Jumat, 12 September 2014
Kumpulan Pusi Rocky Topan Butar Butar - MENANTI PURNAMA
MENANTI PURNAMA
Ingat malam itu
Pertemuan pertama
Ingat saat itu
Menepis kabut bersama
Berawal gemintang
Berhias hasrat detak gerimis
Lalu akankah hilang
Dalam diam pelan terkikis
Aku masih aku
Lelaki liar berdebar
Aku masih aku
Meretak tak sabar
Beri aku candumu
Sebagai teman kala bermimpi
Beri aku gairahmu
Sebatas pandang mata sendiri
Namun jika padam dan hilang
Beri tanda pada malam dan bintang
Jangan pedulikan gerimis riang
Karena hanya itu tempatku mengenang
Oleh : Rocky Topan Butar Butar
HUJAN
Hujan
Hmm...
Pada paras sepiku
Denting tawa
Dan gurat senyum
Detak nyawa
Dan kisah sekuntum
Bukan dengan aksara
Aku membuai api
Bukan dengan angka
Aku membuai mimpi
Semua mengalir
Tanpa jejak
Semua terukir
Tanpa sesak
Aku abadikan kau
Kau abadikan aku
Ini karma yang kurajut
Sendiri tanpa takut
-untuk tiga...satu menghilang...satu terdiam...satu tenggelam-
Oleh : Rocky Topan Butar Butar
07.00 PAGI
Aku menyisir dinding demi dinding
Dari ruang demi ruang
Rumahku
Menarikan jemari bertinta
Menyelipkan jiwa dan hasrat
Hingga pada kesadaran dingin dapur
Sepasang mata teman hidupku
Memerah
Getar bibirnya bahana dalam lirih
"Tidak bisakah setiap kata abang jadikan gerakan kaki mengkayuh becak?"
Aku diam
Kini
Aku mencoreti jalanan
Dengan peluh
Oleh : Rocky Topan Butar Butar
----------------------------
sekuntum bulan
Menata diri dikegelapan
Menyisipkan kata kata
Sebait mantra
_____________________
dangradangmeredam takrentakmeretak
baralah pada perindudendam
rahasia jantung diam berdetak
_____________________
Sekuntum bulan
Menata diri dikegelapan
Kesepian kesepian
Aku dipujuk arung kenangan
Oleh : Rocky Topan Butar Butar
-------------------------------
AWAL AKU MENGENAL DUA HATI BERBEDA
Karya : Rocky Topan Butar Butar
Aku nyaris melukai nadiku
Setiap kuingat denyut kiriku
Menatap remang langit ruang
Terpuruk disudut kegelisahan
(Kau telah menyakiti aku berulang ulang.
Kau telah melambungkan aku berulang
ulang. Kau telah mengkosongkan aku
berulang ulang)
Aku masih bisa mengingat gumam pada
pelukan hangat diujung senja
Pada bukit pinggiran kota tempat bersua
menyulam dosa
Aku masih bisa mengenang hembusan
nafas pada sela rambutku
Lembut namun menghujam dalam dingin
dan hausnya jiwa
Aku masih bisa mengingat
Kalimat terakhir itu
"Akulah kegelisahan yang kau cari untuk
menemani kegelisahanmu. Maka mari kita
biarkan kegelisahan itu abadi. Karena
jantung kita adalah muara syair malam"
(Kau pun tak kutemukan lagi disenja
berikutnya)
-SMG. 95-96
PUISI UNTUK GURUKU
(kumpulan keluh 1000 kebengalan)
Guruku
Jangan asingkan aku dikelas paling ujung
Hanya karena aku bodoh
Guruku
Jangan bedakan aku karena nilai
Sebab sang juara belum tentu juara
Guruku
Aku yang membuatmu berarti....
Murid
GURUKU
Guruku
Mengajari aku tentang keriuhan
Agar aku merenung dikesunyian
Guruku
Mengajari aku tentang kegelapan
Agar aku menikmati matahari
Guruku
Mengajari aku tentang kekacauan
Agar aku dapat menata ketertiban
Guruku
Mengajari aku tentang kesesatan
Agar aku dapat melangkah lurus
Guruku
Mengajari aku tentang tepuk tangan
Agar aku bisa menderukan Rock N Roll
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar