RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 07 April 2018

Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - BUKAN FATAMORGANA


♡ KIDUNG ANGIN ♡

Kuliti remah puisi
Remah aksara bening sudut netra
Berjelaga, purna remang cahaya lentera
Menari, tanpa irama perkusi

Kepak sayap merpati
Patah, enggan meninggi
Berputar di kuil prasasti
Hitung deretan elegi

Rinai ini kian ramai
Kunci malam di laci sunyi
Mengapa, ribuan mimpi engkau kutuk
Kau biarkan, malam kian lapuk

Aku tahu, jendela tanpa kaca
Sebab, ada sejuk semilir angin
Sapa ulu asa
Terbangkan sayap angan

Mari menari
Jadikan rinai rincik melodi
Jelmakan remah aksara
Sebelum atma dalam pusara

#DewaBumiRaflesia_02_04_18





♡ BUKAN FATAMORGANA ♡


Rinai, tak jua menepi
Bui mimpi di jeruji sepi
Hantarkan angan lewat angin
Sedangkan malam, makin dingin

Duhai cinta, pada sebentang antara
Yang telah sulut lentera
Kala gulitaku di lorong lara
Hingga kubisa eja aksara

Aku sangka, malam ini kan jelita
Pesona purnama nan bertahta
Sebab, ada pelangi di senja tadi
Kala hantar mentari nan usai mengabdi

Kini, aku jatuh di sudut sunyi
Namun, masih jua ku bernyanyi
Senandungkan kidung, tanpa rima
Laguku, sirna tanpa gema

Aku, masih coba memaksa
Pecahkan salju yang membatu
Tanpa batas waktu
Dengan jemari asa

#DewaBumiRaflesia_27_03_18




INI BUKAN PUISI


Biarkan waktu merentangkan tembikar yang masih samar.
Dan aku, enggan lelap di atas pelupuh yang kian berpeluh.
Diam, dalam semedi sunyi.
Atau, coba beranjak,mengais jejak- jejak tak bijak.

Namun, diamku dalam jeruji tanpa tepi.
Sirna daya, mengepak pun, tak lagi kuasa
Hingga lupa warna remah yang dulu basah.
Aku, mencari warna dalam gulita
Sedang pagi, kian meninggi

#DewaBumiRaflesia_15_04_18




♡ UNTUK SEREMONIAL KITA ♡


Rindu, kian ringkih tertatih
Eja, warna lukisan rupa maya
Di bilik senja yang kian letih
Himpun, sisa rerona warna surya

Tanda hujan, di balik paras pelangi
Kuberdiri, menatapmu di sela ranting puisi
Jauh, tak sejauh langit dan bumi
Hingga bisa, kukemas dalam hati

Masih, kukejar di bentangan sahara
Coba jengkali dalamnya sahaya
Tak jua bisa, hanya ilalang nan bergoyang
Tanda sahara, masih gersang

Tunggu aku,
Pada satu titik denting waktu
Ketika bunga ambigu telah layu
Di helai seremonial penyatu

#DewaBumiRaflesia_27_04_18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar