RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 27 Januari 2022

Cerpen : EPEK DARI ADEGAN LAYANGAN LEWONG Penulis : Airi Cha


 
   Hari ini si bedangkik datang lagi ke rumah awak setelah beberapa waktu menghilang. Mungkin dia marah karena awak tolak pernyataan cintanya. Namun yang bikin awak mendadak suzon dia datang dengan wajah senyam-senyum kayak orang paok, dan anehnya lagi dia bawa buah tangan meski pun cumak kerupuk jangek.

Biasanya jangankan buah tangan, buah dadanya pun lupa dia bawa. Kan wajar awak curiga, jangan-jangan kerupuk ini udah dikasihnya mantra ilmu pelet. Ih kok jadi merinding awak.

"Kenapa ko, Bang? Tumben-tumbenan?" Tembak awak langsung tanpa basa-basi.

"Eh, yang gak bisanya lagi aku main ke rumahmu?" Sewotnya.

"Bukan kek gitu. Awak kira ko udah ilang ditelan bumi."

"Ko kiranya aku kena azab illahi?" jawabnya rada dongkol.

"Terus ini apa?" Tak tunjuk lah kerupuk jangek kw bawaannya.

"Oleh-oleh buat ko lah. Walau cumak sebungkus, tapi kan aku ihklas."

"Gak ada udang dalam bakwan kan, Bang?"

"Apa maksudmu? Aku laku kan ini tulus."

"Tulus kata abang? Ntar modus."

"Ya tuluslah. Gilak ko, apa aku salah cuma bawain kerupuk? Aku pun pengennya ngasih lebih."

"No no, aku gilak? Abang lah yang gilak. Dari dulu jajannya kalau gak kerupuk pasti opak. Apa gak ada jajanan lain?" Cercaku udah rada jengkel.

"Terus mau mu apa, Dek?"

"Dari semua jajanan kenapa harus kerupuk ama opak, Bang? Apa gak bisa ombus-ombus atau lemet gitu?"

"Boleh aku jelaskan, Dek?" Wajahnya memelas gitu.

"Ngapain dijelaskan lagi, Bang. Udah taunya awak gak pun abang jelaskan."

"Aku ada projek rahasia melestarikan makanan dari ubi. Untuk sementara orang gak boleh tau, dan aku bawakan untukmu sebagai promosi."

"Promosi kata, Abang? Terus abis itu awak harus beli seharga lima ribu sebungkus?"

"Ya sebagai kawan bantu-bantulah, Dek. Walau lima ribu rupiah pun itu berarti," jawabnya senyum mesem."

"Kawan ko bilang, Bang? Perkara lima ribu pun ko itungan. Kawan macem apa ini?"

"Oke, pain pain! Aku laku kan semua ini untukmu, Dek. Aku kerja keras banting tulang untuk masa depan kita nanti."

"Pretlah, Bang. Masa depan mu aja lah, bukan masa depan awak. Capek awak dibohongi terus. Belum jadi lakik aja perkara minta jalan-jalan ke pajak monja melati cumak mimpi. Ko berpikir seribu kali untung-ruginya."

"Itu semua gak benar, Dek. Cobalah ngerti dikit. Do you love me?" Mendadak memelas wajahnya.

"Heleh, sok nginggris ko, Bang. Kok kek jadi korban layangan senget kita? Pulang lah ko sana," usir awak sambil ambil kerupuk dari tangannya terus tutup pintu.

"Gak bisa diajak romantis ko, Dek. Marah-marah, tapi ko ambil jugaknya kerupuk ku," gerutunya sambil balek badan dan jalan pulang.

*****TAMAT*****

Cerpen :
EPEK DARI ADEGAN LAYANGAN LEWONG
Penulis : 
Airi Cha
Pengojek Hati
0946.060122

***
*Lewong~Lambai/Putus
*Bedangkik~Pelit kali
*Paok~Bodoh, bloon
*Ombus-ombus~Kue dari tepung beras campur kelapa dibungkus daun pisang
*Lemet~Kue terbuat dari ubi/gula jawa dibungkus daun pisang
*Ubi~Singkong
*Pajak monja Melati~Pasar jual beli pakaian bekas di jalan melati
*Layangan Senget~Layangan yang terbangnya nungkik/mereng
*Senget~Mereng/Gila






Sabtu, 08 Januari 2022

Cermin - TAKUT BILANG KATA TULUS Penulis : Suneni


 
   Nayla seorang pelayan di sebuah seefood resto, dia berwajah cantik. Kecantikannya memikat laki-laki bernama Akbar seorang karyawan Buana kredit. Akbar begitu perhatian, dia selalu membawa makanan tanpa Nayla minta. Akbar tulus mencintainya.

"Nay, aku tulus mencintaimu, tak ada niat jahat padamu, akhir tahun ini aku mau nikahin kamu, uang gajihku kutabung dulu, apa kamu mau menikah denganku?" tanya Akbar pada Nayla. "Insya Allah, kalau jodoh aku mau menikah denganmu," ujar Nayla. Lalu Nayla melupakan ucapannya pada Akbar. Nayla malah menikah dengan orang lain.

2 tahun kemudian, Akbar menjadi seorang guru. Nayla bercerai dengan suaminya, dia dikaruniai satu anak laki-laki dari pernikahannya. Nayla menghubungi Akbar lewat messenger: "A Akbar, maafkan aku, aku telah menyakitimu, aku menyesal menyia-nyiakan ketulusanmu," ujar Nayla dalam pesannya. Akbar hanya diam, tak membalas pesan Nayla, setiap kali Nayla mengirim pesan pada Akbar, Akbar cuek. "Aku jadi takut bilang kata tulus pada orang yang aku cintai," ujar Nayla.

*****TAMAT*****

Cermin (Cerita Mini) –
TAKUT BILANG KATA TULUS
Penulis : Suneni
Indramayu, 23 Desember 2021

SUNENI


Cermin - PELAKOR Penulis : Suneni


   "Suamiku sudah keterlaluan!" ucap Neni sambil mengelus dada. 2 tahun pergi kerja sampai sekarang Mahmudin belum memberikan kabar. Setelah tahu dari media sosial, ternyata suaminya tergoda pelakor alias perebut laki orang. Neni berusaha sabar dan berserah kepada Allah SWT. "Semoga rumah tanggaku tak dihancurkan oleh pelakor itu," doa Neni dalam salatnya.

Wanita yang diunggahnya di akun facebooknya bernama Santi. Santi memamerkan fofo Mahmudin, seakan dia sudah lama berpacaran dengannya. Lalu Neni mengirim pesan pada Santi, "Santi, aku istrinya Mahmudin, aku sudah punya anak dari dia, anakku laki-laki bernama Hamdan," kata Neni dalam pesannya. "Aku calon istrinya Mahmudin," kata Santi. "Tolong jangan rebut suamiku, kalau kamu nggak mau suamimu direbut orang!" perintah Neni kepada Santi. "Tapi suamimu mencintaiku," kata Santi. "Apa kamu yakin suamiku bakal setia sama kamu? Bacalah aku lebih cantik dari kamu!" kata Neni. Santi takut ditinggalkan Mahmudin, lalu dia memilih menikah dengan orang lain.

4 tahun kemudian, Mahmudin ingat dengan anak istrinya. Dia ingin menemui anak dan istrinya lagi juga membangun kembali rumah tangganya yang sudah roboh karena pelakor.

*****TAMAT*****

Cermin (Cerita Mini) –
PELAKOR
Penulis : Suneni
Indramayu, 22 Desember 2021

SUNENI


Cermin - HUJAN MEMBAWA SAKIT Penulis : Suneni


   Pada siang hari setelah Dhuhur, langit mendung hujan turun. Ada 2 orang anak bernama Adit dan Rizki hujan-hujanan, mereka berdua kakak beradik. "Nak, masuklah jangan hujan-hujanan nanti sakit!" perintah Ibu Adit dan Rizki dengan nada tinggi.

Mereka terus hujan-hujanan, tak menghiraukan nasehat ibunya. Ibunya mendekati mereka dengan membawa kayu untuk memukul mereka agar masuk ke rumah. "Nak, cepat masuk ke rumah hujan semakin deras!" perintah Ibu Adit dan Rizki.
Mereka malah lari muter-muter halaman, sampai ibunya kelelahan dan membiarkan mereka hujan-hujanan.

Tiga puluh menit kemudian hujan reda, Ibunya menyuruh Adit dan Rizki segera mandi keramas supaya tidak sakit. Mereka tidak segera mandi, malamnya mereka menggigil kedinginan, tubuhnya panas demam tinggi. Ibunya membelikan obat penurun panas dan mengkompres kening mereka. "Nak, yang nurut nasehat Ibu, jangan nakal lagi ya!? Kalau hujan turun nggak boleh hujan-hujanan lagi, sebab hujan membawa sakit."

*****TAMAT*****

Cermin (Cerita Mini) -
HUJAN MEMBAWA SAKIT
Penulis : Suneni
Indramayu, 13 Desember 2021
SUNENI