Senin, 07 Desember 2015
Kumpulan Puisi Urs Maliala - PUNAH
LUKA
Luka ini tiada berdarah
Bahkan tiada berbekas
Tapi tiada berkesudah
Walau masa terus menggilas
Berlari pun tiada geming
Meronta pun masih bersila
Terus di bujuk iming-iming
Akan di jamu kudapan aksara
Menghiba di usir masa
Menangis membunuh rela
Merindu jadi sengketa
Sempurna lah nestapa
FnNf,,28/11/2015
@19:50
HUJAN
Bumi basah tersiram hujan malam tadi
Rumput kering berpucuk
Kemarau sirna hingga dingin menyelimuti
Dan meredam nyanyian pungguk
Rinai nya damai ber untaian
Mengalir tulus hingga ke relung tandus
Dingin nya ikhlas mendamai kan
Selimuti jalanan yang berwajah tirus
Hujan itu adalah pengharapan
Untuk alam berkesinambungan
Hujan itu juga jawaban
Untuk basahi keresahan
Terima kasih Tuhan
Telah mengijinkan
FnNf,,29/11/2015
@08:49
PUNAH
Sudah ku kepang juntai-juntai resah ini
Bahkan kusisir sebelumnya dengan kerelaan
Bukan tuk sekedar hiasan nanti
Hanya bersahaja kepada semua ketentuan
Bahkan ku bakar sudah kelambu ini
Meski terhanyut ego melawan sepi
Bukan sekedar tuk ingkar janji
Tapi kamar ku telah penuh kini
Apapun sudah tapi punah
Ketika rindu menjajah
FnNf..03/12/2015
@15:14
ENGKAU
Engkau adalah sebait kata
Dalam pustaka nostalgia
Juga sebuah ukiran asa
Berbingkai keharusan masa
Berulang-ulang disengaja eja
Oleh angan rupa-rupa
Hingga abadi alunan gema
Walau terlelap dalam nyata
Engkau harus nya adalah rahasia
Walau tabir disingkap kala
Tapi dakwa keharusan jua
Untuk menguji kedewasaan
FnNf
GURU
Semoga Berkah Hidup mu
Bahu dan hati mu senantiasa berpeluh
Disengat hari dan transpormasi masa
Sumpah mu pun adalah larangan mengaduh
Walau impian mu selalu tertunda
Awan dan kabut yang berkemelut
Tertepis senyum mu yang bersahaja
Bukan suatu kemunafikan yang di turut
Terlebih arif mu menseyogya
Amarah mu bukan karena luka
Justru mencifta pijar logika
Lelah mu adalah Lentera
Bakti mu prakarsa dunia
Salam hormat ku untuk semua Guru
FnNf,,25/11/2015
@19:36
Urs Meliala di Lingkaran Hening.
11 Desember pukul 19:25 · Kota Tangerang
DENGAN
Dengan apa ku iringi simponi kicauan burung di pagi hari
Dengan apa ku bingkai semburat jingga di sisa surya
Dengan apa ku peluk malam dingin setelah hujan sore tadi
Dan dengan apa pula ku sambut pajar yang depak gulita
Sedang suara ku parau letih memanggil nama
Sedang jemari ku kerdil dan sederhana
Sedang dada ku basah di guyur masa
Dan sedang bumi ku berkemelut rupa-rupa
FnNf,,11/12/2015
@19:21
Ruang Fana
Dari balik kisi-kisi
Tepat nya di ruang miniatur semesta
Rasa menguntai setiap warta
Menyimpul dan memilah ketepatan tajuk laku dan darma
Merupakan jua satu prosa
Atau paparan yang bersinergi penuh warna
Setiap lembarnya di ukir aksara
Menyerta segenap benar,salah dan sangka
Sifat,sikap dan segala jenis nya
Dilepas kadang tanpa rela lalu di ambil menjadi hak sesama dan seisi semesta
Senang,benci dan segala jenis nya
Pulang kepada empunya dalam wujud berbeda
Ruang pun penuh tetapi hampa
Sebab diri bukan empuna
Fana Nyata - Nyata Fana
20/12/2012
Hampir Lupa
Aku hampir lupa
Atau terlalu akrab dan biasa
Manakala asa berceloteh pada masa
Dan kepala ku terbentur lukisan
Aku juga merasa kebal
Atau tak hirau sayatan nostalgia
Manakala angin memeluk sepi nya lara
Dan kakiku gemetar tersandung sesal
Tapi berita kini menyapa
Membongkar semua ajimat luka
Membakar kelambu biru ku
Dan menguliti topeng-topeng lugu
Aku malu bertelanjang dada
Maka aksara ku anyam kemeja
Fana Nyata - Nyata Fana
20/12/2015
Jangan
Jangan biar kan diam mu beku
Sedang bayu kian tersipu di sisi mu
Sapa nya menjuntai di pupus perdu
Dan semilir nya beriak di palung berbatu
Jangan biar kan syair mu layu
Sedang kupu-kupu mengejar alur biru mu
Berbuih sudah tirta yang mendayu
Men seleksi sisa sebab canda mu
Jangan biar kan
Hampir kepada keharusan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar