Rabu, 02 November 2016
Kumpulan Puisi Alex Wahyu - TULISAN DI PENGHUJUNG USIA
"Tulisan Di Penghujung Usia"
Kembali, kuperuntunkan sajak,
Mengingat disaat kuracik imajinasi ini dengan kisah sederhana
Perjalanan fiksi yang akan kujadikan tolak ukur untuk masa tua nanti.
Kicauan burung dan senja
Bersama ronanya aku menuliskan kisah ini dibawah pepohonan, Diantara tabur bunga, secangkir kopi dan sebungkus rokok.
Inilah hadiahku saat perpisahan nanti.
Tempat dimana nanti aku akan menikmatinya, bersepeda dan beribadah, Rukuk dan Sujud dihadapa-NYA. bersama ia yang menjadi ikatanku kelak, dan dengan semangkuk umbi bakar.
Kicauan burung yang hadir setiap paginya
Bersyair dengan terangan-terangan
Dalam bentuk diam, ia memadukannya menjadi satu Bertemakan cinta dan kasih sayang Rindu dan berbagai alasan dari rasa yang teramat dalam
Nun tertuang satu per satu hingga kuasa tak lagi mampu diredam.
Langkah-langkah pelan menuju lorong-lorong sempit berlentera pelapah kurma,
Dinding batu yang lembab, rintik air mengalir perlahan membentuk petunjuk,
Ikutilah kasih, aku menunggumu di dalam ruangan itu,
Telah kusediakan untukmu beberapa sajian sederhana,
Segelas minuman mentol hangat, sepiring kurma dan buah tin kering.
~Alek Wahyu~
"Kampung Halaman"
Sungai yang mengalir di bawahnya
Istana megah berdiri kokoh dengan cahaya sejauh mata memandang
Kilauan para Bidadari dan Bidadara
Pelayan yang rendah hati dengan senyum nun menenangkan.
Teduh Pandangnnya, Cantik parasnya
Elok lakunya, dan siap menemani hingga kematian tak lagi dapat dirasa.
yah, Kelak di kampung halaman
Tempat yang sama sekali belum pernah di kunjungi
Keindahan yang sama sekali belum pernah terlihat
Aroma yang sama sekali belum pernah tercium
Dan penghuni yang sama sekali belum pernah terbayangkan
Ada yang merasa bahagia dan senantiasa Bersyukur
Ada yang takut guna mempertanggung jawabkan semua kelalaian semasa hidup
yah, Kelak dan kelak
Di hari pembangkitan
Semua tumbuh layaknya bunga
Fisik yang menyerupai ayahnya Adam bagi lelaki, dan menyerupai Ibunya Hawa bagi yang perempuan
Paras yang menyerupai Yusuf
Dan Hati yang menyerupai Ayyub
Semua digiring kehadapan Rabbnya
Ada yang tersenyum ada pula yang tertunduk
Menanti giliran dengan buku Amal yang bertebangan
Dari arah kanan, kiri dan belakang
Hari kebangkitan, hari pembalasan
Timbangan yang akan menentukan nasib
Timbangan yang akan membawa kita menuju tempat terakhir Surga atau Neraka
Kampung halaman dengan segala Kenikmatan (Surga)
Kampung halaman dengan segala Kemurkaan (Neraka).
~Alek Wahyu~
"Inginku untukmu, suara"
Kau menyapaku dengan lugunya
Senyuman manis kau peruntunkan, Hadir disela-sela peraduan malam
Hujan yang membisikan rindumu
Geliat sapa kau hantarkan dengan seuntai kata
Inginmu untukku, suara.
Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?
Tentu, akan aku usahakan. lantas, apa yang kau inginkan dariku?
Apakah kau inginkan aku bernyanyi untukmu?
Apakah kau inginkan aku Berpuisi untukmu?
Apakah kau inginkan aku menuliskan kata-kata yang berkasih sayang?
Apa yang kau inginkan dariku?
yang aku inginkan darimu bukanlah nyanyian,
yang aku inginkan darimu bukanlah bacaan dari puisi-puisimu
dan yang aku inginkan darimu bukanlah racikan kata-kata manja yang berkasih sayang
yang aku inginkan darimu ialah
"Aku ingin mendengar suaramu membaca Al-Qur'an"
~Alek Wahyu~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar