RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Rabu, 08 Desember 2021

Cerpen – KUTUKAN Penulis : Siamir Marulafau


   “Mengapa kau termenung Alex?” Tanya salah seorang teman lamaku. Kebetulan dia tinggal di sebuah kota kecil dekat kota Wuhan. Sungguh lama sekali aku bertemu dengan kawan lamaku itu, Udin. Dia seorang mahasiswa diperguruan tinggi di jurusan jurnalistik. Sebelum dia menamatkan studinya di SMU Khalsa, Medan, dia amat pandai berbahasa Inggeris. Tapi tak begitu lama dia studi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota ini, dia pindah ke Tiongkok meskipun bahasa Mandarinnya terpatah-patah dan tak begitu lancar tapi dia nampaknya bisa mengerti apa yang orang-orang China bercakap kepadanya.

“ Sudah berapa lama dia tinggal di kota kecil itu, Andi?”
“ Aku tak berapa tahu lamanya. Mungkin sekiatar 35 tahun lamanya dari sekarang”, Jawab Andi.
Aku yakin dia sudah mahir berbahasa Mandarin, dan tak mungkin dia lupa bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan kita, khususnya orang Indonesia, iya kan? Jelas dong, tak mungkin, tak mungkin. Seandainya dia lupa, dia tak akan menyurati anda dalam bahasa Indonesia dan menceritakan semua pengalaman yang dialaminya di sana.

“ Berapa kali dalam setahun dia menyuratimu, Andi?”
“Kadang 2 kali setahun”, Tapi itu pun kadang sampai dan kadang tidak.
“ Mengapa demikian?”
“Maklumlah, itu kan negara Komunis, dan jauhnya, iya jauh bangat”. Dan aku pernah ke sana memakan waktu 5 jam penerbangan. Sungguh jauh dan aku harus pakai visa. Jika tak pakai visa , tak akan diperbolehkan masuk ke negara itu, dan tak sama dengan negara Malaysia, Brunei. Aku pun terheran-heran melihat tingkah laku temanku itu. Aku sungguh tertegun dan kadang sedih melihatnya. Dia seorang pendiam tapi cerdas, dan tak banyak kritik dan selalu menghargai pendapat orang lain.

“ Siapa teman itu, Andi?” Tanya Udin.
“Alex, anak Pak Amat yang tinggal tak jauh dari rumahku”. Dia selalu termenung, dan entah apa yang dia pikirkan semenjak dia mendapat sepucuk surat dari teman lamaku,Tomy. Tomy memang sudah lama tak berkunjung di kotaku. Bandingkan Alex juga sahabat Tomy dan kadang Alex termenung. Yang membuat aku penasaran, mengapa jika aku bertanya padanya, dia selalu tak menjawab, dan ada apa ,iya? “Apakah ada sesuatu yang terjadi di sana?” Pikirku demikian.

Tak berapa lama kemudian, Alex memanggilku dan berkata padaku, “Aku ingin bercerita padamu, kawan”. “Aku mendapat berita tentang kawan lama kita dulu, dan apakah kau masih kenal dan mengingatnya?” Lantas, aku jawab : “Mengapa tidak? Aku kan sangat mengenalnya, Tomy kan?”
Ada apa dengan Tomy di sana? Apakah dia masih tinggal di Tiongkok?

1.
Lantas, dia beritahu padaku bahwa Tomy di sana selalu gelisah walaupun sudah hampir 36 tahun tinggal di sana karena kondisi kemanusiaan dan lingkungan hidup di sana sangat memprihatinkan. Tomy sudah berkeluarga dengan 2 orang anak dari Istrinya, Mai Lin. Mereka sangat bahagia sebelumnya tapi dalam kurung waktu 5 tahun ini, hampir semua penduduk di sana, hidup mereka tak teratur kecuali sebahagian orang-orang yang memeluk agama Islam. Orang Islamlah yang hidupnya agak lumayan dibanding dengan yang lainnya.

“Wah! Kok sampai begitu? Apa sebenarnya yang terjadi di sana?”
“Memang aku dengan orang minoritas Tionghoa, China berdomisili di sana sangat kejam terhadap orang-orang yang memeluk agama Islam seperti Islam Uighur. Mereka berusaha memusnahkan orang-orang yang menganut agama Islam di sana. Mereka selalu berlaku kasar dan menyiksa orang Islam,Uighur dan memperlakukan mereka seperti binatang. Memang tak ada prikemanusiaan. “Aku yakin pada suatu saat nanti, Allah akan membalasnya dan memberikan azab bagi mereka”, Kataku pada temanku, Alex.

Yang paling penting Alex, “Jangan selalu bersedih dan berdoa kepada Tuhan supaya orang-orang Islam Uighur di sana selamat”. Di sampng itu, cerita ke cerita Tomy juga pernah bercerita pada Alex bahwa orang-orang minoritas China di sana terutama di kota Wuhan, mereka sangat senang memakan makanan yang haram. Pikirku, iya memang begitulah orang-orang komunis dan tak beragama dan tak tahu hukum, tak tahu membedakan mana yang batil dan mana yang hak. Oh! Ala pikirku, rakus bangat.

“Coba bayangkan kehidupan mereka, Alex”,Tomy berkata.
“Mereka itu rakus bagaikan singa kelaparan di tengah hutan”. Mereka sanggup memakan daging mentah tanpa dimasak. Jika menyembelih hewan seperti ayam, maka leher ayam itu diputar dan di masukkan ke dalam kuali yang berisi air panas, dan begitu juga kucing dan anjing direbus hidup-hidup.

“Wou!”Mengerikan sekali,Tomy,” Kata Alex. Aku hanya mendengar saja.
Kata Tomy ,” Yang paling mengerikan lagi jika mereka makan di sebuah restauran, ada santapan khusus yang disajikan seperti sup Kelelawar yang hidup-hidup, dan mereka santap semuanya. Seolah-olah dunia ini milik mereka semua, dan semua hewan-hewan yang haram disantap semua.”

“Oh! Ala mak,,,,,Kok gitu mereka, iya ?” Alex berkata.
“Aku tak berani pergi di sana, mengerikan”
“Biar negaraku kecil dan seperti ini tapi hatiku tenteram, Lho”. Kata orang :” Meskipun hujan emas di negeri orang dan hujan batu di negeriku, aku tetap senang di negeriku ,iya apa tidak?”Dari pada aku makan yang haram-haram, lebih baik aku tinggal di negaraku sendiri, senang dong, Tomy.

2.
Tomy diberitakan bahwa dia seorang yang faham agama. Dia tidak mungkin terjerumus dalam berbagai liku-liku kehidupan di sana, iya kan Alex? Aku sangat kenal dia sejak kecil. Aku tahu wataknya. Dia seorang pendiam dan baik hati. Kemudian dia sangat dermawan dan suka menolong orang susah. Beberapa tahun yang silam, dia pernah datang di Indonesia dan berteman dengan seorang Advokat terkenal di kota ini Alex. Coba bayangkan dia membina rumah tangga bahagia dengan seorang gadis Tionghoa dan menobatkannya menjadi Islam. Hanya saja dalam tahun- tahun 2019-2020 ini agaknya negeri itu berubah karena kezholiman pemerintahannya membasmi dan membunuh orang- orang islam Uighur. Memang ini satu tindakan yang tak diridhoi oleh Allah Swt. Allah tidak akan tidur dan buta melihat tingkah laku manusia di bumi-Nya, dan akan pasti ada pembalasan kelak.

Mendengar cakapku itu, Alex juga berkata padaku;” Iya, memang betul orang-orang di negera itu, palagi Pemerintahannya sangat sombong. Mereka pikir bahwa merekalah yang menguasai dunia ini di bidang teknologi, dan semua mereka kuasai. Mereka bukan hanya saja bermusuhan dengan Amerika tetapi juga Indonesia.Mereka merebut Natuna upaya mereka dapat menguasai laut China selatan yang bukan hak mereka.”

“ memang dasar rakus,itu manusia”,Kataku.
“Orang yang rakus sangat dibenci oleh Tuhan”
“Betul, betul “, Alex berkata.
“ Aku yakin mereka kena azab”,Kata Alex.
“ Biarkan mereka di situ, Alex, dan biar mereka tahu bahwa azab itu akan datang”, Aku berkata pada Alex sambil mengusap kepalaku yang terkena curahan hujan, yang kebetulan harinya hari hujan pada bulan Januari, 2020.

Menjelang pertengan Januari terdengar desas desus bahwa negara yang didiami temanku,Tomy bermasalah di berbagai negara tetangga dan kabar berita itu menyebar luas di daratan benua Amerika bahwa kota itu menjadi kota mati akibat manusia-manusia yang rakus terjangkit wabah virus mematikan. Aku pun penasaran dan bertanya pada Alex, temanku yang setia dan baik budi. Alex mengatakan padaku bahwa hampir semua penduduk minoritas China di kota Wuhan terinfeksi Virus Korona, yang sangat mematikan, dan banyak dokter yang tak sanggup mengobatinya.

Mendengar itu, aku semakin terpesona dan berkata pada Alex,” Apakah betul berita itu?”
“ Apakah ini kutukan?” Pikirku.
“Jika ini, memang satu kutukan, pantaslah azab dikenakan pada orang tak beriman ”
“Azab itu tak akan dapat dielakkan, dan sama halnya pada apa yang terjadi di zaman
Nabi Luth, dan Nabi -Nabi sebelumnya karena kaum mereka ingkar pada Tuhan”.

3.
Yang paling membuat pikiranku terkejut adalah pemblokhiran mereka yang terkena wabah virus itu. Mengapa ? Ini suatu kebijakan bagi setiap pemerintah negara di dunia untuk mengantisipasi rakyatnya supaya terhindar dari wabah Virus Korona. Sebagaimana kita lihat di negara kita, Indonesia selalu mengantisipasi dan mencek kesehatan warga negara Indonesia yang tinggal di Tiongkok, khusunya kota Wuhan jika kembali ke indonesia seperti mereka yang pulang dan kembali di Natuna. Kebijakan ini sangat benar supaya virus itu jangan sampai menyebar luas ke mana-mana di wilayah Indonesia.

Aku pikir dan berkata pada Alex, “ Betul!” Alex, ini suatu langkah yang baik”
“ Belum terlambat, Alex”.
“ Jangan sempat wabah ini menyebar luas”Kataku.
“Ini sangat berbahaya, dan memusnahkan manusia tak berdosa”, Hanya gara-gara satu orang di Wuhan, semua manusia di dunia ini musnah semua. Memang itulah azab dan bala jika diturunkan oleh Allah Swt kepada manusia di bumi, yang selalu menentang ayat-ayat-Nya. Mereka akan pasti mendapat kutukan dari Tuhan Mereka.

Di dalam Al-Qur’an itu, Allah berfirman kepada manusia untuk jangan memakan yang haram-haram dan demikianlah batas-batas hukum Allah dalam segala firman-Nya. Tetapi manusia-manusia di bumi ini tidak menghiraukannya dan selalu melanggar apa yang dilarang oleh Allah Swt.
Kemudian daripada itu juga Alex bertanya kepadaku selagi aku sedang meneguk segelas kopi di sebuah warung. Apa pertanyaan Alex kepadaku, tidak lain,” Mengapa Pemerintahan China mendatangi setiap Mesjid yang ada di China dan meminta kepada Imam Mesjid supaya mendoakan mereka?” Aku menjawab : “ Mereka itu baru sadar jika perbuatan dan tindakan mereka terhadap Islam Uighur sangat keterlaluan dan di luar batas prikemanusiaan.Tuhan marah dan Dia itu kan Maha mengetahui segalanya, dan tahu siapa yang teraniaya, iya kan Alex?”

Kopi yang kuteguk tadi tak habis rupanya, dan Alex berkata padaku,” Pernah kau berkunjung ke kota itu?” Aku mengatakan kepadanya bahwa seumur hidup aku tak pernah ke sana,lho .”Dan untuk apa lagi kita ke kota Wuhan itu?” Meskipun kota itu ramai dengan gedung pencakar langit, aku tak akan berani, karena polusi udaranya telah tercemar dengan virus korona.
Coba bayangkan setiap penduduk yang hendak pindah ke negara lain akan di periksa kesehatan mereka. Apakah mereka terkontaminasi dengan virus itu atau tidak, repot jadinya kan?

“Aku pikir lebih baik berdiam diri di negara kita sendiri”, Alex berkata padaku.
“Aku tak meringankan langkahku lagi”
Lantas,aku jawab:”Aku pun tak mau ke sana”. Tapi hanya satu terpikir bagiku yaitu
saudara kita muslim Uighur, yang tertindas, dan soalnya mereka sangat agamis.

4.
Pikirku, iya biar mereka tahu apa yang mereka perbuat. Jangan heran jika pembalasan yang terjadi dan dialami oleh mereka setimpal dengan perbuatan mereka, Alex.

“Aku juga pikir demikian, Pak”, Alex berkata dengan serius sambil tersenyum.
“Jika demikian yang terjadi,mau apa jadinya manusia ini,Alex?” Makanya manusia itu harus berpikir bahwa alam ini sangat berkaitan dengan kehidupan makhluk lainnya. Apalagi hewan-hewan yang disebelih diperlakukan dengan tak wajar. Mereka juga ingin hidup seperti kita. Meskipun kita diberi hak untuk menyembelih mereka tapi harus disembelih dengan baik supaya Tuhan ridho akan segalanya.

“Oh!” Baru aku tahu kalau begitu jadinya, Pak”.
“Soalnya, jika sesuatu perbuatan manusia dengan tidak sebatas hukum Allah,
Iya Tuhan akan marah dan mengutuk mereka bagi yang zholim akan sesamanya”.

*****TAMAT*****

Cerpen –
KUTUKAN
Penulis : Siamir Marulafau



Tidak ada komentar:

Posting Komentar