BELENGGU WAKTU
Mengapa kau masih bertanya siapa diriku
Sedangkan waktuku yang berlalu
Itu bersamamu
Dan segala kisah kita yang kini sirna,
Itu semua hilang seiring bayangmu
Mengapa kau masih bertanya kenapa aku masih tetap nencintaimu
Meskipun kini kau tlah berlalu dari hidupku
Karna apa?
Cinta itu tak mengenal waktu
Bilapun cintamu padaku terbentur jemu
Itu tak berarti mampu hancurkan cintaku padamu
Dan bila itu terjadi
Maka aku hanya ingin putih tulangku
07 agustus 2015
SISI MANUSIAWI
Menangislah sekelas kerasnya
Karna menangis itu bukan menunjukkan kita lemah
Namun menangis adalah sesuatu yang manusiawi
Yang mengajarkan kita tentang kejujuran
Setidaknya jujur pada hati dan diri kita sendiri
Siapa yang menganggap menangis bukan dewa penolong
Dari keadaan yang telah terjadi
Apa mereka mengerti
Jika air mata itu bukan ajimat sakti
Tapi tanpa air mata
Apakah kita bisa dianggap miliki hati?
Dan ketika tak lagi ada air mata
Apakah benar kita telah mampu miliki seluruh mimpi
Dan semua itu bisa terwujud sebagai sebuah bahagia yang pasti?
" Semoga air mataku yang kemarin sempat luruh kebumi
Bisa membuatmu paham dan mengerti
Jika kau satu dan tak terganti "
SEPENGGAL LARA
Sesuatu yang bernama cinta itu telah
kubunuh mati
Jasadnya aku tinggalkan diantara puing puing kenanggan
Diantara sisa sisa peradaban bernama perasaan
Karna apa?
Cinta terlalu egois
Mengikatkan kecemburuan di tiap jengkal tubuhku
Dan dia selalu mencambuk hatiku dengan duga
Aku tak tahan
Aku kehilangan akal dan pemikiran
Aku berontak, aku teriak
Aku patahkan angan tentang kebahagiaan yang pernah kita impikan
Dan aku hunjamkan kenyataan
Tepat di antara dada dalam perasaan
Ia roboh dan aku biarkan dia binasa
Karna kau lebih suka melihat cita
Dan aku memilih terluka
Bagiku luka hari ini
Lebih bisa menjadi dewasa
Pada esok dan selanjutnya
Sebelum cinta yang kujaga merenggut nyawa pada episode kita selanjutnya
Jasadnya aku tinggalkan diantara puing puing kenanggan
Diantara sisa sisa peradaban bernama perasaan
Karna apa?
Cinta terlalu egois
Mengikatkan kecemburuan di tiap jengkal tubuhku
Dan dia selalu mencambuk hatiku dengan duga
Aku tak tahan
Aku kehilangan akal dan pemikiran
Aku berontak, aku teriak
Aku patahkan angan tentang kebahagiaan yang pernah kita impikan
Dan aku hunjamkan kenyataan
Tepat di antara dada dalam perasaan
Ia roboh dan aku biarkan dia binasa
Karna kau lebih suka melihat cita
Dan aku memilih terluka
Bagiku luka hari ini
Lebih bisa menjadi dewasa
Pada esok dan selanjutnya
Sebelum cinta yang kujaga merenggut nyawa pada episode kita selanjutnya
Joglo 26 agustus 2015
Lagu Diantara senjaku
Apa kabarmu matahariku?
Apakah kini kau tengah terlelap diantara rindumu padaku?
Matahariku.
Setelah kepergianmu,
Gelap rinduku
Dan ketiika kau benar tenggelam,
Aku hanya bisa mengucap pelan, "MATAHARIKU"
Kutunggu fajarmu datang
Beriku terang
Rinduku hilang
Apakah kini kau tengah terlelap diantara rindumu padaku?
Matahariku.
Setelah kepergianmu,
Gelap rinduku
Dan ketiika kau benar tenggelam,
Aku hanya bisa mengucap pelan, "MATAHARIKU"
Kutunggu fajarmu datang
Beriku terang
Rinduku hilang
Bekasi 21 September 2013
YANG BISA KU KUKATAKAN
Memang aku liar
Memang aku sedikit jalang
Aku tak akan membantah
Dengan dalil dalil yang memang aku tak paham
Dan aku takan berusaha membuat alibi agar aku dianggap benar
Bagiku salah ataupun benar itu hanya sebentuk prilaku/perbuatan
Dan yang berhak menilai salah ataupun benar
Bukan kita sesama insan
Melainkan sang kuasa pencipta alam
Dan apakah kita sadar jika jalan hidup kita telah ditentukan
Bahkan sebelum kita dilahirkan
Meski diberikan pilihan
Memang aku sedikit jalang
Aku tak akan membantah
Dengan dalil dalil yang memang aku tak paham
Dan aku takan berusaha membuat alibi agar aku dianggap benar
Bagiku salah ataupun benar itu hanya sebentuk prilaku/perbuatan
Dan yang berhak menilai salah ataupun benar
Bukan kita sesama insan
Melainkan sang kuasa pencipta alam
Dan apakah kita sadar jika jalan hidup kita telah ditentukan
Bahkan sebelum kita dilahirkan
Meski diberikan pilihan
Joglo 26 agustus 2015
Jakarta barat
Jakarta barat
KABAR SENJA
Seperti biasa
Senja masih menjelma bersama merah saga biang lala
Ada sejumput harap disana
Tentang esok, tentang lusa
Yang akan datang
Tentang bahagia
Yang kita tebarkan sebagai cita
Semoga, apa yang kau harap
Sama halnya dengan mimpi yang masih ku punya
Bukan untuk merengkuhmu dalam bahagia itu
Tapi
Menatapmu bersama bahagia itu
Memang terluka
Tapi itu biasa
Satu hal yang luar biasa
Aku bisa melihatmu bahagia
Meski dengannya
Karna mencintaimu telah menjadi nyawa
Dan matikan cintaku padamu
Aku tiada
Semoga kau tau aku telah menjadikan bahagiamu do'a
Dan bahagiaku
Kan dinikmati secukupnya
Senja masih menjelma bersama merah saga biang lala
Ada sejumput harap disana
Tentang esok, tentang lusa
Yang akan datang
Tentang bahagia
Yang kita tebarkan sebagai cita
Semoga, apa yang kau harap
Sama halnya dengan mimpi yang masih ku punya
Bukan untuk merengkuhmu dalam bahagia itu
Tapi
Menatapmu bersama bahagia itu
Memang terluka
Tapi itu biasa
Satu hal yang luar biasa
Aku bisa melihatmu bahagia
Meski dengannya
Karna mencintaimu telah menjadi nyawa
Dan matikan cintaku padamu
Aku tiada
Semoga kau tau aku telah menjadikan bahagiamu do'a
Dan bahagiaku
Kan dinikmati secukupnya
Sumpiuh 25 agustus 2015
Romansa
Jika bahagia yg coba kucipta
Tak mampu buatmu nyaman dalam rasa
Haruskah aku bertaruh nyawa
Agar kau percaya jika rasa yg selama ini ada
Tak pernah jauh dari hasrat tentang kita
Sebuah cerita yg bermuara pada sebuah norma
Dan kita menjadikanya sajian nikmat masa
Tanpa pernah kita tanya
Apa yg membuat kita tetap menikmatinya,
Apa kau menganggap aku miliki semuanya dan berharap menjadi kelopak sempurna bahagia?
Atau bahkan kau menganggap aku sebuah jiwa durjana dan kau inginkanku menjadi sempurna
Hingga kau berharap bisa menggantungkan cita
Diantara luka yang kupunya
Bagiku, kau adalah sebuah kenyataan pahit,
Namun ,aku nikmati itu semua,
Sebab, pada suatu ketika aku pernah berharap pada putaran masa
Agar apa yg kurasakan bisa sesuai dengan apa yg diinginkanya.
Tapi apa?
Kenyataan terlalu perkasa
Untuk kukalahkan menjadi rasa biasa
Hingga ahirnya
Cinta yg kuharap bisa bertahta
Sepertinya harus rela meregang nyawa
Demi sebuah kenyataan dan aku tau itu NORMA
Masihkah kau ingin bertanya?
Sementara aku letih ceritakan luka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar