Senin, 07 Maret 2016
Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - SEGORES ARTI
# TIADA DI SANGKA #
Lama di nanti menemani rasa,
Putik menjelma mulai berwarna,
Kalau lah jiwa sudah terpesona,
Bunga di taman tak kan di lupa.
Terbang lah tinggi si burung dara,
Hinggab sebentar di pohon nangka,
Tiada di sangka tiada di duga,
Cinta menjelma berbuah kecewa.
Perahu tersandar di batuan karang,
Nelayan resah bercampur bimbang,
Kalau lah idaman berkatakan kecundang,
Di simpan tak guna di buang sayang.
Sebatang pohon ku jadi kan sampan,
Hendak di bawa melintasi lautan,
Lama menanti di akhir jawaban,
Rupanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Burung dara tak lagi terbang nya tinggi,
Getah nangka merekat di kaki,
Menarik diri tinggal lah sesal di hati,
Rupanya cinta di nanti sekadar mimpi.
Jalan berliku di penuhi duri,
Jurang yang dalam telah menanti,
Kalau lah sudah cinta tidak menjadi rejeki,
Kemana hati di bawa pergi tiada berarti.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 01:03:2016
# TERWUJUT KAN #
Bunga mewangi indah di taman,
Memikat hati kumbang kelana,
Kalau lah suadah hati tertawan,
Tak mungkin melepas dari pandangan.
Burung berkicau bertanda pagi,
Embun menetes di ujung daun,
Kalau tak sampai niat di hati,
Tak kan terdengar tembang merdu mengalun.
Riuh bercanda di atas sampan,
Padi tercurah dari simpanan,
Jatuh dan bangun dalam lamunan,
Demi mencari bayangan impian.
Kemana di cari burung kesuri,
Tiada terlihat di dalam taman,
Ingin nya hati menari dan bernyanyi,
Jika idaman lelah di pangkuan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 01:03:2016
# WALAU HANYA DI DALAM MIMPI #
Aku ingin berlari,
Mengejar mimpi mimpi,
Walau ku tau itu tak pasti,
Namun ku ingin memiliki,
Sebelum datang nya pagi,
Mimpi mimpi itu pergi.
Ku tau ku salah,
Tapi ku tak ingin mengalah,
Sampai aku lelah,
Jatuh tersungkur ketanah,
Namun aku tak kan menyerah,
Sebelum ku temui mimpi mimpi indah.
Hanya itu yang ku mampu,
Dalam mendekab bayang mu,
Yang tak pernah mendapat restu,
Untuk memiliki cinta mu,
Cinta yang selama ini ku rindu,
Di setiab denyut jantung ku,
Hingga kau benar benar berada di samping ku.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 01:02:2016
# HANYA SEKEJAB SAJA #
Malam kian dingin,
Kunang kunang entah kemana,
Desiran angin,
Menyentuh lembut jiwa terlena,
Mungkin bulan berganti musin,
Menemani cerita asamara.
Aku terpana,
Bintang bintang dan kemilau nya,
Hiasi malam kian gulita,
Membelai jiwa yang dilanda gelora,
Ingat kan kenangan senja,
Di kala kita pertama berjumpa.
Ada rasa yang tak ingin sirna,
Mengurai lamunan maya,
Kadang tersirat rasa kecewa,
Menyambut angan angan seketia,
Tentang pertemuan yang sekejab saja,
Namun membuat hati ini tak dapat melupa.
Ingin ku pejam kan mata ini,
Tinggal kan semua yang telah terjadi,
Namun tak dapat ku pungkiri,
Bayan mu masih saja hadir menemani,
Menemani setab pejaman mata ku ini.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 28:02:2016
# SEGORES ARTI #
Jangan di kesal ranting yang patah,
Buah nan tinggi kan gugur ke bawah,
Dapat kah hari terlihat indah,
Jika hidub berselubung gelisah.
Tidur tak nyenyak di gelab gulita,
Tikus berjalan lain yang di duga,
Bukan lah mimpi menjadi petanda,
Jika amarah yang membawa petaka.
Jangan merenung melihat hampa,
Indah nya senja kan di tinggal mentari,
Cari lah jalan hidup di dunia,
Supaya tercapai cita cita di diri.
Jika hujan segera berteduh,
Hujan reda jangan berdiam diri,
Tegak kan tubuh jangan mengeluh,
Lihat di depan masih ada yang menanti.
Jangan di pasa jika terasa lelah,
Seteguk air hilang kan dahaga,
Jika hidup banyak masalah,
Benahi diri perbanyak berdoa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 03:03:2016
# KOREKSI DIRI #
Usah merenung makna nya jiwa,
Kita tercipta apa adanya,
Marah bukan penyelesai angkara,
Selagi air mata menjadi derita.
Angin bertiub takkan berhenti,
Ombak di pantai tetap menepi,
Usah di pendam egonya diri,
Salah sedikit banyak di benci.
Kini pagi sapa mentari,
Burung bernyanyi di dahan mangga,
Tinggal kan sedih tinggal kan sepi,
Mari bersama koreksi pikiran di jiwa.
Segelas kopi sepotong roti,
Nikmati pagi sebelum bekerja,
Hidup di dunia pastilah mati,
Bahagia di damba sudah mejadi langka.
Jalani hidup jangan sendiri,
Nanti merusak pikiran dan hati,
Usah di kenang orang yang benci,
Agar iri dan dengki dapat terjauhi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 03:03:2016
# JIKA CINTA TELAH MENYATU #
Kering lah sudah si batang bambu,
Pecah berderak tertimpa batu,
Teringa aku di saat kita bertemu,
Jantung berdebar tidak menentu.
Bambu ku raut ku jadikan layang layang,
Hendak di pakai benang tiada,
Di sini aku terbayang bayang,
Ingin bertemu dikau entah di mana.
Terbang lah kini layangan bambu,
Tinggi meliuk di luas angkasa,
Jikala nanti kita dapat bertemu,
Ku beranikan diri menyatakan cinta.
Putus lah benang layangan bambu,
Jatuh melayang di pohon jambu,
Pabila cinta sudah menyatu,
Kasih dan sayang ku hanya untuk mu.
Layangan ku raih jambu ku ambil juga,
Manis terasa banyak air nya,
Jika nanti cinta hingga kerumah tangga,
Keluarga bahagia kan menjadi setiab doa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 02:03:2016
# SELAYANG PANDANG #
Detengah keramaian,
Mata ini melihat senyuman,
Senyuman yang tak pernah ku temukan,
Gadis cantik yang menawan.
Aku terpana,
Siapa gerangan dirinya,
Yang nampak indah mempesona,
Bagai bunga di taman nirwana,
Rasa ini bagai terbang,
Tinggi jauh melayang,
Membuat siang aku terkenang,
Malam ku terbayang bayang,
Bagai layang layang,
Terbang bertalikan benang,
Namun sungguh di sayang,
Ia hadir hanya selayang pandang.
Asa kian membara di dada,
Melangkah mencari impian yang sirna,
Dan kini entah dimana gerangan dirinya,
Harsat hati ini segara ingin berjumpa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 07:03:2016
# MENANTI TIADA DI NANTI #
Lelah di dalam lamuna diri,
Ingin berdiri resah di hati,
Menatap senja tidak berarti,
Termenung sendiri tiada di nanti.
Menghibur hati di dalam sepi,
Mata terpana menatap maya,
Ingin ke timur entah kemana,
Pergi kebarat tujuan sia sia.
Setetes air tak juga menjadi,
Seteguk air kemana di cari,
Lupa merasa terlelap sendiri,
Lamuni hidup sepanjang hari.
Atau kah kata tak dapat menggoda,
Hasrat di dada seakan hampa,
Mungkin karena tiada cinta,
Mata memandang seperti buta,
Ingin mencurah isi di hati,
Katakan cinta sepanjang hari,
Jika nanti senja kembali,
Mungkin kah kasih dan sayang menemani ku di sini.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 06:03:2016
# MENANTI TIADA DI NANTI #
Lelah di dalam lamuna diri,
Ingin berdiri resah di hati,
Menatap senja tidak berarti,
Termenung sendiri tiada di nanti.
Menghibur hati di dalam sepi,
Mata terpana menatap maya,
Ingin ke timur entah kemana,
Pergi kebarat tujuan sia sia.
Setetes air tak juga menjadi,
Seteguk air kemana di cari,
Lupa merasa terlelap sendiri,
Lamuni hidup sepanjang hari.
Atau kah kata tak dapat menggoda,
Hasrat di dada seakan hampa,
Mungkin karena tiada cinta,
Mata memandang seperti buta,
Ingin mencurah isi di hati,
Katakan cinta sepanjang hari,
Jika nanti senja kembali,
Mungkin kah kasih dan sayang menemani ku di sini.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 06:03:2016
# KITA BUKAN HANYA SENDIRI #
Kayakinan hidup kian tersakiti,
Rencana pembunuhan boleh saja terjadi,
Maklum kaum yang takut dan pengemis minta minta rejeki,
Yang baik mereka sakiti,
Hingga yang jahat di hormati,
Malah menjadi caci maki,
Tapi kampung ini bukan yong kebiasaan di bodohi dan di bodohi,
Yong yang ku tau hanya ada 8 yong di negri ibu pertiwi,
Mereka yang mencoba menemuka kehormatan hadiah buat anak dan cucu yang mereka sayangi,
Di negri yang memang sebenar nya negri yang kaya ini,
Namun aku bingung sediri,
Kebaikan kenapa tiada berarti,
Hingga nembuat aku tak betah di tahah ku ini,
Dan mengapa kekayaan yang menjadi tuhan di tanah ini,
Yang kian di penuh iri dan dengki.
Yang kaya terus di hormati walau ia terus meracuni,
Atau hingga nanti kutemui cinta ku yang suci,
Hingga di akhir nafas ku nanti,
Menghapus Fitnah yang kian menggerogoti hidup mu di nusantara ku ini,
Walau semua itu telah menjadi jetebtuan Illahi.
By : LUmbang KAYung
Tanjung Balai 06:03:2016
# MENANTI KEMAAFAN #
Sudah dewasa terjatuh juga,
Di usia tua berkaki tiga,
Kalau tiada khilap manusia,
Tak mungkin maaf tercipta di dunia.
Buah mangga hanyut ke hulu,
Santan kelapa di dalam panci,
Kemana lagi aku mengadu,
Orang ku cinta sudah membenci.
Sinar mentari tinggal kan senja,
Rona malam gelap gulita,
Akan kah sia sia cinta ku bina,
Jika maaf tak dapat di terima.
Kayu di bakar menjadi bara,
Tersiram air padam akhir nya,
Jika marah masih meraja di jiwa,
Ku nanti juga kapan redanya.
Di gelab malam berteman sepi,
Menanti datang sinar rembulan,
Kini aku merenungi diri,
Mengenang khilap yang tak juga di maaf kan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 04:03:2016
# SEKEDAR KATA #
Sekadar,
Kata terucap,
Tak mengerti,
Namun mencari,
Di mana itu,
Apa di sini,
Di sana tak terlihat,
Hanya terdengar.
Menggema,
Di dinding bebatuan,
Memanggil,
Terpanggil kembali,
Ia terasa,
Ia bersuara,
Membawa kata,
Ya hanya kata kata,
Yang tidak sempurna,
Dalam sekedar mana,
Bahasa kata bisa berbisa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 09:03:2016
# TANJUNG BALAI SI KOTA KERANG #
Gerhana terlihat di waktu pagi,
Terang kan hati damailah diri,
Kalau lah tuan ingat kepada kami,
Niat kan hati datang bersilaturahmi.
Lihat kuala di pelabuhan,
Jatuh kan kail pancing sembilang,
Kalau lah tuan hendak berjalan,
Jangan lah lupa si kota kerang.
Tanjung balai si kota kerang,
Banyak lah orang menjala ikan,
Kalau lah tuan datang bertandang,
Silaturami kan menjadi satu persaudaraan,
Kemudi ku arah menuju lautan,
Ikan terlihat pukat di jatuh kan,
Tanjung balai kota anak nelayan,
Orang nya santun penuh ke akrapan.
Gulai lemak si ikan gembung,
Bubur pedas siap di saji,
Kalau lah tuan kembali pulang,
Cerita kan pada mereka keramahan kami.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 09:03:2016
# CINTA INI ABADI #
Mentari,
Kini tiada lagi menemani,
Tinggal lah aku sentari,
Tampa diri nya di sini,
Merenungi si embun pagi,
Menetes bagaikan air mata ku ini.
Semua yang terjadi tak dapat ku sesali,
Ini telah menjadi kehendak illahi,
Atas takdir diri ku ini,
Yang telah kehilangan kekasih hati,
Kekasih yang sangat ku cintai,
Kekasih yang menyayangi diri ini.
Ya tuhan,
Aku bagai layang layang pututus tali benang,
Ibarat perahu tampa kemudi di tengah lautan,
Jatuh melayang dan menghilang,
Terombang ambing tak bertujuan,
Menanti terhempas di tajam nya bebatuan karang.
Selamat jalan pujuan hati,
Selamat kembali ke pangkuan Illahi,
Air mata dan doa ku ini,
Akan menjadi penantian yang tak kan berhenti,
Hingga suatu saat nanti,
Kita bertemu lagi di taman Surgawi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 08:03:2016
# MASIH KAH #
Manis rasanya si air tebu,
Ampas berserak di tepi jalan,
Perih rasanya menahan rindu,
Ingat kekasih di dalam lamunan.
Kepada angin ku kirim pesan,
Langit mendung mebawa hujan,
Sungguh aku tak dapat menahan,
Rasa di hati yang tak dapat ku luah kan.
Kupu kupu terbang melayang,
Terbang melayang di tengah padang,
Siang malam aku terkenang,
Tidur tak nyenyak makan tak kenyang.
Burung bangau warnanya putih,
Bermain bersama burung belibis,
Kini aku di rundung sedih,
Air mata tak terasa jatuh menetes.
Masih terkenang masa yang lalu,
Jadi harapan yang bagaikan semu,
Lama sudah rindu ku cumbu,
Mungkin kah dirinya masih mencintai ku.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 20:03:2016
# SEBELUM KERJA #
Parut kelapa di waktu pagi,
Hendak menggulai ikan tenggiri,
Tiada lagi risau di hati,
Jikala serapan pagi telah tersaji.
Ampas kelapa makanan ikan,
Santan menjadi pelemak masakan,
Terasa menjadi bagai seoarang impian,
Melihat anak dan istri senyum di hadapan.
Segelas kopi sepiring nasi,
Hendak di minum sebelum bekerja,
Kalau lah sudah senang di hati,
Gubuk yang kecil bagaikan istana.
Waktu telah meninggi hari,
Istri berdoa untuk suami,
Cepat bekerja cepat pulang kembali,
Bawa rejeki untuk bekal hidup di duniawi.
Kini kaki melangkah pergi,
Tinggal kan rumah anak dan istri,
Senyum dan doa menghiasi hari,
Bahagialah hidup sepanjang hari.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 19:03:2016
# KITA SAMA SAMA MANUSIA #
Panas sungguh gelobal bumi,
Membakar alam bagai kan api,
Bencana dan perang terjadi di sana sini,
Hiruk pikut kematian menyayat hati.
Entah di mana hati nurani,
Kedamaian bagai kan mimpi,
Atau kah mungkin setelah mati,
Atau menjadi tontonan yang sangat bergengsi,
Di mana hilang nya cita cita mulia,
Apakah kini telah sirna,
Tengelam dalam kerakusan manusia,
Demi karena tahta dan harta.
Dunia bagai kiamat rasa nya,
Yang lemah teraniyaya,
Yang kuat terpedaya,
Oleh omongan yang mengumbar nafsu belaka.
Usah terima apa adanya,
Tuhan meminta untuk berjuang dan berusaha,
Karena mati lebih mulia,
Dari pada di dunia hidup sengsara.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 18:03:2016
# KE HAMPAAN HATI #
Hati,
Jangan membeku,
Aku rindu,
Aku ingin rasakan,
Apa itu cinta,
Apa itu asmara,
Yang tak juga ku rasa.
Indah nya hari,
Tiada berarti,
Sunyi dan sepi,
Telah ku lalui,
Itu terlalu lama sekali,
Dalam mengukir setiab kenangan,
Yang menghantui mimpi mimpi.
Aku kian terpuruk,
Di lembah ke hampaan,
Hilang sirna impian,
Tiada lagi harapan,
Hanya sepintas angan,
Berselubung kegelisahan,
Dalam menjalani musim musim,
Yang telah silih berganti.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 17:03:2016
# TERTENANG SENDIRI #
Burung berkicau di pagi hari,
Embun menetes basahi bumi,
Ke mana langgkah hendak mencari,
Sedang kan kaki tak dapat berdiri.
Luas sungguh lautan biru,
Hendak keseberang tiada perahu,
Rindu ku cumbu kian merayu,
Mungkin kah nanti dapat bertemu.
Terdengar senandung anak nelayan,
Sambil bekerja menangkap ikan,
Tiada guna lagi untuk ku sesal kan,
Tak mungkin rembulan jatuh di pangkuan.
Ombak menderu menuju pantai,
Petanda air telah naik pasang,
Tiada guna kata ku urai,
Bunga ku puja tinggi di kayangan.
Ku simpuh doa di dalam pesan,
Bunga kayangan indah menawan,
Kalau lah sudah kehendak tuhan,
Takdir hidup tak dapat di elak kan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 17:03:2016
# MENTANG MENTANG #
Mentang mentang kaya,
Kau semena mena,
Mentang mentang berkuasa,
Kau seenak nya membalik pakta,
Mentang mentang banyak yang memuja,
Kau seenak nya berkata.
Mentang mentang kami susah,
Kau perbesar masalah,
Mentang mentang rendah,
Kau singkirkan bagai kan sampah,
Mentang mentang kami menyerah,
Kau ingin kan kami musnah.
Kau bukan aku,
Aku bukan kau,
Itu nasip mu,
Bukan nasip ku,
Itu istana mu,
Bukan gubuk ku.
Ingat tuhan yang maha kuasa,
Ia punya karma di dunia,
Ia cipta kan sorga,
Ia cipta kan neraka,
Terserah mana kau suka,
Kami hanya berupaya dengan penuh doa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 13:03:2016
--------------------------
Ada kata pepatah,
Semangkin tingginya pohon kayu,
Semangkin tinggi angin yang menggoncang nya,
Artinya,
Semangkin tinggi kemampuan kita,
Semangkin tinggilah orang yang iri dan dengki.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 12:03:2016
# MALAM KU KECUNDANG #
Siapa lah aku,
Indah di malam minggu,
Ramai yang bercumbu rayu,
Aku hanya membisu,
Menatap remang kelabu,
Tampa canda tawa mu.
Tiada yang ingin sendiri,
Berteman dingin dan sepi,
Merenung hari hari,
Menerobos ruang hati,
Terlena janji di diri,
Yang belum dapat ku miliki.
Malam yang ku rasa,
Kian terasa hampa,
Bagai hilang nya senja,
Gelap lah pandangan mata,
Meratap tak berkata,
Berselubung hina asmara.
Di mana hilang nya rembulan,
Di mana bintang bintang,
Mungkin bersebunyi di balik awan,
Menanti gerimis mengudang,
Dingin malam yang kian meresah kan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 12:03:2016
# MALAM KU KECUNDANG #
Siapa lah aku,
Indah di malam minggu,
Ramai yang bercumbu rayu,
Aku hanya membisu,
Menatap remang kelabu,
Tampa canda tawa mu.
Tiada yang ingin sendiri,
Berteman dingin dan sepi,
Merenung hari hari,
Menerobos ruang hati,
Terlena janji di diri,
Yang belum dapat ku miliki.
Malam yang ku rasa,
Kian terasa hampa,
Bagai hilang nya senja,
Gelap lah pandangan mata,
Meratap tak berkata,
Berselubung hina asmara.
Di mana hilang nya rembulan,
Di mana bintang bintang,
Mungkin bersebunyi di balik awan,
Menanti gerimis mengudang,
Dingin malam yang kian meresah kan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 12:03:2016
# PAK TANI #
Pagi ini,
Terlerai kisah mimpi,
Oleh mentari,
Bersama kicau burung burung pagi.
Oh indahnya hari ini,
Kupu kupu terbang kesana kemari,
Di antara bunga bunga harum mewani,
Penuh warna warni pelangi.
Ku basahi tubuh ini,
Segelas kopi telah menanti,
Di sana terlihat wajah wajah pak tani,
Yang mulai bekerja menanam padi.
Sang angin kini mengusik pepohonan,
Daun daun pun jatuh berguguran,
Dan embun embun tak lagi kelihatan,,
Menetes hilang di dalam pandangan.
Namun aku harus kembalui nenmbenahi diri,
Untuk menggapai sebuah pandangan,
Supaya kelak aku dapat menanam padi,
Seperti pak tani yang penuh ke ikhlasan dan kesabaran.
By : Lumbang KAyung
Tanjung Balai 19;03:2016
# MENANTI INDAH NYA MIMPI #
Sebatang lilin telah menyala,
Menerangi gelapnya malam,
Rasa ini pun ingin bertanya,
Dapat kah sinaran mebias kelam
.
Ku coba menatap rembulan,
Bintang bintang berseri,
Mungkin kah seberkas cahaya dapat bertahan,
Hinggan mentari kembali menyinari pagi.
Embun embun kini menyelimuti,
Dingin malam kian terasa,
Dapat kah terpejam mata ku ini,
Bila angan ku terus menyapa.
Ada kah mimpi kan menemani,
Bila seberkas cahaya telah padam,
Atau hayal terus mencumbui,
Tentang perih nya masa yang silam.
Ku cari makna di diri ini,
Meretas kenangan yang tersimpan rapi,
Mungkin kah malam memberi ku mimpi,
Mimpi indah yang selama ini ku nanti.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 11:03:2016
# DALAM LELAH KU #
Kusandar kan tubuh lelah,
Menatap mendung yang menebal,
Masih terdengar kicau burung burung,
Nyanyikan senandung hati,
Senandung menanti senja,
Senandung hujan yang kian menetes.
Aku rasanya ingin rebah,
Oleh kantuk yang kian merajai,
Sedang angin yang bertiub,
Membelai tubuh dengan manja,
Yang kian menambah dingin ku rasa.
Oh ini lah hidup,
Hidup yang harus ku jalani,
Hidup yang penuh suka duka,
Hidup yang hanya sementara,
Di alam dunia.
Namun aku tak mengeluh,
Aku kan tetap melangkah,
Mencari rejki yang telah di janjikan,
Jalani takdir yang telah di tentukan,
Hingga nanti nafas ini tak berhembus lagi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 11:03:2016
# KESABARAN BUKAN AIR MATA #
Ku coba merawat hati,
Tapi terus tersakiti,
Juga terhianati,
Hingga derita yang ku alami,
Terulang berkali kali,
Yang membangkit kan emosi nya diri.
Ahh,, aku tak perduli,
Aku manusia biasa,
Aku tak ingin tersakiti,
Tak ingin teraniyaya,
Untuk apa terus menahan diri,
Karena kesabaran ada batas nya.
Bukan aku tak ingat kepada tuhan,
Bukan aku tak ingat surga dan neraka,
Tapi hidup harus di perjuang kan,
Melawan derita yang kian menyiksa,
Layak nya di dalam perlombaan,
Kesabaran hanya membawa kekalahan belaka.
Ingat tuhan juga punya murka,
Kepada insan ciptaan nya,
Apa lagi kita hanya manusia,
Yang merasakan sakit bila terluka.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 25:03:2016
# RINDU #
Seteguk air pelepas dahaga,
singkirkan lelah sehabis bekerja,
Kalau sudah lama tak jumpa,
Rasa rindu kian bergelora.
Berkirim kabar berkirim pesan,
Kepada sahabat yang jauh dimata,
Jika rindu tak dapat di tahan kan,
Jangan merenung menatap kehampaan,
Banyak bekerja jadi pengalaman,
Dapat uang di buat jajan,
Menanggung rindu memang menyesak kan,
Sehari bertermu bagai sebulan.
Rindu merindu sianak dara,
Rindu membara di dalam dada,
Hendak bertemu tapi tak jumpa,
Hendak menunggu tersiksa rasanya.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:03:2016
# TAK JUA BERJUMPA #
Lelah sudah langkah kan kaki,
Ingin berhenti kemana singgah nya,
Lama sudah ku cari bunga di hati,
Bunga di hati entah di mana berada.
Pungguk sudah lama menunggu,
Namun bulan sebatas indah nya,
Kalau jauh mendekat lah pada ku,
Jika dekat segeralah dapat berjumpa.
Camar terbang menyisir pantai,
Angin berhembus permain kan gelombang,
Andai dapai bunga ku rangkai,
Hiasa jambangan kasih dan sayang.
Kupu kupu terbangnya rendah,
Suara menggema di bukit berbatu,
Apakah aku harus menyerah,
Bila cinta tak juga membelai ku.
Mentari pagi hangati bumi,
Nuri berkicau di balik dahan,
Jika nanti cinta tak dapat ku miliki,
Apakah aku dapat bertemu tuhan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 23:03:2016
# TERPURUK #
Merona,
Rasa nya jiwa,
Rajuk an gelisah,
Di belai kesunyian,
Hanya ada aku,
Menoreh puing puing kenangan,
Yang datang dan hilang,
Lembut tertiup sang angin,
Dalam lamunan.
Gemersik,
Irama daun daun,
Liuk an tarian ilalang,
Gema dinding bebatuan,
Aku menatap kegersangan,
Luas di hamparan hati,
Dan entah di mana mata air,
Untuk membasahi dahaga,
Musim tak juga berganti,
Kian menyiksa lelah nya hati,
Di dalam bayang bayang kerinduan ini,
Yang tak tau kemana harus ku cari.
Dan aku terpuruk di sudut sepi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 22:03:2016
BERHENTILAH MENGUTUKI DIRI
Karya MS sang muham
Aduhai tualang si mande angin
kenapa pulang berkosong buruan
bukankah hari baru beranjak siang
Berhentilah mengutuki diri
agar nyali tumbuh kembali
Aku tak percaya pelangi pudar
tiang waktu membisikkannya padaku
bahkan tarian ombak bersaksi yakinkan diri
tengadahkan pandangmu
mari terus menyemai harap
#Billymoonistanaku, Sabtumalam, Maret 26/2016 = 22:02 wib
MANTERA PEMIKAT SUKMA
Karya MS sang muham
Kau telah menjebakku
pada sebait puisi berwarna jingga
pada bait baitnya bertebaran mantera pemikat sukma
Terakhir kusadari aku telah karam
tertancap pada dasar kerinduan yang paling sepi
dan tak kutemui satu kata pun peluntur asa
Maka dengan segenap jiwa ku memohon iba
bebaskanlah nurani mengitari diri
membentangkan hati dilereng sunyi
merangkai serpihan kecewa demi kecewa
uraian atas kalimat bersayap
agar senja kembali memiliki magna
#Billymoonistanaku, Sabtumalam, Maret 26/2016 = 21:21 wib
# MALAM INI #
Malam ini,
Terasa melelah kan,
Membina kesan hati,
Dalam memori kenangan.
Malam ini,
Ku pandangi rembulan,
Yang memberi ku sebuah arti,
seberkas sinaran yang melerai kegelapan.
Malam ini,
Ada sebuah asa,
Yang hadir menanti,
Mengalun kan dendang asamara.
Malam dan rembulan,
Adakah engkau kan di selimuti mendung,
Menjadikan malam dalam kegelapan,
Bersama hilang nya bayang bayang.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 27:03:2016
# SYAIR DAN PANTUN KU #
Syair dan pantun ku tuliskan,
Tentang perjalanan yang di lalui,
Semua hanya menjadi kenangan,
Dalam menuntun hidup yang sendiri.
Burung kan pulang kesarang,
Angin mempermain kan ombak di lautan,
Tiada yang tak merindukan kasih dan sayang,
Walau hidup di dalam kemewaha.
Hujan kan turun kawan,
Bila mendung menutupi mentari,
Masih ada rintangan di depan,
Yang menanti sebelum kembali.
Ibarat api melalap kayu,
Kayu basah api pun mati,
Memang hidup bersipat baharu,
Hari ini begini besok entah apa yang terjadi.
Layak nya hidup bagai layang layang,
Tinggi di awan putus benang di tangan,
Memang hidup kita dapat merancang,
Tapi tuhan lah yang telah menentukan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 21:03:2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar