Sisa hujan semalam masih membasahi jalan. Kupercepat langkah ini menuju perantara Rumah Sakit , suara itu masih terngiang di telingaku, ketika kumelewati ruangan operasi.
Ops hampir saja ruang pendaftaran itu terlewati.
“Ada yang bisa dibantu dek?”, sebuah suara mendekatiku dengan tanpa basa basi.
Aku pun mengangguk,”iya bu,"
Aku masih bengong berdiri diruang pendaftaran tiba tiba, kenangan itu kembali mengusiku.
“Ini anak ibu ya?”, dokter itu bertanya sambil menunjuk ke arahku,
“Iya dok, anak perempuan saya satu satunya, karena dia saya bertahan untuk menjalani pengobatan ini. Dokter? berapa lama saya bisa bertahan?”
“Itu semua tergantung semangat ibu ya. Semoga pemeriksaan hari ini berjalan lancar.” Dengan tetap semangat kuyakini itu, dalam hati semua akan baik baik saja.
“Sekolah dimana anak ibu ya?”, tiba tiba dokter itu bertanya lagi,
“Di sekolah kejuruan dok.”
“Di kota ini bu?”, suara itu kembali terdengar lirih.
“Iya dok, ini baru nyampe pagi ini.”
“Ooo semoga ada yang bisa merawat ibu nanti ya.....”
“Dek?”, suara itu kembali membuyarkan lamunanku.
“Eh iya bu”, tanpa kusadari aku telah hanyut bersama masa lalu,sehingga aku sendiri lupa kalau ada urusan ke Rumah sakit ini,
“Ma'af dek untuk hari ini pelayanan Rumah sakit sudah tutup esok saja kembali ke sini lagi ya?”
Dengan masih berharap aku pun beranjak pergi dengan perasaan galau dan aku memutuskan untuk kembali pulang.
*****
Kenangan itu selalu saja menjadi selimut tidurku. Hari berlalu, waktu berganti, wajah ayu itu selalu dekat di ingatanku. Perempuan tegar yang teramat baik bahkan semua orang mengakui kebaikan beliau. Perempuan yang kupanggil Mama
yang selalu membimbingku dan setia mengajariku madrasah bagi kami. Perempuan yang paling istimewa di mata papa, namun Allah lebih menyayangi beliau.
*****
Mama...., sejuta cinta telah kau persembahkan ke arena hidupku dulu. Kini telah berbuah tanggung jawab yang membuat hidupku berarti. Lima tahun bukan waktu yang singkat untukmu berjuang melawan kesakitan karena Ca Mamae yg menggerogoti tubuhmu. Mama selalu berjuang demi kami anak - anak mama, namun takdir itu tetap berkata lain. Kini kenangan demi kenangan itu selalu menari di sudut mimpi.
Terimakasih Mama telah menjadi ibu yang terbaik buat kami.
*****TAMAT*****
Cerpen –KENANGAN ITU
Penulis : Riri Eka Putri
PADANG 3 september 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar