Senin, 02 Mei 2016
Kumpulan Puisi Sugidi P - SEORANG BURUH
TUAN YANG BEREBUT KURSI
:sugidi p
Tuan sini! Aku ceritakan, kalau kursi tuan bau, jamuran, bekas tikus yang kini bersarang di hotel terindah sealam semesta.
Jangan main-main dengan kursi keramat nomer satu di negeri angin-angin, kalau tidak mau masuk angin.
Sini! Aku kerokin jika tuan masuk angin! Biar memar perih menyayat kulit ari, biar kau tau perihnya rakyat tak berbaju, biar kau tau sengsaranya mengumpul receh dari subuh hingga subuh.
Tuan! Yang hatinya baik dimata orang tak berhati, kemarilah kita sejenak ngeteh sama gorengan tempe asli negeri angin-angin, hasil jerih payah keringat pemimpi kemakmuran.
Tuan! Apakah kau dengar? Teriak dari ujung lorong senja, tentang seorang bapak yang anaknya mati karena kurang vitamin, sebab vitamin telah tuan telan bersama malam tak berbintang.
Tuan! Apalah guna kursi jika sengsara semakin rapih terbungkus kain kafan?
Dan kematian adalah jawaban dari keserakahan? Maukah! Kau bagi derita dengan buyung bertubuh kurus yang jumlahnya tak terhitung dan tak terlihat mata?
_____
Sugidi Prayitno
Bekasi 27 April 2016
KAWAN TUA
Dalam ucapmu yang nanar
Kau bercerita tentang tanah ketiadaan
Dalam amarah kau nyalakan merah
Terbakar nyaris meniadakan nyawa
Sambil tertatih di pagi buta
Tubuhmu mengantuk buih nastapa
Kawan tua! Coba kau dengar dendang gending keheningan yang mengalun dengan nada sumbang berbuih.
Kawan tua! Coba kau dengar sekali lagi, barang kali ditembang itu kau temu bait yang hilang? Jika belum bersabarlah, seperti kawanan angsa yang terbang dipersimpangan, satu kawanan kebarat satu lagi kawanan keutara.
Hidup adalah pilihan! Kau harus memilih meski tua terlunta. Maaf aku nasihatimu, meski bagiku kau laut dalam jiwa yang kutabur garam.
____
Sugidi Prayitno
Bekasi 10 April 2016
SEORANG BURUH
:sugidi p
Seorang buruh menangis
Di kaki langit mimpi
Menadahkan ketiadaan rasa
Pada iba yang semakin dalam
Ia terphk tempat mimpi berlabuh
Ia terabaikan sunyi dalam kecap pahit
Bertahun-tahun keringat mengering
Semakin pahit jalan berliku
Semakin nanar langkah terayun
Pulanglah pak! Pulang
Jalan masih panjang
Menanti harapan baru
Disetiap langkahmu.
_______
Sugidi Prayitno
Bekasi 01 Mei 2016
TERUNTUK RINDUKU
:sugidi p
Seperti biasa, kala malam singgah dari balik lampu jalan, tubuh rapuhku bersandar lelap untuk bercerita kerinduan pada cahaya remang.
Berteman Suara rindu yang menggema dari jauh -yang mengisyaratkan perjumpaan padamu dan -dari balik genangan hujan sisa pagi yang dingin menggigil -yang memantulkan bening wajahmu. Disitu rindu semakin dalam untukku peluk.
Saat dimana tubuhku semakin menggigil pada malam di atas kelopak bunga mawar, bercampur angin rindu yang semakin dalam mendekap bayangmu. Kau selalu cantik untukku urai bersama senyummu yang memenuhi ingatanku, selebihnya kau perempuan yang berlian.
Tapi kota ini semakin asing bercampur debu tanpa hadirmu dan jika kelak perjumpaan direstui olehNya. Kau bisa membangun tenda diantara kerinduanku untuk kau diami.
____
Sugidi Prayitno (Ikayit)
Pulo gadung 02 Mei 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar