Masing-masing punya cerita yang berbeda, seperti juga hari ini mereka saling bercerita, mengisahkan perjalanan hidup dan kisah kasihnya.
Dengan menarik nafas panjang Dea yang mulai bercerita. "Ah.. Aku bingung Din menghadapi kehidupan ini. Kehidupan yang semakin hari semakin tidak ku mengerti."
"Emangnya kenapa, kamu sampai punya pikiran seperti itu?" Tanya Dini kepada Dea. Dini tak mengerti maksud omongan Dea.
"Iya hidup ini Din, aku kadang bingung memilih apa yang mesti bagiku dan jalan mana yang harus aku tempuh. Terkadang ingin aku berlari dari kehidupan yang tidak ku mengerti ini, semua yang aku lakukan seakan tidak ada artinya lagi."
"Aku susah Din, susah untuk melangkah kemana aku harus pergi mencari kehidupan aku yang sebenarnya ."
Sambil memegang pundak Dea, Dini mencoba menenangkan dan meyakinkan perasaan sahabatnya itu. "Kamu tidak boleh putus asa begitu Dea! Dosa lho, justru sebaliknya dalam menghadapi hidup ini kita mesti kuat dan harus berusaha untuk bisa keluar dari masalahmu!"
"Iya sih." jawab Dea
"Tapi bagaimana caranya Din ?"
"Oke oke." jawab Dini.
"Kamu coba deh solat, serahkan dan pasrahkan dirimu dengan setulus hati kepada Alloh. Berdoalah memohon ampun dan petunjuk dari yang maha kuasa. Kalau kamu bisa pasrah dengan segenap hatimu, insya Alloh doa - doamu akan didengar Alloh swt.Gimana Dea, kamu siap melaksanakan itu?"
Dea tidak langsung menjawab. Dea hanya tersenyum, pandangannya yang kosong menatap lurus ke depan, seolah-olah sedang berpikir dan menerawang jauh.
Rambutnya yang sebahu bergerai di tiup angin. Terlihat jelas di wajah sahabatnya itu seperti kebingungan dan kesepian. Melihat begitu, Dini sebagai sahabat Dea sejak kecil, tak tega melihat apa yang sedang dirasakan dan dialami sahabatnya itu. Dini tak mau melihat Dea bersedih terus menerus.
Akhirnya sambil menggandeng sahabatnya itu berkata," sudah- sudah gak usah diterusin ceritanya"! Dini menyadarkan Dea dari kesedihannya. Lebih baik kita jalan aja, cari angin, kali aja dengan begitu hati dan perasaanmu bisa tenang..
"Giman setuju?"
Dea mengangguk, tanda setuju. Terlintas di wajah DIni rasa gembira ketika Dea mau diajak jalan olehnya. Keduanya seraya berdiri kemudian berlalu meninggalkan tempat kenangan yang biasa mereka singgahi. Mereka menuju rumah makan yang tempatnya tidak jauh dari tempat kenangan mereka.
"Mau pesen apa ?" Dini menawarkan menu makanan kepada Dea.
" Jus sirsak aja," jawab Dea.
"Terus makannya apa ?" Dini bertanya lagi.
"Ah gak usah. Aku tidak lapar, Kalau kamu laper kamu aja yang makan aku enggak." Dea malah berbalik menyuruh Dini makan.
"Kalau begitu ya sudah kita pesen minum aja." Dini pun memesan dua buah jus dan makanan ringan.
Akhirnya Dea kembali tersenyum dan tertawa, mungkin sedikit demi sedikit apa yang d katakan Dini bisa merubah suasana hati Dea dan bisa.melupalan masalahnya. Dininpun bahagia dan bersyukur melihat sahabatnya ceria kembali. Keduanya asyik dengan ceritanya masing-masing dan merekapun larut dalam kebersamaan.
*****TAMAT*****
Cerpen –
SAHABAT
Penulis : Sri R
Bandung, Oktober 2022
SRI R |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar