RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Rabu, 18 Desember 2013

Kumpulan Puisi Dion Anak Zaman-KELAHIRAN ANAK-ANAK CINTA

Hari ini, bertepatan sejajar dengan secara kebetulan, ataukah menjadi urutan angka hari bulan dan tahun, pada jumadil, atau awal abad. Hijriah disepakati' dan mungkin selepas bulan dan tahun kali ini,,inilah penjabaran angka tanggal, bulan dan tahun yang mengesankan, 11-12-2013, selamat mengawal akhir tahun dan bulan dipenghujung kepergiannya
Oleh : Dion-anak Zaman
……………..***……………

Tengtang siburung walet,


dari blog dion anak zaman=Narasi Cinta dan Kemanusiaan 2012 november awal

kau apakan merpati, jika siburung gereja merangkai indah sepraruh milikmu?
kemana hendak mengepak lagi, sementara sayapnya tak mampu lagi
dimana kau taruh rindu jika, simerak, juga butuh untuk kembali disangkar pelukmu?
"Daeng menyusur masuk,! lalu meminta jawab, dan mengurai tanya selalu untuk itu?
aku diam,
aku terbatah
atau melepas senyum,

"Daeng lega, dan kembali tersenyum' melenturkan kembali syarafku
pada setiap kepak sayap sayap sang merak,
siburung gereja, dan merpati itu sendiri!!
yang selalu memintanya diuntaikan dalam denting serta pada bait indah
yang kuberi judul' Merpatiku,,,

searah dimulainya penanda,
kami bertemu Daeng lagi, kemana siburung gereja?
setelah merpati terburai indah dalam lagu yang kau cipta?
lirihnya dengan senyumnya yang kukenal bijak,dan lembutnya pertanyaan!
terbentuk, nalarku kembali, ketika Daeng, menyebut siburung Walet,'

sayup, terburai rinai, bagai rintik hujan sore,
angin menrpa gaunnya, bibirnya tipis, guratan dahinya bermukim diwajahnya yang nyaris sempurna, menekanku, untuk menjaga senyumku yang sudah tersingkir...
sebentar lagi sore, serambi itu tanyaku membathin,
aku menggantikan "Daeng saat itu meruang!!
siburung Walet mana maksud Daeng,? namun aku tidak gegabah dan takut terjebak,

biarlah sore yang masih bersih, terbingkai
diantara pasir jalan, dan sawah hijau yang mulai tumbuh
serta rindang pohon mangga mulai menampakkan buahnya yang segar,
melintasi, membelah garis jalan yang berpasir,

"Daeng menggelitikku tentang siburung Walet,"

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………


Kelahiran anak anak Cinta

dion anam zaman

tak mampu kuhalangi ombak
berhempasan di antara pasir bagai kristal
ada kabut menyergapku,
angin membawanya ketepi bukit
maka akan ku jaga mata ini,
untuk selalu melihatmu dengan Cinta dan kekaguman
berharap disepalung bayang bayang kisah,
kita berada diantara Mawar," bukit Cinta kita namakan,
sebelum Hujan bergeser lagi.

ceritakan padaku apa kau namakan Cinta
yang kulukis diatas cakrawala
terjemahkanlah, sebatas diantara benang benang asmara
yang melibatkan kita berdua
mengunjungi taman taman Cinta
perlahan membawa pilihan Sukma kita

sayang dari bilik hati ini
kekosongan melanda keperihan
selama berangsur dititian kebisuan malam
hingga kugapai jemarimu dengan Cincin pernikahan
didelik kecemburuan, kita ajari Cinta dengan sukma yang merasuki
dengan lembut kunang kunang diserpihan cahaya bulan
kita menepis segala kesangsian
segala kepengetahuan dangkal
sebab apa kita diCipta" karena Cintalah kita ada

belum pernahkah kau membayangkan
selaput dan nanrnya kepergian yang abadi
sesakit sembilu, selaput basah
sisa malaikat mengunjungi setiap kepergian yang takkan hilang
namun takkan kembali, kecuali kekkelan kenangan kurekat binar matamu
yang membuatku jatuh Cinta

Peluklah lebih erat
sebelum keprgiannya mendesakmu menangis
ajaklah masuk diberanda beranda kalbumu
yang kemudian akan menghantarkan ke Riuh gema gema Asmara yang meliiuk
bagai penari bersentak irama musikal yang indah
kita jatuh diatas Ranjang kita Ciptakan dan melahirkan anak anak Cinta kita

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………


Tepat dibulan genap
Burung terbang bebas
Perias kembali molek
Politisi mulai mangkir
Dan berpikir

Ujung tanduk
Bagai rusa yang dibidik bedil panjang
Nasibnya sisa semenit-lima menit lewat matahari yang berkisar di balik bumi.

Bersebelahn dengan bayangan
Matanya sembab, sehabis menangis
Dikhianati temannya, perempuan bertudung kembali menanti disisi bulan yang terdiam. Tanpa purnama

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………


DION ANAK ZAMAN ( untuk hal hal kecil yang terlihat dan dirasakan)


dion anak zaman

kita mufakat atau musyawarah
atau kongko saja! sambil melihat celana dalam yang lewat?
begitu selera mata menata hari dengan sekuntum wangi wangi cinta
sekali waktu aku menemui surya"
dalam tabir tabir sendawa para Dewa
dia berssila dengan Para malaikat, kemudian mengajak menyatukan ide
untuk hamba hamba Bumi yang Lupa
lantaran kedahsyatan terminal fasilitas yang begitu membuat Lupa Tuhan
apatah lagi Kita sesama pesuruh Tuhan"

nanar nanar mata
kavang serambi diberanda depan
lumatan bibir semalam
lamntunan musik Jazz dan hip hop
tanda tanda malam makin bergerak dan bekerja ekstra
Iblis tersenyum, dan mulai mengintip
sebelum usai dia masuk dikerumunan,!
mereka berpesta
mereka berpoyah
mereka saling memeluk
dan memasukkan batang batang kesusilaan lelakinya
mereka menumpahkan arak dan anggur berlebihan
diatas kepala dan rambut perempuan dan laki laki sebaya
dan pra baya-hingga sampai yang ber-usur.
tubuhnya terpental berjoget kearah lampu

aku teringat Amma bersama kekasih yang terlanjur akan ku ajak kesudut mimpi
sambil menciumi dikeningnya, dan anak anak yang akan dia lahirkan.
kelak akan ku perlihatkan perlakuan anak anak manusia, yang bagai reptil"

lama aku diam diantara kaki kakiku yang tumpul
selalu kuceritakan dan mengakui kepengecutanku
tengtang rekyasa rekayasa yang sebabkan seni berkehidupan mulai berkelahi
menjabaki rambut rambut kawannya. dan menegur sebatas air matanya. sebagian itu juga kulihat, ada ketentuan dan aliran aliran baru. dalam sebuah tepukan"
sembari berdiri merasa kemegahan pentas adalah bagian bagiannya
atau dia berkepang dua. rambutnya dikuncir, atau bercepak,bahkan beberapa bentuk dan warna warna rambut yang lain. Pun juga kusadari bahwa rambutku hanya sampai diatas dahi dan sepi.!

aku membaca sebuah anrasi
membuka lembaran yang pagi yang mendung
sebait tembang kenangan kenari penghibur hati"
hanya seekor yang bertengger didekat dahan ujung atap rumahku
angin mengusik daun daun bunga.
terpikat aku satu keluguan anak kecil yang tengadah, berharap Matahari dan bulan turun biar bisa digemggamnya, seperti janji orang orang dewasa, dia menjanjikan bulan. dan bintang dipetik, atau mengukirkannya diatas batu namanya. sambil meminjam pahat kecil ditukang kayu dan besi.! aku mulai tak berselera dan malu" untuk hal hal sepele seperti itu"

aku tidaklah juga terbiasa dengan secangkir Kopi
kecuali seteguk air mineral atau air suduhan Amma kala subuh
atau melawan kantuk yang membuaiku, untuk tidur lagi, ahh" aku terbunuh seketika
tat kala Pelangi menyikapi semesta
saat hati manusia masih syirik dan masih memuncah sepele
tat kala kelemahan kita menjadi alasan dan berharap ibah dan balasan
semua membuatku tak bergairah untuk berlama lama disini
saat kutuliskan seperti aku memakaikan Cincin dan menahkodai perahu yang mulai sobek, berlayar dipulau kencana milik para dewa dan dewi" atau menemui bidadari.

setabiat aku,
lupa bahwa aku juga menangis
sama dengan anak kecil dikakinya disimpung
sama anak anak berlari mencari hujan
seperti reptil Tokek yang memakai kacamata dengan bersinggungan dengan matanya
bergaya didingding kaca. dan batu marmer, bunyinya tak berwarna
atau aku seperti cecak, yang melatah ingin mengikuti bentuk bercak dan tato tokek dipunggungnya?. aah" aku malah tak mau panik, saat kuterjemahkan secara apa saja setiap mereka menyakan tulisan tulisan yang mulai diberi nama dan berubah spesifik.

jangan memaksakan kepemahaman itu berbeda
atau menyamakan. sebab memang kita berbeda
dan kita sama sama mengagumi sesama manusia
atau aku hentikan sampai disini perburuanku?

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………


Perzinahan yang indah


Dion anak zaman

Aku melihatnya tergeletak, disampingnya hanya guling seprei putih berbercak daun daun keringatnya, tubuhnya indah, selaput matanya masih sembab, semalam kekasihnya datang menemuinya."Kita selalu ada disetiap purnama bersama, selalu memberiku kehangatan, selalu ada gairah gairah yang membuatku kagum, seandainya bulan bisa mengangkan ke bumi dia akan padam dengan kecemburuan,

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………


Perzinahan yang indah (lanjutan tulisan sebelumnya)


Dion anak zaman

Aku melihatnya tergeletak, disampingnya hanya guling seprei putih berbercak daun daun keringatnya, tubuhnya indah, selaput matanya masih sembab, semalam kekasihnya datang menemuinya."Kita selalu ada disetiap purnama bersama, selalu memberiku kehangatan, selalu ada gairah gairah yang membuatku kagum, seandainya bulan bisa mengangkang ke bumi dia akan padam dengan kecemburuan,

kenapa hanya berdiri diantara hujan? masuklah,akan kutuangkan anggur kemuliaan, menghilangkan dingin yang berpori ditubuhmu. temui aku diantara saat kelam, dan saat bulan mulai memendar! sambil mengeglitik jiwa kekasihnya, berjalan kearah ruan separuh diatas nampan, dan rak hiasan kemewahan. Hendy,,bertukar tempat dengan perasaannya yang mulai takut" dengan membaca gerak mata, anggur mulai disapa bibirnya, mengisi kekeringan, mengusir dingin yang terdampar diantara daun dan ranting ranting tulip, diberanda depan. " semalam kau begitu cepat berlalu, sambil berjalan tubuh yang begitu dikenalinya tertumpah pikirannya, terbuang analisanya tengtang apa yang menjadikannya betah, dan menikmatinya secara bersama sama." kenapa? aku masih ingin merasakan sebatang kelenjar kelenjarmu yang membuatku hampir tak bisa mentolerir kenikmatan. sampai kita berhenti diantara purnama, sebab cahayanya menyanjung kita diantara nikmat nikmat yang tak mampu kita rekayasa,

sebentar lagi perindu menghasut kita, maukah bermalam disini? atau kau pulanglah dulu,jangan lupa belikan aku semangkuk sup ayam," matanya mengikuti seleranya. aliran darah hendy makin meningkat kefase lebih tinggi, tunggulah hujan reda, biar kainku tak menjadi alas dinginku. kecupan mendarat didahi lagi, aku menyangimu, sebagaimana Cinta yang tak pernah kita sepakati," ahh" jangan menggodaku dengan kalimat yang tak mampu kita pertanggungkan, atau yang kita sendiri tak rela jika teryakini, lalu menebas bagian yang indah kita sakiti, biarkan kepekaaan dan nalar kita beda, namun kita sepakat bahwa nikmat yang kau suguhkan, adalah kejujuran naluri kita bersama" dia menegur Hendy, dengan menggemgam tangannya, daun dadanya mulai menampakkan kebisuan handy yang mulai binar binar, kita habiskan anggur ini, secawang akan berarti menepikan hujan diantara badan badan jalan, atau dialiran sungai yang mulai berhamburan memasuki pelataran rumah rumah sekitarnya. rona mata mengurai kembali, semalam kita antarai jedah jedah waktu, yang tersisa sekalipun, kau memuncahkan seleraku, antara kehampaanku yang takjup dengan keindahan, dan kelenjar kelenjar syaraf iblis yang menduakan keyakinanku mulai pangling kecemasan,",,sudahlah"kita berdua sama sama merasakannya, dan mengindahkan sesuai selera kita, kamu sama menyukaiku, dan akupun demikian,,kau mengingkannya, saya lebih mengharapkan keinginan itu sendiri, lalu? apakah harus kita abaikan? sementara kau mencarinya kemana mana, namun pada akhirnya kau menemukannya setelah kau bertemu denganku? ayolah, jangan menyesali keindahan dan kemesraan romantik syahwat ini, jangan merusak mood, dan pencarian kita bersama, Tuhan adalah kekuatan yang tanpa merekayasa bahwa kita adalah kehendak diri dan kekuatan iblis yang kau cari selama ini,? pintu surga juga telah dijanjikan, selanjutnya neraka bagian kita kelak,,namun masihkah kau takluk oleh sebuah nestapa? yang kita sendiri ciptakan? ahh" jangan lepaskan matahri petang, temukan warnanya,,lalu kembalilah kepadaku sebelum purnama muncul, aku tidak akan menutup jendela dan tirai, aku ingin angin memasuki relung relung ketakjuban rasio dan keyakinan yang kita hindari selama ini, dan membelai gaun tipis, berbulu," diantara kecupan kecupanmu yang tak bisa kuhindari. Hen" kau begitu baik, dan aku sangat menikmati hidup ini, takdir adalah bagian terindah, untuk kita jadikan nafas nafas kecerdasan, dan keimanan orang orang yang lebih munafik dari kita, dan jangan memkasakanku untuk mendalami ritual Cinta yang menggugurkan selera kita, sementara kita adalah keindahan Tuhan yang dicipta untuk saling melengkapi, bukan aku melupakan ajaran ajaran dari muali kanak kanak, hanya saja aku berbaur dengan keindahan yang tak kumiliki, dan tanpa kau han," kehidupan ini tak dinamis, hanya selera biji biji kwaci yang dikunyah bibir palsu yang bergincu, namun bersembunyi diantara buah dada mereka, dan meletakkan kesepiannya didada lelakinya juga," aku harus menyudahi keindahan ini, aku harus memuliakanmu, seperti malaikat penjagaku, aku tak mau bertemu iblis lagi,sungguh" aku dan kau sama sama palsu, pada Cinta yang diantarai, Handy, merasakan keharuan, lalu dipelupuk matanya dia menatap bola matanya yang terdiam, aku merasakan perbedaan Cintamu yang tersekat sayang," aku menjadi takut, akan keindahan kita luluh dan berhenti saat hujan menanti diselatan samudera kenikmatan malam malam kita, yang disaksikan oleh bulan yang cemburu, diseprei cantik yang berbercak setelah kita malakukan sandiwara cinta, dan meneteskan air kemuliaan itu menjadi tak bernilai apa apa! kau tahu apa yang harus kita dinamakan, kitalah perzianahan yang indah," kitalah gumpalan gumpalan darah darah yang tak ber-Tuhan, ataukah ada cara lain dinamakan anatara kita? saya bukan takut oleh mereka yang mencoba membaca tulisan ini, membuat tafsir tafsir lain, sebab mereka adalah jiwa jiwa yang juga bebas menilai, namun aku hanya takut keindahan kita ini, akan berhenti, lalu kita tak menemukan keindahan yang selanjutnya, kita adalah sebagian dari mereka yang kita tonton, diantara selebaran, dan video video mesum, kita ini, adalah pertemuan takdir yang kita lahirkan sendiri."

hujan merintik, jalan basah, daun menyebutnya nikmat, sehelai berbentuk kembali, sekuncup mulai nampak berseri, diantara batang batang bunga yang berdiri diantara perpapsan pintu kemurahan alam. Purnama hadirlah ditepi jendela, agar kami malu, angin bergairahlah, dan jatuhkan daun sehelaimu diatas tubuh kami. agar bisa kuterjaga, dan menjeadikannya penutup daun daun tubuhnya yang indah, yang mulai membuat aku lupa, tengtang nama nama yang menangisiku. atau membawaku kembali kesandiwara yang berbeda, atau membiarkan Tuhan membuat skenario baru!
agar perzinahan ini melebihi keindahan yang dicecar oleh aturan dan kerelaan yang salah, yah aku dan kau" adalah bagian sandiwara yang kita buat, dan aku menikmatinya, aku membuahimu diantara hitam pekat malam-malam yang kita hadirkan disismu memelukmu, mengecupmu, dan membuatmu lebih menantangku,,kau adalah Cinta yang belum kita hargai dan menemukannya. kau keinginan keinginan sesamaku lelaki yang terdiam, dan memburu kelenjar kelenjar sepertimu, membuatmu tersesak, dan terhempas, tergulai, terkulai, terdiam, dan memejamkan mata sekejap, sambil memelukku erat, membisikkanku dengan desahan, bahwa kau menikmatinya, tanpa penyesalan sekalipun. dan aku memaafkanmu, selebih aku yang membuatmu terbiasa dengan darah darah syahwatku yang liar, dan mengingkanmu bangga memiliku serta memeilihku, aku mencintaimu."

Oleh : Dion-anak Zaman

……………..***……………

Dikau Kemilau kecil
Andai cahayanya pelik
Diantara desak damar damar bunga
Oo Gelora yang membangkitkan
Parit ini, belum kudayuh pada mata kayu uring, aku takluk diserpihan batu batu kecil, membuat perjalanan ini menjadi darah!

Mataku pekat, ada cahay dibalik sungai, memantul diantara pecandu mimpi ingin kekhayangan.
Seruling membasuh anak anak wayang"

Oleh : Dion-anak Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar