Selasa, 12 Juli 2016
Kumpulan Puisi Alex Wahyu PUISI DAN RINDU
"Puisi dan Rindu"
Kekasih, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku,
disaat jemarimu bermain di pipiku,
aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.
Kekasih, kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam.
Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu.
Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama.
Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.
Kekasih, sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata penumpuk rindu, seluas tinta penangkal pilu.
Kekasih, segala vokal dan konsonan sajakku kian terhubung.
Di saat penyebranganku hadir di hadapanku, disaat seok langkah menghampiri taubatku, Ruang, Waktu, dan Dimensi bersimpati menyanjungku, menanggalkan jubah dan melepaskan topeng lamaku, selarik tantangan, beraksara diam, menggelitikku dalam dunia fana.
Kekasih, getaran-gataran pada daun telingaku di ambang gendang.
Serpihan harta di malam nan basah naas tersenyum menyapa, dalam kotak tak bersuluh, menggelepar di sudut rumah, seluruh tubuhku kini di gerogoti detak seorang pujangga.
Pakaian kusam dan sebatang sikat gigi, tiada puas lalu membisu di terpa banyu.
Kekasih, tetaplah sediakan aku semangkuk ubi bakar dan segelas kopi, karena senja ini akan terasa syahdu, merona jingga di dinding mega, untukmu kusulam hatiku, terkerenda rindu, melumat arung jiwamu, bertirani sunyi merajut sepi, lekatkan hatimu kekasih, ukir namaku meski nyata bergelayut manja.
Kekasih, ketika rinai tak lagi membiaskan pelangi, ketika jagad terpanggang matahari, simpanlah aku di bilik hatimu, karena aku akan menjadi angin yang bergerak memainkan hatimu, berdesir, membelai semak-semak perdu, bakul-bakul musim, dan ladang-ladang asing, dari kutub kekutub, detik berlalu tanpa degup, berlayar bersama sunyi disaat kau dan aku menyapu debu.
~Alek Wahyu~
-02 Juli 2016-
"Puisi dan Do'a"
Ada saatnya nanti aku tak mampu berdiri tepat dihadapanmu guna menghadiahkan ciuman dan satu pelukan.
Tapi tenang kekasih, akan ada yang mewakiliku malam itu, sebuah surat yang diperuntunkan untukmu, kehangatan tulisan, cerita keindahan akan dirimu.
Aku menuliskannya pada malam di awal bulan Ramadhan, sesudah Tarwih tepat pukul 11 malam. Diantara angin syahdu, lantunan ayat-ayat Al-Qur'an, aku duduk dan berdiam diri di atas bebatuan yang tersusun rapi.
Aroma rumput jepang, cita rasa sebuah Gazebo berornamen klasik.
Aku merindukanmu kekasih,
Di ujung jalan, kunikmati secangkir kopi yang menghambur wangi
Asap rokok menyulut, kemudian rangkanya berdiri
Lingkaran membatu menisankan tabur berbunga, melontarkannya ke geliatnya sebuah sapa.
Aku semakin rindu pada cahayamu
menampung jeda, letih siang dan petang.
Kau masuk ke celah-celah sanubariku, sebelum melati dan kamboja terkulai di hadapanku,
sebelum botol kenanga sungsang mengairi.
Pada sajadah berdebu, pada harap, pada penat, izinkan aku memimpinmu.
Bersama kita sujud dan rukuk di hadapaNYA.
Pencipta segalanya, kau dan aku.
~Alex Wahyu~
"Puisi dan Do'a"
Ada saatnya nanti aku tak mampu berdiri tepat dihadapanmu guna menghadiahkan ciuman dan satu pelukan.
Tapi tenang kekasih, akan ada yang mewakiliku malam itu, sebuah surat yang diperuntunkan untukmu, kehangatan tulisan, cerita keindahan akan dirimu.
Aku menuliskannya pada malam di awal bulan Ramadhan, sesudah Tarwih tepat pukul 11 malam. Diantara angin syahdu, lantunan ayat-ayat Al-Qur'an, aku duduk dan berdiam diri di atas bebatuan yang tersusun rapi.
Aroma rumput jepang, cita rasa sebuah Gazebo berornamen klasik.
Aku merindukanmu kekasih,
Di ujung jalan, kunikmati secangkir kopi yang menghambur wangi
Asap rokok menyulut, kemudian rangkanya berdiri
Lingkaran membatu menisankan tabur berbunga, melontarkannya ke geliatnya sebuah sapa.
Aku semakin rindu pada cahayamu
menampung jeda, letih siang dan petang.
Kau masuk ke celah-celah sanubariku, sebelum melati dan kamboja terkulai di hadapanku,
sebelum botol kenanga sungsang mengairi.
Pada sajadah berdebu, pada harap, pada penat, izinkan aku memimpinmu.
Bersama kita sujud dan rukuk di hadapaNYA.
Pencipta segalanya, kau dan aku.
~Alex Wahyu~
------------------------
Adapun hal yang aku lakukan ketika Insomnia ialah "BERDZIKIR" lalu mengangkat kedua tanganku dan "BERDOA" memohon KeridhoanNYA untuk mempersatukan kau dan aku dalam satu ikatan yang "HALAL".
~Alex Wahyu~
----------------------------------------------------
"Apa yang engkau rindukan? apa yang kalian rindukan? dan apa yang aku rindukan? yah, kita merindukan Suara Takbir Shubuh ini, kita merindukan Bertadarus dimalam hari, Pesantren Ramadhan, Berpuasa dan Shalat Tarwih berjemaah. yah, Kita merindukan Ramdhan di tahun depan, dan yang paling kita rindukan ialah datangnya malam Lailatul Qadar."
~Alek Wahyu~
-----------------------------------
"Peliharalah Hatimu, Tumpuklah Doamu, selalu Sujud setiap waktu, karena hanya itu usaha yang dapat kita lakukan, dan jika memang kita diperuntunkan untuk bersama, pasti nantinya kau dan aku akan bertemu dalam kondisi telah dihalalkan."
~Alex Wahyu~
----------------------------------
"Aku, Kau, dan Ikatan Halal"
Selain Berdoa, aku juga berusaha mencari celah untuk sesegera mencapaimu, mengetuk pintu rumahmu dan berbicang dengan keluargamu, mencari jalan terbaik antara kau dan aku, kesepakatan kita di hari tua nanti.
Kau hanya perlu duduk manis, sediakan beberapa hidangan, air minum dan beberapa cemilan. Karena jika nanti aku diizinkan untuk berumur lebih, aku akan mengunjungimu bersama keluargaku, berbincang lebih banyak untuk menghalalkan sebuah ikantan antara kau dan aku.
Jangan terburu-buru, tetaplah sabar dan terus Berikhtiar, Angkatlah kedua tanganmu sesudah kau Shalat, teruslah Berdzikir dan Bacalah Al-Qur'an, selipkan Namaku dan Namamu, Bersama kita Berdo'a, memohon KeridhoanNYA, agar nanti kita menjadi satu ikatan yang Halal dalam Kasih sayang dan CintaNYA.
~Alek Wahyu~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar