RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 12 Juni 2014

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - KU INGIN DIRIMU MENEMANI MIMPIKU



# KU INGIN DIRIMU MENEMANI MIMPI KU #


Sungguh sulit ku duga,
Membuat jiwa ini seakan Mengembara,
Jauh tinggi di Ruang Angkasa,
Kala Rasa ini mengundang Gelora,
Di saat kita berjumpa,

Entah apa di benak ini,
Semua menjadi Ilusi,
Bayangkan tentang Mimpi,
Yang menanti ku di Malam Hari,
Kala Dirimu menari di Lamunan ini,
Ku tatap Malam yang Bercahaya,
Di antara Bintang2 Dirimu Menyapa,
Menggoda Angan Lamunan Cinta,

Membuat Hasrat Mememluk Manja,
Namun hanya menjadi Bayangan Semu semata.

Kadang tak dapat ku pejamkan Mata ini,
Di dalam Hayal bayang2 mu menari2,
Yang menemani kesendirian ini di dalam Sepi,
Membuat Gairah iLusi ini tak mau pergi,
Dalam menanti Cinta ku ini Menjadi pasti.

Tiada dapat kini Hari2 ku berlalu,
Walau hanya mencumbu bayangan Semu,
Bersama Bayang mu yang selalu mengganggu,
Membuat Mimpi ku ingin bersama mu,
Mnemani Malam di dalam Pejaman Mata ku.

By : LUmbang KAyung (08:06:2014)





# SEPERTI BUNG HATTA KAH DIA #


Bila kamu masih dapat Mengingat,
Ingatlah perjuangan Bung Hatta,
Iya berjuang dan Menjadi Seorang Proklamator tercinta,
Yang Jujur, Lugu, Adil, Bijak Sana Dan Sederhana,
Coba tanyalah Hati kita Sendiri seperti siapa dia,
Apakah Pak Joko Widodo Seperti Bung Hatta?.
Kebenaran itu ada di Relung Hati Kita sendiri.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 08:06:2014)




# LOPUK LOPAK #

Lopuk Lopak suara Manopuk,
Kala Malam ku bertemankan Nyamuk,
Hingga Hati pun semangkin Suntuk,
Di saat Mata ini mulai Merajuk,
Merajuk karena sudah Mengantuk.

Hanya Lopuk Lopak terdengar Suara,
Hingga ku tak sompat membayangkan Cinta,
Tak dapat menikmati Gelora Asa,
Karena Nyamuk kian Merajalela,
Bak Suara Helikopter di Gendang Telinga.

Ku coba Asapi Tubuh ini,
Bagai kan Panggang Ikan ku rasakan kini,
Hingga Batuk turut Menggila menjadi2,
Nafas Sosak pun tiada terkira lagi,
Namun Nyamuk2 tak juga Pergi.

Ku cubo mambancur Segelas Kopi,
Tapi Gulo sudah tak ado Lagi,
Di tengok Kaleng sudah tak ado lagi Roti,
Hingga ku raso kecewa satongah Mati,
Menahankan Gigitan Nyamuk di Malam ini.

Semangkin panjang Malam kini ku Rasa,
Dingin Sepi pun ikut menggoda,
Bersama Nyamuk2 yang Meraja Lela,
Membuat Malam ku ini semangkin Menyiksa,
Hingga nanti Mentari Pagi Menyapa ku Manja.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 08:06:2014)



# DI TENGAH HUJAN DAN GELOMBANG


Awan Mendung yang menutupi Mentari,
Hembusan Angin yang tak pernah pernah Peduli,
Hujan pun turun menyirami Bumi,
Basahi Tubuh yang Menggigil ini,
Namun semua ini untuk mu Kekasih Hati
.
Tak kau lihat Keringat ku yang mengalir,
Tak kau dengar Jantung ku Berdebar,
Tak kala Sang Halilintar,
Seakan dekat Menyambar,
Namun Haati ini tak ingin Gentar.

ku tempuh jua Alun Gelombang,
Ku lalui setiab Lika liku nya Karang,
Walau kadang Malang seakan Melintang,
Membuat Kematian seakan Berdendang,
Namun semua ini hanyalah untuk mu Sayang.

Biarlah Gemuruh Menggelegar,
Biarlah Halilintar seakan Menyambar,
Namun Hati ini Berupaya tuk Tegar,
Agar rasa Takut ini dapat ku Tawar,

Rasanya ku ingin kembali,
Ceritakan tentang semua ini,
Namun Haluan sulit nak ku Kendali,
Hanya Semangat Jiwa yang ku iliki,
Untuk ku dapat bertemu pada mu Sang Pujaan Hati.




# KU BERHARAB PADA MU (JOKOWI) #

Ku ingin di Negara ini,
Tak lagi bermimpi,
Tak lagi di Bodohi,
Tak lagi tersakiti,
Dalam Hidup yang di Jalani.

Kini kau bak Menjelma,
Dari Singgasana Para Dewa,
Menjadi Manusia yang berhati Mulia,
Bekerja denga Suka Rela,
Hilang kan Kecewa yang Melanda.

Kau kini menjadi Pujaan,
Memberikan Harapan,
Mengikatkan Keakrapan,
Sikap yang penuh KeSederhanaan,
Dan menciptakan Keharmonisan.

Kau yang lama ku Rindu,
Yang kini telah ku tunggu,
Dari sekian lama nya Waktu,
Dari semua yang di ajarkan Sang Guru,
Membuat Hati ini tak lagi Ragu.

Kini aku bisa bangga,
Duka Cita ku Hilang seketika,
Ada kamu di Negara Indonesia,
Yang Arib dan Bijak Sana
Bukan di Negara2 lain nya.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 21:06:2014)





# RINDU MENJADI KELABU #

Telah lama aku menunggu,
Saat2 kita dapat bertemu,
Untuk dapat melepaskan Rindu,
Mempererat Cinta kita yang dahulu,
Namun semua hanya menjadi cerita Kelabu.

Entah dimana kini Senyum mu,
Entah di mana kini Candamu,
Engkau hanya diam membisu,
Seakan Benci terlihat di Wajah mu,
aku pun tak tau apa Gerangan salahku.

Kini Diri mu begitu jauh berubah,
Membuat ku kehilangan Arah,
Dalam menjalani setiab Kisah,
Ku coba jua untuk selalu berTabah,
Namun Rintihan Hati ini semangkin Parah.

Tak terlihat Kemerlib Bintang2,
Tak terlihat Cahaya sinar Rembulan,
Di saat Malam berselubung Mendung,
Angin bertiub patahkan Dahan dan Ranting,
Rindu ku pun menjadi Nota Pilu yang panjang.

Namun disini aku masih menanti,
Seberkas Cahaya dapat menerangi,
Hingga nanti ku temukan arah tujuan pasti,
Menuju Singgasana Cinta ku yang hilang kini,
Dalam ikatan Janji Janji Suci.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 21:06:2014)




# HANYA DIRINYA #


Aku masih sendiri di sini,
Menelusuri Kronologi Fb ku ini,
Coba mencari dirinya yang telah Kembali,
Bersama separuh Hati ku ini,
Kembali ke pangkuan mu ya Illahi.

Semua hanya menjadi Mimpi semata,
Namun dirinya seakan masih bersama,
Menemani setiab cerita yang ada,
Tentang Tawa Canda Asmara,
Namun aku hanya terjerat Impian yang Sirna.

Entah apa yang akan ku lakukan,
Asa ini di dalam kekosongan,
Tiada lagi yang ku Impikan,
Namun Ilusi ku coba menemukan,
Kisah kasih yang pernah ku rasakan.

Tuhan,,,.
Aku telah kehilangan diriinya,
Inikah perjalanan takdir yang tercipta,
Yang hanya akan menjadi derita lama,
Setelah engkau memanggil dirinya,
Meninggalkan ku bersama Kenangan yang tersisa.

Tuhan,,,,.
Biarlah Asa ini ku jadikan Doa,
Walau akan menjadi kenangan Luka saja,
Luka Lara yang kian menyiksa,
Menyiksa diri ini tampa ada lagi Kasih Asmara,
Karena Tuhan hanya dirinya yang ku Cinta.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 18:06:2014)




# HANYA DIRINYA #


Aku masih sendiri di sini,
Menelusuri Kronologi Fb ku ini,
Coba mencari dirinya yang telah Kembali,
Bersama separuh Hati ku ini,
Kembali ke pangkuan mu ya Illahi.

Semua hanya menjadi Mimpi semata,
Namun dirinya seakan masih bersama,
Menemani setiab cerita yang ada,
Tentang Tawa Canda Asmara,
Namun aku hanya terjerat Impian yang Sirna.

Entah apa yang akan ku lakukan,
Asa ini di dalam kekosongan,
Tiada lagi yang ku Impikan,
Namun Ilusi ku coba menemukan,
Kisah kasih yang pernah ku rasakan.

Tuhan,,,.
Aku telah kehilangan diriinya,
Inikah perjalanan takdir yang tercipta,
Yang hanya akan menjadi derita lama,
Setelah engkau memanggil dirinya,
Meninggalkan ku bersama Kenangan yang tersisa.

Tuhan,,,,.
Biarlah Asa ini ku jadikan Doa,
Walau akan menjadi kenangan Luka saja,
Luka Lara yang kian menyiksa,
Menyiksa diri ini tampa ada lagi Kasih Asmara,
Karena Tuhan hanya dirinya yang ku Cinta.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 18:06:2014)



# MERATAPI KENANGAN RAMADHAN #


Rapuh kini Perahu ku,
Di Goncang Gelombang Laut Biru,
Karang2 tajam yang menuggu,
Memanggil2 untuk kehancuranku,
Dalam Dilema Cinta Pilu Kelabu.

Ingin ku bertahan,
Memujuk setiab kesabaran,
Namun hanya menjadi Tangisan,
Dari setiab Kenangan,
Yang tak dapat ku Lewatkan.

Teringat saat bersama,
Memeluk Indahnya Asmara,
Di Saat Beduk Sahur Menggema,
Mengajak kita Menjalankan Ibadah Puasa,
Namun kini hanya menjadi Luka Lara.

Kemana lagi langkah Hati ini,
Kala kesendirian yang menemani,
sedang dirimu kembali kepangkuan Illahi
Meninggalkan aku sendiri,
Menangisi Indahnya Bulan Suci Ramadhan ini.

Di Sejadah ini ku Berdoa,
Dari setiab Deraian Air Mata,
Dan apakah ini Menjadi suatu Dosa,
Di dalam menjalankan Ibadah Puasa,
Yang ku jalani bersama Derita.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 29:06:2014)




# SENJA DAN RAMADHAN #


Kini senja menampakkan diri,
Tanda Berbuka sebentar Lagi,
Rasa Dahaga yang di rasa kini,
Kian menjadi di dalam Hati,
Namun Kesabaran telah Menyelimuti.

Seberkas Asa menanti Senja,
Secerah ke Imanan Terjaga di Dada,
Menanti Berbuka Bersama Keluarga,
Menanam kan Doa Kepada Allah yang Kuasa,
Agar Sialturahmi tetap terjaga.

Hiruk Pikuk Bocah Bermain,
Melempar Senyum Kepada Teman,
Sambil Menanti Datang nya Bekalan,
Di Bawa Ayah nya untuk di Makan,
Kepada ibunya yang mengatur Hidangan.

Suara beduk datangnya Masa,
Waktu Berbuka telah pun Tiba,
Semua Berkumpul duduk Bersila,
Sambil membaca Sebaris Doa,
Menyukuri Kesehatan yang Masih Terjaga.

Lapar Dahaga sudah terlewatkan,
Suara Azan telah di Lantukan,
Pertanda Sholat harus di kerjakan,
Sebaga Perintah atas kebesaran Tuhan,
Kepada Manusia yang ia telah ciptakan.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 30:06:2014)




# PERTEMUAN MENGAKHIRI ASA #


Ku ingat saat Hati ini Berbunga2,
Di Fb ini kita bercerita,
Tentang Indahnya Cinta,
Debar Rindu yang Bergelora,
Menannti saatnya kita dapat Berjumpa.

Lama ku menunggu,
D saat untuk Memecah Rasa Ragu,
Yang terpisah Jarak dan Waktu,
Hingga kita dapat Bertemu,
Di Hari Minggu itu.

Namun Malang tak Terbilangkan,
Perpisah akhir kebahagiaan,
Menjadi satu Kepedihan,
Kala Kata Mf terucapkan,
Dari mu yang tak ingin ku dengarkan.

Waktu mu kini takkan lama lagi,
Bersanding dalam Ikatan Janji,
Bersama Dia yang kau Cintai,
Tinggal kan ku bersama Kepedihan Hati,
Yang lama Merindu mu di antara Sepi.

Kemarau yang kini melanda,
Membawa Sapaan Derita,
Namun tiada tangis yang Tesisa,
Di tengah Padang Hati nan Gersang,
Kering Kerontang yang melanda Jiwa.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 30:06:2014)




# DAPATKAH PALESTINA KUMANDANGKAN TAKBIR #


Tak lagi Burungt2 berdendang,
Di antara rimbunan pohon,
Tak lagi anak2 Bermain,
Di dalam bangku sekolahnya,
Sedang Sang Imam menutup Mata,
Kala itu senjata Dazzal merengut Nyawanya.

Ku tuliskan kecewa yang ku rasa,
Kala sang bocah menagisi darah di Kepalanya,
Sedang Sang Ibu telah pun Binasa,
Di pelukan Suami yang tercinta.

Adakah ini azab di Bulan Mulia,
Atau Cobaan yang tiada Hentinya,
Duka pun terus Meraja Lela,
Di tanah Muslim Palestina,
Kala Jonis Israel Menghancurkan nya.

Banyak Ku Lihat Bintang di Angkasa,
Memancarkan Indah kerlib Cahayanya,
Sedang Binatang2 Buas memangsa,
di antara Darah2 Manusia,
Yang ingin memenuhi Ibadahnya.

Sebentar lagi Lebaran akan Tiba,
Kemana lagi mereka menemui Keluarga,
Sedangkan Rumah mereka telah Merata,
Makanan pun tak lagi Nikmat terasa,
Dan mungkin Kumandang Takbir tak lagi Menggema,
Di tanah Muslim Palestina.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 15:07:2014)





# DUKA MU PERIH KU PALESTINA #


Masih kah Tersisa Tangisan,
Mingkin tiada lagi Persaudaraan,
Atau Kebenaran Hilang di Pengasingan,
Yang terdengar Rintihan di Keramaian,
Yang begitu sangat Menyedihkan.

Tak Mungkin Tuli telinga kita,
Tak mungkin Buta mata di Alam nyata,
Kemana Pergi Rasanya Jiwa,
Di kala Jeritan2 Mengiba,
Sang Bocah Menangis di antara darah Ibunya.

Kini tak lagi Islam Bersuara,
Kembali membuka mata Dunia,
Yang hanya bisa Berduka dan Berdoa,
Kala Dazzal Meraja Lela,
Membinasakan Palestina di Jalur Gaza.

Entah kemana mereka akan Pergi,
Membawa diri yang Hampir Mati,
Sedang Sanak Saudara tiada Lagi,
Mimpipun tiada yang menemani,
Bagai tiada lagi jawaban Yang Pasti.

Aku disini dan dia yang di sana,
Mungkin kah Lagi Dapat bersama,
Bercerita dan Tertawa di alam Maya,
Tentang Rahamat Suci di Bulan yang Mulia.
Dan aku hanya bertanya pada Kecewa yang Melanda.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 15:07:2014)





# MENANTI ASA DAN PURNAMA #

Kelabu mendung Harapan,
Ku jalani pedihnya kehidupan,
Tampa seorang teman,
Menepis semua kekecewaan,
Yang tak dapat terlupakan.

Bagaikan Layang2,
Hilang arah putus Tali Benang,
Lalu jatuh bak Kecundang,
Di antara Padang ilalang,
Tersisih dan terbuang.

Namun aku adalah aku,
Coba menatap Langit Biru,
Walau pun ku tahu Hati ini Beku,
Penuh akan Bayang2 Semu.
Dalam mengejar setiab Rindu.

Ku nanti jua kau menjelma,
Di antara Bintang2 yang Bercahaya,
Menemani ku di setiab Rasa,
Karna engkau lah segalanya,
Yang dapat mengabadikan Cinta.

Tak kan dapat Terpejam Mata ini,
Ku nantikan Purnama Menemani,
Bersama hadirnya Bidadari,
Yang telah lama ku Nanti,
Walau Malam ini kian Sepi.

By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 23:07:2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar