Minggu, 05 Juli 2015
Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - HINGAR BINGAR
# HINGAR BINGAR #
Kecerahan yang seakan membakar,
Ke indahan yang kian memudar,
Membuat langkah menjadi gemetar,
Di tengah suara hingar bingar,
bercengkrama bersama asab motor yang kotor.
Terlihat oleh ku seorang insan tua,
Yang berjalan bagai tak merasa,
Akan panas mentari yang menyengat kepala,
Bising dan kotor nya udara Kota,
Dia nampak tak memperdulikan nya.
Ingin rasanya segera tau,
Untung ku tak perlu menunggu,
Sayub terdengar dendangan lagu,
Di bibir tua yang tadi kaku,
Bersama Langkahnya yang seakan memburu.
Langkahnya ia hentikan,
Di depan bungkusan roti dan botol minuman,
Sisa2 dari anak jalanan,
yang tadi telah tertinggal kan,
Setelah terjadi sebuah pertengkaran.
Mungkin ini sebagian Wajah2 kota,
Wajah yang di hiasi pengemis tua,
Di penuhi oleh gerombolan Serigala,
Yang datang dengan tangan meminta minta,
dan terlena bersama hingar bingar bisingnya kota.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 28:06:2015
# MALAM KU MENANTI CINTA #
Kemana hendak ku bawa,
Risau hati yang menggoda,
Di antara purnama,
Tentang hakikat Cinta,
Yang kini tak juga menjelma.
Malam kian sunyi,
aku masih sendiri,
menatab malam sepi,
merenungi hidub ini,
yang kini masih menanti.
Adakah kau dapat memahami,
Rasa hati yang ku nanti,
Bukan hanya untuk di malam ini,
Tapi selamanya ku ingin abadi,
hingga sepanjang hayat dapat ku nikmati.
Malam ku yang Gelisah,
Resah kian parah,
Dan aku semangkin lelah,
menanti yang tak kunjung Singgah,
Temani hati yang terluka sudah.
Malam yang ku rindu,
Datanglah menemani sepi ku,
Biar dapat ku nikmati malam kelabu,
Bersama canda mesra ku,
Hingga ku terlelab di dalam peluk kasih sayang mu.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 02:07:2015
# SEANDAI NYA #
Seandai nya ku dapat memandang,
Puaslah ku bersama cahaya terang,
Bicara kan tentang luas nya laut biru yang terbentang,
Akan indah nya kemerlib bintang2,
Diantara kunang2 yang terbang melayang.
Seandainya malam dapat bicara,
Puaslah aku bersama gelab nya,
Dalam menanti asa,
menanti sesak di dada,
Dan kan ku hembus kan nafas gelora,
Bila ku kenang diri mu yang ku puja.
Seandainya dapat ku dengar kan kata,
Tak kan ku dengar lagi kata hina,
Tentang lembah dan angkasa,
Tentang air dan bara,
Tentang cinta yang kini ku rasa.
Dan seandai nya ku mampu,
Tak kan mungkin aku ragu,
Yang tak Ingin menahan rindu,
Biar nada ku kan berirama sahdu,
Dalam menjejaki ruang dan waktu.
Namun cahaya Cinta tak dapat menerangi,
Malam2 ku hanya menangisi mimpi,
Sedangkan kata hina telah merobek hati kini,
Yang membuat diri ku terpuruk di dalam sepi,
Dalam menjejaki rangkaiyan hari2,
Yang memang tak pantas untuk ku pungkiri.
Walau hanya diri mu yang kini ku Cintai dalam hidub ini.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 10:07:2015
# LELAH #
Aku kian lelah,
Menjejaki setiab langkah,
Merangkai sebuah kisah,
Tentang cerita indah,
Tergores bersama syair yang hampir punah.
Ingin rasanya aku pergi,
Tinggal kan sepi ini,
Merajut semua mimpi,
Hempas kan penantian yang tak ingin berhenti,
Rindu yang tak pernah dapat ku akhiri.
Atau harus kah ku terus begini,
Merengungi diri di antara hari2,
Terlena bersama bayang ilusi,
Kemudian terhempas berulang kali,
Dan terpuruk di lembah yang sunyi.
Seandai nya ku dapat mengukir kan asamara,
Kan ku pahat kan di dinding setia,
Biar dapat ku kecap rasanya bahagia,
Memeluk makna akan hakikat cinta,
Yang telah begitu lama aku menantikan nya.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 13:07:2015
# MASIH KAH KU CARI JALAN INI #
Kenapa ku bimbang,
kau yang berdendang,
kau yang membikin aku riang,
kenapa aku yang terkenang,
Dan aku bagai menanti malam menjemput siang.
Ku akui aku selalu rindu,
tentang lamunan ku,
tentang kamu,
menemani malam2 ku yang kelabu,
bersama bayang2 mu.
aku inging bermimpi,
hanya untuk sekali lagi ini,
di malam ini,
malam ku yang menemani,
aku sendiri menatab malam sepi.
rinang ku,
ingin menjemput malam mu,
Tiada yang ingin kan malam kelabu,
begitu juga aku,
Namun ku tak mau itu terjadi padamu,
Seperti malam ku yang telah berlalu sendu,
tapi bayang mu selalu menemani ku,
Yang riak ku selalu ingin menemani ku,
Mungkin itu karena aku masih seperti yang dahulu,
Sayang ku .
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 12:07:2015
# BERCUMBU BAYANG MALAM #
Malam ini,
Rembulan kian menerangi,
Langkah ini,
yang tak ingin berhenti,
Di sela2 remang yang menerangi.
Cahaya Lampu2 kota tertinggal kan,
Hingar bingar terlupakan,
Namun sepi mengundang keresahan,
menemani jiwa yang telah terabaikan,
sendiri menapak bayangan.
Masih adakah rindu,
Dalam menanti hadir ku,
Mengurai selusin cumbu,
yang menghiasi ruang kalbu,
Dalam hening bisu ku.
Hanya Doa,
Pinta yang tak kunjung menjelma,
Dalam Lamunan yang Sirna,
Menjejaki Semua cerita Cinta,
Yang kadang menguraikan air Mata,
Kala sunyi sepi menemani setiab rasa,
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai)
Tanjung Balai 11:07:2015
# PUSPITA KU #
Di antara air laut dan pantai,
Buih ombak bak bunga2 bertaburan,
Menari nari kesan kemari,
Bagai cinta ku,
Yang kini menanti,
Saatnya aku kn kembali.
Oh,,,
Merdunya suara nyanyian camar,
Mengiringi hembusan angin,
Yang membelai kelopak mata ini,
Hingga terpejam di dalam keresahan,
Resah menati memeluk tubuh mu.
Begitu juga kumandang takbir,
Mengalun merdu di dalam angan ku,
Di saat kita bersama,
Mencium harum tangan kedua orang tua,
Ayah bunda mu juga ayah bunda ku.
Oh puspita ku,,
Akan kah diri mu tersenyum,
Mendengar alunan suara hati ini,
Ataukah diri mu bersedih,
Aku tak tau,
Lamunan ku telah merindukan semuanya,
Tentang aku dan kamu puspita ku.
Doa mu,
Penantian,
Menjadi gemuruh kerinduan ku,
Mengiringi kidung senja,
Dan melangkah di antara tabuh beduk berbuka puasa,
Dalam menanti esok lusa,
Aku kan kembali bersama mu puspita ku.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 11:07:2015
# RINDU CINTA #
Kemana Jalan hendak di menuju,
Coba berlari iringi waktu,
sedang lelah terus bercumbu,
Bersama Langkah yang di penuhi debu,
Dalam mencari Sekeping Rindu.
Adakah Duga membawa Bahagia,
Mungkinkah sangka mengundang derita,
Diantara Serpihan pecahan kaca,
yang terhempas di Kala Bencana,
Di kala gelisah ini mendera rasa.
Terkadang ku keluhkan sepi,
terkadang ku sesali mimpi,
Di saat asa ini tak lagi menemani,
Bersama derita hati yang tak ingin berhenti,
Di kala embun2 malam kian menyelimuti.
Musim2 terus berlalu,
Bayangan hidub masih kelabu,
Sedang kan rindu bercumbu waktu,
Membaur Cinta yang hampir beku,
Bagaikan Daun2 yang gugur satu persatu.
Terima kasih Tuhan atas hembusan nafas ini,
Terima kasih atas rahmat yang kau beri,
Aku di sini masih dapat berdiri dan berlari
Dalam mencari sekeping serpihan hati,
Yang kan dapat menemani ku sepanjang Hari.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 25:07:2015
# MALAM MASIH KELAM #
Malam,
Kelam,
Bintang temaram,
aku terdiam,
bersama pikiran yang mencekam.
Malam yang ku lalui,
derab langkah sepi,
Sendiri,
Rasa ingin sembunyi,
Dari semua kata hati.
Mimpi tak seperti janji,
Aku sendiri,
Tiada sahabat yang mengerti,
Untuk di Idul Fitri ini,
Yang ingin ku nikmati.
Dapat kah kau beri salam untuk ku,
Walau setahun kan berlalu,
menyemai Rinduku,
menemani malam ku yang kelabu,
Aku hanya ingin salam mu datang menemani ku.
Namun biarlah malam tampa rembulan,
Kan ku cari jalan keajaiban,
Menemani mimpi kesorangan,
Yang hilang dalam keheninan,
Dalam mencari arti sebuah kehidupan,
Di malam ini bersama Bayang ku yang Telah terlewat kan.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 21:07:2015
# KEMBALILAH KEPELUKAN KU #
Dapat kah kita Bicara,
Hanya empat mata,
Tentang Cinta,
Cinta yang pernah Kita bina,
Yang dahulu begitu Indah ku rasa.
Tersenyum lah pada ku,
Sambut lah Tangan ku,
Semua ini tentang rindu,
Dan jangan lagi kau ragu,
Karena di hati ini hanya ada kamu.
Tiada yang di persalah kan,
Anggab semua itu kesilapan,
yang pernah kita lakukan,
dalam menjalani kehidupan,
Untuk mencapai setiab impian.
Untuk apa kau merasa ragu dan malu,
Seribu kata maaf telah menunggu,
Yang menanti akan hadir mu,
kembali kedalam pelukan cinta ku,
Dalam membina kesilapan yang telah lalu.
Kini tinggal kan lah air mata,
Lupakan dirinya yang membuat mu kecewa,
Aku masih tetab setia,
Untuk mengukir kan rumah tangga Bahagia,
Yang di penuhi sejuta keharmonisan Cinta.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 28:07:2015
# KENARI DAN SEGELAS KOPI #
Kenari,
Terbang lah yang tinggi,
Hampiri sang pelangi,
Nyanyikan senandung Pagi,
Biar dapat ku nikmati dengan Segelah kopi.
Kupu2 yang terbang melayang,
Adakah kau rindukan sang kumbang,
Menari di antara harum nya kembang,
Menanti Mentari menghilang,
Di saat berakhirnya Wantu petang.
Kenari kini engkau di mana,
Adakah engkat tersesat di angkasa,
Atau terlena di dalam rimba,
Sedang Kupu2 telah tinggal kan bunga,
Bersama terik mentara yang mulai terasa.
Keteguk segelas kopi,
Ku nanti kan kenari tak juga kembali,
Hari pun telah meninggalkan pagi,
Nyanyian merdu kenari tak lagi ku nikmati,
Sementara hari2 ku kan terus menagih janji,
Untuk memenuhi kebutuhan hidub ini.
Selamat tinggal kenari,
selamat tinggal mentari pagi,
Tiada lagi pelangi,
Tiada lagi Kupu2 yang terbang menari,
Walau ku masih menanti kan pagi kembali,
Bersama Kenari dan segelas kopi.
By : LUmbang KAyung (Kamaluddin)
Tanjung Balai 28:07:2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar