Kamis, 15 Desember 2016
Kumpulan Puisi Sri Handatani - KIDUNG WAKTU
TENTANG TAKDIR KITA
By ; Srihan
Aku masih bersenandung
Tentang harumnya waktu yang bergulir
Bersama belaian rindumu
yang lembut mengelus detik-detik waktu
Yang mewarai helaan napasku
Jantungku masih sangat merah
di bakar semangat
Esok Tuhan kan kirimkan sekantung kebahagiaan buat kita, kekasih
Ya... Kita adalah musyafir lelah
yang terkadang di tampar kejamnya Kehidupan yang kadang tak ramah pada kita
Tersenyumlah kasih
Roda kehidupan ini akan bergulir dengan adil diatur oleh Nya
Pergantian hari , esok pasti merubah warna
hidup kita ...
Biarlah hari ini mereka tersenyum pongah
dengan suksesnya ...
Tapi esok giliran kitalah yang akan tertawa lepas mereguk secawan bahagia
dalam goresan takdir yang manis
yang telah tercatat dalam hidup kita
Biarlah saat ini
kita masih menjadi musyafir Tuhan
yang terseok -seok melangkah
di menuju jembatan pelangi kebahagiaan
Namun esok jembatan pelangi
dan pulau bahagia itu pasti menjadi milik kita
Tersenyumlah wahai kekasih
Mari terus bergandeng tangan
tuk kuatkan langkah dan hati kita
Karena Tuhanpun sedang tersenyum
Melihat langkah langkah kecill kita
menapaki waktu terbungkus sabar dan do'a
#edisi_semangat_merah
Kota kembang 15-12-2016
KIDUNG WAKTU
By ; Srihan
Jangan tersenyum jika kau lihat
Aku masih duduk di sini
di sudut labirin waktu
Sungguh aku bukan sedang menantimu
Juga aku bukan sedang menziarahi makam cinta kita dulu ....
Jangan tanya apapun lagi padaku
Juga jangan tanya tentang cinta kita
Ia telah mati di timbun gundukan waktu
aku telah menyembelihnya
dengan pisau batinku yang berkarat
Saat ia menjerit meregang nyawa sekarat
Kemana saja kau ??
Aku bahkan berteriak memanggilmu
Bagai petir menyambar pepohonan
Kuharap kau datang selamatkan cinta kita
Dan cinta itu menggelepar sekarat
Lalu kopotong nadinya yang pucat lesi
Ku kuburkan ia bersama malam hitam
bersama lolongan anjing di kampung seberang ...
Ku tutup lakonan cinta kita di malam buta
Kutaburkan sebait doa dan bunga kenanga
Pada kuburan cinta kita ...
Namun malang, sejurus kepergianku
Kawanan burung Kondor datang
Memangsa bangkai cinta kita
bersama kafannya yang menghitam
Tandas tak bersisa ....
Lalu apa lagi yang dapat kupertahankan ?
Semua telah musnah
Luluh lantah di telan takdir
Langkahku terseok - terhuyung
di tampar suratan nasib yang kelabu
Hingga sesosok malaikat datang meminjamkan
Sepasang sayapnya padaku
Agar aku terbang dari perihnya nasib ....
Untuk apa lagi kau datang padaku
Kau adalah sejarah usang yang menghitam
Waktu telah memulas perih sejarah hidupku
Bersama tinggi hatimu
Jilka aku masih duduk di sini
Aku bukan sedang menunggumu
Aku sedang menunggu malaikatku
tuk mengembalikan sepasang Sayapnya
yang telah di pinjamkan padaku...
#kidung waktu 15-12-2016
KEKUPU DI HITAM MALAM
By ; Srihan
Kupu kupu terbang di hitam malam
Terbang tanpa sayap
Entah sayapnya jatuh di mana
Mereka tak harum mawar ataupun melati
Tubuh mereka pekat bau keringat
dan kepenatan zaman
Matanya tak terrtarik pada kuntum mawar
dan melati ..
Mata mereka terbelalak buas dan liar
Menatap dompet yang tebal
Karena itulah "madu",yang diburu
Kekupu malam ....
Di mana sayapmu
Tidakkah kau lelah terbang di sudut sudut malam...
Kau taklukan para lelaki di kalutnya peradaban
Mereka tersesat di lekuk tubuh mu
Namun kau pun tersesat di sudut kota
dengan hiruk pikuknya zaman
tanpa berbekal iman ...
Pekatnya malam adalah pekatnya hidupmu
Lalu para hidung belang bertekuk lutut
di ujung jemari kakimu
yang gamang melangkah
pada gulitanya kehidupan
#17-12-2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar