.

Sang bayu perlahan berhembus,
Tebarkan keharuman sang mawar,
Perlahan sebening embun menetes,
Tinggalkan indahnya kelopak bunga,
Yang terlihat semangkin mempesona.

Kupu kupu kini menghampiri,
Tergoda pesona sangbunga mawar,
Yang begitu indah menawan,
Menawan setia kelopak mata.

Aku bahagia,
Penantian bunga tak sia sia,
Kupu kupu telah menghampiri,
Menebarkar serbuk keharuman sang bunga,
Setelah menanti hilangnya si embun pagi.

By : LUmbang KAyung
Asahan 01:02:2018





# ANEKA RUPA DAN WARNA #


Hembusan sang bayu,
Usik gemersik dedaunang,
Dendang kicauan burung burung,
Ajak angan ku terbang,
Melayang bersama gema bebatuan,
Hantar ku ke dalam indahnya alam,
Yang manjakan kedua kelopak mata,
Di atas birunya telaga.

Bunga bunga harum mewangi,
Pesonakan akan keanekaan warna warni,
Bagai pelangi yang menggores langit biru,
Mengajak ku bercanda bersama aneka kupu kupu.
Ceritakan tentang kedamaian,
Yang menari di ruang sanubari.

Oh betapa bahagianya diriku,
Terlahir di tanah yang subur,
Tanah yang penuh aneka rupa,
Tanah teka teki dan misteri,
Tanah air persada nusantara,
Tanah air tercinta Indonesia Raya.

By : LUmbang KAyung
Asahan 31:01:2018





# KEANGKUHAN KU #


Terbang hilang,
Bayang kerinduan,
Kala rembulan bersinar,
Menerangi risau hati,
Yang selama ini terpuruk,
Di dalam bayang kehampaan.

Kan ku tepis lara jiwa,
Bangunkan kegagalan,
Dari setiap jejak langkah,
Setiap impian yang pernah sirna,
Dalam pekat malam,
Keangkuhan yang melanda.

Kan ku bakar pesona rasa,
Biar geloraku kian membara,
Walau tampa ada cinta,
Walau tampa kasih sayang,
Demi mencapai impian,
Impian hasrat yang lama terpendam.

Maaf jiwa jiwa pesona,
Aku kian larut,
Di remang cahaya kota,
Demi meninggalkan sunyi sepinya malam.

By : LUmbang KAyung
Asahan 27:01:





# TIADA GUNA KU PERJUANGKAN #


Bagai mentari pagi,
Ku coba menerangi,
Bagai embun yang menyelimuti,
Ku penawar dahaga di sanubari,
Tapi apa yang ku temui,
Kian parah luka hati ini.

Diam ku menyelimuti rasa,
Meredam kecewa di diri,
Lelah cemburu yang melanda,
Kian parah meracuni,
Meracuni cinta yang kubina,
Dalam mencari indahnya asamara.

Tapi biarlah semua berlalu,
Perlahan kan ku coba menjauhi,
Karena bagimu tiada ada rindu,
Rindu yang melanda gelombang samudra hati,
Layaknya seperti impian diriku,
Yang tak ingin selamanya terpuruk sepi sendiri.

By : LUmbang KAyung
Asahan 26:01:2018





# BARA HASRAT NURANIKU #


Lama sudah cinta ku padamu menggoda,
Namun sulitnya untuk ku dapat berjumpa,
Bibit cintapun mulai tumbuh semula,
Seakan tersiram di dalam dada,
Dan perlahan memujuk asamara,
Asmara yang kini hampir sirna.

Tak pernah ku menyangka,
Dirimu menjelma di depan mata,
Hingga setengah tahun bersama,
Paksaku berikan kasih sayang yang tersisa,
Sisa sisa kenangan yang menjelma,
Kenangan di saat aku bersama dirinya,

Namun semua hayal semata,
Pilar janji yang ku dirikan,
Hanya mimpi belaka,
Kasih sayang yang ku berikan,
Tiada arti untuk dapat bersama,
Dalam mendirikan kebahagiaan rumah tangga.

Aku telah menyadari kini,
Aku bukan insan yang kau cinta,
Untuk dapatkan kasih sayang yang akan kau beri,
Namun gelora hati ku tak dapat berdusta,
Merayu peluk erat tubuhmu kedalam kobaran hasrat nurani,
Sebelum aku temukan sebenar benarnya kasih sayang dan cinta.

By : LUmbang KAyung
Asahan 25:01:2018





# KU ARUNGI JUA #


Aku larut,
Terbius bait bait kata,
Terlena dalam lamunan,
Bagai untaian bunga bunga,
Di taman indah penuh warna,
Dalam mimpi yang panjang.

Angan ku telah jauh berlari,
Coba menggapai seberkas cahaya,
Cahaya yang tak juga dapat ku sentuh,
Demi malam ku yang temaram,
Namun semua itu semu,
Hampa dan tak akan menjadi nyata.

Biarlah ombak bergemuruh di dada,
Akan ku arungi juga dengan sabar,
Aku tak peduli tajamnya karang lara,
Menanti perahu cinta kecilku hancur berkeping,
Hantarkan aku terdampar di pantai yang tandus,
Menanti sirna indahnya impian kasih sayang rumah tangga.

By : LUmbang KAyung
Asahan 28:01:2018




# MASIH ADAKAH KERINDUAN #


Di hening malam,
Di bias sinar rembulan,
Masihkah ada kerinduan,
Yang manja memanggil nama ku,
Bagai selembut hembusan sang bayu,
Membelai impian yang singgah di ingatan.

Bersenandung lagu kenangan,
Mengukir syair hati yang menerawang,
Menari di antara bintang bintang,
Menggema di pegunungan,
Lalu terhempas di alun kemelut gelombang,
Dan terdampar bersama rindunya kenangan.

Ingin ku cari alasan,
Agar rindu memengecup kesunyian,
Lalu ia bangkitkan hasrat cinta,
Yang tertanan di tabir remang malam,
Dalam dekap lembut hembusan sang bayu,
Bersama indahnya sinar rembulan.

By : LUmbang KAyung
Asahan 28:02:2018





# PENAWAR LELAH #


Aku terlalu lelah,
Di atas ganasnya gelombang,
Di dinginnya hembusan sang bayu,
Di luas birunya lautan,
Telah ku serah kan diri ini,
Kepada ke agungan Illahi.

Kini di dermaga ini,
Ada senyuman,
Menyambut gelisah ku,
Polos penuh dengan kerinduan,
Di dalam menempuh kepingan waktu,
Demi menjalani sebuah takdir kehidupan ku.

Ku sandarkan sinaran impian,
Menyemai hasrat gelora,
Mengarungi alunan manja,
Ukirkan indahnya rindu si buah hati,
Dalam canda tawa bahagia,

Di hangatnya pelukan ku,
Yang tak pernah bosan di nanti,
Bersama mesra kecupan sang istri tercinta.

By : LUmbang KAyung
Asahan 16:02:2018