Sabtu, 07 Oktober 2017
Kumpulan Puisi LUmbang KAyung - RASA YANG TERPENDAM
# TINGGALKAN PAHAM KOMONIS #
Telah kita alami,
Huruhara di sana sini,
Kita saling mencurigai,
Kebencian telah meracuni,
Akal pikiranpun menjadi mati,
Kehilangan hati nurani.
Kita tak dapat melupakan,
Kenangan dari sebuah penderitaan,
Yang begitu dangat memilukan,
Dari sebuah kesalahan,
Kesalahan yang telah di maaf kan,
Walu telah begitu banyak memakan korban.
Banyak yang telah menangis,
Mencium darah yang terasa amis
Oleh kebiadapan paham paham komonis,
Yang kita lihat begitu teramat sadis,
Menjadikan hati kecil kita ini teriris,
Di dalam perekonomian yang begitu keritis.
Nurani yang hampir pergi,
Raih dan genggamlah kembali,
Sayangi keragaman budaya negeri,
Jadikan Pancasila pedoman yang abadi,
Dan cintai Persada Nusantara Indonesia ini,
Hingga kita tak bisa di adu domba lagi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 26:09:2017
# RASA YANG TERPENDAM #
Ingin ku getarkan,
Rasa yang lama terperdam,
Bangkit dan bangunkan,
Tinggal kan remang kelam,
Biar bias kerinduan,
Membara bak di dalam sekam.
Mungkinkah semua itu,
Dapat kah aku merindu,
Kepada yang tak pernah ku tau,
Dan entah siapa itu diri mu,
Yang hadir di dalam bayangan semu,
Menemani segenap hasrat anganku.
Bangkitlah wahai cinta,
Berkobarlah dan terus membara,
Raih pinta ku di dada,
Aku juga ingin merasa bahagia,
Akan getaran gelombang asamara,
Menjadi pesona gelora yang bertahta di jiwa.
Namun,,
Masih kah ada waktu,
Apakah aku mampu,
Terbang melintasi langit yang biru,
Berlari dan menemukan mu,
Lalu tinggalka sepi dan Rindu,
Bersama senja ku yang kian kelabu.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 19:09:2017
# BAWA AKU KESANA #
Aku ingin kesana,
Tegakkan hak asasi manusia,
Ini bukan soal agama
Aku hanya ingin hancurkan durjana,
Durjana yang botak kepalanya,
Miyanmar yang bawa bawa ajaran Budha.
Aku ingin kesana,
Tunjukkan pada dunia,
Durjana akan binasa,
Atau aku yang kehilangan nyawa,
Di depan hidung manusia,
Yang hanya bermodalkan air mata.
Aku ingin kesana,
Berjihat atas sesama manusia,
Hancur kan rimba kota,
Musnahkan ajaran sesat dunia,
Biar di dalam negara Indonesia,
Rukun damai yang botak kepalanya.
Bawa aku kesana,
Aku akan pertaruhkan nyawa,
Tiada harta yang kubawa,
Tiada tahta yang ku pinta,
Aku hanya sekedar akan membawa nama,
Sebagai Suhada untuk melebur Dosa dosa.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 09:09:2017
# DUKA DI ANTARA #
Apa sebenarnya kata dunia,
Mengapa diam,
Mungkinkah masih ada sorga,
Tanya nya di dalam kelam,
Yang terperangkap diantara,
Kekejaman yang kian menikam.
Disana ada kota,
Punah menjadi rimba,
Dan para srigala pemangsa,
Hancur kan cita cita,
Para domba domba yang teraniyaya,
Terkapar tak berdaya.
Seberkas cahaya,
Hilang merajut duka,
Merobek di ruang dada,
Takkala,
Hidup nya tiada berharga,
Dalam menggapai suntai bahagia.
Rimba Miyanmar,
Tempat iblis iblis meraja lela,
Jeritan yang hingar bingar
Gema jeritan Muslim Rohingnya,
Membara jiwa raga yang terbakar,
Terkapar tinggalkan sekeping impian Cinta.
By : LUmbang KAyung
Air Joman Baru Asahan 07:09:2017
# BERAKHIRKAH DERITA ROHINNYA #
Ku dengarkan jeritan,
Ku dengarkan isak tangisan,
Air mata yang bercucuran,
Cita cita yang hilang tujuan,
Terpenjara di dalam kekejaman,
Walau nun jauh dari pandangan.
Tertinggal hanya serpihan doa,
Hangus terbakar Bebara,
Puing puing detak jantung di dada,
Berserakan di amisnya darah manusia,
Darah para kaum muslim Rohinnya,
Yang tak dapat lagi bicara seperti kita.
Dunia bagai tutup mata,
Melihat nyawa mereka tiada berhaga,
Mungkinkah hanya karena berlainan agama,
Atau kah sudah menjadi hal yang biasa,
Yang terdengar di daun telinga,
Terlihat di depan kelopak mata.
Kemana lagi mereka memohon pertolongan,
Jika manusia sudah bagai tak bertuhan,
Yang telah hilang ke Imanan,
Hilang akal pikiran,
Brutal buas melebihi hewan,
Dan tertawalah para serdadu Setan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 03:09:2017
# HINGGA AKHIR NANTI #
Langkah untuk bersama,
Mengharungi celoteh canda,
Tawa dan ria,
Hilangkan semua luka lara,
Yang merajuk hangatnya pesona,
Dalam indahnya dilema cinta.
Angin yang membelai,
Ombak yang menyapa,
Lantunkan syair niyur melambai,
Yang datang menyambut gelora,
Menari di warna indahnya pelangi,
Dalam merangkul hari hari bahagia.
Hari esok yang menanti,
Meluluhkan rindu di sanubari,
Bagai mengejar indahnya mimpi,
Terjerat dalam bayang sebuah ilusi,
Yang memanjakan hari hari,
Di setiab langkah langkah meraih janji.
Selamat tinggal getirnya hati,
Langkah ku ini tak akan pernah untuk berhenti,
Hingga sampai tibanya suatu hari nanti,
Kicau camar tak lagi dapat menemani,
Menemani desah hembusan nafas ini,
Yang kembali ke pangkuan Illahi Robbi.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 02:09:2017
# SEINDAH CERIA DEVI #
Secerah hari,
Merasuki sanubari,
Menari dan bernyanyi,
Menjejaki perjalanan sebuah ilusi,
Seindahnya mimpi mimpi,
Dalam menghiasi hari hari yang ia miliki.
Terbang,
Tinggi menjulang,
Melintasi awang awang,
Kemudian menghilang,
Lalu dia datang kembali pulang,
Dalam pandangan ayah bunda tersayang.
Terucap rasa cinta di dada,
Yang tak pernah dia sangka,
Meresap kedalam ruang sukma,
Dalam indahnya Silaturahmi di Hari Raya,
Kepada yang dekat dan nun jauh di sana,
Kepada seluruh Ummat Manusia di Dunia.
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADDHA 1438 H
BERSAMA HARI RAYA KURBAN
By : LUmbang KAyung brsm Devi Safrina
Tanjung Balai 01 : 09 : 2018
# TERULANG LAGI #
Kami bukan kamu,
Kamu bukan kami,
Kamu si bunga raya kembang sepatu,
Kami si mungil harum bunga melati,
Kamu memang sudah terlalu,
Kami memang sudah tersakiti.
Panenlah apa yang kamu semai,
Gapailah apa yang kamu dapatkan,
Kami bukannya benci,
Kami yakin kita dalam perjalanan,
Walau sebenarnya kami tak ingin menanti,
Membalas kelakuan dari penghinaan.
Dengarkan amarah kami,
Kemarahan atas semua kalakuan mu,
Ini kata hati si bunga melati,
Untuk kamu si bunga raya kembang sepatu,
Perang mungkin akan terjadi,
Untuk membalas kelakuan mu sejak dari dahulu.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 27:08:2017
# INI AKU YANG KAU RASAKAN #
Malam ini,
Aku dapat rasakan,
Mimpi mimpi,
Keyakinan,
Dalam menjalani,
Sebuah kenyataan.
Langkah ku,
Di penghujung seakan terhenti,
Aku inginkan kau tau,
Dan coba kau kenang kembali,
Tentang masa masa laluku,
Pedihnya kehidupan yang telah ku lalui.
Penderitaan,
Kerinduan,
Kini telah kau rasakan,
Namun jangan jadikan tangisan,
Karena dariku inilah kehidupan,
Bukan keluhan yang menjadi penyesalan.
Kemiskinan,
Bukan kebodohan,
Usah nanti kau jadikan cemoohan,
Aku telah terlalu jauh merasakan,
Walau masih ada sekeping impian,
Yang belum tentu dapat ku temukan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 07:10:2017
# SANG ARJUNA NUSANTARA #
Di angkasa,
Kau bagaikan Garuda,
Di samudra,
Kau bagaikan Hiu pemangsa,
Di dalam Rimba,
Kaulah Harimau banggala.
Kau jaga negeri ini,
Kau lindungi kami,
Bahkan kau rela mati
Meninggalkan anak dan istri,
Juga harta duniawi,
Demi Ibu Pertiwi.
Di mata dunia,
Kau begitu perkasa,
Penuh karisma,
Penuh wibawa,
Juga santun benorma agama,
Yang menjadikan aku selamanya bangga.
Tetap lah abadi,
Jaga Nusantara Indonesia,
Juga kedamaian kami,
Karena kau adalah Arjuna,
Di hati kami,
Di mata dunia.
SELAMAT HUT TNI KE 72
LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 05:10:2017
# SINARAN RACHEL FIONA FURBA #
Lelap ku yang terjaga,
Tersentak dari mimpi mimpi,
Ku coba kembali membuka mata,
Merenungi dunia halusinasi,
Menggapai nyata yang dulu ada,
Yang menghiasi dan terus menemani.
Kau kini telah panggilkan kembali,
Impian ku yang hampir pergi,
Dan akupun ingin kembali berdiri,
Hilang kan segenap keraguan di hati,
Seperti hari hari yang pernah ku lalui,
Di saat kau menerangi kegelisahan ini.
Ibarat cahaya,
Kau selamanya bersinar terang,
Umpama mendung di angkasa,
Kau hujan membasahi kemarau panjang,
Dan seperti bahasa,
Kau bagai kan syair yang merdu berdendang.
Tetaplah tersenyum Rachel sahabat ku,
Gapai kebahagian mu yang ada,
Aku ingin selalu mendengar candamu,
Canda seorang sahabat yang selalu menggoda,
Walau terkadang manja bila dia tersipu malu,
Karena itu kamu di saat kita bersama mereka.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 04:10:2017
# BERTANYA KEPADA RASA HATI #
Jika masih ada mentari,
Tak kan pagi menghilang,
Tiada duri dapat dihindari,
Tiada impian yang terbentang,
Mimpi dan terus bermimpi,
Hilang hilang dan terbuang.
Jika mata tak lagi berguna,
Semua kan menjadi sia sia,
Hidup bagai dalam rimba,
Nyawa tiada lagi berharga,
Hilang norma norma agama,
Tampa ada lagi sorga dan neraka.
Masihkah ada pengajaran,
Masihkah kita mendapat pedoman,
Yang berjalan di dalam kegelapan,
Hatinurani tak dapat lagi di rasakan,
Kasih sayang sirna terabaikan,
Hilang sudah kebahagiaan.
Itu kah pengajaran kepada ku?,
Atau itu pengajaran kepada mu?,
Aku belum pasti tau,
Itu kamu,
Atau itu kah aku,
Yang ku tau Tuhan masih menunggu.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 13:10:2017
# RASAKAN YANG DIRASAKAN #
Aku tak perduli,
Kau memandang ku seperti apa,
Aku tak ingin mengerti,
Kau cerita tentang siapa,
Semua hanya basa basi,
Atau fitnah yang nista.
Lidah memang tak bertulang,
Ajal pasti datang menanti,
Namun perjalanan masih panjang,
Ke egoan tak dapat di sepakati,
Kadang hilang sudah tak terbilang,
Terpuruk di dalam nista yang panjang.
Larut kegelapan semangkin hitam,
Kerikil tajam menanti mu kawan,
Jalan ku masih kelam,
Penuh impian yang belum pasti,
Kehidupan yang cahanya masih sirna,
Sirna di telan mimpi mimpi.
LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 09:10 :2017
# DEMI GENERASI BANGSA #
Cerita semalam,
Cerita kenangan,
Dalam perjalanan kelam,
Masa kebodohan,
Itu sudah lama terpendam,
Dan hampir terlupakan.
Kebencian,
Kemunafikan,
Keterpaksaan,
Dan penindasan,
Tak akan menemukan keadilan,
Menjadi masalah yang tak dapat di selesaikan.
Yang benar masih di salahkan,
Kejujuran di perhinakan,
Rajin bekerja di kecewakan,
Dan jika hanya uang yang kita rasakan,
Maka penderitaan yang akan di telan,
Lalu bernaung di dalam kancah jajahan.
Sadarlah kawan,
Lihat negara negara yang kini di persesatkan,
Disana pecah sudah persaudaraan,
Kebahagiaan sudah tak lagi mereka rasakan,
Dan entah dimana lagi tempat meminta kepada tuhan,
Semua telah musnah hancur berantakan,
Oleh karena ulah pikiran manusia setengah setan.
Cobalah untuk membuka mata,
Rasa kebenaran pinta hati di dalam ruang dada,
Demi masa depan generasi kita,
Demi nusantara Indonesia tercinta.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 20:10:2017
# TERKULAI TAK BERTUJUAN #
Sayup nun di kejauhan,
Bayu mengusik lamunan,
Menggema di keheningan,
Memanggil lirih kenangan,
Hanya sinar rembulan,
Mengintai di balik awan awan.
Ku buka lembaran mimpi,
Rinduku tak ingin menepi,
Lalu ku tanya ruang hati,
Dapat kah cahaya terang kembali,
Menerangi getaran rasa naluri,
Yang terpuruk di lembah gelap dan sepi.
Dedaunan telah berguguran,
Ranting jatuh tinggalkan dahan dahan,
Pepohonan lama sudah menanti turunnya hujan,
Menyirami kegersangan bunga bunga di taman,
Dan kicau kicau bagaikan bertanya kepada tuhan,
Bilakah kemarau panjang berkesudahan.
Malamku terlalu lelap di buai mimpi,
Langkahku terkulai tak bertujuan,
Cahaya hati tak lagi menerangi,
Menerangi doa doa ku kepada mu Tuhan,
Umpama terpuruk di lembah gelap nan sepi,
Di antara kemarau yang tak berkesudahan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai Asahan 18:10:2017
# CINTA TAK BERTUAN #
Bimbang,
Di perjalanan yang panjang,
Luas lautan terbentang,
Tingginya langit menjulang,
Angan ku datang dan hilang,
Menerobos gersang di padang ilalang.
Rasa,
Menerangi bayang bayang,
Serpihan hasrat gelora,
Menebarkan kasih sayang,
Kepada setiap wanita,
Yang datang sekedar memandang,
Bangunkan keharmonisan ku yang masih tersisa.
Walau ingin ku ukirkan kembali,
Tembang kenangan yang telah pergi,
Namun kenangan hati,
Membelai lara yang terus menghantui,
Merobek setiap mimpi mimpi,
Dalam menanti hadirnya mentari pagi.
Dapat kah impian ku kembali,
Akhiri cinta yang tak bertuan,
Hangat memeluk rasa di hati,
Arungi nikmat kebahagiaan,
Dalam mengukir indahnya janji janji,
Yang telah lama ku nanti di dalam kehidupan.
By : LUmbang KAyung
Tanjung Balai 22:10:2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar