RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 21 November 2015

Kumpulan Puisi Urs Meliala - UFUK TIMUR


UFUK TIMUR


Lihat daku kini bahkan sejak dimulai
Tiada kuhadang bahkan kekang dia untukmu
Tak kau pinta ku rela
Walau nafsu mu jadi angkara
Dan sebabkan mata rindukan nya
Jika saja takdirku angkuh,,niscya alam tiada berpeluh
Akulah ufuk timur
Kubagi cahaya bersuka cita
Lalu mengapa kau cifta malam pada hati sesama
Mengapa kau bunuh saudara dengan papar asap egomu
Malu lah padaku sang ufuk timur
Jadilah bagaiku hai para penghancur

FnNf..15/11/15
@09:19





EPISODE

Terlanjur lelah kujaga palung ini
sepi,,dingin,,tanpa warta
senantiasa gelap menelan angan
dan mendera harap dalam hingga buta
ukiran nya berkorosi
warnanya meng induksi
menelan kenormalan musti
kuberlari ke beranda
angin segar menyapa
lalu ketulusan merengkuh
lembar asa baru tertatih
menseyogyakan pengejawantah harus
bumiku indah niscaya sentosa
rotasi kala beriring menjemput
pada dekade kesembuhan
mengusik palung lampau dgn ilusi
bukan salah sesiapa
pasti cuma dikte keterlanjuran
akan kujawab dengan pasrah berketuhanan

episode
FnNf..14/11/15
@15:20



-------------------

Anggap aku gila bila untukmu suka cita
Kaupun suka ketika asaku mengusik
Hanya kau masih percaya kita tertinggal masa
Aku jua merana didera fakta
Tapi terlanjur ku tabung mimpi
walau kini jadi mainan sepi
Bahkan sakit ku tutur indah
hingga berdarah siksa rindu ini

FnNf,,13/11/15
@23:20





TANYA


Coba tanya pada hujan
Karena mentari abaikan awan
atau bumi menghiba berpengharapan
Coba tanya pada gelombang
Laut yang angkuh rindu buih
atau arus gagap tak beraturan
Coba tanya pada pelangi
Untuk pamer kemilau warna
atau hatimu tersamar ilusi rupa
Coba tanya pada hutan
Iklas menaungi karena takdir kaya
atau objek untuk santapan si loba
Mari tanya pada alam
Pantaskah sudah kita berada di kepantasan

BahanBaku
FnNf..13/11/15
@19:37





WARNA


Tak kan kutitip pada angin ataupun mega
Dan tak kan kukatakan pada bintang ataupun bulan
Cukup sang malam tempat ku duduk
Untuk mengurai warna yang di temali

Ini di laksana nyanyian pungguk
Atau menyebar garam di samudera
Meski ranting tak jua melapuk
Tapi dedaunan enggan berpucuk

Ku tau mega pasti tertawa
Hingga angin berceloteh tentang fakta
Tapi malam ku betah menggelanyut
Di pundak karang yang berkarat

Jika ini se hanya mimpi
Pasti fajar arif menghakimi
Namun warna telah berprasasti
Terhujam di laut tak bertepi

Bukan hanya malu bahkan merasa hina
Ketika sabda ku dikte pinta
Namun rasa tak menghapus warna
Celaka nya kian dimana-mana

Pernah jua di tafsir kompas
Agar terhindar jebakan lumpur
Pula pernah dianggap anugerah
Tapi nyeri seakan tak berkesudah

FnNf..23/11/2015
@11:58





MIMPI

Meski malam telah di depak fajar
Namun gelap masih terus merayap
Mendekap erat diantara sepi
Menjanjikan hujan di tengah hari

Embun pagi dan kicau burung
Hanya mempertegas mimpi yang berotasi
Peran suci demi marwah harus dijalani
Berharap menjadi sentuhan yang membangunkan

Kelelahan menjadi suatu kepastian
Namun tak jua menjera kealfa'an
Rintihan dan tangisan pun tenggelam di lumat angan
Mengharap permusuhan menjadi peleraian jua pupus di rinai ber untaian

Sketsa nostalgia selalu terseduh menjadi sarapan
Dan menjadi bekal untuk mimpi nanti malam

Fana Nyata - Nyata Fana
21/11/2015 @11:32





AKU KAN PERGI


Takkan lagi kau temukan gurat2 itu disini
Tak pantas ku bernaung di teduh mu
Biarkan ku berdiri di terik ini
Abaikan saja warna sapa ku
Palingkan wajah mu dan tutup telinga mu
Biarkan kulit ku terbakar
Biarkan asa ku kering
Biarkan lembah sepi ini terbakar waktu
Aku lelah di bilik ini
Warna nya kian meresahkan ku
Lukisan nya kian menghakimi ku
Pengap nya menyesak kan ku
Kau tak kan tau derita ini
Dan ku harap tak perlu tau
Biarkan mentari hanguskan mimpi ini
Kiranya esok musim kan berganti
Atau celaka tak kan di akhiri

FnNf,,18/11/15
@13:01





PINTA

Harus bagaimana agar kau baca prosa ini
Musti kuhancurkan istana kaca mu dgn palu ego ku
Atau kutenggelamkan bahtera mu di lautan angkara ku
Hingga sekedip pun tak sirna mendung di langit mu
Bukan kah warta dan sumpah telah terang tegas
Camkanlah...
Seakrab pagi dengan kicau burung menyambut mentari
Seindah senja dengan temaram sisa surya
Dan selekat malam dalam pelukan nyanyian jangkrik yg mempertegas sepi
Sedemikianlah ketika aksara hati memanjakan nama dan rinai mu
Percayalah...
Menghapus bayang2 mu laksana menapi gelap dengan malam
Sedangkan lilin tersudut di pelataran basah
Tak banyak yang ku pinta...
Sapa mu walau palsu seibarat fatamorgana
Cukup bagi dahaga yang tertinggal waktu
Atau jika itupun tiada berkepantasan walau berversi persahabatan
Pintakan keakhiran ku,, aku pernah lelah demikian

FnNf,,17/11/2015
@11:05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar