Sabtu, 07 Oktober 2017
Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - NETRA TANPA PARADIGMA -
♡NETRA TANPA PARADIGMA♡
Tak ingin,
Kusetubuhi sunyi di helai mimpi
Atau, kugores puisi berbait sepi
Bahkan, tak terusik dibisik angin
Biarkan,
Kutetap terjaga
Meski merayap tuk berjelaga
Berbalut remang binar dian
Lihatlah,
Sejenak saja kastil ini kan punah
Yang kan tersisa cuma legenda
Bahwa prasasti pernah direnda
Biarkan,
Kukutip remah berserakan
Meski luka di jemari masih terasa
Kurasa, atma masih perkasa
Lihatlah, aku telah menjelma
Biarkan, tanpa paradigma
Tuk telanjangi malam gulita
Dengan netra tanpa kacamata
#DewaBumiRaflesia_06_09_17
♡ SENJA TANPA NAMA ♡
Maaf cinta,
Aku yang tak bisa mengebiri rasa
Pada raut rupa aksara biru
Nan luluhkan ikrar tabu
Sehela napaspun kutak mampu
Tuk Meronta dari belenggu senyum bisu
Tuk berlari dari kastil mimpi
Mimpi yang entah kapan tiba di tepi
Aku, hanya terpatri di ujung senja
Beranjakpun tiada kuasa
Aku takut, pada kelamnya malam
Yang kan merajam
Biarkan, aku masih di sini
Di altar sunyi jerit jangkrik
Ratapi bayang elegi pagi tadi
Usah kau usik
#DewaBumiRaflesia_22_10_17
♡ ASA PENAWAR LARA ♡
Kutalu rindu di dada awan
Kala jemarinya semai hujan
Lukisannya berwarna kelam
Hingga wajah malam kian buram
Coba, kuluah tinta mimpi
Pada keping puing nestapa
Nan terkoyak di ujung legenda
Tuk kubingkai di elegi pagi
Aku tahu, malam gulita
Namun, masih kusemai asa
Tentang mimpi di taman kasturi
Bukan tentang pencuri janji
Coba kau buka jendela netra
Jalan ini menuju asa
Tuk tinggalkan jejak nestapa
Di sana kan kubangun istana
#DewaBumiRaflesia_25_09_17
♡ TANYA TANPA JEDA ♡
Puan, tak jemu kuukir syair di helai bayu
Tentang benalu yang kusebut rindu
Menelisik di sudut kesunyian
Merayap di tengah keramaian
Puan, antara mungkin jadi alibi
Namun rasa telah terpatri
Tuk tunaikan mimpi kita
Bercengkerama di istana nirwana
Puan, terbangku tak lagi tinggi
Namun sayapku masih perkasa
Mengepak di sela mega-mega
Tabur benih-benih kasturi
Puan, senyum ini telah kau kunci
Dalam lemari paling tinggi
Mengapa tak jua usai tanya
Bahkan kau bandrol dusta
Puan, netraku telah buta
Tak lagi kulihat paras jelita
Pada selaksa penghuni dunia
Karena, hanya parasmu dibias netra
#DewaBumiRaflesia_29_09_17
♡ RERONA PURNAMA LALU ♡
Maaf puan, bila kutertawan
Pada jelita cahaya rembulan
Ada raut rupa, menjelma bisu
Belahan jiwa, ratusan purnama lalu
Maaf puan, bila kuterkenang
Cahaya ini, pernah jatuh dari sela ranting
Sapa kita, kala mesra merenda asa
Dalam figura asmara cinta tanpa noda
Maaf puan, bila kuterbayang
Senyum manis, tawa riang
Bibir itu, yang dulu kucumbu
Sejenak terdiam, mata sayu
Maaf puan, masih tersisa
Sepucuk suratmu, merah jambu
Diary usang, bertinta biru
Dalam relung ruang rasa
Maaf puan, bila masih ada rindu
Sungguh, aku tahu
Takdir enggan satukan kita
Biarlah, terkunci rapi di helai legenda kita
#DewaBumiRaflesia_12_10_17
♡AKSARA MENUJU SENJA♡
Cinta, yang lena hingga lelap
Tak ingin terjaga dalam dekap
Meski bertilam tembikar mimpi
Dalam remang kastil elegi
Cinta, kau pintal temali aksara
Sandera jiwa dalam lemari kaca
Bahkan, tak usik akan warna senja
Atau, tentang kunang-kunang pada bunga kemboja
Cinta, kan kubawa berjelaga
Pada telaga di bawah kaki bukit nirwana
Lalu, menari dan bernyanyi
Sambil mengukir senja dengan pelangi
Cinta, kita bait-bait puisi asa
Yang menabur bulir mimpi
Merenda aksara tanpa koma
Mengiris hati demi prasasti
#DewaBumiRaflesia_08_10_17
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar