Rabu, 07 Oktober 2015
Kumpulan Puisi Ayit Ray - JENONG MELAYONG
JENONG MELAYONG
:sugidi prayitno (ar)
Baru saja aku mau mengantarmu dalam pemakaman, sebelum kematianmu menghadang lelap disepanjang batu dan karang.
Biar kuamini kematianmu dan kugali liang terakhirmu, sebagai tanda kesetiaanku padamu.
Namun, tubuhmu terlalu gemulai untukku balut dengan kafan dan bunga taman senja.
Biarlah! Tubuhmu kunikmati dalam kerinduanku, agar terus hidup dan terus terjaga dari tidur keabadianmu.
____
30 September 2015
Pulogadung 15:14
MERINDU
:ayit ray
Digelap temaram malam
Yang telah pergi menghitam
Meski terganti
Tetap saja sakit menguliti
Rindu bernyanyi
Di lorong sepi
Berlari tak bertepi
Hanya tembok tak berpuisi
Harus kuakui
Diriku bermimpi
Tuk memiliki
Bunga surgawi
Pesona yang meneduhkan syair
Dalam kesetiaan rindu yang terus mengalir, memancarkan doa dalam jiwa yang terjaga di jalan Allah.
Untukmu kuantar doa di sepanjang waktu, merindukanmu aku begitu rapuh, mengharapkanmu begitu jauh.
Yang pergi, kembali..
Menegakan panji-panji cinta madinah
Kumerindu ketulusan sapaan cinta
Cinta yang tumbuh dari benih keteladanan Aisyah Ummul Mu’minin.
______
Bekasi, Tambun
28 September 2015 21: 20
JENONG MELAYONG
:ar
Baru saja aku mau mengantarmu dalam pemakaman, sebelum kematianmu menghadang lelap disepanjang batu dan karang.
Biar kuamini kematianmu dan kugali liang terakhirmu, sebagai tanda kesetiaanku padamu.
Namun, tubuhmu terlalu gemulai untukku balut dengan kafan dan bunga taman senja.
Biarlah! Tubuhmu kunikmati dalam kerinduanku, agar terus hidup dan terus terjaga dari tidur keabadianmu.
____
30 September 2015
Pulogadung 15:14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar