RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 07 April 2018

Kumpulan Puisi Cheloenk Dadap - PUPUS


PUPUS

Senja;
Berlabuh di dermaga usia
Menghitung berapa kali lagi
Jingga menatap kesendirian yang tak bertepi
Penuh saga dalam iba

Penantian;
Harus kuakhiri hingga malam
Kala pagi menjelang
Kau tak akan temui lagi
Sisa napas kemarin

Cheloenk Dadap
260318.





KAU


Saat ini;
Kesal bersarang di hulu dada
Menyumbat segala arus ketenangan

Kau;
Dalang dari segala sengketa
Yang menjalari seluruh nadi sajakku

Cheloenk Dadap
260318

Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - BUKAN FATAMORGANA


♡ KIDUNG ANGIN ♡

Kuliti remah puisi
Remah aksara bening sudut netra
Berjelaga, purna remang cahaya lentera
Menari, tanpa irama perkusi

Kepak sayap merpati
Patah, enggan meninggi
Berputar di kuil prasasti
Hitung deretan elegi

Rinai ini kian ramai
Kunci malam di laci sunyi
Mengapa, ribuan mimpi engkau kutuk
Kau biarkan, malam kian lapuk

Aku tahu, jendela tanpa kaca
Sebab, ada sejuk semilir angin
Sapa ulu asa
Terbangkan sayap angan

Mari menari
Jadikan rinai rincik melodi
Jelmakan remah aksara
Sebelum atma dalam pusara

#DewaBumiRaflesia_02_04_18





♡ BUKAN FATAMORGANA ♡


Rinai, tak jua menepi
Bui mimpi di jeruji sepi
Hantarkan angan lewat angin
Sedangkan malam, makin dingin

Duhai cinta, pada sebentang antara
Yang telah sulut lentera
Kala gulitaku di lorong lara
Hingga kubisa eja aksara

Aku sangka, malam ini kan jelita
Pesona purnama nan bertahta
Sebab, ada pelangi di senja tadi
Kala hantar mentari nan usai mengabdi

Kini, aku jatuh di sudut sunyi
Namun, masih jua ku bernyanyi
Senandungkan kidung, tanpa rima
Laguku, sirna tanpa gema

Aku, masih coba memaksa
Pecahkan salju yang membatu
Tanpa batas waktu
Dengan jemari asa

#DewaBumiRaflesia_27_03_18




INI BUKAN PUISI


Biarkan waktu merentangkan tembikar yang masih samar.
Dan aku, enggan lelap di atas pelupuh yang kian berpeluh.
Diam, dalam semedi sunyi.
Atau, coba beranjak,mengais jejak- jejak tak bijak.

Namun, diamku dalam jeruji tanpa tepi.
Sirna daya, mengepak pun, tak lagi kuasa
Hingga lupa warna remah yang dulu basah.
Aku, mencari warna dalam gulita
Sedang pagi, kian meninggi

#DewaBumiRaflesia_15_04_18




♡ UNTUK SEREMONIAL KITA ♡


Rindu, kian ringkih tertatih
Eja, warna lukisan rupa maya
Di bilik senja yang kian letih
Himpun, sisa rerona warna surya

Tanda hujan, di balik paras pelangi
Kuberdiri, menatapmu di sela ranting puisi
Jauh, tak sejauh langit dan bumi
Hingga bisa, kukemas dalam hati

Masih, kukejar di bentangan sahara
Coba jengkali dalamnya sahaya
Tak jua bisa, hanya ilalang nan bergoyang
Tanda sahara, masih gersang

Tunggu aku,
Pada satu titik denting waktu
Ketika bunga ambigu telah layu
Di helai seremonial penyatu

#DewaBumiRaflesia_27_04_18

Kumpulan Puisi Reni Kusumaningrum - SABARMU



# SENTUHANMU #

Diamku pada gemintang, mencabik rasa di relung jiwa
Torehkan seikat nestapa pada ujung raga
Membenamkan seribu asa yang baru berputik di senja lalu
Pupus hanyut di bawah rinai hari ini

Kutemukan getar saat tatap matamu menyatu
Terpana sesaat tertunduk lalu bisu
Debar di sudut hati yang tlah lama membatu
Luluh.. tanpa jejak

Tatap dan senyummu, sentuh hatiku
Kini aku terbakar rindu

# Renny Kusuma
# 3.4.18





# SANGKAR #


Kerlip binar menatap sang senja
Tanpa rintih berbincang pada bintang
Ku ingin terbang menjangkaumu
Namun ku tertahan disini
Di sangkar emasku

Aku bukanlah camar
Aku pemilik hati dan berjiwa
Namun terbelenggu di istanaku
Berbalut cinta yang berlebih
Yang merantai nuraniku
Ku ingin sentuh dunia dengan jemariku

# Renny Kusuma
# 27.3.18






# SABARMU #


Seraut wajah di pertengahan senja
Selengkung senyum terhias disetiap ucapan kata
Lembut membelai aksara yang menyapa raga
Tajam menusuk tatap ke dalam sukma

Ego yang tertata sembunyi di balik jiwa
Rasa yang tertuang lenakan asmara
Membuai di antara nadi cinta
Lumatkan amarah yang mengelilinginya

Tak terkecoh debat emosiku
Melerai gundah di ucapku
Menenangkan prasangkaku
Meredupkan gelisah hatiku

Kecup kening, tanda sayangmu
Luruhkan segala egoku

# Renny Kusuma
# 31.3.18

Kumpulan Puisi Yuliza Yuna - NANTI



Dusta seorang ibu.


Melihat anak anak tumbuh membuatku ingat masa kecil. Saat ada orang tua temanku yang terang terangan didepan kami mengatakan bahwa ia sangat senang bila guru memukul anaknya jika mereka salah. Saat itu aku berfikir pasti temanku itu punya ibu tiri. Betapa mengerikannya itu. Namun setelah dewasa aku baru mengerti bahwa itu salah satu kebohongan seorang ibu. Seorang ibu takkan rela anaknya disakiti meski hanya seujung jari. Jadi bila ia mengatakan rela anaknya untuk disakiti itu artinya ia sangat percaya kepada orang yang menyakiti anaknya. Karena ia yakin dalam rasa sakit yang mereka terima pasti ada cinta yang besar didalamnya. Aku guru dan sering mendengar kebohongan manis para ibu ibu seperti itu. Dan mereka benar- benar seorang ibu, bukan monster seperti pemikiranku saat kecil dulu.





Nanti


Kau bilang lihat saja nanti.
Nanti...
Inikah nanti yang kau sebut itu?
Nanti mu ternyata tak sebentar kawan.
Menunggumu butuh hati yang sabar.
Setelah sekian lama di nantimu kita bisa bertemu.
Dan ini balasanmu?
Baru sejenak aku diam dan kau bilang aku sombong?
Kemana saja perhatianmu saat aku butuh didengar?
Argh, siapa sebenarnya yang sedang kau kasihani?
Aku atau dirimu sendiri?

Yuliza yuna
Medan. 5 april 2018



-------------------------


Anak-anak tak pernah salah.
orang sekitarnyalah yang membuat mereka berlaku salah.
Anak-anak tak pernah salah.
Mereka tak punya pilihan untuk lahir dari perut perempuan mana.
Bahkan anak-anak itu tak minta dilahirkan.
maka saat mereka lahir tak pantas untuk disia-siakan.

Yuliza yuna
Medan 4 april 2018





Add


Melihat permintaan pertemananmu di sini, aku hanya bisa tersenyum kawan.
Menurutku kau itu menakutkan.
Aku kenal kau seperti kau juga mengenalku. Yang aku tahu kau pejuang tangguh, bila kau menginginkan sesuatu kau tak bisa menahan egomu.
Aku takut bila kita kembali bertemu, kau akan jadikan aku targetmu seperti dulu.
Maaf, bila kau kecewa dengan sikapku, aku telah mempersiapkan diri untuk itu.
Bila sulit tuk membenciku, aku mohon lupakanlah aku.

Yuliza yuna
Medan 4 april 2018





Luka-luka ku


Aku tahu,tapi pura-pura tak tahu.
Aku sadar,namun memilih untuk tidak sadar. Bahwa terkadang luka-luka yang kurasakan bukan berasal dari musuh yang menghadangku,
tapi dari sahabat yang memelukku.

Yuliza yuna
Medan, 4 april 2018





Sukma, aku merayumu


Sukma, aku merayumu, bukan dengan bait-bait puisi yang teruntai indah.
Sukma, aku yang merayumu dengan lantunan ayat-ayat Al qur-an ku.
Sukma, aku merayumu tak lagi dengan lagu-lagu merdu bak buluh perindu seperti mau mu.
Sukma, aku akan merayumu dengan suara adzan yang kukumandangkan dengan lantang .
Sukma aku akan tetap merayumu.
Hingga rambut dikepalamu berubah warna abu-abu.

Yuliza yuna
Medan, 3 april 2018





Dia

Dia
Dia orang yang kukenal tak banyak bicara.
Dia yang pagi hingga malamnya dihabiskan tuk bekerja, memeras keringat, membanting tulang.
namun tak sekalipun ia lepas berdoa.
Pantaskah orang sepertinya kau sakiti?
Haruskah ia memeras hati?
Terluka.
Hatinya yang bening kini terluka.
Berdarah.
Sanggupkah kau melihatnya seperti itu?
Dimana nuranimu?
Dia bahkan tersungkur didepanmu memohon maaf atas segala yang...
Akh, kau juga tahu segala sesuatu yang bahkan tak pernah ia lakukan.
Demi apa?
Demi memuaskan keegoanmu.
Bedebah.
Apa gunanya ia mengalah pada ular sepertimu?
Bermuka dua tak tahu malu.

Yuliza yuna
Tanjungbalai. 2 april 2018





Diam


Aku bukan dia yang mampu bicara lantang di depanmu.
Aku itu gagu bila bicara padamu.
Aku juga bukan dia yang lincah dalam menyusun kata-kata.
Aku hanya diam dengan seribu makna.
Bicaraku tak sebanyak dia.
Aku hanya tahu satu-satu kata.
Aku bahkan bukan dia yang bisa tampil layaknya dua raga satu jiwa denganmu.
Kau juga tahu sosokku padamu itu sekedar bayang-bayang kala hari beranjak terang.
Pilihlah yang mana kau suka.
Meski aku atau pun dia takkan pernah sama.
Terserahmu memilih siapa.
Aku hanya ingin kau berani menerima kenyataan yang ada didepan mata.
Selama pilihanmu itu dia, kehilanganku pasti bisa kau terima dengan lapang dada.

Tanjungbalai, 29 maret 2018
Yuliza yuna





Liar


Malam ini aq meneguk racun, meski pahit namun ku berusaha tenang saat menyesapnya. Ya, ini salahku mempercayaimu.
Percaya bahwa setiap tetes racun yang kau beri padaku itu madu.
Akh, sudahlah.
Jangan lagi kau bermuram durja begitu.
Tak ada yang akan mempersalahkanmu.
Eh ya, masalahnya iya.
Ini bukan salahmu,tak ada yang patut disalahkan kecuali aku.
Jadi tak perlu kau berpura-pura begitu.
Seolah kaulah yang paling menyesali keputusanku.

Tanjungbalai, 29 maret 2018
Yuliza yuna





Kedua


Menjadi yang kedua, apa kau tahu rasanya?
Bukan hanya sekali.
Ini sudah tuk kesekian kali.
Menjadi yang kedua.
Bila ini tentang pilihan, kenapa harus yang kedua?
Terlalu tamakkah untukku menjadi yang pertama?

Tanjungbalai, 29 maret 2018
Yuliza yuna





Menang?


Ini tentang sebuah kebebasan.
Kebebasan akan kukungan aturan.
Ternyata ia hina dimata sang pemenang. Baginya itu hanyalah sebuah settingan yang ditutupi oleh kepura-puraan.
Sedangkan untukku yang haus akan kemenangan, ia hanyalah sang kijang.
Sang kijang yang bergerak jalang.
Yang kukira mampu untuk ku takhlukkan.

Tanjungbalai, 29 maret 2018
Yuliza yuna





Momen


Mengapa saat kau menangis air mataku yang jatuh?
Sembilu menyayat hati seolah tak ingin pergi.
Kau harus tanpak meyakinkan, kau harus tanpak tak berperasaan.
Tersenyum dengan kejam, tertawa tanpa beban.
Mengapa saat kau terluka hatiku lah yang merasakan sakitnya?
Terpuruk dalam gelapnya prasangka.
Perih saat cintamu hanyalah sebuah dosa untuknya.
Serupa jelanga yang berharap tanpak berkilau di langit nan gulita.

Yuliza yuna
Medan, 27 maret 2018




-Pukul anakku bu-


Pukul anakku bu...
Pukul ia sekeras yang kau mampu
Pukul anakku bu...
Tak usah kau meng indahkan diriku
Aku ibu nya memberi izin padamu
Biarlah temannya berfikir negatif terhadapku
Pukul anakku bu...
Satu langkah kakinya menghampirimu, ia ada dibawah kewenanganmu.
Pukul anakku bu...
Meski ucapanku cukup mengerikan ditelingamu.
Biarkan jiwa nya mendewasa dengan pukulan rotanmu.
Pukul anakku bu...
Dirumah aku takkan mampu melakukan itu.
Pukul anakku bu...
Biarlah aku yang membalut luka dikakinya dan meredakan luka dihatinya.
Kau juga seorang ibu, kau pasti tahu posisiku.
Aku seorang ibu dan aku percaya pada setiap sakit yang kau berikan itu ada cinta yang terselip untuk kebaikan anakku.

Tanjungbalai.
Yuliza yuna
10 april 2018





-Pelayan-


Tak apa bila kau menjadikan pelayanmu sebagai sahabatmu.
Tapi tidak sebaliknya.
Sahabat adalah seseorang yang berjalan tepat disampingmu untuk mensupport setiap langkahmu, bukan seseorang yang selalu ada untuk membantumu.
Bila kau berharap seperti itu, lebih baik kau tambah saja pelayan dirumahmu dan jadikan mereka sahabatmu, mungkin mereka lebih loyal terhadapmu.

Yuliza yuna
Tanjungbalai 10 april 2018





Pesan kematian


Hanya tubuh yang bergerak.
Seolah hidup dengan baik.
Seperti topeng yang menutupi jiwa yang sudah lama mati.
Membusuk oleh hinaan yang terus saja datang.

Lupa
Kapan terakhir kali merasa hidup.
Merasakan cinta dan perasaan yang mendalam.
Semua rasa telah mati untuk sekian lama.
Hingga tak ada lagi yang tersisa kecuali seonggok tubuh tanpa jiwa.

Yuliza yuna
Tanjunh balai.
10 april 2018





Lelah


Detik
Maafkan aku yang terluka.
Kesendirian telah membuatku cukup lelah.
Lelah untuk terus berpura-pura.
Hidup pura-pura seakan hidupku baik-baik saja.
Menit
Maafkan aku yang merasa tersakiti.
Dengan semua yang telah aku alami.
Perlakuan buruk dan terhina.
Aku benar-benar muak.
Jam
Maafkan aku yang ingin menyerah.
Seolah hari esok akan lebih buruk untukku.
Tak ada cerah ataupun melody yang indah.
Semua hanyalah mimpi buruk yang terus saja menghantuiku.
Hari
Maaf untuk setiap usaha yang terbuang percuma.
Setiap air mata yang menetes.
Aku tak sanggup bertahan.
Aku tersia-sia mengharap diampuni.
Bila pilihanku ini sulit tuk dipahami.

Yuliza yuna
11 april 2018.
Tanjung balai





Hey yah


Hey yah
Adakah yang akan mengingatku seperti aku mengingat setiap detik kesepianku?
Adakah, adakah, adakah yang seperti itu?
Hey yah
Adakah yang memanggilku bila ku berpaling?
Adakah yang akan terus menangis atas pilihanku?
Hey yah
Aku terbelenggu oleh kesendirian.
Tanpa ada satu tangan yang meraihku.
Tolonglah, maafkan aku yang merasa terpuruk.
Aku hanya lelah yang teramat dalam.

Yuliza yuna
11 april 2018
Tanjung balai





Pagi.


Pagi
Aku pergi
Sendiri
Membawa lelah hati
Aku akan segera dilupakan
Berubah jadi ingatan yang perlahan menghilang

Yuliza yuna
11 april 2018





-warning-


Hai kau!
Manusia dengan hari-hari penuh galau.
jangan lagi kau tulis sesuatu yang ada dihatimu disini.
Jangan!
Apa kau sudah yakin dengan tulisan yang kau tulis itu?
Apa kau yakin tak satupun yang mengenal tulisanmu itu?
Jangan!
Jangan sampai mereka membacanya dan berfikir kau sedang melakukan perbuatan hina.
Menghina dan mengorek luka mereka.
Diamlah dalam-dalam.
Berfikirlah dalam diam.
Disini tempat untuk merekatkan hubungan yang jauh.
Bukan sebaliknya.
Meretakkan hubungan yang seharusnya bisa terjalin erat didunia nyata.

Yuliza yuna
Medan,15 april 2018.





-sepi-


Kudekatkan telingaku ke bumi.
Berharap pasir membisikkan kabarmu hari ini.
Terakhir kita bertemu kau bilang aku tak lebih dari seorang pecundang.
baiklah, aku akui itu.
Saat itu aku merasa tanpamu pun aku masih bisa hidup.
Bagiku hidup cuma butuh makan, tak ada kamu takkan membuatku mati.
Tapi itu dulu sebelum hidupku seperti ini.
Sepi, tanpamu aku merasa sendiri.
Keberadaanmu kian berarti setelah kau beranjak pergi dan tak pernah kembali.

Yuliza yuna
Medan,15 april 2018





-Tertipu-


Menurutku salah satu kesalahan terbesar dalam hidup adalah mudah percaya pada orang yang bersikap baik.
Kekurangan yang sulit untuk dihilangkan adalah mudah simpati pada orang yang dekat dalam kehidupan.
Hingga terkadang membuatku demikian mudahnya dibodohi oleh orang-orang yang awalnya ku percaya.
Efeknya berulang kali aku terjerumus ke lembah kekecewaan,rasa sakit dihati hingga penyesalan yang berujung pada keterpurukan.
Namun anehnya setiap kali jatuh, setiap kali kecewa, setiap kali sakit hati, bahkan setiap kali menyesal dan terpuruk, aku bangkit dan melakukan hal yang sama juga berulang kali. Kata ibuku, "nak,keledai saja tidak jatuh dilubang yang sama untuk kedua kalinya,tapi lihat kau,kau jatuh berulang kali di lobang yang serupa".
aku hanya bisa terdiam.

Yuliza yuna
Medan, 13 april 2018





-Janji-


Mantra-mantra pengusir sepi.
Luka-luka yang tak kunjung terobati.
Dibalik suara-suara menarik simpati.
Ada perut kosong tak pernah penuh terisi.
Nanti, bila itu suatu hari.
Akan datang masa mu untuk pergi.
Pun untuk kembali.
Sesuai janji yang harus kau tepati.
Pada tanah yang kau tapaki.

Yuliza yuna
Medan,17 april 2018





-aku tak tahu-


Aku tak tahu.
Sebegitu menyenangkannya menari diatas penderitaan orang lain.
Aku tak tahu.
Sebegitu membahagiakannya mengolok-olok kekurangan orang lain.
Aku tak tahu.
Pantaskah mereka 'tuk diberi tahu.

Yuliza yuna
Medan. 17 april 2018




-balada senyap-


Diam
Bisu
Diam-diam
Bisu-bisu bisu
Diam-diam diam bisu
Bisu-bisu bisu diam-diam
Lalu benci
Lalu benci sekali
Lalu benci-benci sekali
Lau benci hingga ke ulu hati
Mati-mati mati
Mati hingga berulang kali
Mati-mati tak kunjung berhenti.
Diam bisu benci lalu mati sendiri.

Yuliza yuna.
Medan,20 april 2018.





-Orang-orang biasa-


Belajarlah dari mereka.
Orang-orang biasa.
Orang-orang yang melakukan hal-hal yang sebenarnya cukup sederhana.
Namun tanpak luar biasa.
Bagi mereka yang mulai tertutup mata hatinya.
Tak lagi punya empati pada sesama.

Yuliza yuna
Medan 20 april 2018





-benci-


Pernahkah kau dipaksa mencintai hal yang sebenarnya kau benci?
Benci hingga berharap untuk lekas mati.
Itu yang kurasakan saat dipaksa untuk mencintainya.
Aku tak bisa, aku tak kuasa.
Aku lelah berpura-pura terbiasa.
Dengannya aku berharap tak bernyawa.

Yuliza yuna
Medan.20 april 2018




-bumi-

hei, bumi bangunlah sayang.
jangan merajuk, jangan marah.
bumi, terima saja nasibmu yang selalu di bully.
biarkan mereka tertawa.
mungkin mereka sedang lupa, dimana tempat kaki berpijak.
tetaplah memberi kebaikan, teruslah menebar kebahagiaan.
ya, seperti itu.
tersenyumlah yang manis.
semanis buah2 ranum yang selalu kau berikan.

Yuliza yunA
Medan 30 april 2018





-cintaku-


rasakan cintaku perlahan.
pelan-pelan diantara rimbunnya ilalang.
sedikit demi sedikit.
secuil demi secuil.
dari bongkahan cinta yang telah menjadi batu dan terlajur luluh lantak olehmu
mengecil sekecil batu kerikil.
kita sama-sama lapar dalam kebisuan.
sama-sama haus akan kasih dan sayang.
dalam cinta yang sedikit ini aku ingin berbagi denganmu.
meski cinta itu hanyalah ceceran yang tlah membatu.
namun aku masih ingin berbagi denganmu.
sedikit demi sedikit
satu demi satu.

Yuliza yuna
Medan,29 april 2018





-Tawar menawar-


Jangan kau ajari mamak-mamak ini menawar.
Tawar menawar makanan kami di pasar.
Tanpa menawar meja makan di rumah kami akan hambar.
Namun terkadang untuk makan tak cukup bermodal menawar.
Lebih baik kau ajari pedagang-pedagang kecil di pasar itu bersabar.
Karena mereka bukan lah saudagar, yang menjual barang bermodal besar.
Mereka jualan tak untung besar, itu masih sering ditawar.

Yuliza yuna
27 april 2018





-Salah Faham I-


Aku hanya bisa tertawa.
Saat kau salah faham akhirnya.
Memang aku seperti itu.
Ada untukmu saat hal-hal buruk terjadi padamu.
Saat yang lain mengabaikanmu bahkan tega meninggalkanmu.
Apakah aku tanpak seperti pembawa sial untukmu?
Apakah aku salah satu penyebab luka dan kegagalanmu?
Benar aku lebih perduli padamu di saat terburukmu.
Atau malah sebaliknya kau lah yang menyadari kehadiranku dalam hidupmu hanya pada saat terburuk dihidupmu.
Entahlah.

Yuliza yuna
Tanjungbalai,26 april 2018.




-Salah Faham II-


Apa yang kudapat dengan mendengarkan semua keluh kesahmu?
Apa benar seperti yang kau tuduhkan itu?
Kau tuduh aku tak menyukai keberhasilanmu?kau bilang aku hanya senang mendengar penderitaanmu?
Bahkan kau tega menuduhku berbahagia diatas penderitaanmu.
Akh, ternyata satu kesalah untukku menemanimu disaat tersulit dihidupmu dan menjauh dikala kau mendapatkan sesuatu.
Aku awalnya tak berniat menjadi malaikat untukmu, namun aku juga tak menyangka jika kau akhirnya membuatku tanpak seperti iblis terkutuk dimatamu.
Perjalanan kita masih panjang, sepanjang doaku untuk kebaikanmu.
Teruslah hidup dengan baik seperti keinginanmu, karena untuk perjalanan selanjutnya mungkin kau tak lagi menemukanku ada.

Yuliza Yuna
Tanjungbalai.26 april 2018






Tak pernah menyentuh dapur.


Kau tak tahu kesulitan bila bumbu-bumbu yang melonjak.
Kau tak tahu kesulitan bila ikan-ikan hanya tinggal anak-anak.
Kau tak tahu sayur mayur yang terhidang dimeja entah milik siapa.
Tak tahu bila beras tak lagi sering di tanak dan buah buahan jadi makanan langka diatas meja.
Kau tak kan tahu susu lebih mahal dari bedak dan gincu.
Tak tahu.
Kau tak tahu, andai kau tahu kau akan malu dengan ketidaktahuanmu.
Bangun dari mimpimu itu dan perbaiki ujaranmu.
Ujaranmu yang mengatakan takkan ada perubahan kepemimpinan yang mempengaruhi hidupmu.

Yuliza yuna
Medan, 24 april 2018





-Bila kau memberi-


Bila kau memberi.
Berilah dengan setulus hati.
Bukan sekedar ingin ber basa-basi yang akhirnya kau tagih kembali.
Bila kau memberi.
Berilah dari hasil jerih payahmu sendiri.
Bukan dengan mencuri, bukan pula dari hasil korupsi.
Bila kau memberi.
Niatkan baik didalam hati.
Bukan kau jadikan bukti bahwa kau telah memberi.
Bila kau memberi.
Jadikan ia tabungan diakhirat nanti.
Bukan berupa hutang budi yang tiap saat dapat kau ungkit lagi dari mereka yang terlanjur kau kasihani.
Dan bila kau memberi.
Tanamkan Ikhlas didalam hati.
Apa yang kau beri tak kau harap kembali.

Yuliza yuna.
Tembung,23 april 2018.





-malam gila-


Malam yang gila.
Gila segila-gilanya hingga aku ingin mati tertawa.
Penipu-penipu dan kejujuran didalamnya.
Disini kita butuh kejujuran dan komunikasi.
Ya, disini.
Bila tidak, yang jujur pun akan pindah haluan. Dimalam gila ini aku ingin berlari, menjauhi kegilaan-kegilaan malam ini.

Yuliza yuna
Medan,23 april 2018

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - WALAU MENANTI MIMPI


# WALAU MENANTI MIMPI #


Kan ku jalani jua sendiri,
Menepis sunyi sepi,
Merangkaikan kenangan abadi,
Menjalani sebuah takdir Illahi,
Yang tak kan dapat ku pungkiri
Akan diri nya dapay menemani sendirian ku ini di sini.

Ku tau akan tabir remang malam,
Dingin yang seakan menguliti,
Merobek gelora asmara terpendam,
Di rongga rongga ruang sudut hati,
Yang kurasa kian semangkin kelam,
Dalam menepis impian yang tak kan dapat ku miliki.

Entah apa lagi,
Yang bisa dapat ku beri,
Di dalam keikhlasan dan doa doa suci,
Bermohonkan mimpi bahagia yang masih ku nanti,
Untuk memanggil cinta mu bersamaku kembali,
Menemani air mata duka lara ku walau di malam ini.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 06:04:2018





# TERPURUK DIATAS PUSARA #


Jauh sudah perjalanan,
Meniti perih getirnya kehidupan,
Menjadikan sebuah pengalaman,
Bayang perjuangan yang tak hilang di ingatan,
Di dalam menelusuri kenangan,
Suka duka gelora kerinduan.

Tak lelah ku mengukirkan syair cinta,
Menyapa semanis senyuman manja,
Sehangat pujuk rayu yang menggoda,
Bagai selembut helai benang benang sutra,
Untuk dapat menjemputnya hidup bersama,
Dalam menggapai indahnya arti bahagia.

Namun air mataku mengalirkan derita,
Impian bahagiaku pupus seketika,
Sirnakan hangatnya romantika cinta,
Di kala takdir Tuhan datang dan meminta,
Menjadikan ratapan perihku di atas pusara,
Yang bertaburkan bunga bunga dan doa doa.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 06:04:2018




# INDAHNYA CINTA #


Semelir sang bayu,
Remang sinar rembulan,
Bintang bintang yang merayu,
Beriku indahnya kemerlip di kejauhan,
Di saat aku bersamamu dalam cumbu,
Nikmati malam dengan penuh kemesraan.

Kian ku rasa bunga di hati,
Mekar bersemi penuh warna warni,
Harum aroma nan mewangi,
Membawaku terbang melambung tinggi,
Bersama cinta yang kian bersemi,
Di bawah sinar rembulan malam ini.

Gemuruh darah ku menggelegar,
Detak jantung di dada kian bergetar,
Di kala tubuh indahmu rebah bersandar,
Dengan tatapan mata yang terlihat membinar.

Geliat gelora ku membara,
Nafasku kian sesak di dada,
Tapi ku sadar akan arti cinta,
Bukan nafsu yang paling utama,
Tapi indahnya nikmat akan bahagia,
Cita cita cinta dan kasih sayang insan manusia.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 09:04:2018





# CINTA TERPENDAM #


Di pagi yang indah,
Mentari bersinar cerah,
Ku lihat kau gemulai melangkah,
Menyapa ku denga begitu ramah,
Membuat hati ku terpanah,
Panah cinta yang membikin ku gundah.

Ingin ku melangkah menghampiri,
Menyebar kata yang membara di hati,
Namun ragu menyelimuti,
Hilang akan kepercayaan di diri,
Dan aku tak tahu apa yang terjadi,
Walau rasa cinta di dada kian membebani.

Entah apa yang harus kulakukan,
Aku bingung di dalam kebimbangan,
Tapi haruskah ku bertahan,
Dari kebodohan yang kian dalam ku rasakan,
Di kala kau melangkah bersama manisnya senyuman,
Melintasi gelora cinta ku yang lama tersimpan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 08:04:2018





# KENANGAN INDAH SEMALAM #


Aku tak dapat melupakan,
Kenangan indah semalam,
Di kala hangatnya kemesraan,
Jiwa dan raga seakan tenggalam,
Di dalam luasnya lautan,
Yang begitu dalam untuk ku selam.

Kini langgkah kaki,
Angan di diri ini,
Menapak menuai rasa hati,
Yang luas tak bertepi,
Terbang tinggi tinggalkan bumi,
Dan aku berhenti bersama halusinasi.

Cerita semalam menjadi kerinduan,
Yang bergejolak di ingatan,
Membakar hasrat dan impian,
Menerobos sebuah kemampuan,
Dalam menelusuri kenangan,
Mengukir indahnya keharmonisan.

Ingin ku mengulang kembali,
Romantika cinta semalam,
Bersama diri mu di sini.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 12:04:2018





# DIA #

Dia,
Dia yang ku puja,
Dia yang ku manja,
Dia yang ku cinta,
Sayangku hanya dia,
Yang ku jaga di segenap jiwa raga.

Dia,
Dia kini entah di mana,
Dia kini bagai sirna,
Dari pandangan mata,
Dari hidup yang ku rasa,
Tampa kabar dan berita.

Kini,
Tinggallah aku sendiri,
Menatap sepi,
Merenungi janji,
Bersama pedih perihnya hati,
Menanti indahnya mimpi mimpi ku kembali.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 21:04:2018