Sabtu, 29 September 2018
Kumpulan Puisi Yuliza Yuna - AQUARIUM
-Diamku-
Diamku bukan bisu
Awalnya hanya ingin menghukummu.
Atas sikap tak bertanggung jawabmu.
Meski akhirnya yang terhukum itu tak hanya dirimu, tapi juga aku.
Tigapuluh tahun yang lalu kau hadir setelah ku.
Yang lahir sebulan sembilan hari terlebih dahulu.
Guratan nasib membuat kita bertemu hingga akhirnya aku melukai dirimu.
Meski luka itu adalah luka ku.
Tak pantas rasanya ku mengenang mu.
Saat benci mu masih jadi kutukan bagiku.
Namun setelah sekian tahun berlalu, aku masih mengenangmu.
Mengingat satu-satunya memori bahagia yang aku tahu di hidupmu.
Hanya beberapa bait sajak bisu.
Yang mungkin tanpak seperti bualan tong sampah bagimu.
Sebagai pengingat untukmu untukku
bahwa kita pernah saling bertemu.
Tembung.
27 agustus 2018
Yuliza yuna
-Beruntung-
Aku beruntung bertemu denganmu bu
Beruntung lahir dari rahimmu
Beruntung menjadi kesayanganmu
Beruntung pernah tinggal sembilan bulan diperutmu
Kau bawa dan kau elus selalu
Aku beruntung mengenalmu bu
Di tatapan pertama mataku adalah wajahmu
Di sentuhan pertama kulitku adalah tubuhmu
Di hisapan pertama mulutku adalah asimu
Dan di bunyi pertama suaraku adalah namamu
Aku beruntung memilikimu bu
Beruntung tumbuh besar di bawah penjagaanmu
Beruntung dapat menjadi anak kebanggaanmu
Beruntung di didik oleh perempuan kuat sepertimu
Kau adalah guru pertama dan akan jadi selamanya bagiku.
Tembung 15 Sepember 2018
Yuliza yuna
-Aquarium-
Di sini
Di dalam aquarium
Aku hanyalah seekor ikan kecil
Kecil di antara kerumunan ikan-ikan besar
Hidup dan terus berusaha membesar
Besar hingga mampu membuat tempatku terlihat jauh mengecil
Di sana di dalam aquarium
Kotak kaca akhirnya tanpak serupa penjara
Membuatku dan ikan-ikan di sana hidup penuh sesak dan sulit 'tuk bergerak
Aku ingin bebas
Aku ingin ke tempat yang luas
Dengan tubuhku aku berseru lepaskanlah aku
Segera lepaskan aku beserta teman-temanku
Pindahkan kami kedalam kolam
Aku ingin merasakan perubahan siang dan malam
Juga rintik dan derasnya hujan
Namun inginku tak berubah menjadi kenyataan
Meski aku akhirnya dipindahkan
Tapi tidak ke dalam kolam
Aku dilepaskan ke dalamnya lautan
Oleh sebab tubuhku terlanjur kebesaran bila harus tinggal di dalam kolam
Sebahagian temanku berada di kolam dan selebihnya ikut aku masuk lautan
Mereka saling menyalahkan dan akhirnya mati mengenaskan
Mereka mati ketakutan melihat ikan-ikan di lautan
Akhirnya aku hidup sendirian
Kembali menjadi ikan kecil yang berusaha membesar di lautan
Sejauh mataku memandang yang ada hanyalah kebebasan
Hidup diantara ikan-ikan yang mengarungi lautan.
Yuliza yuna
Tembung,14 September 2018
- Kisah di Sepotong Rindu-
Yah, kapan kau mengajakku ke sana?
Aku rindu suasana tenangmu
Sunyi senyap di peraduan terakhirmu.
Di antara berisiknya daun-daun randu
jatuh menutupi rumah kecilmu
Aku rindu kau pangku
Menatap secercah harapanmu terhadap masa depanku, melalui dua bening di matamu.
Meski itu hanya sebuah mimpi untukmu, mengatarku ke peraduan sebelum kantuk menyerangku 'tuk kemudian terlelap di sampingmu.
Tembung 13 september 2018
Yuliza yuna
-Getir-
Sendiri aku bisu
Menatap ke masa lalu
Aku lelah berdiri
Sendiri
Seperti ini
Dari pagi ke pagi
Padamu aku mengadu
Tentangku yang menepis angin lalu.
Tentang rasa ku
Tentang rasa bersalahku yang terus dan terus saja membelenggu
Hingga aku mati rasa
Aku kesepian
Mengharapkan kau serupa hujan
Di tengah-tengah hatiku yang kian kemarau
Namun kau tak jua datang
Memelukku mengajak pulang
Yuliza yuna
Tembung, 13 september 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar