Rabu, 07 Oktober 2015
Kumpulan Puisi Tok Laut - SRIGALA DI GERHANA DARAH
MALAM INI, FENOMENA LANGKA GERHANA MERAH HIASI LANGIT
Minggu, 27 September 2015 - 14:47 wib
CALIFORNIA – Fenomena alam langka akan terjadi dan bakal menghiasi langit Bumi pada 27 September 2015 atau Minggu malam ini. Gerhana Bulan Supermoon (Bulan merah darah), kembali menampakkan keindahannya setelah 18 tahun tidak terjadi. Pemandangan ini tentunya bakal dinantikan miliaran umat manusia di dunia.
Fenomena yang termasuk langka tersebut terakhir dilihat pada 1982, lalu 1997, sekarang 2015 dan fenomena selanjutnya akan terjadi pada 2033, yang merupakan hasil dari peristiwa trifecta.
Dr. David Wolf, mantan Astronomi NASA, mengatakan Bulan berada pada tahap yang paling penuh dan akan berada dekat dengan lokasi Bumi, yang menjadikannya supermoon. Gerhana Bulan supermoon ini akan memiliki 14 persen lebih besar dan 33 persen lebih terang dari bulan purnama pada umumnya.
Selanjutnya, manusia akan menyaksikan gerhana Bulan, di mana Bumi akan berbaris tepat antara Matahari dan Bulan, sehingga menyebabkan Bulan benar-benar jatuh dalam bayangan Bumi. Kemudian, karena sebagian dari cahaya dibiaskan atmosfer Bumi, maka Bulan akan menampakkan rona merah.
Sebagaiamana dilaporkan Digital Trends, Minggu (27/9/2015), keindahan Gerhana Bulan total supermoon langka ini akan terjadi pada Minggu sekira pukul 19.00 hingga Senin (28 September 2015), pukul 00.27 detik (semua waktu timur). Setelah melewati waktu tersebut, Bulan perlahan akan keluar dari bayangan Bumi.
Fenomena luar angkasa ini dilaporkan bisa dinikmati oleh sekira 3 miliar dari penghuni Bumi, dengan sekira 1 miliar orang di belahan Bumi Barat, 1,5 miliar orang di seluruh Eropa dan Afrika, dan sekira setengah miliar orang di bagian Barat Asia, mampu menyaksikan fenomena langka tersebut. Meski begitu, cuaca memiliki andil untuk menyaksikan fenomena langka tersebut.
__________________________________________________________________
puisi TOK LAUT dalam SRIGALA DIGERHANA DARAH
edisi,
HOI ... PUTRA-PUTRA LANGIT TANAH PADUKA
Karya : TOK LAUT
Aku ditengah srigala - srigala yang haus darah
Pada hutan rimba yang penuh onak duri
Tanganku terhuyung menggapai kaki langit di seperempat malam
Ingin membalut luka parah-nya rembulan
Kulecut tulang dan nadi dikenistaan naluri
Menatap cahaya tanpa mata sajak puisi yang tak bernyawa
Lahirlah suara sumbang alam maya tanpa bunda
Genggaman cita dan luapan lahar gunung jiwa
Jadi gemuruh yang meluluh lantakkan
tapak tanah tempat suci rumah tua kita sendiri
Arus deras mem-bawaku ketitik pusar gelombang
menukikkan kepala meng-hamba pada kaki-kaki samudera
Hanyutlah sinandong dibawa angin berpusaran tinggi
Lancang yang kupersembahkan tanpa gong sitawak-tawak dan dupa wangi
Tak menegur sungai asahan yang lagi menyesali diri
Tampuk pusar tambu sang putra serambi tanah paduka
Kini tempat berjoget orang-orang berlagak priyai
Kursi reot yang sakral tanpa mantra
Keris pusaka usang tanpa permata
Tombak Marzanji tanpa panglima
Baju hitam kebesaran anak raja
kini koyak penuh liang luka tanpa muka
Hoi....putra langit tanah paduka
Mana tatapan tajam dan arah telunjukmu
Santri Panglima hitam kini menunggu fatwamu
TOK LAUT
pertanda alam yang penuh misteri
laga pendekar
DATOK PETALA LANGIT dan DATOK PETALA BUMI
Dipulau marwah ini adalah temalu negri melayu
Salam kepada datuk segala hang
Segala tuah dengan sumpahnya
Salam kepada tubuh segala ruh
Segala jimat dan petuahnya
Ribuan tuah jadi aksara
Bercerita kepada laut
Bersembang disajak
Mengatur layar mengubah sega
pelakon : Art Institute of Empowerment Coastal Community
Tanjungbalai City
DIALOG DRAMA
DATOK MARINGGIH dan MIDUN
Datok Maringgih berkata :
Dari dulu kan Datuk dah bilang ...PNS itu miskin ditertawai dan kalau kaya dicurigai malah yang lebih dahsyat difitnah oleh tetangga atau sesama PNS itu sendiri, makanya dibanding dengan penghasilan dari usahamu, gaji yang kamu terima kan lebih rendah… iya kan.
Midund pun menjawab :
Betul Datuk…, saya tidak munafik juga bahwa suatu saat nanti saya berharap saya ikut dipromosikan dan otomatis gaji yang saya terima bertambah juga, akan tetapi yang jadi buah pikiran saya apakah PNS itu benar-benar hidupnya harus miskin atau paling tidak dipaksa sederhana, dan tidak bolehkah PNS mendapat uang tambahan selain gaji walaupun itu halal. Orang seperti saya kan bukan satu-satunya yang punya warisan usaha, malah banyak anak muda sudah mapan berusaha sendiri lalu untuk menaikan harga diri dan meningkatkan pergaulan mereka menjadi tokoh untuk membagi ilmu dan kecerdasan mereka, apakah itu salah Datuk.
pelakon:
Art Institute of Empowerment Coastal Community
Tanjungbalai City
RENUNGAN PENYAIR
percaya pada kasih sayang yang datang tiba-tiba, akan meninggalkanmu dengan tiba-tiba juga, tetapi jangan tumpahkan air mata dari ruang " setia " yang telah kau jaga itu ' sebab jika ia tumpah maka hilanglah telagamu yang akan dijaga ribuan malaikat disorga ( beri saja ia sebuah mawar dan dengan senyum sederhana )
TOK LAUT
SOROT MATA PUISI TOK LAUT
" Jelang 'desember yang sakral "
MENCARI NAKHODA DIULANG TAHUN KAPAL BESAR MILIK KITA
Maha karya budaya melayu yang terpahat erat adalah referensi ketajaman rohani.
Spiritual dan eksistensi budaya adalah puncak estetika nenek moyang kita. Bangunan ornamen melayu adalah syimbol phylosofis yang kini hampir sirna dan yang masih tersisa;
Bale
Tepak sirih
gurindam
Pantun dan hikayatnya
adalah inspirasi yang tak pernah kering ditimba, bagaikan pemikiran universal dan bijaksana. "Sultan Alaidin Syah Johan " yang bergelar " Al Qahar " ( sang penakluk) telah meniti lorong lorong penuh makna menapaki petunjuk paripurna dari kerajaan Iskandar Muda berbekal ajaran suci Islam kita.
Dari ujung tanjung kami datang
Menyusun sembah serumpun salam
Menjunjung tepak adat dan resam
Singgah juga kepekan gambang
Salam kepada yang Maha
Adalah gaung puji
Ikhtiar untukmu para tuan dan puan
Dipulau marwah ini adalah temalu negri melayu
Salam kepada datuk segala hang
Segala tuah dengan sumpahnya
Salam kepada tubuh segala ruh
Segala jimat dan petuahnya
Ribuan tuah jadi aksara
Bercerita kepada laut
Bersembang disajak
Mengatur layar mengubah sega
Kita pancang marwah kepada nurani
Melayu takkan hilang dibumi
Bersemat bersama jiwa gurindam hakiki
Berbaju hikayat dan budi
Meski kotaku seperti bulan yang terluka'
Kami para pekerja seni tetap membawa perban membalut liangnya'
Dan mengagungkanmu dijelang pergantian nahoda diulang tahun kapal besar milik kita
BALAYAR SATUJUAN
BATAMBAT SATANGKAHAN
Jabatku
TOK LAUT & Community
-------------
Hujan pedas dimalam cadas
Menghunjam tajam diulu hati dinihari yang membatu
Retakkan alas bumi ibuku
Tembang rindu membisu
Tak berlapaz malu
Hm...
Temalu negri tuan yang ungu
Bersumpah diatas altar raja kaku
Serapah ulu balangmu mulai tak ragu
Mungkin karna kursi tahtamu kakinya tinggal satu
Oh .. senyummu lirih tulah malu
Terpaksa aku kasihan padamu
Meski kata relaku tak pernah restu
DALAM SAJAK SAJAK CINTA TOK LAUT ADA TAKDIR YANG MEMBERIKAN TEMPATMU DISITU ...hm ..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar