RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 09 Februari 2016

Kumpulan Puisi Qee Shaqayeq - AKU INGIN MENEMUIMU DALAM HUJAN


AKU INGIN MENEMUIMU DALAM HUJAN
By: QEE SHAQAYEQ


Ketika waktu perlahan menuju mati
Menoleh aku yang terlahir dari rahim imaji
Lalu menatap matamu yang paling puisi
Hingga titik mengikatku sedemikian rupa
Tanpa koma.
Masihkah hujan yang menjadi pemisah langkah kita, mengguyur aorta?

Tahukah?
Aku ingin menemuimu dalam hujan
Dalam rinai yang berderai
Lalu hujan menyatu dengan kita, pun menyatukan kita
Dengan langkah seiring.

Bpp, 06022016. 00.26


--------------------


Sebab...
Aku hanya di sini...
Mengenangmu...
Di depan jendela...
Menembus cakrawala angan...
Bermain bersama bayang...
Senyuman juga luka yang berdarah...
Sudahlah...
Bukan itu yang harus kau kenang bukan?
Tapi petuah...
Dari burung hantu tua yang bijaksana...





SAJAK KALENG SUSU


Kaleng susu tanpa isi
"Ah, Kapan kah kan kunikmati?" Gumamnya lirih.
Kembali tangannya menari dengan kayu atau bebatuan kecil
"Ah..Inilah mainan berharga yang kumiliki" lirihnya lagi.
Sebelum bosan ia membuat nada baru
Dengan nyanyian sendu beralaskan tembikar lapuk
Ditengah tumpukan-tumpukan kardus-kardus
Yang akan disulap menjadi beberapa rupiah esok.

Kaleng susu dan nada
Kolaborasi sempurna mengusir sepi..
Sejak ia hanya sendiri..
Melawan sunyi yang mendekatinya lagi...

Kaleng susu dan mimpi,
Ia menadah hujan yang paling rinai
"Kelak esok kan kulukis pelangi" Katanya.
Pada kaleng susu tanpa isi.

"Susu coklat hangat yang nikmat" Ujarnya sumringah.
Titis hujan membuatnya terbangun.

Qee.
Bpp, 01022016.


---------------

Aku ingin tenggelam,
Jauh kedasar matamu
Lagi.
Lalu mengerti semua kisah
Yang tak pernah benar-benar kau ceritakan.
Aku ingin tenggelam,
Jauh ke dasar matamu
Lagi.
Dan menghapus semua rindu
Yang kususun dimatamu.
Ibu.

(Bpp, 180116)



------------------------

Di titik itu.
Kita mula merancang pertemuan.
Di titik itu.
Kita pun merangkai perpisahan.

Lalu sejak itu.
Adakah telah kau fahami
Setiap luka, tak cukup dibalut dengan maaf.


-------------------

Kau pernah menjadi laut..
Muara segalaku menuju...

Lalu tiba-tiba kau menjelma badai
Menghempasku kekarang-karang

Seperti itu kah kau?

Oleh : Qee




Meraba Cahaya
By: Qee


angin. hujan. dingin. pelangi
senja. jingga. rasa. sepi
malam. hitam. gelap. Pekat

ku tapakkan hati pada jejak yang tak terlihat
pada jarak yang telah menepi
pada gebu yang mengiring rindu
pada tangis yang meluruh

di lantai sujud ku pendam kalbu
menaswir do'a merajam nafsu
merayu langit mengalun sendu
aku bersimpuh dan terguguh

Meraba Cahaya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar