RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 26 Januari 2017

Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - AKU RINDU


BILA AKU MAMPU,
CINTA KU ADALAH IBADAH,
BUAK KAMU DAN DAN AKU,
DENGAN ILHAM MAWADAH SAKINAH DAN WAROHMAH.

By : LUmbang Kayung


--------------------------------


Buat apa bicara,
Bila tak sanggup memikul beban,
Kan lebih baik tersenyum tampa suara,
Dari pada nenjadi kegelisahan ,
Yang selamanya bertatahta di dada,
Bila itu bukan untuk kebersamaan.

Aku cinta Indonesia,
Aku cinta Pancasila,
Bukan angkara yang menjadikan kami murka.

By : LUmbang KAyung





# AKU RINDU #


Hujan turun lagi,
Aku sendiri,
Sunyi dan sepi,
Semoga dapat ku lalui,
Di malam ini,
Sebelum terbit nya mentari.

Ada lamunan,
Menemani lelah ini,
Walau berteman kan hujan,
Aku masih menanti embun pagi,
Biar pun kini di dalam kegelisahan,
Aku terus menanti.

Selamat malam lamunan,
Selamat malam kenangan,
Di dalam kerinduan,
Dalam kegersangan,
Aku menanti impian,
Bersemi menemami kebahagiaan.

Mungkin langkah ku telah terhenti,
Jalan ku berbatu,
Aku pun tak dapat berlari,
Mengejar sepintas banyangan semu,
Tentang mimpi yang ku nananti,
Menemani setiap pejaman kelopak mata ku.

By : LUmbang KAyung




# SEBERKAS IMPIAN #


Di cerah nya mentari pagi.
Ku gapai kan impian,
Aku ingin berlari,
Mengejar kehidupan,
Mengejar janji janji,
Untuk menggapai ke bahagiaan.

Akan kah ku melambung tinggi,
Akan kah ku tembus awan awan,
Di antara pelangi,
Ku tulis kan nada kemenangan,
Dari setiap buayan mimpi,
Yang menemani rembulan.

Burung burung kian berdendang,
Embun embun kini menghilang,
Aku sadar dari lamunan yang datang,
Tak mungkin ku terbang tinggi melayang,
Tak akan terhapus rasa bimbang,
Meninggal kan bayang bayang.

Terima kasih Illahi,
Aku masih mampu berjalan,
Di atas telapak kaki ini,
Yang ingin menggapai seberkas harapan,
Walau keringat ini terus membasahi,
Walau memikul beratnya beban kehidupan.

By : LUmbang KAyung.
Tanjung Balai 12:02:2017




# SENYUM MANIS MU #

Dalam duka,
Ku tinggal kan cinta,
Dalam suka ria,
Ku kabar kan bahagia,
Supaya tiada air mata,
Menetes di wajah mu nan manja.

Semua ini ku lakukan,
Dari rasa sayang,
Ke ikhlasan,
Kesetiaan yang tak menghilang,
Akan menjadi perjuangan,
Perjuangan ku yang panjang.

Terus lah memberi kan ku,
Indah senyum manis mu,
Hanya itu yang ku mau,
Yang selalu ku rindu,
Dari mu,
Bidadari surga ku.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 13:02:2017






# AKU TAK LUPA #

Demi indonesia,
Demi pancasila,
Dan demi bineka tunggal ika,
Agama di sini hanya lima,
Ahok komonis nyata,
Ahhh bagai mana Bpk presiden kita?,
Apakah ulama yang cinta di indonesia,
Menjadi tumbal negara,
Atau itu sudah mulai biasa.
Dari sikap mereka itu semua,
Dan yang aku tau hanya,
Aku cinta pancasila dan indonesia.

By : LUmbang KAyung





# DAHULU PERNAH ADA DERITA #


Dahulu pernah ada,
Pejuang pembela bangsa,
Pahlawan pembela Pancasila,
Walau berbeda suku dan agama,
Demi merah putih Indonesia,
Mereka rela berkoban kan nyawa.

Dahulu pernah terjadi,
Pemghianatan Pki,
Pancasila di hina dan di caci,
Merah putih di nodai,
Sedang kan Indonesia di dustai,
Meninggal kan kenangan derita Pahlawan Repolusi,

Kini telah terjadi,
Rakyat di adu domba,
Ulama tersakiti,
Teror meraja lela,
Atau ini semua sudah menjadi budaya NKRI,
Sedang kan sang pemimpin diam saja.

Aku hanya bisa bersuara,
Aku hanya bisa berdoa,
Semoga merah putih dan pancasila,
Tak lagi ternoda dan di nista,
Dan semoga aku tak lupa,
Derita yang pernah terjadi di Nusantara Indonesia.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 10 : 02 : 2017





# SAYANG KU TAK PERNAH HILANG #


Debur ombak berlalu,
Lebur menghantam tajamnya karang,
Dan sang bayu pun mederu,
Mengiringi burung burung berdendang,
Namun di situ ada air mata duka pilu,
Menatap luasnya lautan yang terbentang.

Ku coba untuk menyapa,
Ku coba untuk bertanya,
Ku hiburkan dendang asa,
Namun lebur bersama air mata,
Dan hilang besama lara,
Tenggelam tampa suara.

Entah sampai kapan,
Tangisan itu reda,
Atau sampai tenggelam nya rembulan,
Aku tetap menemani nya,
Menatap lautan,
Mengenang kasih nya yang kini tiada.

Lihat lah aku disini,
Rasa lah cinta yang pernah ku beri,
Untuk apa menangis lagi,
Kembali lah kepelukan ku ini,
Dan mari kita ulang kembali,
Rasa cinta yang pernah kita miliki.

Buang lah duka lara itu,
Mari kembali bersama ku,
Karena aku tak kan jemu,
Menyanyangi mu sepanjang waktu,
Semua itu telah ku laku kan untuk mu,
Semenjak diri nya kau pilih menjadi kekasih hati mu.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 09 : 02 : 2017





# INSAN DAN MALAM #


Lelah ku menerpa,
Embun yang menyelimuti,
Kunang kunang yang memberi cahaya,
Tak memberi ku simpati,
Tentang arti gelora,
Yang kian mengundang sepi.

Entah apa arti mimpi,
Yang melelap kan ku nanti,
Di malam ini,
Dan ku sambut pagi,
Walau dinginnya malam ini,
Kian menghantui.

Tapi yang ku tau,
Esok mentari kan menemaniku,
Bangun kan ku,
Sadar kan ku dari mimpi semu,
Mimpi yang bisa menjadi kan ku ragu,
Tentang gita cita rindu.

Esok ku kan melangkah lagi,
Menerobos mimpi,
Mimpi mimpi yang tak ku mengerti,
Yang akan terus menemani,
Menemani ku di malam ini,
Hingga esok mentari menagih janji.

By : LUmbang KAyung





# UMPAMA MENTARI #


Andai aku kamu,
Apa yang kau mau,
Tentang sepi ku,
Hening membisu,
Nyanyian jangkrik kan mengusik mu,
Di malam kelabu.

Aku juga rindu,
Saling merayu,
Bercumbu,
Juga tentang waktu,
Yang terus mengganggu,
Menjadikan perjuangan ku dan kamu.

Tapi entah di mana,
Ku cari impian ini,
Impian yang bisa menjadi nyata,
Terus kan menemani,
Rasakan asmara,
Bersama kebahagiaan yang ku cari.

Namun kini,
Embun menyelimuti,
Dan lamunan ini,
Melahir kan satu janji,
Seumpama mentari,
Selamanya ku menyinari pagi.

By : LUmbang KAyung




# AKU MULAI LUMPUH #


Terkapar,
aku terdampar,
Hingar,
Bingar,
Tampa sadar,
Kini telah menjadi kabar.
Rapuh,
Runtuh,
Luluh,
Aku terjatuh,
Dan ku coba lagi Menempuh,
Bersama kaki ku yang kian Lumpuh.
Aku cemas,
Aku lemas,
Gejolak yang kian memanas,
Tak jua dapat tertumpas,
Sementara aku mulai terhempas,
Di tajam Bebatuan Cadas.
Selamat siang dunia,
Selamat siang Nusantara,
Segores Catatan Kini kian murka,
Dalam melawan huru hara,
Yang semangkin meraja lela,
Di dunia Dalam Nusantara Indonesia.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 20:02:2017





# MENINGGALKAN SENJA #


Mendung,
di mana mentari,
Apakah dia berselubung,
Sembunyi di langit tinggi,
Atau dia bingung,
Menatap Kehidupan ini.

Hujan,
Akankah membasahi bumi,
Batasi sebuah perjalanan,
Mengundang mimpi mimpi,
Dalam lamunan,
Di dalam hasrat hati.

Entah bagai mana cerita malam,
Senja kiang menghilang,
Dan sinar mentari telah tenggelam,
Bersama rasa bimbang,
Di saat menatap malam temaram,
Di antara tarian cahaya kunang kunang.

Biarlah resah yang bebicara,
Biarlah pungguk yang bersuara,
Aku Hanya manusia biasa,
Yang larut dalam jeritan jiwa,
Jiwa yang terlunta lunta,
Di kala malam meninggalkan mentari senja.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 03:032017





# MISTERI CINTA #


Aku berlari,
Dalam petualangan,
Menelusuri pantai,
Menerobos hutan,
Hanya mencari sebuah misteri,
hingga ku terkapar keletihan.

Ku coba mengukir bebatuan,
Dalam kelelahan,
Namu tiada yang dapat ku gambarkan,
Semua hanya menjadi goresan,
Goresan kekecewaan,
Yang tak dapat ku kabar kan.

Di mana?,
Sebening embun,
Biar dapat ku baca,
Arti sebuah ke bahagiaan,
Yang ku damba,
Yang ku impikan.

Aku kian leleh berkorban,
Misteri tak jua ku pecah kan,
Atau ini sudah menjadi takdir kehidupan,
Yang hanya menelan kekecewaan,
Di dalam mencari ke bahagianan,
Impian yang selama ini ku dambakan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 02:03:2017





# SEBELUM MENTARI TENGGELAM #

sayup terdengar.
Nun di kejauhan.
Deru air mengalir.
Di balik bebatuan.
Dan di dalam sadar.
Ku kagumi keindahan.

ku tatap lagit yang tinggi,
Berhiaskan warna warni pelangi,
Dan aku tak sendiri.
Kicau burung burung menemani.
Menari terbang kesana kemari.
Di antara pohon pohon yang tinggi.

Aku terpesona.
Rasanya tak ingin pergi.
Walau hari mulai senja.
Walau diri mu Tak menemani.
Ada kekaguman yang terus menggoda.
Bersama redupnya sinar mentari.

Sebelum ku beranjak pergi.
Ku sebut nama mu.
Ku tulis kan syair puisi.
Tentang kasih sayang kau dan aku.
Juga tentang keindahan yang kan abadi.
Di dalam belaian hembusan sang bayu.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 27:02:2017





# CINTA KU BAYANGAN MU #


Kemana pun aku pergi,
Bayang mu terus menemani,
Tiada berhenti,
terus mengikuti,
Hingga kini,
Bersama ku di sini.

Kepada siapa ku bertanya,
Kepada angin ku kabarkan,
Kepada dinding batu yang menggema,
Ku kabarkan kerinduan,
Ku luah kan derita di dada,
Di dalam kesendirian.

Harus bagai mana,
Menikmati Kabut yang menyelimuti,
Sedangkan Impian dan asa,
Hilang bersama mentari,
Dalam dilema rasa,
Cinta yang tak dapat ku pungkiri.

Salah kah aku,
Hanyut bersama bayang mu,
Berdosa kah aku,
Bila aku rindu,
Sedangkan aku tak kan Mampu,
Untuk dapat memiliki mu.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 26:02:2017





# RUMPUN KEBERSAMAAN #

Daun daun berguguran,
angin berhembus perlahan,
Apakah pohon kekeringan,
Atau kemarau berkepanjangan,
Sedangkan mendung membawa hujan,
Dan aku telah lelah berpikir semalaman.

Masih ada pohon baru,
Tumbuh dan mulai bersemi,
Di situ,
Di dalam hati,
Di hati mu,
Para penerus generasi.

Angin kan berhembus bagai kan topan,
Hujan kan turun Mengikis pegunungan,
Dapat kah kita hentikan,
Atau sekedar menjadi tontonan,
Sementara Mereka tertawa cengengesan,
Duduk di singgasana kepikunan.

Mari kita ulurkan tangan,
Lengan baju kita singsingkan,
menyambung napas yang berjauhan,
Memberikan Satu kehidupan,
Yang telah di berikan tuhan,
Hingga derita nusantara dapat terhentikan.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 24:02:2017





# MARI KAWAN #

Apa yang dapat ku rasa,
sang bayu membelai ku,
irama Tawa dan canda,
Mengundang rasa pilu,
Entah mengapa,
Tapi semua tau.

Aku dapat melihat Kesana,
Aku bisa mendengar nya,
Dari Tanah nusantara,
Bergejolak rasa kecewa,
Bergemuruh di dalam dada,
Tentang mereka aku dan kita.

Apa sebenarnya terjadi,
Aku mulai tak mengerti,
Agama yang di nodoi,
Ke agungan nusantara tersakiti,
Tapi mereka masih dapat tertawa tertiwi,
Atas air mata Negara nya sendiri.

Mari kawan,
Kita bina ke aneka ragaman,
Kita bina adat budaya yang berketuhanan,
Kita tidak saling mencari kesalahan,
Dari Semua kekecewaan,
Yang sudah di tentukan tuhan sebagai Ujian.

By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:02:2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar