RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Minggu, 13 Mei 2018

Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - TANPA FIGURA


♡ TANPA FIGURA ♡

Tak henti, kupahat wajahmu
Pada dinding siang yang benderang
Pada langit-langit malam yang syahdu
Pada ruang rasa yang kerontang

Mendayu, sendu, senandung kidung laut
Mengalun ombak menyisir
Terdiamku, larut dalam kemelut
Tak kuasa, hitung pasir di pesisir

Kubiarkan, luluh dirajam malam
Kaku, menopang tubuh tanpa sukma
Entah lelap, ataukah binasa
Tertikam, ranumnya senyum

Lolong malam, terkam sunyi
Jeritku pun, telah terkunci
Yang kudengar, tawa renyah sumeringah
Utuh, di memoar tak kan punah

#DewaBumiRaflesia_10_05_18






♡ MALAIKAT TAK BERSAYAP ♡


Kau kah itu, penabur aroma surgawi
Cumbui, tiap inci relung kalbu
Jerat, penghuni seisi ruang hati
Lafaskan, desah deru bayu rindu

Kau kah itu, binar pelangi mimpi-minpi
Yang memahat dinding-dinding sunyi
Ketika warna malam, hanya gulita
Menggapit jiwa, dengan parade ribuan asa

Kau kah itu, yang kan ikut terbang
Lintasi garis batas jumantara
Tuk petik, ribuan gemintang
Tuk tuai, rembulan dikala purnama

Kau kah itu, pujangga jiwa
Pengukir ulas senyumku
Cukup dirimu satu
Tuk gantikan, seluruh isi dunia

#DewaBumiRaflesia_08_05_18




♡ SURAT BUAT SAHABAT ♡


Sahabatku,
Jalanan itu, paripurna kita jajaki
Gersangnya sahara, rimbunnya belantara
Tapaki, tanpa alas kaki
Resah, marah, lalu sirna dipupus tawa
Memoar pun, dalam album biru

Sahabatku,
Kala itu, mentari masih di ufuk pagi
Lincah, gemulai jemari menari
Mengutip bebulir embun di pucuk-pucuk ilalang
Kita himpun, lalu disuling
Jadikan penawar virus ambigu

Sahabatku,
Kini, mentari tak lagi di ufuk pagi
Ia telah jauh, kian meninggi
Lintasi parade masa, menuju cakrawala senja
Tinggalkan kita, di ruang takdir yang berbeda
Guratkan, garis batas penentu

Sahabatku,
Aku, terbujur di atas bale-bale senja
Telah lama mati, ditikam alibi
Telah lama binasa, dibunuh aksara
Dan kita, saling terkunci dalam kelambu sepi
Dibui, dalam jeruji deretan pohon benalu

Sahabatku,
Izinkan aku, torehkan tinta pinta
Meski hanya pada bait syair sunyi
Rentangkanlah, benang merah, pada generasi kita
Sebagai tanda, kita sahabat sejati
Kala itu

#DewaBumiRaflesia_21_05_18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar