Kamis, 09 November 2017
Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - PEREMPUAN SUNYI
♡ PEREMPUAN SUNYI ♡
Arwah malam gundah gulana
Berkelana hingga ujung sahara
Tuai angin di pucuk ilallang gersang
Dentingkan dawai tanpa kidung
Rintik rinai, giris di sela gerimis
Meluah telaga di sudut netra
Tergurat rerona paras lara
Akan atma yang teriris
Netra ini masih buta
Tuk raba rupa cidera
Yang dirajam puisi hati
Kala kau tapaki jalanan mimpi
Tak akan, kuhapus tinta jingga
Yang kugores pada pelangi senja
Atau, cahaya purnama
Yang kusulut kala malam gulita
Aku, masih berjelaga
Di tepian telaga nirwana
Memahat panji-panji prasasti
Mengepak sayap-sayap ambisi
Damailah, dalam dekapan rindu
Telanjangi paras angan
Setubuhi nyanyian angin
Dan rasakan, hangat nafas cintaku
#DewaBumiRaflesia_02_11_17
♡ RINAI RINDU ♡
Puisi hati di ujung rintik hujan
Nan belai tiap helai dedaun
Di bulirnya ronakan tiap mili rupamu
Yang hitung tasbih rima rindu
Kueja rinai ini tanpa jeda
Hantar alirnya hingga muara
Lalu menyatu dalam gemulai gelombang
Setubuhi lautan kita yang kian pasang
Telah kubui dalam bingkai
Senandung kidungmu bak riak ombak
Aroma cintamu nan wangi semerbak
Rona asa kita nan tiada tepi
Kita, memintal helai waktu
Meski ujungnya masih ambigu
Biarkan, panjangnya antara jadi benalu
Agar kita tahu mahalnya napas rindu
#DewaBumiRaflesia_07_11_17
♡ ELEGI SENJA KITA ♡
Kita, bukanlah memoar hambar
Tapi, elegi yang dipenuhi jejak kaki
Tapaki jalanan beronak pun mendaki
Kemas bebulir takdir yang dihantar
Kita, tak henti jemari sulam mimpi
Di sepanjang bait-bait puisi misteri
Meski terkadang, bak ilalang di padang gersang
Rimakan aksara usang berulang
Kita, bukanlah arca kutukan dewa
Namun, jiwa yang memahat rupa asa
Biarkan, rerona warnai cakrawala
Suatu tanda, kita di elegi senja
#DewaBumiRaflesia_25_11_17
♡ PENAWAR GULITA KITA ♡
Biarkan, kuukir sunyi di tiap helai angin
Sebab, aku tak lagi mampu tuk yakinkan
Hatimu yang entah telah membatu
Atau, hanya membeku
Bukankah, telah kulukis binar rembulan
Lalu kukemas dalam lemari kaca
Namun, kau sebut itu bualan
Sebatas penawar dikala duka
Sungguh, telah kusemai benih asa
Asa kita di elegi senja
Sebanyak rima detak jantung
Yang terhimpun di bilik relung
Aku tak risau akan pekat malam
Atau rembulan yang padam
Karena lenteraku masih menyala
Tuk terangi asa kita yang masih buta
#DewaBumiRaflesia_24_11_17
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar