RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Rabu, 28 November 2018

Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - MASIH TENTANGMU



@ MASIH TENTANGMU @

Masih, kupinang rindu di altar malam
Jemari hati erat menggenggam
Meski dibui dalam jeruji sepi
Ditikam lara hingga sanubari

Masih, tentangmu sang jelita
Nan ronakan pelangi ufuk senja
Nan nyalakan lentera di gulita
Hingga aku, luluh di titik nadir

Masih, rintihku tanpa rupa daya
Kala tanpamu dalam dekapku
Nanar, pijar nyala netra
Tuk mengatup, aku tak mampu

Masih, aku pasti kembali
Tuk anyam rindu di atas tilam
Berbenang sutera dari surgawi
Hingga usai parade mimpi di ujung malam

#DewaBumiRaflesia_14_11_18





@ MERDEKA DI TENGAH RIMBA @


Di tengah waktu yang tak pernah ambigu
Kulalui jalanan licin berbatu
Antara dinding tebing yang nyaris tumbang
Dan jurang yang seakan tak berujung

Celoteh binatang hutan
Derit pepohonan
Asri alam negeriku
Masih seperti ratusan tahun lalu

Bolehkah kutanya padamu
Telah berapa lama negeri ini merdeka
Entahlah, yang kutahu
Mereka hanya kenal kata merdeka

#DewaBumiRaflesia_07_04_18





@ DIMENSI SEPI @


Bayu, merdu mengulum rindu
Hening, dijaring pucuk pilu
Pada altar malam meremang syahdu
Raga renta pun kian sayu

Senyum, lekat di dinding hening
Kian erat, enggan hengkang
Meronca, ukir warna di sudut netra
Pelangi aneka pesona cinta

Kupeluk, dengan rasa buta
Terbangkan fatamorgana asa
Sesat, terlunta di rimba pengembara
Dibui, dalam jeruji dimensi asmara

Usah henti tuk mengunyah
Agar tau aneka rasa
Biarkan, cemeti rajam gundah
Tak kan lekang, hingga akhir masa

#DewaAde Saputra Sunankaligandu berada di Aceh.





DIKSI DI SUDUT NEGERI


Kubisik cinta, di sisa hela napas tersisa
Ketika giris dicumbu gerimis
Di beranda malam yang lupa beri warna
Hingga sunyi kian mengiris

Aku, masih terjaga
Merenda sebait aksara
Pada remah-remah basah
Yang nyaris tak terjamah

Lihatlah, masih tersisa jejak telapak
Dari ribuan jemari kaki yang membengkak
Tertusuk onak pohon ambigu
Buah karya pemburu nafsu

Lihatlah, panorama tanpa cedera
Lukisan SANG maha karya
Indah, tanpa cela
Begitupun kita, tanpa sengketa

#DewaBumiRaflesia_17_11_18
BumiRaflesia_23_04_18





@ DIMENSI SEPI @


Bayu, merdu mengulum rindu
Hening, dijaring pucuk pilu
Pada altar malam meremang syahdu
Raga renta pun kian sayu

Senyum, lekat di dinding hening
Kian erat, enggan hengkang
Meronca, ukir warna di sudut netra
Pelangi aneka pesona cinta

Kupeluk, dengan rasa buta
Terbangkan fatamorgana asa
Sesat, terlunta di rimba pengembara
Dibui, dalam jeruji dimensi asmara

Usah henti tuk mengunyah
Agar tau aneka rasa
Biarkan, cemeti rajam gundah
Tak kan lekang, hingga akhir masa

#DewaBumiRaflesia_23_04_18





@ DIKSI DI SUDUT NEGERI @

Kubisik cinta, di sisa hela napas tersisa
Ketika giris dicumbu gerimis
Di beranda malam yang lupa beri warna
Hingga sunyi kian mengiris

Aku, masih terjaga
Merenda sebait aksara
Pada remah-remah basah
Yang nyaris tak terjamah

Lihatlah, masih tersisa jejak telapak
Dari ribuan jemari kaki yang membengkak
Tertusuk onak pohon ambigu
Buah karya pemburu nafsu

Lihatlah, panorama tanpa cedera
Lukisan SANG maha karya
Indah, tanpa cela
Begitupun kita, tanpa sengketa

#DewaBumiRaflesia_17_11_18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar