Pagi itu saat gerimis mulai membasahi jalan. Jarum jam menunjukan pukul 0.8 pagi. Dengan malas kulangkahkan kaki kekamar mandi. Ada rasa malas menyeruak di hati. Tapi hari ini aku harus hadir karena tuntutan pekerjaan dikantor. Cuaca semakin dingin gerimis berubah menjadi rintik hujan membuatku semakin malas untuk beranjak dari duduk ku.
Tiba - tiba telefon itu bordering.
“Assalamu'alaikum Pe”, begitu suara terdengar dari seberang sana.
Kemudian telefon di tutup. Dalam bingung hati bertanya....ada apa ya???
Satu jam kemudian SMS bordering. Ah.....ada apa ini?? Pertanyaan dan tuduhan bertubi menyerangku. Rintik hujan semakin deras. Sederas airmata yg mengalir di pipi. Aku semakin bingung dengan semua tuduhan yang tak beralasan.
“Pe.....”, tiba - tiba sebuah sentuhan mengusap pipi.
“Pe ada apa? Kenapa matamu sembab?”
Pe semakin terisak saat pelukan hangat itu mendekapnya. Pe melihatkan SMS itu pada orang terkasihnya. Ada kecewa saat itu ketika kepercayaan di sia siakan ketika tuduhan seperti terdakwa. Entah apa yang terukir dipikiran mereka sehingga begitunya mereka memusuhi Pe tanpa harus bertanya dulu.
Pe bingung, terbesit tanya dalam kecewa. Ujian apa lagi ini? Pe menyadari setiap yang beriman itu pasti di uji. Pe tak pernah menyalahi takdir namun begitulah roda kehidupan.
Hari berlalu waktupun berganti pe berusaha untuk tetap tegar dg semua ini. Dia hanya selalu teringat akan masa masa indahnya dulu ,waktu masih bersama orang tua yang mencintainya. Hidupnya yang selalu bahagia jauh dari kesedihan, namun itulah hidup. Saat orang lain tak bisa menilai. Hanya mendengar dari mulut ke mulut tanpa harus mencari kebenaran.
Pe satu pesanku untuk mu. Bersabarlah karena kebenaran itu akan terungkap. Dan biarkan waktu membuktikan semuanya
Didunia engkau kalah akhirat adalah kehidupan mu. Tetap istiqamah.....Selalulah menjaga ukhuwah.
*****TAMAT*****
Cerpen –
SEPENGGAL TANYA DALAM KECEWA
Penulis : Riri Eka Putri