Minggu, 07 Januari 2018
Kumpulan Puisi Aishiteru Hyoona - POTRET
-Potret-
Karya : Aishiteru Hyoona
Wajah buruk rupa mengharap purnama.
Sampah di kubangan saja tak mau dijadikan cermin untukku berkaca.
Konon pula berharap pantulan dari seberkas cahaya.
Buruk rupa mungkin akan menjadi satu dosa, bila tidak ia takkan membuatku tersiksa.
Laki-laki mana yang ingin beristri duka.
Melihatku saja mereka mungkin merasa tersiksa.
Wanita perhiasan dunia,sedang aku goretan jelaga.
Mereka mungkin lebih memilih mati muda daripada menua dengan istri sepertiku si buruk rupa.
Hidup mereka akan jadi seperti dineraka bila akulah yang akan menjadi pendamping hidup hingga maut menjemput.
Menghinaku itu belum seberapa, bila dibandingkan dengan yang menyumpahi ku mati segera.
Hanya karena teman mereka mengolok-olok aku yang kelak jadi pasangan hidup salah satu dari mereka mereka.
Mati sajalah, hidupmu hanya membuat kami merasa bersalah.
-Perih-
Karya : Aishiteru Hyoona
Tak perduli angin topan atau sampan pindah haluan.
Aku akan tetap mengayuh diburitan.
Sendiri dalam relung sepi.
Tak ada yang perduli.
Kemana hendak bertanya layarku hitam terkembang sendiri.
Aku akan pergi jauh menepi, dari keramaian yang merobek hati.
Sendiri oleh karena itu hatiku terasa sunyi.
Tak ada seorangpun yang mau mengulurkan bantuan untukku.
Tak seorangpun mau terbebani oleh masalahku.
sendiri.
Mungkin sampai ku mati nanti.
-Sebentar-
Karya : Aishiteru Hyoona
Telah lama kutinggalkan hidup seperti bayanganmu.
Hidupku ter sia-sia sekian lama.
Tak ada yang perduli pada penderitaanku.
Mereka hanya ingin memandang lemah padaku.
Seandainya kau datang lebih awal, keadaanku takkan separah ini.
Kenyataannya kau datang cukup terlambat.
Saat aku sudah terlanjur sekarat.
Membawa luka yang telah lama berkarat.
Jadilah aku sebentar saja,kau akan tahu pertolonganmu hanya akan berbuah sia-sia.
Pergilah,tinggalkan aku sendiri.
Penderitaan ini hanya akan berujung duka.
Kau takkan sanggup melihatku yang terbubuh luka berakhir tak bahagia.
-Aku-
Karya : Aishiteru Hyoona
Tak perlu menjadi aku untuk tahu karakterku.
Tak perlu menjadi aku tuk tahu semua masalah dihidupku.
Kau takkan mampu bertahan bila berada diposisiku.
Aku sakit.
Bukan, bukan tubuhku tapi hatiku.
Aku seringkali meringkuk terluka bahkan dengan mulut menegadah ternganga.
Kau takkan sanggup menerima semua lukaku.
Lukaku hanya akan mengoyak-ngoyak asa didirimu.
Biarlah aku saja yang merasakannya.
Tak usahlah kau hiraukan aku yang terluka.
Jangan juga kau genggam tanganku seperti itu.
Juga jangan mengasihiku seolah kau mampu berbagi penderitaan denganku.
Pelukan dan rangkulanmu hanya akan membuat lukaku menyebar, berbalik melukaimu.
Pergilah,Jangan biarkan mata indahmu itu menatap perihku walau hanya sebentar.
-Smsmu masih kusimpan-
Karya : Aishiteru Hyoona
Smsmu masih kusimpan.
Sms yang terasa sangat menyakitkan.
Melukaiku dengan sangat dalam.
Smsmu masih kusimpan
Sebagai kenangan yang menyakitkan.
Melukaiku begitu dalam.
Smsmu masih kusimpan
Sebagai tanda sakitku masih belum hilang.
Melukaiku sampai sekarang.
Seandainya aku bisa memutar waktu aku akan menjauhimu sebelum kau mulai menyakitiku.
-nak-
Duduk diam aku termenung.
Sejenak mengingat betapa kejamnya sikapku padamu.
Dari sekian hari kita bertemu, mungkin hanya sekali aku bersikap baik padamu.
Ya, seingatku hanya sekali karena selebihnya adalah ingatan tentang buruknya sikapku terhadapmu.
Acapkali kau hanya diam tertunduk kala aku datang dan menatapmu dengan sikap sinisku.
Tak kusangka itu akan jadi hari terakhir kita bertemu.
Apa kau sebut aku nak?
Ibuk guru garang?
Tapi, setiap kali ibumu datang. Tak lupa kau ulurkan tangan padaku untuk pamit pulang.
Pulanglah nak, pulanglah ketempat yang tak ada guru garang sepertiku.
Pulanglah nak, doaku harap dapat menebus maafmu padaku.
Dari aku yang masih berhutang maaf padamu
-tak perlu-
Tak perlu pura-pura menasehatiku bila kau masih memakai topeng didepanku.
Tak perlu pura-pura perhatian padaku bila perhatianmu itu palsu.
Tak perlu pura-pura baik padaku bila dibelakangku kau memanfaatkanku.
Tak perlu kau campuri semua urusanku bila ujung-ujungnya kau hanya ingin menjerumuskanku.
Tak perlu kau menggunakan kiasan seperti itu bila hanya untuk membuatku malu.
Perlu kau ingat seburuk apapun sikapku dimatamu, aku takkan menggunting dalam lipatan sepertimu.
Tanjungbalai 31 januari 2018
Yuliza yuna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar